webnovel

Meja Administrasi

Eps. 01 Meja Administrasi

Pernahkah kalian berfikir bahwa dunia ini sangatlah luas bahkan tidak ada yang dapat mengetahuinya bahwa tidak hanya manusia, tumbuhan dan hewan saja dapat di sebut sebagai makhluk hidup.

Jauh dari Planet Bumi terdapat sebuah dunia kecil yang di tempati oleh sebuah ras yang di sebut sebagai Humania atau sebutan ini memiliki arti sebagai Manusia setengah hewan.

Planet tersebut bernama Planet Aoba yang berada di Galaksi Andromeda, tempatnya sangat mirip seperti Bumi namun di sana tidak ada yang namanya Teknologi canggih seperti di Planet Bumi.

Kehidupan nyata di Planet Aoba berbanding terbalik dengan apa yang kita ketahui karena di sana lebih mementingkan sebuah hal yang di sebut sebagai Kemampuan Khusus atau kekuatan Super.

Sebagai contoh dasarnya yaitu para Humania ketika mereka lahir maka Dewa akan memberkahi mereka sebuah Elemen atau Kemampuan Super untuk setiap orang.

Kekuatan Super tersebut berupa Elemen Air, Angin, Api, Tanah dan Petir. Setiap Humania hanya dapat memiliki satu kemampuan khusus saja, sungguh hebat sekali bukan.

Oiya, perkenalkan nama saya adalah Zaki. Seorang pria berumur 17 tahun dengan ciri-ciri berambut putih, bermata merah dan bertinggi badan 170 cm.

Bagi para Humania contohnya seperti diriku ini, apa bila seseorang sudah mencapai umur 17 tahun maka orang tersebut akan di sebut sebagai orang dewasa dan hal ini menjadi syarat pertama menjadi seorang Petualang seperti apa yang aku cita-citakan.

Jika di Planet Bumi menyebut Tentara sebagai Penjaga suatu daerah ataupun suatu Negara maka sama halnya seperti Petualang yaitu menjadi seorang pelindung bagi satu desa ataupun sebuah Kerajaan dari Monster-monster jahat di luar sana.

Pertanyaannya sekarang, kenapa aku ingin menjadi seorang Petualang? Sebenarnya saya memiliki sebuah alasan penting hingga membuat hal ini menjadi angan-angan yang harus terwujud ketika umurku telah mencapai 17 tahun.

Tepatnya sekitar 10 tahun yang lalu, aku pernah menyaksikan satu monster berlendir, lucu, licin dan juga lincah namun kenyataannya tidaklah benar karena Monster tersebut sangatlah berbahaya.

Namanya adalah Slime, jika di tanya kepada seluruh Humania mungkin mereka akan menjawab bahwa Monster Slime merupakan sosok monster yang sangat lemah dari pada monster yang ada.

Kenapa? Karena 10 tahun yang lalu mataku menyaksikan sesosok Monster tingkat tinggi dengan Kasta Warrior, sedang mencari mangsanya jauh di dalam hutan sebelah timur.

Percaya atau tidak, satu Monster Slime dengan kasta Warrior mampu menelan dirimu hidup-hidup dalam waktu yang sangat cepat.

Kala itu ketika aku bersama teman-teman ku bermain di dalam hutan, kami tidak sengaja menyaksikan makhluk berlendir yang sangat licin sedang melahap seekor Gajah dewasa hanya dalam kurun waktu 5 detik, gajah tersebut sudah menghilang masuk ke dalam tubuh Monster Slime tadi.

Sungguh pemandangan yang sangat mengerikan bagi kami bertiga hingga membuat aku dan kedua teman masa kecilku waktu itu lari terkencing-kencing merasa sangat ketakutan kembali ke desa Gurki.

"Kriiing!" suara bel berbunyi keras menandakan seorang pelanggan masuk ke dalam rumah.

Tatapan heran menyongsong keseluruhan tempat, mataku menyaksikan bahwa rumah ini sangatlah ramai sekali hingga aku sempat berfikir ini rumah atau pasar.

"Kenapa bisa seramai ini woy?!"

Baru saja aku berkata seperti itu, tiba-tiba muncullah seorang pertapa tua berjanggut putih sedang memegang sebuah tongkat di tangan kanannya.

"Oh, apa kau baru pertama kali ke rumah Guild anak muda?"

"Hmm, benar sekali pak."

"Apa jangan-jangan kau ingin mendaftar menjadi seorang Petualang?"

"Eh, dari mana anda bisa mengetahuinya?"

"Hahaha tentu saja, kalau begitu cobalah pergi ke arah meja di sebelah sana."

Meja yang bertuliskan Administrasi, di sana kau dapat memulai semuanya dari awal.

"Selamat mencoba."

"Oh, terimakasih banyak atas informasinya pak??" kata-kata ku berhenti karena aku tak tau harus memanggilnya dengan sebutan apa.

"Oiya maaf, aku lupa memperkenalkan diriku. Perkenalkan nama saya Bogel, para Petualang di sini sering menyebutku dengan sebutan si tua Bogel."

"Bapak Bogel, perkenalkan nama saya Zaki pak."

"Oh Zaki ya, baiklah aku akan mengingat mu anak muda."

"Terimakasih banyak ya pak, hati-hati di jalan."

Setelah mengatakan hal tersebut lalu pergilah pria tua tersebut menuju ke arah pintu dan bersamaan dengan hal ini. Akupun bergegas bergerak menuju tempat yang sudah ia beritahu barusan yakni meja Administrasi.

"Selamat siang!" sangat bersemangat aku memulai berbicara pada seorang wanita.

"Oh iya, ada yang bisa saya bantu?" sambut seorang gadis berambut biru tepat di hadapan ku sekarang.

Di karenakan terpesona menyaksikan sang bidadari yang pertama kali aku jumpai hingga tanpa sadar mulutku mengucapkan satu hal yang sangat memalukan.

"Maukah kau menik- eh tidak, maksudku aku mau mendaftar menjadi Petualang nona!" suara lantang terasa sangat gugup menutupi kesalahan kata yang tak sengaja terucapkan sebelumnya.

"Heh!? Oh mau daftar jadi Petualang ya!"

Pertama-tama perkenalkan nama saya adalah Karen, saya seorang perantara sekaligus pembimbing para Petualang.

Hal pertama yang harus kamu lakukan agar dapat menjadi Petualang adalah pengisian formulir pendaftaran dan ini formulir pendaftarannya.

"Kalau sudah selesai, berikan kembali kepada saya agar dapat aku proses bukti sah bahwa kamu adalah seorang Petualang."

"Ba- baiklah!"

Lalu di berikannya selembar kertas putih dengan berisikan lima buah pertanyaan di atas kertas tersebut.

Mula-mula aku harus menulis Namaku lalu aku di minta agar dapat menuliskan Usia ku saat ini, Tanggal lahir serta Elemen yang aku miliki.

Hingga tibalah pada pertanyaan kelima yaitu mengenai Summoning atau Pemanggilan hewan sihir setiap peserta pendaftar.

"Heh!?" terkaget-kaget tidak tau harus menulis apaan pada persoalan nomor lima tersebut.

"Ada apa tuan Zaki?" tanya gadis penjaga meja Administrasi itu kepadaku.

"Entahlah, aku sedikit bingung mengenai soal nomor lima ini."

"Loh, kenapa bingung? Tuan hanya perlu mengisi mengenai hewan sihir yang tuan miliki."

"Iya aku mengerti itu tapi masalahnya, aku tidak memiliki hewan sihir." tertunduk ke bawah merasa sangat malu juga menyesal.

"Heh??" tatapan Karen tidak dapat mempercayai perkataan ini.

Bagi para Humania, kemampuan sihir Summoning atau Pemanggilan hewan sihir sudah dapat di aktifkan pada usia 6 tahun akan tetapi bagaimana mungkin seorang remaja berumur 17 tahun tidak mampu memakai kemampuan tersebut.

"Apakah kamu serius tidak tau bagaimana cara menggunakan sihir Summoning, tuan Zaki?" ulang Karen ingin memastikan agar tidak ada kekeliruan yang terjadi di antara kami berdua.

"Hmm..." aku hanya dapat mengangguk merasa malu kepada gadis berambut biru ini.

Melihat reaksi yang aku tunjukkan tentu saja membuat Karen mempercayai apa yang aku katakan merupakan sebuah kejujuran.

Sejenak terlihat ia sedang mencoba menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kembali, serta berkata tepat di hadapan diriku.

"Mohon maaf tuan Zaki, cobalah anda membaca peraturan pendaftaran masuk menjadi Petualang terlebih."

"Bacanya di mana ya nona Karen?"

"Tepat di balik kertas formulir pendaftaran itu tuan Zaki."

"Lah??"

Aku tak menyangka bahwa hal sepenting ini ternyata tepat berada di balik kertas yang aku tulis sedari tadi, betapa anehnya diriku tidak memperhatikannya.

Dengan seksama ku coba memperhatikan setiap kata yang di tuliskan pada aturan pendaftaran masuk menjadi Petualang.

Pertama, kamu harus berumur 17 tahun.

Kedua, kamu harus memiliki tinggi badan minimal 160 cm.

Ketiga, kamu harus menguasai sihir Summoning atau Pemanggilan hewan sihir.

"Heh!?" betapa syoknya diriku hingga harus berhenti membaca semua peraturan tersebut.

"Jadi begitulah tuan Zaki, kami harus berkata pahit kepada anda."

Mohon maaf tuan, sepertinya anda belum dapat menjadi seorang Petualang untuk sekarang.

Mendengarnya berkata seperti itu sungguh membuat hatiku sangat terluka parah hingga kecil hati dan harus mengurungkan niat serta cita-cita ku menjadi seorang Petualang selama ini.

"Ba- baiklah, aku mengerti." satu tundukkan kepala berjalan lesuh meninggalkan meja Administrasi itu.

"..." Karen hanya dapat terdiam tanpa kata melihat apa yang terjadi pada laki-laki yang pernah ia kenali beberapa waktu sebelumnya.

Next chapter