2 2

"Luwiee?" Chan memanggil dari ruang keluarga Park. 'Sepi sekali' pikirnya ia menoleh ke jisook

"Pulanglah, aku akan disini menunggu rex dan james" ujar chan sempat menoleh ke jisook sebentar dan mulai berjalan ke dapur.

"Aku akan disini sampai dua kawanmu datang" ultimatum itu di keluarkan jisook agar chan tau bahwa ia sedang tak ingin didebat.

"Baiklah" chan hanya menurut melihat kekasihnya yg datar itu.

Chan yg datang langsung menuju kekamar louis dilantai dua dan jisook masih diruang keluarga rumah louis.

Jisook memulai aksinya. Tugas jisook selesai kala seseorang menelponnya "Bagaimana?" Tanya orang disebrang sana

"Done, aku tak bisa menjangkau kamarnya karna louis dan chan sedang dikamar" jisook melaporkan situasi yang ada pada seseorang yang menelponnya

"Good boy, thanks ji" ujar mark sembari smirk terpapar diwajahnya.

Jisook mematikan sambungan telpon tepat saat rex dan james datang, "Chan dikamar louis, kalian naiklah. Aku pulang" ujaran singkat jisook hanya diangguki dua pria cantik itu.

Jisook keluar dari rumah itu dan pergi ketempat temannya.

"Jadi, apa rencanamu dude?" Tanya jisook saat sampai di apartement mark.

"Hanya misi membawa milikku kembali" ujar orang itu pelan sarat akan penekanan. Tiga temannya yang lain paham maksud makhluk itu, jadi mereka menyambutnya dengan senyuman miring juga.

■■

"Kau yakin?" Rex menenangkan sahabatnya dan menanyakan sekali lagi keputusan temannya tersebut.

Louis hanya menggangguk sembari menangis, "Aku tak apa, sepertinya ini jalan terbaik yang kuambil. Bagaimanapun mark harus bahagia, bukan?" Louis menanyakan pertanyaan yg mana itu hanya untuk dirinya sendiri untuk menetapkan hati.

"Apapun chocoball, kami mendukungmu" James memeluk louis, entah sudah berapa hari louis tak masuk sekolah dan menangis seperti ini. Sudah terhitung tiga hari ia absen dengan alasan sakit.

"Sekarang aku hanya punya kalian, aku mohon jangan tinggalkan aku" louis memeluk tiga temannya itu

"Tak akan, kupastikan itu" chan mengusap punggung sempit itu.

"Selanjutnya, apa rencanamu?" Tanya chan lagi

"Aku mungkin akan mencoba mencintai diriku sendiri telebih dahulu"

".. tapi, apa mark benar menerima keputusanmu begitu saja?" Pertanyaan yg amat ingin ditanyakan oleh rex dan chan telah disalurkan langsung oleh james.

"Mark tak mencariku ketika aku pergi, dan.. dia tak membalas pesanku. Jadi apa itu namanya?" Perkataan louis kembali mengiris hatinya kembali. Knp sepahit ini cinta pertamanya? Haa~

"Yasudah.. lupakan! Mari kita bersenang senang!!!" Ujar rex semangat

Terimakasih, hanya itu yg ingin louis ucapkan kepada tuhan dan teman temannya.

Pagi kembali menggeser keberadaan malam, dan louis sedang berjalan menuju bus untuk berangkat ke sekolah. Hari ini ia mencoba bangkit dari keterpurukannya, sehingga ia hanya ingin merasakan segarnya udara pagi tanpa mobil yang mengantarnya.

"Jika tau senyaman ini, kenapa tidak dari dulu kucoba ya?" louis sudah turun di halte dekat sekolahnya. Sudah ramai, dan banyak jajanan yg jarang louis lihat dikantin sekolah sehingga ia yang memang kelaparan mampir sebentar untuk membelinya.

Setelahnya louis membawa seplastik jajanannya, kembali berjalan kearah sekolahnya. Sudah banyak yg sudah datang dan ikut berjalan dengannya dari berbagai arah, louis yg asik memakan eomuk tak sadar jika ia diawasi.

"Ah.." louis yg kaget saat ada wanita dengan sepeda yg oleng, DUARRrrr

"Shhh " louis rasa ia sudah di surga. Pas membuka matanya, ia melihat gadis itu. Ia memiringkan kepalanya, "kau!!!" louis berseru hingga yg melewati jalan itu ikut menoleh

"Maafkan aku sunbae!!!" Ujar gadis itu kesakitan.

"Yak! Percaya diri sekali kau membawa sepeda yang ukurannya 2x lebih besar dari tubuhmu?!" Louis yg kesal merocos saja didepan wajah gadis itu

"Maaf sunbae!!" Gadis itu terus membungkuk. "Sudahlah!! Ayo jalan.. biar aku yg bawa sepeda ini" louis menaiki sepeda itu, melirik gadis yg terdiam itu

"Tidak mau naik? Yasudah. Terimakasih sepedanya!!" Ujar louis senang melihat muka bodoh gadis itu dan mengayuh maju sepeda itu

"Yakkk! Itu sepedaku, boncengi aku setidaknya sunbae!!" Gadis itu menarik belakang sepeda agar berhenti

"Hahaha dasar bodoh, ayo naik!" Louis tersenyum sangat cantik. Gadis itu terperangah bersama dengan beberapa siswa yg menatap kejadian itu.

"Kau mau kue ikan tidak? Untuk sarapan?" Louis menyodorkan kantong plastik yg berisi jajanan yang ia beli sebelumnya.

Itu.. sunbae mereka bukan?! Park Louis?! Primadona yang menyeramkan itu. Bagaimana bisa dia tersenyum seperti itu? Heran. Itulah kata yg pas untuk menggambarkan wajah siswa yg melihat itu. Tak terkecuali mata yang mengawasi punggung gadis yang diboncengi haechan menjauh.

"Sudah sampai! Thanks sepedanya, BUBYE!" louis memarkirkan sepeda itu dan berteriak dikalimat akhir persis ditelinga gadis itu.

"YAKKK!! DASAR GILA" gadis itu berteriak dan mendapatkan lambaian dari belakang oleh louis.

"Pagi semuanya!" louis menyapa dengan riang, membuat kelas hening seketika.

Louis malu gengs!

"Ada apa denganmu, kawan?!" Ujar lucas mengecek jidat louis dengan seksama "tidak panas" luca masih mencurigai haechan.

"Sudahlah.. kau mau eomuk tidak? Aku punya banyak?!" Tawar louis pada lucas dan dengan lancangnya jisung mengambil plastik itu dan memakannya bersama jerry.

"Sialan" lucas menyahut dan pergi kearah jerry. Louis hanya menggeleng dan berjalan ke mejanya bersama james. Ia melihat mark yang menatapnya.

Louis melihat mark yang duduk dan membaca buku pelajaran dengan tenang dengan headphone dikepalanya, 'kenapa ia sangat tampan ya?' Sambil tersenyum. Sayang sekali, kisah cintanya gagal saat ia memupukan keinginan untuk hidup bersama mark selamanya.

'Tuhan hanya ingin aku bahagia, oleh karena itu ia kirimkan malaikatnya untuk berada disisi ku untuk sementara' setelah larut dengan lamunannya, kepala louis diusap lembut oleh james yang baru saja datang.

"Kenapa senyum senyum sendiri? Horror sekali" ujar james yang tersenyum kepada louis

"Yak kau juga ikut tersenyum jeje ya!" Louis membalasnya dengan nada yang manja

Jarang sekali kelas mendapati atmosphere seperti ini, tak jarang beberapa anak melirik louis. Tak terkecuali orang orang yang masih memakan eomuk dan juga mark.

Ada laki laki yang mendekati haechan dengan membawa bukunya "Louis ssi, apa aku boleh tau bagaimana kau menyelesaikan soal matematika no. 4 ini?" Tanya orang yang bernama sanha itu.

"Tentu, ingin kujelaskan atau mau meminjam buku catatanku saja?" louis menjawabnya dengan senyuman manis pada sanha.

"Bolehkah dijelaskan saja?" Tanya sanha dengan suara bergetar.

"Tentu. Sini kujelaskan" louis yang memulai penjelasannya dengan sanha yang duduk disebelahnya dan merelakan james menarik kursi lain untuk menyimak penjelasan temannya itu.

Sedangkan yang lain? Mereka terheran heran, karena pada dasarnya louis dari awal adalah siswa yang setiap harinya selalu mengintimidasi seseorang dengan aura hitamnya, walaupun cantik mereka masih ingin lulus tanpa gangguan jadi mereka tidak ingin bersinggungan dengan louis sama sekali. Tapi.. lihat! Bagaimana cantik dan baiknya louis yang aura hitamnya sangat kuat ini. Bahkan teman louis yang lain juga sama, aura mereka seperti iblis yang sudah diampuni tuhan dan kembali ke surga . Tuhan menjatuhkan empat malaikat dari langit.

Mark sudah mengeluarkan aura gelap disekitarnya, ia muak.

"Louis park, temui aku ditempat biasa" ujar mark singkat dan kembali membaca bukunya.

Sanha yang sudah mengerti dengan soalnya ia kembali ke bangkunya, dan Louis yang mendengarkan tuturan mark hanya menganggukkan kepalanya.

■■

"Mark? Sudah lama menunggu?" Tanya louis dengan senyuman manisnya

"Duduklah dulu" itu bukan saran tapi perintah. Mark menekan suaranya, yang mana membuat louis sedikit merinding mendengarnya.

"Ada apa mark?" Tanya louis setelah ia duduk disebelah mark di bangku taman belakang sekolah.

"Justru aku yang harusnya bertanya, ada apa denganmu? Memutuskan hubungan secara sepihak, kau pikir itu hal baik hm?" Mark menatap louis dengan tatapan tajamnya dan suara yang sangat kentara akan emosi tertahannya.

"Markeu kau tau kan jika kau itu cinta pertamaku." Ujar louis santai dengan menatap lembut mata mark yang menyiratkan kemarahan.

"Kemarin aku kembali membereskan gadis yang kau kencani, namanya katrine.

.. ia mengatakan sesuatu yang membuatku kembali berpikir" jeda louis dengan mengelus lembut ukiran wajah tampan milik mark.

"Katakan" mark menuntut penjelasan dengan tegas pada kekasihnya.

"Dia bilang bahwa kau yang menggodanya, dan itu salahku yang membuatmu berpaling dariku" mark terdiam, bukan mengakui tetapi ia tidak ingin memotong ucapan louis

".." louis mulai menangis dan masih mempertahankan senyumnya dengan masih mengelus wajah mark.

".. hiks.. aku mulai mengingat awal pertemuan kita dan caraku mendapatkanmu. Aku baru menyadari, bahwa selama tiga tahun lebih bersamamu kau tak pernah mengucapkan kata cinta ataupun perasaanmu padaku" isak tangis louis menjadi, tetapi pria cantik itu menahan tangisnya yang pilu itu.

Mark sangat terkejut dengan penuturan dan tangisan haechan. "Markeuu, aku juga menyadari bahwa selama ini kau hanya mengencani gadis." Lanjutan kalimat yang louis lontarkan kembali membuat mark menggeleng. 'Tidak'

"Aku baru tau sekarang, kau bukan gay sepertiku." Sekarang louis menatap lurus dari arah bangkunya dan berhenti menatap dan memegang wajah tampan mark nya.

"Apakah aku mengekangmu? Tiga tahun terakhir ini pasti sulit untukmu karena harus menjalani hubungan denganku"

"Bicaralah , maka aku akan mematahkan tanganmu" mark geram, marah dan... sakit sekali mendengar penuturan louis.

Louis cukup terkejut dengan ancaman mark. selama louis mengenal mark, mark tidak pernah berkata ataupun bertindak kasar padanya. Mark yang seperti ini cukup membuat haechan takut.

"Hehe galak sekali, aku kan hanya menjelaskan" louis berpura pura merajuk walaupun dalam hati sungguh ia takut dengan kemarahan mark.

"Markeuu.. aku meminta hubungan kita berakhir bukan karna aku tidak mencintaimu lagi, tapi karna aku mencintaimu oleh sebab itu aku ingin kau bahagia. Kata orang cinta itu tak harus memiliki" louis kembali melanjutkan omongannya.

"Walaupun kata kata itu sungguh bullshit, tapi setidaknya aku sudah bersyukur kau pernah menjadi bagian dari hidupku dan sekarang waktunya aku bangun dari mimpi untuk hidup bersamamu, kurasa aku sudah cukup egois menahanmu selama tiga tahun belakangan ini" louis kembali menatap mark dengan pandangan lembutnya.

"Aku juga sudah berbuat banyak dosa, dengan menyingkirkan gadis yang berkencan denganmu karena rasa cemburu. Markeu ya, ayo kita akhiri. Mari kita berjalan masing masing dan mengejar kebahagiaan kita sendiri. Aku tak pernah menyesal pernah mencintaimu" louis berucap dengan suara riang dan tangis. Air matanya tak berhenti menetes dan untuk terakhir kalinya, ia mencium bibir mark dengan penuh kelembutan.

Louis mencium mark untuk terakhir kalinya, meluapkan rasa cinta yang menumpuk pada laki laki tampan itu. Melumatnya dengan sangat lembut seakan mengucapkan selamat tinggal melalui ciuman itu.

Mark yang masih terkejut dengan ucapan terakhir louis, kembali terkejut dengan ciuman dari lelakinya. Seperti biasa bibir pria manisnya adalah candu yang tak bisa digantikan oleh permen sekalipun. Sungguh manis, dan seketika ia tersadar ini adalah ucapan perpisahan louis. Tidak! Louis tidak boleh meninggalkannya. Jika itu terjadi, ke nerakapun akan mark kejar untuk membawa louis kembali ketempat seharusnya ia berada.

TBC

Kira kira, respon mark kek apa ya? Jangan lupa support aku dengan like and comment 😚😚😚

avataravatar
Next chapter