9 Bab 9

Risa akhirnya bisa membuat Adel tertawa kembali, mereka yang awalnya ingin pergi ke bioskop yang ada di salah satu mall malah membelokkan langkah mereka menuju game zone.

Adel dan Risa memainkan permainan yang ada di sana, hampir semuanya mereka mainkan dan yang terakhir mereka mainkan cukup menguras energi.

Berjingkrak - jingkrak sambil menirukan gerakan yang ada di layar depan, membuat keringat mereka mengucur cukup deras.

Adel tertawa lepas saat gerakannya tidak sama seperti contoh. Tarian yang cukup cepat dan dengan bit yang sama, membuat Adel dan Risa melupakan semua beban pikiran yang mengganggu mereka, terlebih Adel.

Tidak mendapatkan kabar sama sekali dari Yusuf membuat dia merasa kesal. Orang tuanya juga hanya bilang kalau Yusuf pergi bekerja, kerja dimana sampai ponselnya dimatikan?

Adel benar - benar merasa bahagia hari ini, Risa sudah berhasil membuat dia melupakan semua masalah yang beberapa hari ini mengisi kepalanya.

"Del, kita beli eskrim yuk! Sekalian makan saja, perutku juga sdah lapar." ajak Risa sambil menunjuk kedai makanan tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Aku juga sudah sangat lapar, menari sambil meluapkan emosi membuatku lemas dan sekarang aku juga merasa lapar. Aku ingin makan yang banyak, karena beberapa hari ini aku tidak bisa menikmati makanan yang masuk ke dalam mulutku." balas Adel dengan penuh antusias.

"Kita masuk di kedai itu atau mencari referensi yang lain?" tanya Risa saat melihat kedai yang dia tunjuk tadi sangat penuh dengan pengunjung.

"Penuh ya? Apa sih yang dijual di sana?" tanya Adel penasaran. Melihat banyaknya pengunjung yang berada di dalam kedai itu membuat jiwa kepo Adel meronta. Adel semakin penasaran dengan apa yang ada di sana, dan seenak apa rasanya sampai orang - orang rela untuk mengantri.

"Kita ke sana?" tanya Risa lagi, memastikan tujuan mereka.

"Kita ke sana! Aku penasaran dengan apa yang di jual di sana, Ayo berangkat!" ucap Adel dengan penuh semangat sambil menarik lengan Risa yang ada di dalam rangkulannya.

"Del, kamu tadi sebelum berangkat makan apa sih? Kenapa sekarang jadi seperti ini? Kamu yakin kalau kamu baik - baik saja?" tanya Risa dengan runtut. Melihat Adel yang bertingkah tidak seperti biasanya. Adel yang selalu kalem, hari ini terlihat seperti memiliki energi yang berlebih.

"Kamu mau aku tidak baik - baik saja? Kamu senang kalau aku gila? Benar begitu?" tanya Adel dengan mata melotot ke arah Risa yang meringis.

"Bukan begitu maksudku, hanya saja kamu seperti sedang kurang sajen. kaya ada yang aneh begitu," jawab Risa sambil berlari meninggalkan Adel, menjauhi kemarahan Adel yang sangat berbahaya, macan saja takut saat melihat Adel marah.

"Ris, suasana seperti ini sepertinya lebih enak makan yang pedas - pedas ya?" tanya Adel sambil menghentikan langkah kakinya membuat Risa juga ikut berhenti.

Mata Risa mengikuti arah pandangan Adel yang melihat ke kedai mie setan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

"Kita tidak jadi masuk ke sini?" tanya Risa sambil menunjuk kedai yang sudah berada tepat di depan mereka saat ini.

Adel menggeleng pelan sambil melihat ke arah Risa dengan tatapan memelas.

Risa menghembuskan nafasnya dengan kasar saat Adel terus menggoyang - goyangkan tangannya.

"Ayolah Ris! Aku mau makan yang ada di sana itu..." ajak Adel sekali lagi dengan manja, matanya dia kedip - kedipkan lucu untuk meluluhkan hati Risa.

Rosa menghembuskan nafas panjang menghadapi sahabat tercintanya ini. Untung sayang kalau nggak mungkin Adel sudah Risa masukkan ke dalam tong sampah saat ini.

Risa mungkin tidak akan mempermasalahkan keinginan Adel jika mereka tidak sedang berdiri tepat di depan pintu dengan pelayan yang siap untuk mengantarkan mereka berdua menuju meja mereka.

Rosa akhirnya meminta maaf kepada pelayan restoran karena tidak jadi masuk ke dalam restoran.

"Kamu ini benar - benar senang membuat kita terkena masalah!" Omel Risa sambil berjalan mengikuti Adel yang sedang menarik tangannya menuju kedai mie yang terkenal karena level kepedasannya yang tinggi.

"Halah, kita belum ada di dalamnya ini. Jadi tenang saja, pelayan itu tidak akan marah hanya karena kita tidak jadi masuk ke sana." jawab Adel santai.

Risa benar - benar tidak habis pikir dengan sahabat satu - satunya yang dia miliki ini. Adel terlihat sangat berbeda, tawanya tidak pernah terlihat tulus padahal sejak tadi mereka tidak pernah berhenti untuk tertawa.

"Ris, aku mau mie level lima." Ucap Adel sambil menunjuk apa yang dia inginkan di dalam menu.

"Yakin kamu? cabe yang dipakai ini bukan sedikit. Kamu memesan mie yang di campur dengan pukulan cabe dihaluskan." tanya Risa tidak percaya.

Mie yang diinginkan oleh Adel saat ini adalah mie dengan campuran cabai rawit merah berjumlah tiga puluh buah.

"Aku yakin sudah sangat lama tidak menyicipi makanan menggiurkan seperti ini." jawab Adel dengan antusias.

Risa akhirnya memilih untuk memesankan mi yang diinginkan oleh Adel meski Risa sekarang merasa perutnya sudah mules terlebih dalu sebelum mie itu datang di mejanya.

"Kita cari tempat duduk sebelum tempat ini ikut ramai, sebentar lagi adalah jam makan siang dan aku yakin mall ini akan sangat ramai." ajak Adel sambil matanya melihat ke sekelilingnya.

Mata Adel melihat ada bangku kosong dengan dua kursi, tanpa berpikir panjang Adel menarik tangan Risa untuk menempati tempat yang dia temukan.

Adel merasa heran saat dia masuk ke dalam kedai yang terlihat sepi ini, ternyata di dalamnya banyak sekali pengunjungnya.

"Aku pikir tempat ini sepi, ternyata di dalam banyak sekali orang yang ada disini." ucap Adel sambil melihat ke sekelilingnya.

"Benar juga, tadi sih aku gak mau masuk sini tapi sekarang aku tidak menyesal sudah memutuskan untuk ikut dengan kamu disini." jawab Risa dengan riang.

Adel hanya ikut tertawa saat mendengar penilaian dia terhadap kedai makanan disini.

"Berarti pilihanku tidak salah bukan?" tanya Aluna sambil menaikkan alisnya satu.

"Kamu memang hebat!" puji Risa sambil mengangkat dua jempol tangannya ke atas.

"Siapa dulu dong? Adee..... lll!!!" tanya Aluna menyombongkan dirinya sendiri sambil memukul dadanya sendiri.

Risa yang biasa senang membuat Adel kesal sekarang dibuat kesal sendiri dengan tingkah Adel.

"Sumpah Del, kamu membuatku ilfill. Jangan bilang kalau kita saling kenal ya!"

Adel langsung mendorong kening Rosa dengan jari telunjuknya saat mendengar kata - kata dari mulut Risa.

"Mau bilang tidak kenal? Lalu siapa tadi yang merengek minta ditemani datang kesini? Memangnya tadi yang ngomong hantu? Dan aku datang kesini dengan hantu? Begitu?!"

avataravatar
Next chapter