1 PERMULAAN [edited]

[PERHATIAN;

Ini adalah Fanfic pertama yang coba saya tulis. Mungkin akan ada perbedaan rasio kekuatan ataupun jenis kekuatan dari setiap karakter yang dimunculkan dalam novel ini. Mungkin juga ada perbedaan sifat dari karakter tersebut. Hanya nikmati indahnya Fanfic :D. Terima kasih]

Di suatu tempat dengan pemandangan megahnya alam semesta.

"Bangun nak.."

Suara itu, terdengar agung dan karismatik, serta penuh kebijaksanaan dan kecerdasan.

Terkejut, aku benar-benar tidak dapat menggambarkan apa yang kurasa saat mendengar suara itu. Tekanan yang sangat luar biasa, saat aku menatap cahaya yang sangat megah.

Dengan suara yang kecil aku bergumam

"Siapa?"

Berbagai macam hal muncul dalam pikiranku. Di mana ini.. apa aku mimpi.. apa yang terjadi denganku...atau apa aku mati..

Hal terakhir yang aku ingat adalah aku pingsan setelah pulang dari kampus.

Kemudian aku merasa ditatap oleh seseorang. Seakan dapat membaca pikiranku, aku mendengar suara itu lagi.

"Benar nak, kau mati tepat setelah pingsan karena jantungmu yang lemah.. dan untuk pertanyaan aku ini siapa.. Ya, kamu bisa menganggap aku adalah Tuhan. Setidaknya dalam kehidupanmu sebelumnya kau menyebutku seperti itu.

Selama ini, jiwamu berada di kekosongan dan sekarang sudah saatnya aku membangunkanmu".

Dengan suara tersebut dia berpikir.

"oh jadi akhirnya aku mati, aku harap orang tuaku bisa hidup menjadi lebih baik tanpa kehadiranku".

Ofion, berasal dari bumi di suatu negara berkembang dengan kehidupan yang sangat sederhana. Dia bisa kuliah di luar kota mengandalkan beasiswa. Orang tuanya berharap dia langsung bekerja setelah lulus sekolah menengah. Namun, Ofion beranggapan untuk dapat merubah nasibnya dengan jalan termudah adalah dengan sekolah setinggi-tingginya. Kemauan Ofion yang kuat untuk merubah nasibnya membuat dia mampu bertahan dan akhirnya bisa kuliah mengandalkan beasiswanya.

Selama kuliah Ofion mengumpulkan uang tambahan dengan memberikan pelajaran tambahan untuk anak sekolah menengah. Terkadang teman-temannya memberinya uang tambahan karena Ofion sering juga memberikan pelajaran tambahan untuk teman-temannya. Namun, karena terlalu banyak aktifitas dan pikiran yang terus menekannya. Dia sakit dan sampai pada posisi sekarang.

Ofion bertanya, "lalu apakah selanjutnya aku akan masuk ke neraka?"

Ofion merasa hidupnya belum terlalu berharga jadi dia beranggapan hanya neraka yang menunggunya.

Saat itu Ofion mendengar suara "hehehe ... tidak nak. Kau memiliki dua pilihan. Pertama, kau akan masuk ke Surga dan dengan tenang menjalani kehidupan di sana. Kedua, kau bisa bereinkarnasi ke kehidupan mana pun yang kau inginkan?"

"Apa maksudnya ke kehidupan mana pun?"

"Seperti reinkarnasi di dunia dengan sihir ataupun kekuatan, yang disebut di dalam novel atau anime di dalam kehidupanmu sebelumnya"

"Apa?" Seketika pikiran Ofion membeku. Dia mengumpulkan memorinya mengenai novel-novel yang pernah di abaca dan kehidupan anime yang dia tahu selama hidupnya. Dia masih sulit untuk berpikir bahwa dia sekarang berada dalam posisi protagonis untuk jenis novel yang dia baca.

Penjelasan dari suara megah itu terdengar lagi.

"Sebenarnya semua dunia itu adalah nyata, aku sedikit demi sedikit memberikan pengaruh pada manusia di duniamu untuk menuliskan hal-hal berkaitan dengan dunia lainnya"

Ofion, cukup pintar dan mampu memahami semuanya. Itu juga menjadi alasan kenapa Ofion mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah di perguruan tinggi.

"Kalau begitu, aku memilih pilihan kedua"

Di dalam hati kecilnya dia sering berandai-andai jika dia adalah protagonis novel yang memiliki kekuatan luar biasa sehingga bisa mendominasi dunia. Namun, itu hanya sebatas imajinasinya saja. Saat ini, kesempatan itu muncul. Ofion pastinya tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan itu. Walaupun dia masih belum tahu kenapa dia bisa mendapatkan kesempatan ini.

"Hahahaha.. seperti yang aku harapkan. Kalau begitu kau pilih dunia mana inginnya kau bereinkarnasi dan karena selama hidup kamu telah banyak mengumpulkan poin karma, aku akan memenuhi 3 permintaan. Satu catatan, kau tidak bisa memilih untuk bereinkarnasi di duniamu sebelumnya"

Sebenarnya selama hidupnya, Ofion tidak melakukan hal yang sia-sia. Dia banyak membantu teman-temannya di kampus dengan pelajarannya. Ilmu yang dia berikan memberikannya poin karmik yang berlimpah karena membantu orang, kemudian orang tersebut juga menyampaikan ilmunya kepada orang lain, dan semakin banyak orang yang secara tidak langsung mendapatkan ilmu dari Ofion. Ini membuat poin karmik Ofion terus mengalir dan semakin berlimpah. Selain itu, sahabat-sahabat yang pernah Ofion bantu dengan uang hasil kerja kerasnya banyak yang telah menjadi pemimpin yang sangat baik untuk rakyatnya. Jadi dia secara tidak langsung menyelamatkan jutaan jiwa manusia.

Mendengar pernyataan dari Tuhan, Ofion mengumpulkan pikirannya dengan baik karena semua hal di sini yang tidak dapat diterima oleh pikirannya. Dia masih tidak percaya pada semua ini dan masih sedikit merasa ini mimpi.

"Kalau begitu, aku ingin terlahir kembali di dunia Naruto" Ofion mengungkapkan keinginannya untuk bereinkarnasi.

Dia memikirkan dunia mana yang ingin dia masuki untuk reinkarnasi, salah satu pertimbangan terberatnya adalah dia ingin bereinkarnasi di dunia Naruto. Menurutnya dunia ini adalah salah satu dunia yang potensial untuk mendapatkan kekuatan dengan plot yang dia sudah pahami.

"Baik, aku tentu bisa membuatmu bereinkarnasi di sana haha"

Mendengar jawaban itu, Ofion merasa lega dan melanjutkan untuk mengungkapkan keinginannya.

"Keinginanku, yang pertama adalah aku ingin memiliki sihir kreasi dan dapat membuat apapun hmm atau di dalam permainan mungkin disebut creation magic atau apapun itu. Untuk harapanku yang kedua adalah memiliki Alam Abadi terpisah yang di dalamnya terdapat binatang spirit seperti di dunia douluo dengan waktu di dalam dunia itu dapat aku atur semauku. Harapan ketigaku adalah aku ingin sistem mahakuasa yang mendukung semua kemajuanku".

Dengan cepat Ofion menyampaikan semua keinginannya. Itu semua adalah segala hal yang selalu jadi impiannya saat dia sedang meluangkan waktunya untuk membaca novel ataupun menonton anime.

Setalah beberapa saat keheningan, Ofion mendapatkan jawaban

"Baiklah, aku dapat memenuhi semua keinginanmu. Namun, untuk permintaan pertama ada batasan, yaitu kamu tidak dapat membuat makhluk hidup dan penggunaan kemampuan ini akan bergantung pada energimu, permintaan kedua juga akan memiliki batasan. Waktu hanya sedikit yang dapat kamu atur dan ukuran dunia tidak akan terlalu besar, tetapi semua batasan itu akan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya kekuatanmu"

Suara bijaksana itu menambahkan,

"Satu catatan penting adalah jika kau mati di dunia itu maka kau akan mati di dunia nyata karena ini merupakan dunia nyata yang terpisah. Namun sisi baiknya kau dapat masuk ke dalam dunia itu baik dalam wujud fisik maupun dalam bentuk non-fisik".

Mendengar jawaban itu, Ofion langsung menimbang sisi baik dan buruknya. Di samping sisi buruknya. Ofion memikirkan, jika untuk masuk ke dunia itu bisa dalam bentuk non fisik. Apakah berarti dia dapat masuk ke dunia itu saat dia tertidur. Semua pikiran dan rencana liar Ofion memenuhi pikirannya. Saat setelah itu, semacam pusaran hitam dan dengan cahaya putih membuat dia tersedot ke dalamnya dan terdengar lagi suara bijaksana itu.

"Baiklah tidak masalah" jawab Ofion

"Baiklah nak, nikmati kehidupan keduamu hahaha jangan lagi kau menderita dan menanggung banyak sekali beban seperti di kehidupanmu sebelumnya".

Mendengar suara itu, hati Ofion tidak dapat menggambarkan apa yang dirasakannya, kemudian dia membungkuk.

"Terima kasih karena telah memberikan saya kesempatan yang begitu besar. Saya akan memanfaatkan ini sebaik mungkin".

"Hahaha sampai jumpa nak...".

Ofion sedikit membungkuk saat dirinya mulai tersedot ke dalam pusaran itu.

Saat itu semua pandangan Ofion gelap, seakan-akan dia tidak berada di manapun. "Di mana ini?"

Sampai saat itu, sebuah suara terdengar.

[Ding... menautkan sistem dengan tuan rumah..

1%

2%

3%

.

.

.

50%

.

.

75%

.

.

.

99%

100%

Berhasil mengikat tuan rumah]

avataravatar
Next chapter