webnovel

Perubahan

Sudah ada sekitar satu setengah bulan semenjak kejadian tidak mengenakan terjadi pada Devan. Kejadian yang benar-benar merubah sikap Devan. "Mau sampai kapan kayak gini terus? Masih banyak kali cewek yang mau sama lo" tegur Arga. Arga menjadi kasihan melihat teman sebangkunya menjadi pria yang murung sejak ditinggal oleh mantan pacarnya. Dulunya Devan merupakan cowok pintar dan ceria. Namun, kini berubah menjadi pendiam, emosional, sensitif dan galak. Bahkan jika ada semut sekalipun berjalan di tangan Devan, ia bisa membantai semut tersebut habis-habisan.

Ya seperti itulah, semua karna perempuan. Tetapi tetap saja selalu pria yang dianggap salah.

Arga sampai kebingungan harus bagaimana membuat Devan menjadi ceria seperti dulu.

"PUBG yuk" ajak Arga,

"Sok-sokan ngajak PUBG baca sms dulu gih, operator udah nyuruh ngisi kuota" ucap Devan dengan ekspresi datar.

"Hm yaudah kita beli sotang Bu Wati yuk gua yang traktir dah" bujuk Arga kepada Devan dengan percaya diri.

Tetapi tetap saja Devan selalu ada jawaban untuk menolak "Traktir gue? bayar uang kas dulu tolol" sahut Devan.

Biasanya Devan tidak pernah menolak ketika diajak untuk bermain PUBG, meskipun ia anak yang pintar tapi ia tidak terlalu memfokuskan diri untuk belajar. Karena menurutnya otak tidak mampu terus-terusan menampung materi yang banyak, maka dari itu ia harus merefresh otak agar tidak stres.

Tapi itu dulu sekarang ia lebih memilih untuk berdiam diri dan murung. Entah seberapa sakit yang ia rasa saat ini.

***

Padahal siswi-siswi di SMA Pancasila cantik-cantik dan ada beberapa yang suka pada Devan, tapi entah kenapa Devan tetap saja murung. Memang susah move on dari orang yang dekat dengan kita selama 3 bulan. Tunggu dulu, 3 bulan? Hanya 3 bulan bisa membuat orang berubah? Sungguh mengerikan memang permainan cinta ini.

Beberapa siswi sudah ada yang mengungkapkan rasa sukanya pada Devan, tetapi ya mau bagaimana lagi hati yang dulunya selembut bulu domba kini telah berubah menjadi setajam bulu landak. Devan pun tidak menggubrisnya. Tentu saja hal ini membuat Arga menjadi tidak habis pikir.

"Kenapa sih lo nolak cewek-cewek yang udah berani ngungkapin perasaanya? Lagian Lo udah jomblo kan sekarang, emangnya tahan sendirian terus? Udahlah terima aja" tegur Arga.

"Lo bisa ga sih gausah urusin hidup gue? gue males berhubungan sama cewe, ujung-ujungnya jugaan bakal ditinggal gue" sahut Devan kesal.

"Lo gak bisa dong nutup hati lo buat orang lain lo harus bisa buka hati buat orang lain semakin lo nolak orang lain semakin lo gabisa lupain dia Dev" ucap Arga dengan emosi.

Devan pun menjadi tambah kesal dengan ucapan Arga "Kenapa lo jadi ngatur hidup gue? Stop urusin hidup gue! Gue mau nutup hati buat orang lain, kalo lo ga terima gausah temenan sama gue!"

Mendengar emosi Devan yang meledak-ledak membuat Arga menjadi takut karena jika dia tidak berteman dengan Devan maka tidak ada yang memberinya jawaban ketika ulangan dan dengan begitu masa depan Arga lah yang dipertaruhkan.

"Eh jangan gitu dong Dev terserah dah terserah lu mau ngapain, lakuin aja semau lu, jangan musuhin gue, ntar siapa yang gue contekin" bujuk Arga dengan nada bicara sok manis.

Devan pun hanya diam dan kembali murung. Mungkin Devan sedang memikirkan tekadnya untuk menutup hati untuk semua perempuan.

***

Makin hari emosi Devan semakin meledak-ledak melihat Arga makan saja bisa membuat Devan menjadi senewen,

Arga selalu terlihat salah di mata Devan. Arga pun hanya bisa pasrah dimarahi oleh Devan karena jika ia melawan yah masa depan yang menjadi taruhannya.

Devan itu cowok tapi emosinya sudah seperti cewek pms.

Hingga akhirnya Arga pun berani berkata kepada Devan.

"Mau sampe kapan lu marahin gue terus? Lama kelamaan lu kaya dosen tau gak, dikit-dikit mau yang sempurna. Apa sih salahnya gue makan pake tangan? Masak iya gue harus pake sendok melulu, enaknya gak maksimal bro."

"Jorok aja bagi gue" sahut Devan santai.

"Trus kemaren lu ngapain juga ngelempar parfum gue pas gue lagi pake tuh parfum? Itu gue baru beli Bambang harganya 15000!" tanya Arga ngegas.

"Nyengat baunya, yaudah nanti gue beliin 5" jawab Devan, ya orang kaya mah bebas.

"Gak ngerti lagi gue sama lu Dev"

"Harus ada orang yang bisa buat lu kaya dulu lagi" gumam Arga.

Semoga saja ada orang yang benar benar bisa membuat Devan kembali seperti dulu karna bukan hanya Arga yang merasakan dampaknya tetapi teman teman sekelas pun merasakan juga. Devan yang dulunya mudah dimintai tolong kini jangankan meminta tolong ingin berbicara saja sudah takut.

Teman-teman dekat Devan takut nanti Devan mengalami gangguan mental karena perubahan sikapnya ini.Tetapi Devan tidak sebodoh itu meskipun kini ia menjadi orang yang pendiam tetapi ia tidak melupakan pelajarannya karena Devan ini anak yang pintar dan berprestasi.

"Kasian banget tuh si Arga tiba-tiba temenan sama macan." bisik salah seorang siswi di kelas Devan.

"Lo bilang gue apa tadi? Macan? MAU LIAT LO GIMANA MACAN BENERAN?" teriak Devan yang tidak sengaja mendengar bisikan teman sekelasnya itu.

"Sabar-sabar namanya juga betina." ucap Arga sambil mengelus punggung Devan.

"Lo mau bilang gue macan juga?" tanya Devan.

"Nggak-nggak santai bos jangan marah-marah gitu dong." ucap Arga penuh ketakutan.

"Ya tuhan ampunilah segala dosa hamba," batin Arga berdoa.

Yang sudah pergi, biarlah pergi, sekarang tinggal tunggu skenario tuhan selanjutnya.

Next chapter