1 00:00

Kamu merengkuhku lagi untuk kesekian kalinya hari ini.

23:30.

"Ayo masuk," lagi-lagi mulutmu berbisik ditelingaku, membuat sensasi sedikit geli dan nyaman.

Aku masih tak bergeming dari posisi awalku, itu membuatmu semakin mengeratkan pelukan yang dari dulu selalu aku sukai. Hangat sekali rasanya. Tubuhku ingin sedikit lebih lama begini. Iya, dipeluk seperti ini maksudnya. Dari balkon rumahmu, aku bisa melihat lampu kota yang gemerlapnya sangat indah. Tapi kalah indah dari laki-laki yang memelukku ini. Wah aku budak cinta sekali, sudah jelas.

"Angin malam tidak baik untuk kesehatan lho, kamu tau itu," kembali kamu dekatkan mulutmu ditelingaku, berbisik dengan lembut , ah aku suka sekali.

"Iya aku tau kok," jawabku pelan. Aku tidak ingin kehilangan momen yang paling aku sukai ini. "Sebentar lagi ya, aku menyukai angin malam ini," lanjutku.

Kemudain hening sesaat, sapuan angin yang dingin kembali menyelimuti kita, atau tepatnya hanya menyelimutimu, aku sih hangat. Kan dipeluk.

"Jujur deh, kamu menyukai angin malam ini, atau menyukai pelukanku?" Kali ini kamu memutar tubuhku untuk berhadapan dengan wajahmu, lebih tepatnya menengadah menatapmu. Dalam lekat dan lamat.

Aku tidak terpaksa ketika mengukir senyum saat kamu tersenyum ke arahku, kamu pasti sengaja menjahili jantungku ketika menanyakan pertanyaan itu.

"Aku menyukai keduanya," jawabku, disusul dengan senyuman yang aku berikan kepadamu, bahkan senyumankupun aku usahakan lebih manis dari sebelumnya hingga kamu harus memelukku lebih erat lagi. Sejalang itu aku untukmu.

Dan benar saja kan, kamu mendekapku. Menempatkan kepalaku di dadamu. Mengelus rambutku dan mencium pucuk kepalaku lalu menghirupnya, sangat lama. Untung pagi tadi aku sudah keramas.

"Kalau begitu, ayo masuk. Aku bakal peluk kamu sampai pagi nanti."

00:00 - end

avataravatar