webnovel

Part 2

Keesokan harinya ketika sedang didepan layar komputerku ada pesan masuk dan itu dari David

From : David

Hari ini ada pesta disebuah perusahaan kolegaku, karena beberapa sepupuku akan datang maka kamu harus ikut! Aku jemput jam 7 malam dirumah.

Me

Baiklah.

Sepulang dari kantor aku mempersiapkan diri untuk ikut bersama David, ini adalah pesta petama yang kuhadiri bersama David sebagai suami istri. Aku mempersiapkan diri ku dengan baik, dengan barang-barang yang ku punya, Gaun berwarna pink peach semata kaki dan tas serta sepatu berwarna senada juga Rambut yang ku biarkan terurai dengan sedikit curly dibagian bawahnya, yah walaupun bukan barang-barang branded tapi inilah yang kupunya.

Jam menunjukan sekitar pukul 7 lewat 5 menit lalu aku mendengar

Tin tiiinnnnn.....!! Bunyi klakson mobil David dan aku langsung lari menuju mobilnya, saat didepan pintu bu Ijah yang sedang ada disana saat itu aku sempatkan untuk bertanya tentang penampilanku "bu aku gimana bagus ngga? Berlebihan ngga?" , "ah sudah mbak Gina sudah cuantiiikkkk puooll" ucap bu Ijah dan mang ujang dengan mengangkat kedua jempolnya, hal tersebut membuatku sedikit percaya diri.

Kemudian kami berkendara menuju tempat pesta tersebut disalah satu hotel mewah di kota ini.

Selama perjalanan kami hanya diam dengan di temani lagu dari Crush yang berjudul beautiful dengan volume yang kecil, dan ekor mata ku beberapa kali menangkap kalau David sesekali melirik ke arahku. Aku tidak mengerti arti lirikan sekilasnya, namun ku rasa dia sedang merendahkanku.

Ketika sampai di pintu depan pesta tersebut kesan pertama yang kulihat adalah benar-benar pesta yang mewah dan megah sekali, aku hanya membuntuti David dari belakang karena David berjalan sangat cepat seperti menghindari berjalan berdampingan denganku.

" hey bro, apa kabar?" ucap salah seorang yang berdiri sambil memegang minuman dan beberapa oranglainnya juga mengobrol disana. " baik, kalian sendiri bagaimana?" ucap David membelakangiku, kemudian mereka berbincang-bincang tanpa melihatku sama sekali. Aku hanya diam dan terpaku disana, salah seorang dari mereka melihat ke arahku dan bertanya pada David "eh ini siapa di belakang lo vid? Daritadi kayanya bareng sama lo tapi kok ngga dikenalin?" , David menoleh ke belakang ke arahku dan seperti malu berkata "ehhh, eehhhh ini orang yang di kenalin sama ortu gue" ucap David tanpa melihat ke arahku dan seperti lagi-lagi tidak ingin mengenaliku ke rekan-rekan yang ada di hadapannya aku hanya tersenyum kecil lalu menunduk. "hah seriusan orangtua lo ngenalin sama cewek kaya gini?" ucap salah seorang laki-laki sedikit berbisik ke arah David yang kulihat memakai kacamata dan melihatku dari bawah ke atas menilai "wah sorry to say yaa vid penampilannya aja kampungan gini, seorang David bawa yang begini kayanya bukan tipe lu banget deh" ucapnya masih berbisik ke David namun aku masih sangat jelas bisa mendengarnya, "you know lah orangtua gue suka aneh-aneh" balas David berbisik ke arah pria berkacamata tadi. Dan dengan tatapan dari rekan-rekannya yang ada disana yang jelas-jelas merendahkanku walau tidak mengucapkan apapun, namun aku mengerrti. Seketika itu juga aku pamit untuk ke toilet, dan mereka mengabaikanku. Sepanjang perjalanan ke toilet aku melihat sekeliling dan memperhatikan orang-orang yang datang ke acara itu, aku melihat wajah-wajah familiar disana yang sepertinya beberapa adalah pejabat-pejabat pemerintah, kemudian orang-orang terkenal dan tentu saja mereka semua memakai barang-barang mewah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sesampainya di toilet aku melihat diriku di cermin, huuufftttt aku memang terlihat sangat kampungan ya? Apa aku memang tidak sepantas itu bersama David? Kataku dalam hati padahal ini adalah hari pertamaku pergi bersama David, aku sudah sangat senang tadi ketika David memberitahukan hal ini, namun yang ku dapat David bahkan sangat malu mengenalkan diriku, jangan kan sebagai istrinya untuk seseorang yang menemaninya pergi ke pesta seperti ini saja ia terlihat sangat enggan.

Aku keluar dari toilet dan mencari David, kudapati ia masih berbincang dengan asyik bersama rekan-rekannya yang lain, ku urungkan niatku untuk menghampirinya karena ia terlihat bahagia dan tidak mencariku, berbeda ketika aku didekatnya, ia terlihat sangat risih. Terlihat seorang wanita cantik menghampiri David dan memeluknya dengan santai, aku hendak melangkahkan kakiku untuk menghampiri David dan wanita itu tadinya tapi David melihhat ke arahku lalu dengan santai membalas pelukan wanita tersebut dan mencium pipinya, aku terkejut dan kenapa hatiku terasa sedikit tidak menerima hal tersebut entahlah aku merasakan emosi yang campur aduk. Kemudian aku berpikir jika aku pulang saja menggunakan taxi online, saat akan melangkahkan kakiku seseorang menghampiriku "hey kak Gina, benerkan kak Gina?" ucap seorang laki-laki yang aku tahu itu adalah Jonathan sepupu David, kami bertemu saat pesta pernikahanku dan David "eh ia Jo, ikut pesta ini juga ya?" kataku sambil tersenyum lega karena akhirnya ada yang mengajakku mengobrol dan ku kenal. "ia dong kak, aku kan orang penting hehehehe, eh ngga bareng kak David?", "ah ia itu dia disana aku agak kurang enak badan Jo, tadi udah izin David mau pulang duluan katanya dia ngga bisa ninggalin pestanya" tangan Jonathan ditempelkan ke jidatku "eh kenapa kakak sakit? mau aku antar kak?", " eh ngga usah Jo kamu nikamtin aja dulu pestanya aku ngga apa-apa kok, aku duluan yaa Jo" kataku sambil kemudian pergi meninggalkan Jonathan yang sedikit mengejarku "eh eh kak ayo ak anter aja", aku hanya pergi dan menaiki taxi yang sudah ku pesan. Di sepanjang perjalanan pulang aku hanya melamun, pikiranku seperti mereka ulang kejadian barusan dan rasanya seperti baru saja aku dipermalukan dan disadarkan akan satu hal, bahwa jarak antara aku dan David teralu jauh, bahwa aku yang mulai mempunyai harapan akan hubunganku dan David akan membaik, harapan bahwa David akan sedikit menyadari perasaanku yang ku rasakan dari awal pertemuan kami. hari ini kembali disadarkan bahwa aku hanya wanita yang memang tidak pantas untuk seorang seperti David, mulai dari fisik, latarbelakang keluarga, latar belakang pendidikan dan masih banyak lagi.

Beberapa hari setelahnya aku tidak melihat David di rumah maupun dikantor, aku hanya pulang dan pergi ke kantor seperti biasanya.

suatu sore sepulang dari kantor aku memasuki gerbang rumah dan melihat kalau mobil David terparkir disana, aku memasuki rumah dan seperti biasa aku mandi dan keluar kamar menuju meja makan. Terlihat David memegang tangan seorang wanita cantik dengan romantisnya turun dari lantai atas dan menuju meja makan , aku yang saat itu sedang makan melihat kearah mereka dan sedikit terkejut namun aku berusaha terlihat tenang. Ketika David melihatku ia langsung melepaskan tangan wanita itu dan menarik lenganku menuju dapur, dengan kasar ia melempar tubuhku sehingga sedikit membentur tembok "ngapain kamu makan di meja makan? Makan dikamarmu sana! Wanita tadi adalah kekasihku, jangan pernah mengakui jika kita sudah menikah dihadapan kekasihku ya!" aku yang masih shock dengan berbagai kejadian yang sedang ku alami hanya bisa diam sambil melihat kearah David, "kamu dengar tidak?" David mencengkram rahangku lalu berkata "kamu itu tuli atau bodoh? Sudah kampungan bodoh lagi, awas ya kamu sampai macam-macam dan kekasihku tahu tentang pernikahan bodoh ini" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk jarinya didepan mukaku juga. Kemudian dia melepaskan cengkramannya dan pergi berlalu begitu saja. Sebetulnya aku sudah menduganya jika akan seperti ini dan memang pernikahan kami memang pernikahan kontrak, namun tetap saja hatiku sakit diperlakukan seperti ini.

aku kembali ke meja makan dengan maksud akan mengambil piringku yang masih ada banyak sisa makanan karena memang aku belum selesai makan, akan kuhabiskan dikamar saja karena sayang membuang-buang makanan batinku. "Sayang dia siapa si?" kata wanita yang David tekankan sebagai kekasihnya tersebut tadi , "eeee diaa…. Diaa" ucapnya bingung sambil menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal, aku menunggu David dia akan mengakui siapa aku ini dihadapan kekasihnya "dia anaknya bu Ijah asisten rumah tangga dirumah ini" deg….. seketika hatiku sekarang lebih sakit rasanya dari perlakuan kasar David tadi. "loh kok berani makan di meja makan si ini anaknya bu ijah?" ucap perempuan itu "eehhhh itu......" ucap David bingung, "maafkan ketidak sopanan saya nona karena saya makan di meja makan Tuan, hal ini tidak akan terjadi kembali dan maafkan saya tuan karena berani makan di meja makan tuan" ucapku sambil membereskan piring sisa makanku dan membawanya kedapur, David terlihat sedikit terkejut dengan apa yang kuucapkan selera makanku sudah benar-benar hilang dengan semua yang terjadi . Kemudian aku kembali ke kamar dan membuka laptopku, mencari beberapa judul drama korea agar aku bisa sedikit melupakan apa yang kualami pikriku, namun tetap saja air mataku menetes juga hatiku terasa sesak juga diperlakukan seperti itu oleh suami ku yang sah.

Terdengar ketukan dari arah pintu kamarku. " mbak gina ngga apa-apa?" kata bu ijah khawatir "ia bu ngga apa-apa hehe" kataku sambil menyembunyikan air mataku. "saya kaget karna mas David kembali kerumah dengan membawa mbak Sonia kerumah ini tadi mbak" aku hanya diam "mbak Sonia memang seperti itu orangnya, saya sebenarnya bersyukur mas David menikah dengan perempuan yang baik seperti mbak Gina karna semenjak berhubungan dengan mbak Sonia mas David berubah jadi keras dan tidak memiliki rasa kasihan kepada siapapun". "ia bu yasudahlah sudah terjadi hehe saya ngga apa-apa kok bu " kataku . bu ijah terlihat sedih "mmmmm ya namanya jodoh sudah ada yang ngatur bu, mungkin Gina sama David belum jodoh, sekarang Gina juga ngga bisa apa-apa karna dalam surat perjanjian itu kita sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing" kataku mencoba menjelaskan kepada bu ijah, tidak tahu kenapa terlihat ada perasaan sedih dan kecewa dari mata bu ijah "tapi ibu tenang saja yaa selama Gina masih sah sebagai istrinya David Gina akan berusaha menjadi istri yang baik buat David" bu ijah tersenyum simpul "semoga saja mas David cepat sadar mbak kalau mbak Sonia itu jahat dan harusnya mas David bersyukur sekarang memiliki istri yang cantik dan baik seperti mbak Gina" aku hanya tersenyum.

Keesokan harinya aku keluar kamar akan berangkat bekerja, namun kemudian "eh kamu kan anaknya bu ijah kan? Loh kok keluar dari kamar tamu?" ucap Sonia kekasih David sedikit mengejutkanku. David mendatangi kami dan bertanya pada Sonia "kenapa sih sayang?", "ini anaknya bu ijah baru keluar dari kamar tamu, jangan bilang anaknya pembantu kamu bolehin tidur di kamar tamu ya vid?" aku hanya menudukan kepalaku karena tidak tahu harus berkata apa "ehhh itu loh kan kamar sebelahnya bu Ijah kemarin tuh lagi diperbaiki jadi ya aku bolehin dia tidur disini" kata David, "mana bocor dimana? Coba aku mau liat" ucap Sonia sedikit kesal. Kemudian mereka berdua menuju kamar sebelah kamar bu Ijah yang mereka bicarakan tadi setelah itu aku, bu Ijah dan mang Ujang dipanggil oleh Sonia ke ruang tamu yang tentunya disana juga sudah ada David. "saya mau ngomong sama kalian, ini karena kamar sebelah kamar bu Ijah sudah tidak bocor lagi mulai malam ini gina tidur di kamar sebelah kamar bu Ijah ya, yang sudah sepantasnya buat kamu ya gina." Dengan penekanan bagian sepantasnya tersebut aku, bu Ijah dan mang Ujang hanya mengangguk. "Nanti gimana kalau ada tamu atau ada keluarganya David mau nginap disini coba? Tolong ya bu ijah jangan mentang-mentang sudah lama bekerja disini seenaknya menggunakan kamar tamu untuk anaknya!" kata-kata yang menurutku tidak sepantasnya keluar dari orang yang bukan siapa-siapa disini. Kulihat David sedaritadi hanya menyibukan diri dengan ponselnya.

kemudian aku berkata "baik nona, maafkan saya kalau begitu saya pamit berangkat kerja dahulu, permisi" dan aku menuju ke parkiran mengambil motorku yang ku beli 2 hari lalu dari temannnya mang ujang, eku membeli motor itu dengan tabunganku, walaupun motor bekas tapi sangat berguna selama aku berada di kota ini.

sepulang dari kantor ketika akan memasuki rumah mang Ujang menahanku di tempat parkir "neng mohon maaf tadi saya sama ibu sudah memindahkan barang-barang neng gina ke kamar sebelah, soalnya non Sonia sudah marah-marah ke kita berdua tadi neng" ucap mang Ujang sedih. Aku yang memang terkejut hanya bisa diam dan tersenyum simpul sambil memasuki rumah lewat pintu dari garasi mobil, hal ini karena kamr baruku memang lebih dekat lewat pintu kecil di garasi mobil tersebut. Aku hanya pasrah ketika memasuki kamarku yang tentunya lebih kecil dari kamar tamu dirumah David ini. kemudian tiba-tia David berdiri didepan kamarku itu dengan wajahnya yang datar "kamu di kamar ini dulu ya" ucapnya dengan nada seperti sedikit idak enak kepadaku, aku yang saat itu sedikit capek karena pulang kerja dan bingung juga agak tidak terima atas perlakuan David dan kekasihnya hari ini. "maksud kamu apa vid? Sepertinya tidur di kamar ini ngga termasuk dalam perjanjian, juga harus mengikuti kemauan kekasihmu itu tidak ada dalam perjanjian kan?" ucapku kesal, kemudian wajah David kembali dingin seperti biasanya terlihat ia mengeraskan rahangnya dan pergi seketika itu juga tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaanku tadi.

Author pov

Disuatu siang terlihat David makan siang diruangannya, sedangkan Sonia menemaninya disana. Selama berada di Indonesia Sonia sudah pasti akan sering menemani David kemanapun termasuk bekerja dikantornya karena profesi Sonia yang memang seorang model internasional, ia sering menghabiskan waktunya di luar negeri untuk bekerja. Sonia kemudian pergi ke suatu ruangan yang berada di perusahaan tersebut dan disambut hangat oleh orang-orang disana "selamat siang bu Sonia makin cantik saja bu", kemudian mereka berbincag-bincang santai dengan Sonia karena semua karyawan di perusahaan itu sudah mengenal baik Sonia sebagai kekasih bos mereka.