1 MY INCREDIBLE BOSS

"Flat shoes, rok hitam, kemeja biru, jam tangan, tas...oh tidak, aku melupakan sesuatu. Buku catatan kesayangan ku. Well, done."

Semua outfit dan perlengkapan ngantor sudah prepared malam ini.

Dia sangat antusias untuk bekerja di hari pertamanya. Malam ini dia pastikan untuk tidur cukup agar esok pagi lebih fresh.

[ Asal muasal kejadian ini bermula dari....

Sudah seminggu Kita terduduk di depan meja belajar nya. Bukan sembarang meja belajar, tapi juga bisa untuk meja makan,meja kerja,bahkan meja tidur baginya. Sebut saja meja multifungsi.

Dering telpon dari sudut meja membuatnya tersadar dari lamunannya.

1 menit 2 menit 3 menit dan...

Boom!!

Yang ditunggu-tunggu pun akan menghampiri.

Yang dinanti-nanti akan menemui.

Yes! Alhamdulilah. Sebuah email pembawa kabar baik menghampiri ku. Aku di terima jadi sekretaris di perusahaan itu. Woooow.

Gadis itu terlihat sangat bahagia. Senyumnya menggila. Tak lama dia menggeledah lemari. Dia mulai mencoba satu persatu pakaian di lemarinya. Namun tidak ada yang cocok untuk pergi ke kantor besok. Dia berdiri lemas. Terlihat bingung.

Namun, dia langsung bertindak. Membuka pintu kamar lalu menemui kakaknya.

"Oo,jadi adik mba yang gemoi ini mau jadi sekretaris yaa"

"Iihh, mba...Makanya, aku bingung pake apa ke kantornya."

"Pake abang ojol kan bisa"

"Maksudku baju yang mau aku pakai besok ke kantor nya"

Pilihan Sukma memang cocok. Outfit yang serasi dengan wajah adiknya. Cantik. Ia berhasil membuat adik satu-satunya itu tenang. Masalah outfit sudah teratasi.

Kita memang seperti itu. Kekanak-kanakan, dia selalu butuh bimbingan. Lain halnya dengan Sukma. Wanita mandiri nan dewasa.]

*******

Jam weker bergambar angry bird itu berdering kencang sampai menusuk telinga calon sekretaris itu.

06.00

Kita sudah siap untuk memulai harinya. Hari yang akan indah sepertinya. Untuk pertama kalinya ia di terima perusahaan dan langsung menjabat menjadi seorang sekretaris. Baginya itu WOW. Walaupun sempat susah payah melamar pekerjaan kesana kemari dan menghadapi serangkaian tes untuk meraih posisi itu.

Dua puluh menit perjalanan menuju kantor tujuan. Detik ini dia melangkahkan kaki pertama nya di depan gerbang Perusahaan Sandia Family. Senyumnya manis merekah seperti bunga mawar.

Namun semenit kemudian saat ia hendak berjalan ke arah pintu kantor. Tiba-tiba suara klakson mobil sedan biru yang mengkilap itu tepat berbunyi di depan Kita. Karena kaget, Kita berteriak kencang.

"Aaaaaaaaahhhh!"

Dadanya berdegup kencang. Sesenti saja mobil itu akan melahap habis tubuh Kita.

Alih-alih turun dari mobil,pengendara itu terus melaju tak peduli. Kita sampai dibuat heran dan kesal. Tapi tak masalah, itu hanya mengurangi nol koma nol nol satu persen moodnya. Beruntunglah.

"Kamu"

Suara pria itu... familiar sekali. Oh, dia mas Sandia. Pemilik perusahaan ini. Yang mana akan menjadi Bos Kita nanti.

Pria berbadan sispek kotak-kotak (seperti kemeja nya Ahok) dengan perpaduan kulit putih dan wajah lumayan tampan itu seperti mirip Hyun bin. Percayalah, dia sangat rapi. Dari atas rambut sampai ke bawah terlihat sangat sempurna. Dia mendekat kepadaku seraya berucap,

"Ikuti saya"

Kita menuruti perintah nya tanpa berkata apapun. Mereka berdua masuk ke dalam sebuah ruangan kerja.

"Ini hari pertama kamu. Kerjakan tugas dengan baik. Jangan sampai saya kecewa dengan hasilmu."

"Siap mas!"

Mendengar jawaban Kita, Sandia langsung melotot tajam ke wajah gadis lugu itu. Kita sampai takut dibuatnya. Sorot matanya yang tajam membuat Kita refleks menunduk.

"Hormati saya sebagai mana mestinya"

"Baik pak"

"Kau kira aku ini bapak-bapak apa? Panggil saja bos."

"Baik bos"

"Kerjamu akan dimulai hari ini, sebelum menjadi sekretaris sungguhan, kamu akan di training selama seminggu oleh senior kamu, Klara. Bila kamu sanggup bekerja profesional,kamu akan saya angkat menjadi sekretaris tetap perusahaan ini."

Aneh, Sandia yang sekarang jauh berbeda. Dulu saat SMA, Sandia baik dan ramah kepadanya. Walaupun terkadang memang sedikit menyebalkan. Seperti tadi contohnya. Tapi Sandia memang tidak salah. Kita harus menuruti perintahnya.

Sandia adalah senior saat Kita masih SMA. Mereka terpaut selisih usia 2 tahun. Kita sering berdiskusi tentang sesuatu bersama Sandia. Makanya mereka lumayan dekat sampai saat ini. Jabatan sekretaris yang akan diraihnya pun berkat kemurahan hati Sandia. Kita patut berterimakasih.

"Mohon maaf sebelumnya karena menyita waktu kalian. Ini calon sekretaris baru di perusahaan Sandia Family."

"Nama saya Nikita Salsabila. Biasa disapa Kita. Senang bertemu kalian semua."

Kita beranjak menuju ke ruangannya. Ruangan kubik itu diisi oleh delapan pekerja yang masing-masing meja dibatasi. Meja Kita bersebelahan dengan wanita berambut panjang terikat itu. Sepertinya dia rekan yang baik.Namanya Asa, ia lebih tua satu tahun dari Kita. Mulai hari ini mereka berteman baik. Asa juga menjelaskan apa yang perlu diperhatikan saat bekerja di perusahaan ini dan kewajiban kepada Bos.

"Di Sandia Family cuma ada satu peraturan"

"Apa itu ka?"

"Bos tidak pernah salah"

"Ha? kok gitu si. Kalo di FTV biasanya dua peraturannya. Pertama, bos ngga pernah salah. Dan yang kedua kalau bos salah berarti balik ke aturan pertama."

"Disini dipersingkat."

Menurut penuturan Asa, ia mewanti-wanti Kita untuk waspada bila sewaktu-waktu kena omel pak bos. Karena katanya, itu akan lebih bahaya dibanding perang dunia ketiga.

Terlepas dari semua itu, Kita sebenarnya gadis yang mudah beradaptasi. Bersama orang baru, ia tidak keberatan. Begitu pun di sini, Kita merasa nyaman, ditambah dengan rekan kerja yang baik seperti Asa.

Bruukk!

Tumpukan berkas itu menghentikan niat Kita untuk pergi beristirahat makan siang. Wanita rapi mengenakan jas hitam itu berdiri tepat di hadapannya.

"Kerjakan ini. Sore ini harus selesai."

"Tapi kan ka..."

Belum selesai bicara,wanita itu terlanjur pergi. Acuh terhadap Kita.

Waktu memaksa Kita duduk kembali walaupun perut terasa terus menerus memelas ingin diisi.

"Ternyata gini rasanya jadi junior..."

Waktu makan siang sudah berlalu sekitar tiga jam. Para pekerja disibukkan kembali bersama pekerjaannya. Tak terkecuali Kita. Berbeda dengan yang lain, Kita belum makan siang sama sekali. Sesuap roti pun tak ia dapatkan. Ia sibuk bergelut dengan tumpukan kertas yang masih menggunung.

Butuh ketelitian. Butuh kesabaran. Butuh ketelatenan. Bagi Kita, ini tidak mudah. Namun, ia berusaha mengerjakan tugas tepat waktu. Ia optimis tugas ini akan selesai dengan baik. Walaupun cacing-cacing pendemo sudah siap di barikade. Tenang, ada konvermex.

"Ta,aku tau kamu laper. Kamu belum makan sama sekali. Kasian lambungmu nanti"

"Gapapa kok ka Asa. Aku harus ngerjain ini tepat waktu. Biar bisa makan siang di jamak makan malam."

Senja mulai datang,para pekerja tengah membereskan pekerjaan mereka. Sebentar lagi waktu untuk pulang. Kita terlihat keteteran dan sangat lemas. Ia kehabisan tenaga karna belum ada asupan makanan. Ia terus berfikir dan mengerjakan ini tidak ada habisnya.

"Sandia. Lihat hasil sekretaris baru kamu itu!. Eh, maksudku CALON SEKRETARIS kamu."

"Jadi,kamu ngga mampu menyelesaikan tugas ini tepat waktu?"

"Maaf bos, sebelumnya. Saya sudah bekerja semaksimal mungkin. Bahkan saya skip makan siang saya untuk mengerjakan berkas ini semua. Sebenarnya, tinggal sedikit lagi tugas ini selesai."

"Cukup. Saya tidak peduli. Yang saya tau hari ini kamu gagal. Dasar amatiran!"

Sandia berlalu bersama Klara meninggalkan Kita. Sungguh, mereka sangat tega. Tak terasa air mata Kita menetesi pipi nya. Dugaan hari pertama kerjanya tak sebagaimana mestinya. Bos yang angkuh, senior yang acuh dan tugas yang menderu kombinasi yang lengkap untuk menghantam hati gadis yang mudah tersentuh perasaan nya.

Tapi apa kabar dengan semangatnya?

sama sekali tidak goyah. Ia akan buktikan kalau dia bisa.

Dunia tidak akan peduli akan penuturanmu. Tidak akan percaya. Kamu bilang jujur sekalipun. Mereka terlewat angkuh.Makanya buktikan bukan cuma ucapkan!.

"Hari ini boleh jadi mereka meremehkan ku, merendahkan ku , menghina ku tapi suatu saat akan tiba dimana akan ada kejadian bahwa aku pantas dan layak. Kalau aku berusaha."

Semangat,ngga boleh sedih.

*****

Hari berikutnya....

Pagi-pagi sekali Kita sudah berada di kantor. Ia bergegas menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Seperti itu terus,sampai dihari keempat ia bekerja dia dipanggil si Bos.

Dia dinyatakan lulus dalam masa training calon sekretaris. Berkat kegigihannya menyelesaikan tugas tepat waktu dan profesionalitas yang dimilikinya. Hari ini juga dia diminta untuk menandatangani kontrak. Alhamdulilah!

Tapi sayang, dia terlalu bersemangat sampai-sampai ia merasa perut nya sakit. Tiba-tiba pandangan nya kabur dan badannya panas. Itu akibat ketidak teraturan jadwal makannya. Ia sering mengesampingkan perihal makan dan selalu memprioritaskan urusan pekerjaan.

Pagi ini,ia dilarikan ke rumah sakit. Tadi malam, Kita menggigil kedinginan. Badannya sangat dingin.Ibu Kita khawatir akan sesuatu yang terjadi pada Kita.

Dan ternyata...

"Putri ibu terserang typhus kronis Bu. Maagnya kambuh karena pola makan yang tidak teratur. Stres juga bisa jadi pemicu utamanya."

Ucap pria muda berjas putih itu.Ibu Kita hanya bisa melongo. Kita kurang tepat dalam mengambil tindakan. Sekarang , ia tengah berbaring menanti jadwal suntikan cairan ke tiga.

Ini pertama kalinya Kita di infus, rasanya sakit sekali. Ia menangis saat jarum tajam menusuk-nusuk kulit sawo matang ya itu. Dari dulu, Kita tak suka obat,rumah sakit,apalagi infus. Kita memang cengeng. Iya,dia sering menangis, tapi antara tawa dan tangisnya lebih banyakan tawa. Ia selalu kelihatan gembira. Demi menjaga perasaan orang lain bahwa memang dia sedang baik-baik saja.

"Apa gunanya hati bila berbuat saja masih sewenang-wenang

Apa fungsinya otak jika masih bertindak tanpa akal

Kurasa hati dan otak tidak diciptakan hanya untuk pajangan"

Sepertinya kewarasannya perlu dipertanyakan kawan.

-Kita

Tak sengaja, Ibu Kita menemukan secarik kertas yang jatuh dari buku catatan Kita. Membaca tulisan itu, Ibu merasa khawatir. Ini pasti sedang ada masalah. Ibu langsung menyerbu pertanyaan ke Kita namun, ia sadar. Kita masih sakit, dan kata dokter ia harus membuat kita bahagia. Bukan menambah stres.

Seharian berbaring di ranjang rumah sakit ini terasa sangat melelahkan. Baru saja bekerja seminggu ia langsung drop. Kita merasa bersalah kepada Sandia. Ia tidak bisa masuk kantor dan mengerjakan tugas-tugasnya sampai selesai. Lalu bagaimana urusan kantor?

Ah, sudahlah. Aku saja masih sakit seperti ini. Aku terlalu asyik berkulik dengan berkas sampai lupa makan siang. ( Batin Kita )

------

Di kantor, Sandia khawatir akan keadaan Kita. Ia takut terjadi sesuatu pada Kita. Namun, ia gengsi kalau mau menjenguknya.

"Jenguk..engga...jenguk....engga...jenguk...engga...jenguk!"

Kelopak bunga mawarnya habis untuk menentukan apakah ia harus menjenguk Kita atau tidak. Sedikit konyol memang, tapi setidaknya membantu dan hasilnya adalah menjenguk.

Siang ini Sandia bergegas ke rumah sakit. Ia di temani Klara.

Sayang, sesampainya di rumah sakit Kita sedang tidur. Alhasil, Sandia mengobrol dengan Ibu Kita hanya sebentar. Setelah itu Sandia langsung meluncur pergi dengan mobil sedannya yang glowing itu.

"Orangnya udah pergi Bu?"

"Loh, kok kamu tau Pak Sandia ke sini. Kan kamu tidur tadi."

Kita nyengir tanpa merasa bersalah.

"Aku pura-pura tidur aja deh Bu. Daripada ketemu sama Bos terus nanti di omelin. Kan gaswat "

"Jangan gitu dong sayang. Ini tadi ada bingkisan dari Pak Sandia untuk kamu."

"Tumben baik hati biasanya aja serem banget kalo ngeliatin"

Ia membuka paper bag dari Bos nya. Terdapat sebuah kertas bertuliskan,

Kita. Lekas sembuh. Bukit-bukit berkas kantor menunggumu!

Sandia

Muka kita memerah ia tidak menyangka Sandia akan mengirim ucapan seperti itu. Tapi ia heran kenapa nadanya seperti mengancam. Ah sudahlah. Eits... itu apa??

"Waw. Buku catatan baru!. Cantik sekali. Warnanya pink. Ututuu...comel seperti aku Bu."

Ibu Kita tertawa ringan.

"Tuh kan, jangan neting dulu sama Pak Sandia. Sampai-sampai dia buat kamu jadi senyum-senyum terus gini"

Ga boleh. Ga boleh. Ga boleh. Sandia itu manusia paling ngga punya hati di dunia. Ia tidak pernah meminta maaf sekali pun walaupun ia melakukan salah besar. Ia tega meninggalkan Kita dan sangat acuh di hari pertamanya.

Entah kapan ia akan berubah. Kata-katanya sangat menyayat hati.

Angkuh!

Seminggu sudah Kita makan nasi lembek di rumah sakit. Selama seminggu entah sampai berapa puluh kali ia kena jarum suntik. Aktivitasnya hanya tidur,makan, tidur, disuntik, makan, disuntik, makan lagi dan disuntik lagi lalu baru tidur.

Untung saja pak dokternya masih lumayan gans.Kalo engga si...percuma.

Hari ini Kita sudah diperbolehkan pulang. Tapi bukan berarti ia sudah sembuh total. Ia di haruskan bedrest selama 3 hari untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Saat berada di rumah sakit, banyak sanak saudara dan temannya yang menjenguk. Ia bersyukur masih ada orang yang perhatian kepadanya. Dikasih banyak amplop dan buah lagi.

Nyengir dulu.

đŸ€Ł

Asa mengirim pesan kepada Kita,ia meminta maaf karena belum sempat menjenguk. Anehnya, tiba-tiba ia menyeletuk,

Bos udah kangen tu.

Kangen ngomelin kamu maksudnya.

"Gini amat temen gue." (Batin Kita)

Kita menanggapi rekan kerjanya dengan santai. Ia sadar, bos perfeksionis itu sama sekali tak memiliki cinta,belas kasih,ataupun sebangsanya.

Males banget sebenernya ngomongin bos mulu.

**********

Kita bercermin didepan lemari pakaiannya. Ia terlihat sudah membaik. Walaupun berat badannya turun sampai 10 kg dan muka berubah menjadi sedikit pucat. Di tangannya masih ada perban berkas infus. Ia terpaksa harus melahap obat-obat yang besarnya seperti bola bekel itu. Pahit rasanya. Tapi ini demi kesembuhan.

Kita masih sedikit lemah. Langkahnya tak seperti biasanya. Hari ini hari pertama pergi ke kantor selama ia absen 10 hari. Deg-degan sebenarnya. Takut si bos gimana-gimana.

Ia sudah sampai tepat di depan mejanya. Tapi, siapa pria ini?

Kenapa dia ada di mejaku?

Ha? apa aku di ganti?

Aku nganggur dong.

Gimana ini?

"Halloo,"

"Iya, hai. Mohon maaf anda siapa ya? kok ada di meja saya?"

"Dia pengganti kamu selama kamu sakit. Dan sekarang dia akan membantu pekerjaan kamu. Dia partner mu. Aku tau, setelah banyak disuntik pasti kamu tidak akan menjadi becus"

Si bos tepat berada di belakangku. Dengan berkata seperti itu, aku langsung menimpali,

"Jadi seperti itu. By the way, kenapa kemarin pesan WhatsApp ku ngga di bales bos, cuma dibaca."

"Memangnya kamu siapa?"

Tangan Kita mengepal. Kalau saja yang dihadapannya bukan Hyun Bin kw, pasti ia akan menghantamnya sampai mampus.

Rasanya ia ingin menjadi Thanos saja!. Berteman bersama kapten Amerika huh.

Ternyata partner Kita namanya Bio. Dia cukup tampan,walaupun masih kalah tampan dengan Sandia. Bio cerdas dan ramah. Itu tercermin dari perkataannya dan tingkah lakunya yang manis. Kita merasa terbantu sejak ada Bio.

"Hot chocholate mau?"

"Oh, terimakasih"

Katanya, secangkir coklat panas bisa membuat hati lebih tenang dan rileks. Dan itu sepertinya benar.

-------------

Kalian tau tidak , sekarang tanggal berapa?

Ya, betul. Hari ini tanggal 19 Juni. Itu berarti hari lahirnya Bos!

Kita, Bio dan pekerja lainnya sudah mempersiapkan malam kejutan untuk Sandia. Mereka mengadakan perayaan kecil-kecilan untuk Hyun Bin Kw itu.

Semua orang terlihat bahagia di pesta itu. Tapi , kenapa Bos terlihat sedih?

Akhirnya Kita memberanikan diri untuk bertanya kepada Sandia. Ia membawa secangkir jus dan menghampiri Bos.

"Di saat semua orang sedang tersenyum, lalu kenapa yang harusnya berbahagia malah cemberut?. Minum jus ini dulu bos ."

Sandia lalu menatap tajam mata coklat sang gadis tersebut.

"Jangan tanyakan apapun lagi kepadaku!. Paham?!!"

Bentakan pak bos membuat seluruh orang tertuju kepada mereka berdua. Kita hanya berniat untuk menghibur, lantas mengapa ia harus dibentak seperti itu? di depan semua orang?.

Gadis itu pergi dari tempat tersebut. Ia terlanjur kecewa kepada bosnya itu. Ia menangis sepanjang jalan.

"Kenapa? kenapa aku harus mempunyai bos se jahat itu??. Aku...aku ingin segera keluar saja dari tempatnya itu. " Kata Kita berderai air mata.

"Hai,apakah kamu pernah mendengar ini?. Jangan membuat janji ketika kau sedang bahagia dan jangan memutuskan sesuatu ketika kau sedang bersedih..."

Bio...

"Lap dulu air matamu. Kau ini sudah besar, malu nanti kalau ketemu anak TK yang tidak menangis."

Kita hanya bisa menunduk menghapus air matanya. Ia tak berkata sedikitpun. Bio bersedia mengantar Kita pulang sampai depan pintu kamar. UPS, maksudnya sampai dengan pintu depan.

"Selamat malam..."

"bos? bos Sandia kok ada di sini? ngapain di kamar Kita? wah wah parah nih bosnya. Kita itu belum mahrom. Artinya, ngga boleh berduaan di satu atap yang sama."

Sandia diam seribu bahasa dan mencoba mendekati Kita. Kaki Kita gemetar tak karuan. Ini tengah malam , buat apa Sandia berada di kamar Kita.

Napas Kita berhembus, dada nya dag dig dug der, ia memaksa otaknya untuk berpikir. Mencari ide agar Sandia berhenti melangkah. Tapi,otak Kita sedang tidur. Kasian bila tiba-tiba dibangunkan.

"Beritahu ibumu, pagi dini hari namamu akan tertera disurat kabar."

"Wah,emang nya Kita menang apa? Juara badminton ya? Asiiik masuk korannn!"

"Berita kematian."

Jawaban singkat itu mendadak sangat horor ditelinga Kita. Apakah bos sudah gila?

"Bos, jangan bercanda deh. Plis, mohon ya keluar dari sini."

Semakin dekat jarak Kita dan Sandia. Ah, Kita kepepet. Ia tertahan dinding kamar.

"Loh,kok ngga bisa. Ini udah ga bisa mundur ini bos. Gimana bos. Aduh, mati aku!"

Sandia mengeluarkan pisau dari saku celananya. Dan kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi. Menuju ke arah perut Kita. Kita semakin tak karuan. Gaya andalannya, ia langsung berteriak sekencang kencangnya.

Tapi naas, terlambat.

Innalilahi wa innailaihi Raji'un...

Semua terasa begitu cepat. Baru saja dua minggu bekerja sebagai sekretaris, ia langsung tewas di tangan bos perfeksionis nya. Semua berduka. Menangis.

Mana belum dapet gaji lagi!

Sayang banget kan.

Sang ibu mendapati pesan terakhir yang di tulis Kita satu hari sebelum meninggal. Surat itu berisi kalimat,

Ibu Kita tercinta,

Suatu hari akan tiba masanya kita berpisah

Itu pasti bu, entah ibu atau Kita dulu

Ibu jangan sedih terus ya

Jangan stres kalau udah pisah sama Kita

Kalau stres, Kita punya solusinya

Cuci piring

Ih, ga percaya

Menurut penelitian itu, kegiatan cuci piring bisa mengurangi tingkat stres yang tinggi

Kita udah buktiin sendiri kok

Pas di marahin pak bos, Kita tuh stres banget

Terus kan nyoba tuh nyuci piring

Semua piring Kita cuciin sampai yang bersih juga Kita cuci semua

Alhamdulilah, stres nya jadi berkurang.

Aku sayang Ibu

Selamat tinggal.

Sampai jumpa di surga Bu

Love, Kita terunceh.

Membaca tulisan itu membuat Ibu kita menangis sejadi-jadinya. Ia heran, entah apa dendam pak Bos terhadap Kita. Kita anak yang baik dan periang. Namun sejak mempunyai Bos seperti Sandia, Kita jadi banyak nangis.

Pagi hari pukul 06.00 jenazah kita dimakamkan di TPU terdekat. Saat hendak dimasukkan ke liang lahat, jenazah Kita tiba-tiba....

"Ibuuuu. Kuburannya gelap. Ga ada lampu. Beli dulu Bu yang 5 Watt gapapa lampunya. Takut ini banyak cacing sama kalajengking nya. Geli Buu."

--------------

"Nak, sayang bangun. Bangun nak. Ibu disini! "

Kita masih terdiam kaku.

"Kitaaaaaaaaaaaaaa! Ini sudah jam 6 lewat. Kamu mau datang terlambat ke kantor!!!!" Ibu Kita membawa dua tutup panci sebagai alarm masa kini untuk putri tercintanya itu. Orkestra yang keren gais.

Lantas kita bangun dengan ekspresi kaget. Memandangi keadaan sekitar. Sepertinya kuburannya sama persis dengan kamarnya. Catnya pink, ada meja belajar, ada kasur, lampunya terang dan ada Ibu. Kita lantas sujud syukur.

"Alhamdulilah ya Allah. Kita masih hidup. Kita ga jadi mati sebelum gajian satu bulan😭. Itu tadi cuma mimpi. Maafkan hamba ya Allah. "

"Ngawur banget si ini anak, emang kamu masih hidup kan? "

Kita bergegas mandi dan bersiap tanpa menjawab pertanyaan ibunya. Ia berjanji akan menceritakannya setelah pulang dari kantor.

-----

Kalau dipikir-pikir mimpi itu aneh sekali bukan?

Saking kepikirannya dengan bos Sandia.

Saking kesalnya jadi kebawa mimpi. Hahaha.

Ketawa dulu dong.

Spaneng amat!

Sesampainya Kita di kantor, ia langsung disambut Bio yang sudah datang lebih dulu.

"Sobakhul khoir"

Lah ilah, bahasa apaan tu.

"Udah ngga nangis lagi kan Ta? "

"Udah ngga. Hehe. Lo tau ngga. Gue tadi malem mimpi apa😂".

"Mimpi gue pasti."

"Dih,sotak banget"

Percakapan terhenti saat langkah sepatu Hyun Bin Kw terdengar. Mendengar suara sepatunya saja sudah ogah apalagi orangnya. Hii..

Bos Sandia mengabarkan kalau besok akan ada meeting dengan klien dari Perusahaan Wijaya Group. Kita ditugasi untuk mempersiapkan seluruh berkas dan administrasi meeting . Mau tak mau, demi kesuksesan meeting besok, Sandia menemani Kita dan Bio mengerjakan tugas mereka. Walaupun Sandia terlihat bodoamat dan kadang angkuh,sebenarnya Sandia sangat memperhatikan para pekerjanya. Namun, kadang masalah yang menghampiri membuat dia sering emosi.

"Maaf"

"Apa? bos bilang maaf? "

"Ya,aku minta maaf.".

Untuk pertama kalinya bos minta maaf?!. Wow, ini pencapaian yang sangat hebat. Kita tercengang. Berabad-abad dia hanya pernah mengatakan maaf untuk pertama kalinya. Sang perfeksionis itu akhirnya mengakui kesalahannya. Ketawa berjamaah. HA HA HA HA HA.

"Iya bos. Kita udah maafin walaupun masih keinget pas dibentaknya."

"Jangan inget-inget saya terus lah."

Ge-er amat ini orang.

------------------

Tugas presentasi untuk besok telah selesai. Sandia sudah pergi dari kantor 120 menit yang lalu. Dia hanya bersama Bio diruangan ber AC itu. Sepi, senyap, dingin. Ini malam Jum'at . Kliwon.

Ah, sudahlah. Siapa setan yang berani masuk perusahaannya tukang ngomel coba. Ga ada lah. Setan yang berani kesini pasti bakal di kritik habis-habisan oleh perfeksionis itu.

Hari ini sangat lelah. Duduk di samping bos Hyun bin sepertinya akan menjadi anugerah besar. Ah, jadi tidak sabar untuk besok.

"Kita....., kenapa senyum-senyum sendiri?"

"Ah, iya bio kenapa? "

Mampus kan ketawan ngehalu nya.

Drrrrr....

"Sebentar,hp ku bunyi"

Sudah beres kan? Pulang. Jangan berduaan!

Singkat. Padat. Namun tidak jelas. Bos sangat mengganggu. Seakan dia tidak mau aku berlama-lama di kantor bersama Bio. Tapi, ada benarnya juga si bos. Lebih baik aku pulang dan beristirahat.

---------------

Keesokannya...

Kita terlihat gelisah, ia terus mondar mandir ke sana kemari di depan meja Pak Bos. Ada apa?

Sejam lagi meeting dimulai. Tapi, tidak ada tanda-tanda Sandia akan kekantor. Apa Sandia lupa?

Itu tidak mungkin. Dia bukan tipe orang yang ceroboh. Mungkin saja dia ketiduran kan?

Dia memiliki profesionalisme yang tinggi. Percayalah!

Lalu apa, bagaimana bisa dia belum datang ke kantor?

Sudah kirim pesan padanya? Sudah.

Hubungi nomornya coba. Aku sudah 10 kali menelfonnya. Tidak ada jawaban juga.

Kita sangat khawatir. Pikiran buruk selalu memenuhi pikirannya. Ini meeting yang sangat penting. Tidak ada Sandia berarti itu tidak sah. Lebih-lebih Kita tidak menjumpai Bio dari tadi. Mereka berdua kemanaa?!.

Menurutmu, Kita harus pilih yang mana?

a. menunggu di kantor tanpa kepastian

b. memastikan bos ke rumahnya

A atau b ?. Ah,lama ga jawab-jawab juga.

Kita berjalan menyusuri trotoar. Menunggu bus di halte dekat kantor. Astaghfirullah dia lupa membawa ponselnya. Kembali ke kantor itu akan menyita waktu. Tapi, bagaimana dia bisa menemukan alamat pak bosnya kalau ngga bawa ponsel?.

Oh ya, Kita masih ingat alamatnya. Dia akan bertanya pada pak sopir.

Busnya sudah datang. Kita langsung naik dan menempati tempat duduk paling depan.

Ah! tinggal 40 menit lagi meeting dimulai. Tenang, bentar lagi sampai di tujuan. Yash! sampai juga di komplek pak bos.

"Assalamu'alaikum... Permisi... Pak sandiaa..."

Tidak terdengar suara dari dalam. Bagaimana ini? ahhhh! waktu terus melaju.

Dia berdiri didepan pintu gerbang rumah pak Sandia. Lima menit berlalu sia-sia. Ia memutuskan untuk balik ke kantor tanpa menemukan keberadaan si Bos.

"Wait.., Kita?" Kata Bio di depan rumah Sandia.

Bio disini? di rumah Sandia ? sedang apa ya ?

"kamu tau bos ada dimana?"

"Oo, dia sudah pergi ke kantor 15 menit yang lalu."

"HAH?!"

Dasar si bos...

"Trus, kenapa kamu ada disini, Bio ?"

"Mmm...meeting 20 menit lagi akan dimulai. Ayo berangkat."

Bio berusaha mengalihkan topik. Ia sedikit gugup. Apa yang telah terjadi?. Ah sudahlah, mungkin bio sedang ada urusan di rumah Bos.

Bio mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Demi mengejar waktu. Ia ngebut sengebut-ngebutnya orang paling ngebut. Jangan sampai terlambat di meeting penting bulan ini. Kita sampai di buat setor jantung. Rasanya seperti naik wahana historia di Dufan.

"Hah! sampai."

Hah hah hah hah. Napas Kita tak beraturan. Ia langsung menuju ke ruangannya untuk mengambil berkas.

" Loh bos, saya cari bos sampe nyamperin ke rumah. Malahan bos udah di sini..."

"Saya udah ngabarin kamu. Kamunya aja yang belum buka pesan."

"Kan hp saya ketinggalan disini, karena buru-buru nyari bos."

Sandia mengaku salut kepada Kita. Karena, ia sudah totalitas dalam mengemban amanahnya. Kita memang gadis polos...dan cenderung oon.

Astaghfirullah!

Walaupun sedikit awut-awutan karena habis mengejar waktu, paras Kita memang tetap terlihat cantik, Inner beautynya terpancar seperti Maudy Ayunda. Lebih tepatnya seperti tasnya Maudy. Comel gitu maksudnya.

"Cantik"

Kita tersentak. Pipinya mendadak berubah menjadi merah.

"Makasih."

Baru pertama kali bos memuji Kita. Seperti keajaiban dunia saja.

"Maksud saya yang cantik itu vas bunga kamu.. "

Astaghfirullah!. Ni orang ya, dikira mau muji eh malah buat orang jadi salfok.

------------

(Intermezo)

Menjadi seorang sekretaris bukanlah hal mudah. Tidak berlebihan jika banyak pihak mengatakan keberadaan dan peran sekretaris menjadi tumpuan keberhasilan pimpinan dalam menjalankan fungsi manajerialnya.

Peran sekretaris menjadi salah satu faktor penentu produktivitas suatu perusahaan.

Gampangannya gini :

Kalo sekretaris kacau,perusahaan bakal bubar.

Kalau semisal kalian jadi seorang sekretaris gais, sikap yang wajib kalian latih antara lain :

- tanggungjawab

- dapat diandalkan dan dipercaya

- bijaksana

- mampu merencanakan pekerjannya

- harus tulus dan ikhlas

- bisa menghargai

- mempunyai pemikiran sendiri.

Selain itu sebenarnya masih banyak lagi kriteria untuk menjadi sekretaris yang baik. Itu hanya sedikit dari banyak hal yang belum disebutkan.

Eits,tapi ada sedikit catatan nich:

Bukan berarti posisi selain sekretaris itu tidak berperan penting. Didalam suatu perusahaan ataupun organisasi, kunci utamanya adalah kerjasama. Jadi pasti semua posisi ada perannya ya.

Mangats tros gais!

---------------

Meeting selesai.

"Alhamdulilah...meeting penting ini lancar. Presentasi bos tadi keren. "

"So pasti. Namanya juga keturunan dewa."

"Dewa apa?"

"Dewa kecerdasan."

Inilah poin dimana orang lain yang mendengar pun akan gedek. Karena apa? jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah jarang sekali bos Sandia mengucapkan terimakasih saat dipuji. Sekali dipuji langsung terbang wuzzzzzzzzzzz.....

Rasenggaaaan!

Terlepas dari semua itu, yang penting meeting kelar dan sukses. Perjuangan Kita, Bio dan Bos Sandia terbayarkan.

Serah lah bos mo bilang apa.

*******

avataravatar
Next chapter