webnovel

2

Kalimat itu terus berputar dalam pikirannya, ia pun tersungging "Jika begitu cari saja anak lain" ucap nya sinis sendiri. Pakaian lusuh, rambut acak acakan, luka disudut bibir, dll. Ia masuk ke dalam mobil dan mengendarainya menuju salah satu bar terkenal disana. Oberkampf. Ia minum dan minum terus terusan minum seakan obat yang paling ampuh menghilangkan penyakit jiwa maupun fisik alkhohol itu. Ia menelpon seseorang "Ma!".

.

.

.

"Ya. Ada apa?" tanya seberang sana, ibu Jisung "Hah!" Jisung menghela napas nya kasar "Kenapa? Kamu dimana nak? Ibu akan menjemput mu?" khawatir sang ibu "Kenapa repot repot" Jisung tersenyum mendengar kekhawatiran ibunya dari perkataannya "Kamu di Oberkampf kan?" sang ibu pun menebak dan berharap bahwa itu benar "Ahh mama salah... Hahaha!!!" Jisung menjawab tebakan sang ibu sambil tertawa karena mabuk. "Baiklah mama akan kesana sekarang" sang ibu memberitahu sang anak dan berangkat menuju Oberkampf.

Jisung berjalan sempoyongan akibat mabuk. Ia sampai menabrak seseorang dan alhasil orang itu marah "Heh! Kalo jalan dipake juga mata jangan dipake mata kaki" omel orang itu tapi dihiraukan oleh Jisung yang terus berjalan tanpa tahu arah dan menabrak orang orang. "Persetan! Heh lo kalo jalan liat liat dong!" bentak orang lain yang jelas ditabrak Jisung "Ganti rugi! Ini kemeja kesukaan saya!!!" orang itu tetap membentak tapi Jisung saat ini tengah mabuk "Hah? Aaa... Kemeja yang indah! Akan kuberi parfume yang banyak agar wangi".

Brukk....

Jisung terhempas akibat tumbukan yang diberikan oleh orang itu "Nyari mati loh hah!!" teriak orang itu sambil memegang kerah Jisung. "Ck. Hehehe... He... He... He... Ayeeye" racau Jisung "Masih main main juga ni anak. Terima nih!!" kesel nya pada Jisung dan melayangkan beberapa tumbukan.

Brukk...

Brakkk.....

Bookkkk....

"NARAAA" teriak seseorang laki laki yang menghentikan aksi nya sambil memisahkan mereka "LO GILA APA HAH!! SEMPET TUH KUCING GARONG TAU BISA GAWAT TOLOL!!!" teriak nya kearah orang yang menghajar Jisung, Nara "Permisi!!" seru wanita paruh baya yang penasaran akibat kerumunan orang orang, ia takut bahwa itu anak nya dan ketakutannya terjadi "JISUNG!!!" pekik nya sambil berlari ke arah Jisung dan memeluk nya "Ya tuhan apa yang terjadi padamu" khawatir sang ibu "Nara minta maaf" bisik orang itu kepada Nara yang diyakini bahwa itu temannya "Cepat" pinta sang teman yang masih berbisik tapi sepertinya nya tidak dihiraukan oleh Nara dan akhirnya sang teman lah yang melakukannya.

"Nyonya saya ingin minta maaf atas teman saya" tutur sang teman mengalihkan perhatian sang ibu yang masih tidak mengerti "Sebenarnya anak ibu yang mabuk menabrak teman saya dan minuman teman saya tumpah mengenai baju ia, anak ibu juga mengambil minuman yang tersisa dan menumpahkan nya ke baju teman saya" tutur sang teman menjelas kan hingga akhir "Jadi bu saya mohon maaf atas teman saya dan jangan beritahu siapa siapa tentang ini karena bisa mengancam pekerjaan kami" mohon sang teman dan sepertinya sang ibu pun mengerti "Ahh!! Tidak apa apa dan saya juga minta maaf atas anak saya" sang ibu juga meminta maaf "Nyonya sini saya bantu bawa anak nya" tutur teman Nara membopong tubuh Jisung yang berat "Ayo". Teman Nara memasukkan tubuh Jisung ke dalam mobil yang dibantu juga oleh Nara karena iba pada sang ibu itu. Ibu Jisung pun melajukan mobil nya. Mereka sampai dan para penjaga pun membawa tubuh Jisung ke kamar nya.

🌞🌞🌞🌞

Matahari bersinar dengan indah Nadin atau Irena berjalan santai memasuki gedung RS. "Dokter Irena selamat pagi" sapa dokter Dento tiba sampainya Nadin atau Irena "Pagi juga" balas nya. Irena melanjutkan langkah nya menuju ruangan. Irena memakai jas dokter dan segera pergi ke ruang operasi karena memang jadwal untuk pasien VIP.

Irena mulai membedah bagian jantung. Pasien mengidap salah satu penyakit jantung dan Irena adalah dokter spesial jantung.

Selesai operasi, Ketua rumah sakit memanggil dirinya 'ada apa lagi ini... Apa aku membuat kesalahan eoh?' batin dirinya khawatir. Pasien tersebut VIP berarti ia adalah orang yang berkuasa.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" perintah nya "Dokter Irena... Kau adalah dokter terbaik spesialis jantung disini" jedanya "Jadi bisakah kau melakukan operasi pada salah satu pasien" lanjut nya disertai perintah "Bisakah saya mengecek data pasien?" tanya ku "Tentu saja" ujar nya "Sepertinya saya tidak bisa... Pasien ini kan VIP" tolak ku "Tapi bukannya kau berada di bangsal itu Dokter" kata nya sambil menekan kata Dokter. 'Hah ya ampun apalagi ini! Hidup ku sudah cukup kok dengan begini' batin ku.

"Anda benar ketua" ucap Irena membenarkan"Jadi?..." tanya nya membuat Irena kesal "Um.. Bagaimana jika saya menolak?" tanya Irena dengan sedikit sinis "Silahkan kan angkat kaki dari rumah sakit ini" jawab ketua  Irena cengo.

'Hei! Bagaimana bisa? Huh! Baiklah jika itu mau mu maka aku akan angkat kaki lagi pula hidup ku sudaj bagus kok' Irena membatin sambil menyombongkan diri.

"Jika itu mau ketua baiklah lagi pula hidup saya sudah bagus" sombong Irena dengan melipat kedua tangan nya di dada "Ba--" ucapan nya terpotong karena suara deringan handphoneku "Silahkan angkat" izin nya.

"Ya"

"Apa!"

"It--tu tidak mung--kin"

"Kumohon berilah satu kesempatan"

Tut....

Telpon di akhiri sepihak. "Ke--tu--a" panggil Irena terbata bata "Saya akan melakukan o--pera--si itu" gugup ku  "Apa? Tapi tadi bilang nya gak mau" sinis ketua dan tidak lupa juga ia menyungging 'Hei ini gue ambil tuh juga lagi mendesak jangan songong lho kena karma mampus' batin Irena yang sudah meledak ledak di dalam.

"Saya ambil saja" pasrah Irena "Saya rasa anda dalam masalah" tebak ketua nya 'Ya ampun! Bagaimana ia bisa mengetahui nya' batin Irena dan hampir saja ia melongo "Tidak" singkat Irena menutup nutupin kegugupannya.

"Baiklah. Operasi nya akan di mulai hari ini... Sebenarnya bukan kamu yang menangani tapi dr. Risa tapi ia lagi berhalangan maka dari itu saya tunjuk kamu" jelas nya sambil menumpuk dagu nya dengan telapak tangan nya.

đŸ„đŸ„đŸ„đŸ„

Irena melakukan pembedahan lagi 'Ini demi pekerjaan' batin Irena dengan wajah lesu. Pembedahan pun selesai dan Irena pun mulai menjahit tubuh pasien. Lelah ya Irena lelah akan hidup ini pernah sekali Irena memikirkan untuk bunuh diri namun gagal karena ia teringat semua kenangannya.

3 jam kemudian....

Malam menghiasi kota Paris dengan indah. Ketua memanggil Irena lagi, Entah kenapa Irena selalu dipanggil oleh ketua nya itu apa Irena itu orang penting, mungkin saja.

Tok... Tok... Tok...

Irena mengetuk pintu dan masuk lalu ketua memperkenalkan dirinya kepada pasien dan Irena melihat juga seorang lelaki seperti nya anak nya, wait. Dia kan orang di rooftop itup pikir Irena yang menahan ekspresi terkejut nya begitu juga dengan orang yang di rooftop itu.

"Kenalkan tuan Allbrechtberger ini adalah dokter yang menangani anda" ujar ketua memperkenalkan Irena "Selamat malam tuan nama saya Dr. Akreinadin Lacerta Valencia" ujar Irena memperkenalkan dirinya 'Ohh jadi itu nama nya' diam diam orang itu membatin setelah mengetahui nama Irena. "Terima kasih karena sudah menyelamatkan ku" ujar tuan  Allbrechtberger dengan senyum nya 'ck mulai lagi sih pak tua ini' decih orang itu dalam hati. " Berapa umur anda?" tanya tuan Allbrechtberger membuat Irena menyernit 'Kenapa ia menanyakan umur ku'     "Umur saya 23 tahun" beritahu Irena dengan hati hati "Dokter ini adalah dokter termuda dirumah sakit ini" beritahu ketua Irena dengan sopan tentu nya. "Jisung contoh lah dokter ini jangan hanya berfoya foya saja" nasihat tuan Allbrechtberger 'Ahh jadi namanya Jisung' batin Irena senang. "Baiklah Ayah" balas Jisung menurut. "Ah kalau begitu saya permisi" pamit Irena sopan 'Untunglah papa gak bahas yang aneh aneh' diam diam Jisung membatin bersyukur.

.

.

.

TBC

Next chapter