1 Prolog

Namaku Niana Fahreza Wartanto, biasa dipanggil Nana. Gue bersekolah di SMA Negeri Nusa Harapan. Eits, aku tidak sekolah di sana sendiri. Karena aku selalu ditemani dengan sahabatku. Sahabat sejak masa aku kecil sampai sekarang, masih saja awet. Mungkin karena persahabatan kami telah dibekuin, diasinin, sama dimanisin kali ya sampai awet. Oke-oke kita balik. Asalkan kalian tahu, sahabatku ini bukan perempuan melainkan lelaki. Dia adalah sosok yang sangat berarti untukku walaupun dia selalu membuatku jengkel. Selalu ngusilin aku muluk. Hufft.

Walau begitu, dia adalah sahabatku. Ia terkenal dengan tampang yang cuek dan dingin. Meskipun begitu, dia ramah, dan baik. Di dalam hatinya, ia itu baik ... banget dan pengertian. Dan orang itu adalah Kiki. Nama lengkapnya? Kalau nama lengkapnya sih ... Oxean Iqbal Gunawan.

Eits ... Tenang, aku tidak sahabatan sama dia saja kok. Aku juga punya sahabat perempuan. Walau aku sekelas dan sahabatan terus sama Kiki, tapi, bukan berarti aku tidak bisa mencari teman yang lain, bukan? Bukan hanya aku saja, Kiki juga begitu. Secara, kita perlu sahabat yang sejenis sama kita juga. Yah, walau tak sedekat antara aky dan Kiki. Intinya, Kiki selalu first deh. Wkwk ....

Kenalin nih, sahabatku, namanya Alfera Medika Riawan, biasa di panggil Fafa. Sedangkan sahabatnya Kiki yang sudah aku tahu nih sampai orok-oroknya bernama Ravino Fextalina Hendra dan Deni Qusafa Ardian. Yang biasa dipanggil Vino dan Deni. Aku sendiri memiliki sebutan untuk mereka bertiga sebagai para coganners. Kenapa aku panggil begitu? Karena memang ketampanan mereka terkenal di seluruh penjuru sekolah. Yah, berkat mereka, tak ayal aku mendapatkan bullyan dari para fansnya. Menyebalkan bukan? Hum ... Sudah nasibku.

~~~

"Aw.." ringis Nana kecil yang masih duduk di bangku SD kelas 4. Ia mengelus-elus dengkul kanannya yang baru saja terluka karena terjatuh. Perih. Rasa itulah yang muncul di pikirannya.

"Rasain tuh, makannya jadi orang gak usah sombong." ucap seorang cowok yang baru saja menyenggol Nana. Nana terisak dengan tangan yang ia gunakan untuk menutupi wajah cantiknya.

Bugh

Tidak ada hujan tidak ada badai. Sebuah pukulan keras menghantam pipi mulus cowok itu. Darah segar mulai mengalir keluar dari bibir manisnya. Ia meringis kesakitan.

"Lo apain sahabat gue? Hah?! Dasar gak tau diri!"

Bugh

Kiki kecil kembali memukul pipi mulus cowok itu lagi hingga tersungkur ke tanah. Cowok tersebut pun bangkit dan langsung melarikan diri.

"Mau kemana lo? Dasar cemen! Dasar pengecut! Dasar gak tau malu!" teriak Kiki kecil mengumpat. Kiki kecil berjalan menghampiri Nana kecil dan memeluknya erat.

"Na."

"Hiks hiks hiks." Kiki kecil yang tidak tega melihat keadaan Nana kecil yang sekaligus sudah menjadi pusat perhatian pun langsung membopong tubuh Nana kecil ke UKS. Kiki kecil pun membopong sekaligus memeluk Nana kecil guna memberikan rasa nyaman dan ketenangan untuk sahabatnya itu hingga sampai di UKS.

Sesampainya di UKS, Kiki kecil mendudukkan badan Nana kecil di atas kasur dan mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Nana kecil.

"Udah, gak usah nangis Na. Aku gak suka kalo Princess-ku sampai nangis begini. Kau tau? tangismu itu bisa menyesakkan hatiku. Please ... Na." Kiki kecil mengusap air mata Nana kecil dengan kedua ibu jarinya secara lembut. Nana kecil pun mulai terdiam. Kiki kecil kembali memeluknya dan memberikan ketenangan kepadanya.

"Kalo ada yang ganggu kamu lagi, bilang aku aja ya. Aku bakal nghajar dia sampai dia ngrasain sakit seperti apa yang kamu rasakan. Aku akan selalu bersamamu sampai kapan pun," ucap Kiki kecil sembari tersenyum manis ke arah Nana kecil hingga terbentuk lesung pipit di pipinya dan matanya pun menyipit. Kiki kecil mengulurkan jari kelingking kanannya. "Janji."

Nana kecil mengangguk dan mengaitkan jari kelingkingnya. "Janji." Nana kecil tersenyum lebar.

avataravatar
Next chapter