webnovel

Level Max

Isekei, atau lebih mudahnya adalah dunia lain.

Sekarang untuk pertama kali dalam hidupnya, Noragami Tamae dan Han Yung Yen mengalami kejadian itu. Benar, direinkarnasi kan ke dunia lain.

Menurut Noragami, Isekei ini tak lain hanyalah sebuah VRMMORPG. Beruntungnya ia karena meskipun baru masuk, sudah memiliki max level dan dua orang anggota party yang salah satunya adalah seorang dewi api dan yang satunya lagi pemilik pedang legendaris Kirigakure. Ya meskipun pedang itu hanya sebatas titipan alias replika.

"Jika ini adalah Isekei dengan tema game seperti dalam Manga dan Anime yang sering kulihat, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah mencari kota terdekat!?" Seru Noragami.

"Aku sependapat dengan Noragami" sambung Yung Yen.

"Lalu kau sendiri, Rias, apa kau mau tetap tinggal disitu merenungi nasib?" Ucap Noragami sedikit menahan ekspresi tertawa.

"Aku tak mengerti apa maksudmu membawaku bersamamu" jawabnya kesal.

"Aku mau mencoba hal yang lucu seperti dalam novel Isekei yang berjudul Konosuba" jawab Noragami enteng.

"Lalu segel yang terpasang di leherku ini apa?" Lanjut Rias lagi dengan tampang yang masih terlihat kesal.

"Aku tak mengerti hal itu. Tapi kalau dilihat-lihat, itu seperti segel budak dalam anime Tate no Yuusha, kan Yung Yen?"

"Aku juga tidak merasa asing dengan segel itu. Tapi Noragami, bisakah kau masukkan keenam senjata ini ke ransel mu, aku gak mungkin membawa semuanya!" Jawab dan seru Yung Yen.

"Sebentar Yung Yen, aku masih mau berbicara dengan dewi di depan kita ini," sahut Noragami. "Jadi Rias, apa kau akan tetap tinggal di situ? Jangan salahkan aku jika nanti kau dimakan monster di dunia ini!" lanjutnya.

"Pokoknya aku masih kesal!"

"Aku gak peduli. Yang aku tanyakan apa kau mau ikut dengan kami?"

Noragami pun membalikkan badannya lalu menuju kepada Yung Yen yang sudah bersiap untuk melakukan perjalanan mencari kota terdekat.

"Yung Yen, letakkan senjata mu di sini!" Seru Noragami kepada Yung Yen.

Yung Yen pun meletakkan enam buah senjata yang akan dimasukkan ke dalam ransel di tempat yang ditunjuk Noragami.

Setelah keenam senjata berhasil dimasukkan ke dalam ransel, Noragami memberikan gelang ke tangan kiri Yung Yen. Gelang itu adalah kunci alternatif untuk mengambil senjata yang berada di ransel.

"Ayo kita pergi!" Lanjut Noragami.

Yung Yen menganggukkan kepalanya lalu setelah beberapa langkah mereka berjalan.

"Tu-tunggu!" Seru Rias di belakang mereka.

Noragami yang tau apa yang akan terjadi, 'Hehehe, sudah kuduga'

"Ayo cepat nanti bakalan kami tinggal beneran!" Lanjut Noragami tanpa menjeda langkah kakinya.

Rias pun dengan sigap mempercepat langkah kakinya menuju mereka berdua.

Sudah lumayan lama mereka berjalan mencari luar hutan ini, tapi belum juga menemukan di mana tempat yang ada penghuninya, apalagi sebuah kota petualang.

Dapat dilihat apa yang terukir di ufuk barat menandakan hari ini sudah akan ditutup dan diganti menjadi malam.

"Apa perjalanan kita masih jauh?" Yung Yen membuka suara.

"Mau dikatakan sudah dekat, bahkan aku belum pernah ke sini. Coba tanya pada dewi di depan kita ini. Bagaimana dewi api, apakah kita sudah dekat dengan kotanya?" Sahut Noragami.

"Sebentar lagi" balasnya.

Karena sudah lumayan lelah, Yung Yen pun mulai memperlambat langkah kakinya.

Noragami yang melihat hal itu berkata, "Mungkin kita istirahat dulu sebentar"

"Noragami"

"Iya, Rias?" Sahutnya.

"Kau kan sudah level max jadi semua item sudah terbuka. Mengapa tidak kau gunakan saja kendaraan untuk membawa kita!?" Lanjut Rias.

"Mana ku tau kalau ada kendaraan segala"

Dan bodohnya lagi padahal mereka bisa teleportasi.

"Coba cek aja"

Lalu Noragami pun menuruti apa yang dikatakan oleh Rias. Benar saja, ada berbagai macam jenis kendaraan yang ia miliki.

"Kendaraan apa yang cocok untuk medan seperti sekarang?" Tanyanya sebelum mengeluarkan kendaraannya.

"Sepertinya kereta kuda. Menurut mu Yung Yen?" sahut Rias.

"Aku sih ngikut saja, apapun itu" sahutnya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengeluarkan kendaraan berupa kereta kuda" lanjut Noragami.

Lalu muncullah kereta kuda yang dimaksud dari dalam ransel Noragami.

Setelah equip selesai, mereka pun menaiki kereta tersebut dan berkendara menuju kota terdekat yang di tunjukkan oleh Rias.

Akhirnya mereka pun sampai di pintu gerbang kota tersebut yang dijaga ketat oleh puluhan petualang.

Salah satu petualang menghampiri mereka. "Tunjukkan kartu petualang kalian!" Serunya.

"Kami tak punya. Maksudku hilang di tengah hutan tadi" jawab Noragami.

"Apa kalian petualang dari negeri lain?" Tanyanya lagi.

"Bisa dikatakan begitu. Kami adalah tiga petualang yang berasal dari negeri yang sangat jauh sekali" sahut Noragami sedikit berbohong.

"Jadi ada urusan apa kalian kesini?"

"Cuma jalan-jalan plus mau buat kartu petualang lagi"

"Kalau begitu biar kami antar kalian bertiga ke guild. Nampaknya kalian bertiga orang yang sangat kuat, dilihat dari kendaraannya"

"Oh terimakasih atas pujiannya. Dan sepertinya biar kami saja yang mencari letak guildnya"

"Begitu?"

"Iya. Sekalian kami mau jalan-jalan di kota ini"

"Baiklah. Selamat datang di kota Immortal!"

Mereka bertiga pun masuk dan meninggalkan segerombolan penjaga gerbang tersebut.

Setelah sampai di pusat kota, mereka menemukan bangunan yang sangat besar. Mereka meyakini kalau bangunan itu adalah guildnya.

Tak mau buang-buang waktu, mereka pun masuk kedalam bangunan tersebut.

Saat hendak masuk mereka dicegat oleh seorang yang merupakan salah satu guild master di kota ini.

"Siapa kalian?"

Dengan santainya Noragami menjawab, "Aku adalah Dewa kematian Noragami Tamae, hahaha. Bercanda"

Semua yang mendengarnya sweetdrop.

'Apa-apaan orang ini' batin mereka.

Meskipun itu Noragami, tapi dia tau kalau orang-orang itu pasti sedang mengumpatnya.

Lalu dia melanjutkan lagi perkataannya dengan nada yang berwibawa(?)

"Aku adalah Noragami Tamae. Kalian boleh memanggil dengan sebutan Noragami-sama"

"Namaku Han Yung Yen. Yung Yen adalah nama panggilanku"

"Dan aku adalah sang Dewi Api, Rias... Apa ya? Oi Noragami?"

"Rias Takagawa kayaknya" balas Noragami.

"Iya. Aku adalah Rias Takagawa sang dewi api" lanjutnya dengan bangga.

'Takagawa? Api? Hahaha. Namanya ada kanji sungai gak ada api-apinya tapi ngaku-ngaku dewi api' batin salah satu guild master. "Jadi apa ada yang kalian perlukan di guild kami?"

"Kami kehilangan kartu petualang kami, jadi bisakah kami membuatnya di sini?" Sahut Noragami.

"Bisa. Satu orang 23 koin perak dan spesial untuk kalian bertiga, cuma satu koin emas saja" jawabnya.

'Spesial pala lu. Berkali-kali lipat tu harga' batin mereka bertiga.

Tapi kemudian Noragami dengan bangga dan sedikit pamer berkata, "Jangankan satu koin emas, bahkan seribu ton emas pun akan ku bayar. Sultan mah bebas" ucapnya sambil membayar dengan satu koin emas.

'Cih pamer banget sih mentang-mentang poin unlimited plus level max' batin dua orang anggota party nya.

'Sudah kuduga level max adalah yang terbaik' batin Noragami.