5 Chapter 04 : First Meet

Grace bertemu dengan Joshep dikantin sekolah. Namun, ketika Grace bertemu Joshep raut wajah sahabatnya itu terlihat kusut. "Ada apa denganmu? Kenapa terlihat kusut?" tanya Grace dengan tatapan datar menatap Joshep.

"Hahaha... karena seseorang yang tidur dipelukanku membuatku tak bisa belajar!" jelas Joshep tanpa menatap wajah Grace dan tertawa renyah.

"Alasan! Dasar kau saja yang belum belajar dan malah menginap dirumahku!" ucapan Grace seolah menusuk perasaan Joshep, membuatnya langsung seperti orang depresi.

Grace menghela napas pelan. "Aku seperti miara anak anjing!" keluh Grace namun dengan penuh penekanan.

Joshep yang mendengar itu hanya bisa menegakkan kepalanya dan mengatakan, "Tak bisakah kau mengatakannya agar terdengar lembut? Dan kenapa harus anjing?!" Grace menggeleng pelan.

"Karena aku suka anjing dibanding kau!" ujar Grace lalu berjalan mendahului Joshep.

"Cih, lagi pula nilai quiz ku rendah dan harus remedial sepulang sekolah. Jadi kau bisa pulang terlebih dahulu tanpa menungguku," jelas Joshep. Sedangkan Grace hanya bisa mengacungkan jempol tanpa membalikkan tubuhnya.

-

-

-

Sepulang sekolah...

Grace tak menunggu Joshep karena Joshep harus memperbaiki nilai quiznya yang rendah. Di sepanjang perjalanan Grace selalu menunduk, takut jika phobianya datang tiba-tiba karena sekarang Joshep tidak berada disisinya.

Sesampainya Grace dilingkungan perumahannya. Grace melihat seorang pria yang sedang menatap jendela kamarnya. Tanpa perasaan takut, Grace langsung menghampirinya. Entah apa yang membuatnya tak merasa takut menghampiri pria asing itu. Ia hanya merasa harus berani.

Jadi Grace menegakkan kepalanya dan menghampiri pria yang sedang menatap jendela kamarnya.  "Sorry?" Grace menyentuh pundak pria itu. Pria itu langsung memutar tubuhnya dan menatap dalam mata Grace.

"Kenapa kau menatap jendela kamarku?" tanya Grace dengan suara yang terdengar gugup.

"Emm—i'm just want your house. Tha-that's it!" ucap pria itu dengan tingkah laku aneh.

Pria itu menggenggam kedua tangannya erat dan matanya yang tadinya menatap dalam mata Grace langsung menatap kakinya sendiri dan nada bicara seperti habis berlari namun dengan perasaan gugup yang menerpanya.

Grace merasa bahwa pria yang dihadapannya ini sedang mengalami gangguan kejiwaan. Tetapi, Grace akui jika pria dihadapannya ini lebih tampan dibandingkan dengan Joshep.

Dan disaat bersamaan Grace seketika teringat seorang pria yang berada dilampu merah.

"Apa kita pernah bertemu?" tanya Grace dengan mata menatap khawatir pria yang didepannya ini walaupun Grace sedikit mendongakkan kepalanya karena pria dihadapannya ini sangat tinggi. Pria itu langsung menggeleng cepat dan terus menatap tak tentu arah.

"Okay, siapa namamu?" tanya Grace. Lagi-lagi pria itu tak menjawab.

Grace melihat tangan pria itu yang terlihat gemetaran. Ia terlihat sangat ketakutan.

Grace langsung memegang tangan pria asing itu dan membawanya kedalam rumah.

Ketika Grace membawanya keruang tamu dan menyuruhnya duduk. Pria itu langsung mengatakan...

"Jay!" ucap pria asing itu.

"Hah?" tanya Grace yang tak mengerti.

"My name is Jayden, Jayden Rellik. Just call me Jay!"

"Oh, hai! I'm Grace Cendersky. But you can call me Grace."

Jayden menggeleng cepat dan mengatakan, "tidak! Aku akan memanggilmu Sky!" ucap Jayden lantang seolah bertingkah anak kecil.

Grace yang sedang berdiri dihadapan Jayden langsung mematung seketika. "kenapa kau ingin memanggilku Sky?" tanya Grace.

"Sesuai dengan namamu yang memilki arti langit! Susah untuk ditebak, membuat siapapun akan penasaran dengan semua rahasia maupun masa lalumu." Ucap Jayden tanpa melihat wajah Grace. Grace tak habis pikir dengan Jayden. Pasalnya, Sky adalah panggilan dirinya sewaktu kecil.

"Si-siapa kau?" tanya Grace dengan suara terdengar gemetaran.

"Jay,"

"Apa kita pernah bertemu? Atau ini pertama kalinya kita bertemu?"

"Hmm.. aku rasa ini kedua kalinya kita bertemu." Jayden yang tadinya tak menatap Grace, seketika langsung menatap Grace dan berjalan perlahan mendekatinya.

avataravatar