24 BAB 24

Di hari minggu yang cerah Bella sedang berada di salah satu perumahan elit di bagian London Barat, tepatnya di perumahan Holland Park. Perumahan ini termasuk perumahan yang cukup mahal dimana banyak dihuni oleh artis dan selebritas Inggris, salah satunya David Becham mantan pesepak bola legendaris Inggris dan istrinya Victoria Becham seorang penyanyi dan pengusaha terkenal. Selain itu ada pula beberapa artis lain yang juga memiliki hunian di wilayah tersebut karena tempatnya yang nyaman dan bangunannya yang indah.

Bella berada di tempat ini bukan untuk bertemu dengan mereka namun untuk mengembalikan gaun Reina yang dipinjamnya beberapa hari yang lalu. Bella baru pertama kali datang ke tempat ini, ia sempat tersesat namun karena bantuan Daniel yang memandunya Bella akhirnya tiba di depan sebuah rumah mewah yang indah.

Tampak dari luar bangunannya yang bergaya victoria sangat klasik dengan nuansa putih terasa sangat nyaman dan lingkungan yang tenang menambah estetik tempat tersebut. Bella takjub dengan keadaan di sekitarnya.

Dengan ragu ragu Bella menekan interkom di gerbang rumah tersebut.

"Siapa?" terdengar suara dari alat tersebut.

"Em... Selamat pagi saya Bella. Saya ingin mengembalikan gaun yang pernah saya pinjam pada tuan... eee... Chris, eh... tuan Daniel..." Bella kebingungan menjelaskan maksud kedatangannya.

"Oh oke, masuklah Bella".

Setelah jawaban itu terdengar, gerbang tiba tiba bergerak terbuka secara otomatis. Dengan perlahan lahan Bella berjalan masuk ke dalam. Bella sempat mematung, tiba tiba pintu terbuka dan berdiri Christian dengan pakaian casual sedang tersenyum pada Bella.

Bella yang sedikit takjub kemudian mundur beberapa langkah, ia merasa malu karena sempat kehilangan konsentrasinya.

"Terimakasih sir, saya ingin mengembalikan gaun yang saya pinjam beberapa hari lalu".

"Oke, masuklah".

Bella sedikit ragu apakah boleh bertamu sendirian seperti ini masuk ke rumah laki laki yang belum lama ia kebal.

"Tidak apa apa Bella, aku tidak akan berbuat jahat". Seakan akan paham dengan pikiran Bella, Chris berusaha menenangkan gadis itu.

"Oh tidak apa apa sir". Bella merasa bersalah telah berpikiran buruk pada pria yang telah menolongnya.

" Ingin minum apa?"

Bella yang sudah duduk nyaman di sofa bingung dengan pilihannya.

"Apa saja, maap merepotkan anda sir".

"Santai saja, jangan sungkan". Chris kembali tersenyum pada Bella.

Tidak lama kemudian datang seorang pelayan membawa segelas jus jeruk untuk Bella dan Chris.

"Silahkan Bella".

"Terimakasih" Bella minum dengan canggung karena selalu diperhatikan oleh Chris yang duduk di depannya.

"Boleh aku menyimpan nomor kontakmu?" tiba tiba Christian bertanya.

Bella tersedak minumannya sendiri sedangkan Chris terkekeh di tempatnya.

"Maapkan aku Bella" Chris mencoba menahan senyumannya.

Bella semakin merasa canggung, belum sempat minumannya masuk ke tenggorokan ia malah menyembur sepeti naga, batin Bella.

"Oh tentu, tapi untuk apa sir?" Bella ragu seorang artis terkenal seperti Chris akan membutuhkan nomor kontaknya.

"Kurasa aku bisa meminta bantuanmu saat aku membutuhkan referensi di perpustakaan tempatmu bekerja" Chris mencari cari alasan yang rasional.

"Oh tentu sir, ini...." Bella menyerahkan kartu namanya yang sederhana pada Chris.

Chris tersenyum puas menerimanya.

"Baiklah sir, saya harus pamit untuk kembali bekerja. Terimakasih atas bantuannya sir".

"Oh sama sama. By the way, cukup panggil saja Christian, Chris".

" Aku belum setua itu, oke"

"Oh oke sir, em.... maap, Chris maksudnya".

"Great..!".

Bella kemudian pamit undur diri, ia merasa tenang sudah mengembalikan gaun milik Christian. Namun Bella masih bingung bagaiman cara mengembalikan jas putih milik pria mesum bertato itu.

Saat Bella berdiri cukup lama di tepi jalan sepi, tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di depannya. Bella mundur beberapa langkah, pintu belakang terbuka lebar dan tampak seorang pria berpenampilan jas lengkap berwarna hitam sedang duduk dengan gagah.

"Masuk..!" terdengar suara berat dari pria yang duduk di belakang kemudi. Bella takut bukan main, dia berencana lari sekuat tenaga dari tempat itu. Namun belum sempat bergerak, seorang pria berambut abu abu memaksa Bella masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan cepat. Saat Bella berusaha membuka paksa pintu mobil di sebelahnya terdengar bunyi "klik" sehingga pintu terkunci otomatis dari depan pengemudi.

Bella semakin panik namun tubuhnya malah kaku tidak bisa digerakkan sama sekali, di sebelahnya duduk pria berkaca mata dengan tato disepanjang leher dan tangannya. Tiba tiba Bella menutup mulutnya, ia menyadari siapa pria yang sedang menculiknya saat ini. Dia merasa semakin takut, tubuhnya sedikit gemetar.

Bella teringat betapa kurang ajarnya pria ini karena mencium bibirnya tanpa ijin. Bella bertekad harus menjauh dari pria brengsek ini, namun Bella lupa sebelumnya ia berniat bertemu pria tersebut untuk mengembalikan jas putih miliknya yang masih ia simpan di rumah.

Bella sempat bersyukur karena pria tersebut tidak marah dan menuntut ganti rugi padanya, namun kemudian laki laki itu dengan tidak sopan mencuri ciuman pertamanya. Perasaan Bella campur aduk, ia bingung harus bersikap seperti apa pada pria di sampingnya tersebut.

avataravatar
Next chapter