1 Part 1

Dipagi hari yang cerah Gina melakukan aktivitasnya untuk bekerja di sebuah perusahaan sebagai manajer HRD. Diusianya yang ke 25 tahun gadis cantik yang memiliki wajah oriental ini sudah mendapat beberapa promosi diperusahaan tempatnya bekerja. Selain sifat dan pembawaannya yang hangat, ceria dan tulus ia juga dikenal sebagi wanita yang kuat, nama lengkapnya adalah Regina Aurora.

Jarum jam menunjukan pukul 17.00 wib dan sudah saatnya pulang bagi kayawan perusahan holding corp. . "Gin, ngga siap-siap pulang? Kita mau clubbing bareng nih ikut yuuk" kata clara rekan kerja sekaligus sahabat gina semenjak mereka kuliah s1 dijurusan yang sama. "mmmmmm ngga deh ra kalian aja, gue masih ada berkas yang harus gue kerjain hehe" Clara pun tersenyum mengerti dengan jawaban sahabatnya tersebut "udah tau si gue kalo hangout ke club pasti banyak alesannya hahaha yaudah selamat bekerja ya miss Regina gue pamit, jangan kerja mulu ga kawin kawin lo yang ada hahaha bye" Clara pun meninggalkan sahabatnya sambil cekikikan.

Suara lagu Flashlight mlik Jessie J terdengar ditengah konsentrasinya memeriksa beberapa berkas dari handphone miliknya. "ya ma?" dan terdengar suara halus nan lembut milik ibunya diseberang telpon "kamu masih dikantor? Kamu nyusul mama papa ya di Chinese Restaurant deket kantor kamu, kita lagi ketemuan sama keluarganya om Melvin sahabatnya papa waktu kuliah". "ia ma aku dikantor, oke aku nyusul sebentar lagi ini beresin berkas dikit lagi". "ya cepat ya kami tunggu jangan sampe kamu ngga datang loh" Gina pun menyelesaikan pekerjannya dan langsung menyusul mama papanya.

Gina memasuki restaurant tempat orang tuanya dan om edrick bertemu, dan seketika itu juga ibunya melambaikan tangan nya sambil memenggilnya "hai ma pa, halo om tante dan….?" Sambil menerima uluran tangan gina dengan malas sesosok pria berwajah blasteran Indonesia spanyol dengan mata coklat, hidung yang lancip dan tulang rahangnya yang menonjol "David" kata pria tersebut sambil membuang menunjukan muka tidk berminatnya. "silahkan duduk gin ini anak tante, David Brian maafkan ya dia memang keras kepala" tante Hana mencoba menghangatkan suasana kembali "kamu cantik ya aslinya, om sama tante sudah sangat menyukai kamu ketika orangtuamu mengirimkan foto kamu dan menceritakan kepribadian kamu,mereka sangat membangakan kamu loh gin dengan prestasis kamu" sambil tersenyum dan berusaha sopan regina menjawab "hehehe terimakasih pujiannya "." dia biasa aja mom malah dibawah rata-rata, teman-teman saya banyak yang lebih baik dibidangnya dibanding dia" ucap laki-laki yang sangat menampakan kebenciannya kepada gina semenjak kedatangannya.

Disebuah resort mewah terlihat banyaknya tamu yang jika dilihat dari penampilan, gaya bicara dan bahasa tubuh mereka sudah dapat diketahui bahwa mereka orang-orang yang berkelas dan rata-rata pengusaha baik dalam maupun diluar negeri. Sementara itu di sebuah ruangan Regina meratapi nasibnya saat ini dimana dia harus menikah dengan David Brian, laki-laki angkuh yang dibencinya sekaligus tipe idealnya. tanpa pernah ia sangka ia akan menikah dengan laki-laki tipe idealnya yang memiliki wajah blasteran tersebut serta memiliki badan yang bisa dibilang Hot untuk laki-laki seusianya, sikapnya yang keras kepala, angkuh dan juga menyebalkan sayangnya walaupun ia membencinya namun harus Gina akui bahwa seorang David adalah memang tipe idealnya. Tetapi didalam hatinya ia mengeluh bukan seperti ini caranya, ia ingin menikah dengan orang yang dicintainya dan mencintainya dengan tulus tanpa paksaan dari pihak manapun.

Flashback

Gina's pov

"kami sudah menentukan tanggal pernikahan kalian dan itu akan dilaksankan 2 minggu lagi, dalam waktu 2 minggu ini kalian harus bisa mempersiapkan segala sesuatunya! "ucap om melvin penuh intimidasi" tante dan mama mu pasti akan membantu kalian dalam mempersiapkan pernikahan ini gin jadi kamu tenang saja ya" ucap tante Hana hangat tetapi mebuat otak ku membeku tanpa bisa berfikir sedikitpun, aku shock luarbiasa, tetapi berbeda dengan David yang santai sepertinya sudah mengetahui rencana tersebut. Dan saat itu juga kepalaku menoleh kearah kedua orngtuaku dengan ekspresi wajahku yang menuntut penjelasan sedetail-detainya! Dan orangtuaku hanya memberikan senyum isyarat agar mereka dapat mebicarkan ini dirumah nanti. Arrgghhhhhhh!!!! Mau gila rasanya walaupun usiaku sudah menginjak usia 25 tahun dan kata orang-orang itu adalah usia yang sudah dibilang matang untuk membina rumah tangga tetapi belum ada sedikitpu niat untuk menikah dalam waktu dekat ini apalagi dengan orang yang baru ku kenal sejak 10 menit yang lalu ini.

Ketika sampai dirumah tanpa membuka sepatu dan mengganti pakaianku aku langsung bertanya kepada kedua orangtuaku "ma, pa ini maksudnya apa bisa jelaskan ke regina?" sambil menampakan wajah frustasiku dan merekapun menjawab "maafkan papa mama nak kami membuat keputusan ini tanpa sepengetahuan kamu, papa mama sudah tidak tahu harus bagaimana sayang kamu tau perusahaan papa sedang mengalami masa krisis yang luarbiasa dan adik mu Gita sudah harus menjalni operasi jantungnya, om Melvin bersedia membantu kita asalkan menikahkan kamu dengan anaknya" ucap papa tak kalah frustasi nya dengan aku "jadi ini benar-benar pernikahan bisnis ma pa? " mama dengan mata yang berkaca-kaca berkata "maafkan kami sekali lagi gin tapi kamulah satu-satunya harapan kami, kamu tau Gita harus secepatnya dioperasi kalau tidak kamu tau resikonya nak dan biayanya tidak sedikit, dengan kamu menikah dengan David om Melvin berjanji akan mebantu biaya operasi Gita dan membantu perusahaan papa yang hampir collapse" seketika itu juga mama memelukku dengan erat "tolong kami nak, tolong Gita kami tau ini tidak adil untukmu tapi kami tidak bisa apa-apa mafkan kami orangtua yang gagal membesarkan kalian" sambil menangis mama masih memeluku, akupun tidak kuat menahan airmataku dan aku mengiakan keinginan mereka.

Flashback end

Gina's Pov

Setelah acara yang berlangsung sangat meriah dan mewah itu aku langsung berjalan menuju kamar yang ada di resort tersebut, aku membersihkan diri dan duduk di kasur berukuran besar nan nyaman, dalam hatiku aku tidak menginginkan pernikahan ini tetapi dalam pemberkatan pernikahan tadi aku mengucapkan janji pernikahan dihadapan Tuhanku dan bagiku janji pernikahan bukanlah ucapan yang main-main. Pintu kamar terbuka dan sosok laki-laki yang telah menjadi suamiku itu masuk ke ruangan ini dengan wajah yang sangat tidak bersahabat, ia melempar sebuah kertas ke arahku "tanda tangani itu!"

Ck.. dia persis seperti ayahnya kalau berbicara penuh dengan tanda seru dan tidak terbantahkan pikirku. Kubuka lembar kertas tersebut dan mulai membaca dengan seksama

Surat Perjanjian Pernikahan

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Pihak pertama yaitu David Brian dan

Pihak kedua yaitu Regina Aurora

1. Pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan masing-masing

2. Tidak boleh ada kontak fisik baik pihak pertama maupu pihak kedua

3. Perjanjian ini berlaku selama 1 tahun (12 bulan) terhitung tanggal 10 September 2021

4. Perjanjian ini akan berakhir tanggal 10 September 2022 itu berarti berakhirnya juga pernikahan antara pihak pertama dan pihak kedua

Sudah seperti drama-drama saja batinku sambil tersenyum miris "ini sudah saya tanda tangan" sambil menyodorkan kertas surat perjanjian pernikahan tadi kepada David "bagus" katanya dengan senyum kemenangannya dia keluar ruangan ini dan tidak kembali lagi sepertinya. Sudah ku duga dia tidak menginginkan pernikahan ini apalagi sejak awal tatapannya terhadapku sangat tidak bersahabat bahkan terkesan merendahkan, aku tau aku tidak begitu cantik terebih lagi aku tidak pintar make up dan tidak terlalu mempedulikan penmpilanku, yang aku pedulikan adalah karir dan hobi ku, tetapi apa sebegitu buruknya aku dimatanya sehingga seperti ini perlakuanya terhadap wanita yang baru saja dinikahinya?. Wahhh luar biasa aku tidak dapat membayangkan hidup 1 rumah dalam 1 tahun kedepan dengan pria seperti dia batinku.

Keesokan harinya aku dan David di jemput oleh tante Hana da om Melvin untuk menuju salah satu kota tempat dimana mereka tinggal, ya David memang tinggal di berbeda kota dengan orangtuanya dan dia dipercaya om Melvin untuk mengurus anak perusahaannya yang salah satunya berada di kota tersebut. Kami pun sampai disebuah rumah yang memiliki 2 lantai dan taman di belakang maupun depan rumahnya, nyaman batinku. Ketika aku melangkah memasuki rumah tersebut aku melihat papa mama ku disana dan juga ada seorang wanita yang sudah berumur sekitar 52 tahun dan seorang laki-laki berumur sekitar 55 tahun "selamat datang dirumah sayang" ucap tante hana sambil memeluku "selamat datang nona saya ijah asisten rumah tangga dirumah ini, biasanya dipanggil bu ijah" bu ijah sambil mengulurkan tangannya aku pun membalasnya dengan senyum tulusku "halo bu panggil saya Gina aja " . "kalo saya biasa dipanggil mang ujang neng, tugas saya jaga rumah ini sekaligus yang ngurus taman dan kadang-kadag jadi supirnya mas David juga hehe" dengan logat khas sunda nya pak ujang juga memperkenalkan dirinya "halo mang ujang" balasku dengan senyuman.

Setelah perkenalan tersebut tante Hana mengajak aku dan mama berkeliling rumah sementara om Melvin, papa dan David asik berbincang-bincang seputar bisnis di ruang tamu. Setelah makan siang papa dan mama berpamitan langsung pulang ke Bandung karena meninggalkan Gita dirumah sakit bersama pamanku pasca operasi jantungnya. Sementara itu om Melvin dan tante hana juga berpamitan untuk kembali ke Jakarta setelah itu ke Paris dimana pusat perusahaannya om Melvin JF corp. berdiri. "kami pulang dulu ya nak jaga diri kalian baik-baik jaga istrimu dengan baik ya vid" kata om Melvin dan langsung dibalas dengan senyum penuh kepalsuan dari David "ok dad". "kami juga pamit ya akur-akur sama suami kamu ya gin jangan berantem, mmm nak David titip Gina yaa". "pasti ma" dan tante Hana melambaikan tangan sambil berkata "jangan lupa cepet-cepet kasih kita cucu yang lucu-lucu yaa" aku menatap David dan dia hanya tersenyum malas mendengar apa yang dikatakan tante Hana barusan.

Hari ini dimulailah semuanya, kehidupan baruku ditempat yang masih asing buat ku dan tentunya sendirian. Semuanya sudah diatur oleh tante hana dan om Melvin termasuk pekerjaanku, hari ini hari pertama aku bekerja di anak perusahaan JF corp. di kota ini yang pemimpinnya tidak lain adalah suami ku sendiri David Brian. Kemarin setelah kedua orangtuaku dan orangtua David meninggalkan rumah kami dia mengancamku agar tidak memberitahu siapapun di kantornya kalau aku adalah istrinya, tanpa ada pilihan lain aku hanya mengiakan keinginannya. Sedih rasanya dikota ini aku hanya mengenalnya mmm tentunya selain bu ijah dan mang ujang. Hari pertamaku bekerja cukup lancar, aku ditempatkan di bagian staff HRD kalau sebelumnya aku adalah manajer nya, disini aku mulai sebagai staff HRD aku cukup diterima disini, teman-teman sekantor ku bersikap ramah terhadapku termasuk atasanku pak tommy yang sangat terbuka dengan kehadiranku. Ruangan David berbeda 4 lantai dengan ruangan staff biasa seperti aku.

Jam pulang kantor pun tiba, aku ingin menghubungi David melalui pesan singkat untuk menanyakan bagaimana aku pulang kerumah, ketika aku membuka handphone ku sebelum mengetik pesan David sudah mengirimkan pesan singkatnya pada ku

From : David

Jangan mengandalkanku, karena dikantor ini kita tidak saling kenal jadi kau cari cara sendiri untuk pulang kerumah!

Aku memutuskan untuk bertanya ke satpam dan ia memberitahuku ada halte untuk angkutan umum didekat kantor jadi aku dapat menunggu angkutan umum yang menuju ke arah rumah David di halte tersebut. Bingung rasanya, semua terasa asing bagiku terlebih lagi aku harus memulai karirku dari awal dan tentunya hidup bersama dengan orang yang tidak ku kenal dengan baik. berbicara saja jarang dan kalaupun berbicara denganku pasti penuh dengan tanda seru, hanya menyuruh-nyuruh aku tanpa mau repot-repot bertanya dan mengenal aku. Aku hanya bisa tersenyum dan menguatkan diri ku 'hanya satu tahun Gin semangat ' .

Sesampainya dirumah david aku masuk ke kamar tamu yang berada di lantai bawah dan kamar david berada di lantai atas. Aku merapikan barang-barangku dan membersihkan diriku setelah itu. kemudian pintu kamarku di ketuk beberapa kali yang aku tahu itu adalah bu ijah. Bu ijah mengetahui bahwa pernikahanku dengan David hanya sebatas pernikahan diatas kontrak, hal itu diberitahukan oleh David setelah kedua orangtua kami meninggalkan rumah ini, dan saat itu juga aku menempati kamar tamu. "ia bu?" kataku sambil membuka pintu berwarna putih itu " makan malam sudah disiapkan ya mbak gina" , " oh oke bu sebentar saya kesana". Kemudian aku menuju meja makan yang berada di lantai 1 tidak begitu jauh dari kamarku, tempat meja makan ini mengarah ke suatu pintu kaca besar yang dibuka lebar sehingga menampakan pemandangan taman belakang rumah ini yang sangat luas dan juga ada sebuah kolam renang yang cukup besar disana. "ini saya makan sendiri bu? David belum pulang?" kataku bertanya kepada ibu ijah yang sedang menyiapkan meja makan "ah ia mbak mas David sepertinya tidak akan pulang kerumah" aku sedikit bertanya "memangnya David jarang pulang kesini bu?", "biasanya kalau mas ngga pulang kerumah karena urusan bisnis diluar kota atau masih ada pekerjaan mbak" ucap bu ijah. "hmmmm oke deh bu, kalau begitu ibu makan disini saja sama saya sekalian sama mang ujang juga bu" kata ku sambil menepuk kursi disebelahku. "maaf mbak tidak usah saya dan mang ujang biar makan di dapur saja" . kemudian aku membujuk mereka agar mereka mau makan bersamaku di meja makan agar aku tidak sendirian, dan merekapun mengiakan.

avataravatar
Next chapter