webnovel

Hati Nurani Kepalamu

Editor: Wave Literature

Wajah Mo Yangyang terlihat panik, dan ia merasa cemas. Mereka tahu Mo Yangyang telah diam-diam menguping pembicaraan mereka. Karena hal itulah mereka mengunci Mo Yangyang di dalam kamar.

Selama bertahun-tahun, Mo Yangyang berpikir bahwa dirinya adalah seseorang yang memahami tentang keluarga Mo. Namun, sejak pesta ulang tahun itu, Mo Yangyang menemukan bahwa dirinya mungkin tidak pernah benar-benar memahami keluarga Mo, dan tidak pernah benar-benar mengetahui rahasia yang ada di dalam keluarga Mo.

Semua orang yang ada di dalam keluarga Mo tampak berubah dalam sekejap. Setelah pesta ulang tahun Mo Yangyang saat itu, sikap semua orang yang ada di dalam keluarga Mo terhadap Mo Yangyang tiba-tiba berubah. Mereka seolah menganggap Mo Yangyang seperti orang lain, dan ikatan keluarga Mo Yangyang dengan anggota keluarga Mo lenyap begitu saja.

Mo Yangyang bukanlah orang bodoh yang bisa dengan mudah kembali lagi ke keluarga Mo. Namun ia hanya ingin bernostalgia karena orang lain telah meninggalkannya. Dalam hatinya, Mo Yangyang masih berharap ada setitik cinta dari keluarga Mo. Namun ternyata setitik cinta ini malah berubah menjadi pisau yang diserahkan kepada keluarga Mo untuk menyembelih Mo Yangyang.

Mo Yangyang tahu bahwa Luo Xi dan Mo Shixuan ada di luar pintu kamarnya. Kemudian ia pun berkata dengan suara dingin, "Biarkan aku keluar."

Tidak lama kemudian terdengar suara Luo Xi dari luar kamar yang berkata dengan nada sedikit menyesal, "Yangyang, karena kamu sudah mendengarnya, kalau begitu Ibu hanya bisa meminta maaf padamu. Aku harap kamu bisa mengerti maksud Ibu. Aku benar-benar tidak punya cara lain, Kakakmu sedang kritis di rumah sakit dan dokter belum menemukan jantung yang cocok. Jika tidak menemukan jantung yang cocok, dia akan..."

Setelah bicara sampai di sini, suara Luo Xi terdengar terisak dan terus berkata, "Yangyang, Kakakmu sangat baik padamu, apa kamu tega membiarkan dia mati?"

Mo Yangyang menggertakkan giginya sembari berkata, "Aku memang kejam."

Luo Xi mulai meraung, "Mo Yangyang, kenapa kamu bisa begitu kejam? Lagi pula kamu akan mati, jadi apa gunanya jantungmu? Tidak bisakah kamu menyelamatkan saudaramu?"

"Kami membesarkanmu selama 20 tahun. Kami sudah memberimu kesempatan untuk seorang putri dari keluarga yang kaya raya. Kami membuatmu makan dan tidur dengan nyaman. Meski kamu mati, kamu sudah menikmati semua kekayaan di dunia. Apa kamu tidak ingin berbalas budi kepada kami sebelum kamu mati?"

Mo Yangyang tersenyum marah saat mendengar Luo Xi yang ada di luar pintu kamar berkata seperti itu kepadanya. Logika perampok memang seperti itu, ternyata ucapan Luo Xi begitu masuk akal dan kuat.

Meskipun aku sebentar lagi akan mati, tapi saat ini aku masih belum mati. Bagaimana bisa mereka memutuskan hidup dan matiku? 

Jantung ini adalah milikku, jika aku ingin memberikannya, aku akan memberikannya. Namun jika aku tidak ingin, siapapun orangnya tidak ada yang bisa mengambilnya! Batin Mo Yangyang.

Diam-diam Mo Yangyang menggertakkan giginya karena kesal. Ia tidak ingin hanya duduk di sini untuk menunggu mati.

Suara Luo Xi melunak dan berkata, "Yangyang, sebaiknya kamu memikirkannya kembali. Kamu berutang budi pada keluarga Mo atas kebaikan kami yang sudah merawatmu dari kecil dan membesarkanmu. Jika kamu memiliki hati nurani, seharusnya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan!"

Mo Yangyang pun mengumpat dalam hati, hati nurani kepalamu!

Saat mengumpat dalam hati seperti ini, Mo Yangyang merasa bahwa orang murahan memang tidak terkalahkan.

Aku harus segera pergi dari sini. Apa mungkin aku perlu melapor kepada polisi?

Tidak bisa, karena aku tidak ada bukti apapun bahwa keluarga Mo ingin mengambil jantungku.

Ketika saat itu tiba dan Mo Yangyang belum memikirkan cara untuk kabur dari sini, maka hal itu hanya akan membuat keluarga Mo terus mengawasinya lebih dekat.

Mo Yangyang berpikir, tidak ada gunanya mencari Lan Dongzhi sekarang. Bahkan meskipun Lan Dongzhi datang ke sini sendirian, tetap saja tidak ada gunanya. Jadi saat ini Mo Yangyang hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Kemudian Mo Yangyang memeriksa kamarnya. Benar saja, jendela kamar ini terkunci. Hanya kamar mandi yang memiliki jendela sempit. Saat melihatnya, Mo Yangyang memperkirakan sepertinya jendela itu hanya cukup satu orang saja yang bisa lewat.

Mo Yangyang merobek sprei dan gorden menjadi potongan-potongan dan mengikatnya menjadi tali yang panjang. Setelah terdiam sesaat, Mo Yangyang berpikir caranya ini pasti tidak akan berhasil. Luo Xi adalah orang yang berhati-hati dan pasti memperhatikannya kapan saja. Begitu ia ketahuan melarikan diri, Luo Xi pasti akan segera mengejarnya sampai dapat.

Pada akhirnya, Mo Yangyang memutuskan untuk menundanya terlebih dahulu. Kemudian Mo Yangyang menggeledah seisi ruangan, dan ternyata ia menemukan baterai dan selembar kertas timah pembungkus permen karet.

Mo Yangyang memiliki ide bahwa ia memotong kertas timah menjadi dua, lalu menghubungkannya ke kutub positif dan negatif baterai, seketika bagian tengah kertas timah itu terbakar.

Kemudian Mo Yangyang melempar kertas timah tersebut ke atas kasur dan melihat api pun mulai menyala. Untuk pertama kalinya, Mo Yangyang berterima kasih kepada Xie Xize yang pernah mengajarinya beberapa tahun yang lalu.

Ketika api mulai berkobar, Mo Yangyang segera menghubungi 119. Ia sudah memperkirakan waktu yang tepat untuk kabur. Setelah mendengar suara mobil pemadam kebakaran datang, Mo Yangyang langsung keluar dari jendela kecil yang ada di dalam kamar mandi dengan menggunakan tali yang tadi ia buat dari lantai dua menuju ke bawah.

Ketika mobil pemadam kebakaran datang, keluarga Mo berada dalam kekacauan. Mo Yangyang pun melarikan diri dalam kekacauan.

Dalam perjalanan melarikan diri, Mo Yangyang memikirkan hal lain. Ia melewati apotek, setelah ragu-ragu sejenak, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk.

Setelah keluar dari apotek, ia bergegas menuju toilet umum. Beberapa menit kemudian, Mo Yangyang melihat dua garis yang jelas pada alat tes kehamilan. Setelah melihat dia garis yang jelas itu, ia hanya bisa merasakan kegelapan di depan matanya.