webnovel

Chapter 1: Ignis

Melihat ruangan yang asing di sekitarnya Ignis mencoba untuk mengingat dimana dia berada. Dinding kayu yang terlihat tua, meja yang berdebu, dan lentera yang menggangtung di dinding. Dia bahkan sempat curiga jika saat ini dia kembali ke abad pertengahan.

[Memulai sistem dalam 10 detik!]

[...3, 2, 1, Sistem telah terbuka! Selamat datang di Sistem Dunia! ]

┌─ <Sistem Dunia> ─

│Name: Ignis Wrahles

│Dunia: Bajak Laut

│Keterampilan: Ruang (Rendah), Waktu (Terkunci), Kenbunshoku (Rendah).

│Skill Ruang: Penyimpanan (Rendah)

│Tubuh: Level 1 (Rendah)

└──────────

Sistem Dunia? Apa-apaan? Setelah memperhatikan dirinya sendiri selama beberapa menit, Ignis akhirnya bisa mengingatnya. Sebelumnya dia sudah mati karena penyakit kanker stadium 4 itu. Tidak menyangga bahwa dirinya sendiri akan memasuki plot novel yang sering dia baca selama masa hidupnya. Identitasnya sekarang adalah Ignis Wrahles, anak kecil yatim piatu di pulau birka. Membaca koran yang ada di meja, Ignis tahu jika saat ini adalah tahun 1495.

Halaman pertama berita adalah tentang pertarungan sengit antara Wakil Laksamana Garp dan Bajak Laut Rookie Gol .D. Roger. Mereka berdua bertemu di dunia baru dan Roger terpojok hampir saja ditangkap. Garp gagal mengamankan Roger. Marinir mengirim Laksamana Sengoku untuk membantu Garp. Ketika bantuan dari markas besar marinir datang, Roger dan crewnya sudah pergi jauh. Terlihat wajah muram Sengoku.

Saat ini Gol .D. Roger dan teman-temanya masih sangat kuat dan pada masa jayanya. Meskipun saat ini belum ada Yonko di Dunia Baru. Roger sudah dianggap Bajak Laut paling kuat bersama Shirohige dan Shiki. Tiga orang ini mendominasi di Dunia Baru, bahkan "Tulang Baja" Kong, sakit kepala menghadapi mereka.

Seharusnya tahun ini jauh dari plot. Plot dimulai pada tahun 1522, tepat ketika Luffy pergi menjadi bajak laut dari Desa Foosha. Saat ini adalah 27 tahun sebelum plot.

Ignis berumur 5 tahun, dia kehilangan orang tuanya sejak kecil. Hidup sendiri bersama paman Jim. Orang yang telah membesarkanya dan mengadopsinya dari bayi. Kesan Ignis kepada paman Jim sangat baik. Bagaimanapun tanpa paman dia tidak pernah bisa bertahan di dunia ini. Memikirkan orang tuanya yang meninggal karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan sejak mereka kembali dari Laut Biru.

Di pulau birka, teknologi sudah sangat berkembang dibandingkan dengan wilayah lain di Laut Biru. Teknologi mekanik seperti robot besi dan kendaraan. Pulau ini memiliki pembangkit listrik tenaga angin dengan menggunakan kincir angin besar yang menyuplai kebutuhan listrik di wilayah. Jika bukan karena paman Jim miskin. Mungkin dia berfikir jika dia masih dibumi. Listrik sangat mahal, dan paman Jim tidak menggunakan untuk rumahnya.

Ketika dia melangkah keluar dari kamarnya, dia melihat lelaki tua yang sangat dikenalnya.

"Oh Ignis kamu bangun! Lain kali jangan berolahraga terlalu lama, tubuhmu belum bisa menanggung beban!" katanya.

"Oke paman, berapa lama aku tidur?" kata Ignis sambil mengambil bahan makanan untuk dimasak. Di sunia sebelumnya dia tinggal sendiri di apartemen sewa. Memasak adalah satu kewajibanya, walaupun hanya bisa memasak hal yang sederhana. Dia mengambil telur dan mulai memasak nasi goreng.

Paman memandang Ignis dengan ragu sebelum berkata. " Satu hari, dan apa yang kau lakukan?"

"Memasak, kau tahu Paman selain berlatih aku juga kadang belajar memasak." katanya sambil tersenyum dan terus memotong bahan makanan.

Paman jim sedikit terkejut, mengapa dia tidak tahu jika Ignis belajar memasak? Setiap hari dia melihat Ignis berlatih dari pagi hingga malam.

"Bagaimana paman, apakah nasi gorengku enak?" Ignis tertawa melihat Paman Jim makan dengan lahap.

"Ini baik! Mengapa aku tidak pernah melihatmu memasak, lalu tempramenmu juga sedikit berbeda tidak murung seperti biasanya. Tapi itu bagus! Anak muda harus ceria dan bersemangat." Paman Jim melihat Ignis dan berkata dengan riang.

"Paman aku berumur 5 tahun, tahun ini. Apakah paman masih ingat jika ingin mengajariku keterampilan beladiri saat aku sudah cukup memenuhi standar usia?" Ignis ingat jika dua tahun yang lalu sejak orang tuanya meninggal dia bersikeras untuk berlatih beladiri untuk melanjutkan impian orang tuanya menjadi orang yang menaklukan semua lautan!

Saat itu, Ignis berumur 3 tahun dan menurut Paman Jim dia tidak cukup umur unruk berlatih beladiri, Paman hanya menyuruhnya untuk melatih fondasinya dulu agar stabil. Akar dari beladiri adalah tubuh yang tangguh dan kuat.

"Tentu saja, besok siang kita akan menuju tempat latihan." kata Paman Jim ringan. Dia sudah lama menunggu kalimat itu, Ignis sama seperti ayahnya. Keras kepala dan pantang menyerah. Ketika dia melihat kerja kerasnya latihan selama dua tahun dia sudah cukup puas dengan kegigihanya.

Ruang latihan? Bagaimana mungkin? Aku tidak pernah tahu sedikitpun. Ignis berfikir dalam tetapi tetap tidak bisa mengingat apapun tentang ruang latihan.

Paman Jim melihat Ignis yang merenung dan membantu berkata "Ruang latihan adalah peninggalan orang tuamu. Kamu akan tahu besok, sekarang ikuti aku dulu." setelah mengatakan itu Paman Jim bangkit dari meja makan dan menuju kamarnya. Ignis juga mengikutinya.

Di dalam kamar, Paman Jim mendorong pintu yang tersembunyi di dalam lemarinya. Sebuah ruangan yang gelap terlihat, lalu paman menyalakan lentera dan meletakanya di lantai. Beberapa barang di dalam kotak terlihat.

Ignis melihat setidaknya ada 15 kotak harta karun di dalamnya. Tersedia besar dan kecil dan beberapa ada kotak panjang.

"Apa ini paman?" Ignis bertanya dengan rasa penasaran. Dia tidak pernah melihat banyak harta seperti ini.

"Ini adalah barang yang dikumpulkan orangtuamu selama hidupnya. Harta-harta ini adalah warisanmu. Ada banyak barang berharga dan jumlah uang yang banyak. Kamu lihat dulu, apapun yang ada di dalam ruangan ini adalah milikmu. Aku akan menyiapkan ruang latihan sebentar." Setelah mengatakan itu. Paman Jim berbalik menuju belakang rumah.

Ignis melihat kotak harta di depanya dan membuka satu persatu hingga kotak kesepuluh. Matanya hampir keluar dari kepalanya setiap dia membuka kotak. Satu kotak setidaknya ada 100juta Belly. Sekarang dia telah membuka kotak dan menghitung uang sampai 1 Miliar Belly!

Sial bukankah kita miskin? Kenapa paman tidak pernah menggunakan uang ini? Semakin memirkanya dia semakin tersentuh, jelas Paman Jim tidak pernah menyentuh barang miliknya. Kemudian dia memperhatikan 5 kotak yang tersisa. Satu kotak kecil, dua kotak panjang, du kotak besar. Kota ini besar panjang dan lebarnya seharusnya 4x5 meter.

Next chapter