webnovel

Tabane

Di sebuah ruangan terlihat seorang wanita cantik sedang merangkai sebuah robot model baru lengkap dengan senjata.

Wanita itu memiliki rambut ungu panjang sepinggang, dia juga memiliki dada yang besar sehingga akan ikut bergoyang jika dia bergerak.

Wanita itu mengenakan gaun berwarna biru dan putih tetapi terlihat kotor karena terkena minyak.

Karena dia tumbuh di daerah dimana teknologi di atas segalanya dan juga menyaksikan orang tuanya membuat sebuah teknologi selama bertahun tahun.

Tetapi hari hari indahnya berhenti ketika orangtuanya pergi meninggalkannya bersama seorang bernama Vegapunk.

Karena itu dia tinggal bersama dengan neneknya, yang juga adalah sosok yang di hormati di kota ini berdasarkan karya buatannya.

Akan tetapi setahun yang lalu neneknya akhirnya meninggal karena usia tua, meninggalkannya sendirian.

Awalnya dia hampir melupakan bahwa orang tuanya masih hidup karena selalu bersama neneknya menciptakan karya-karya.

Tetapi setelah neneknya meninggal dia kemudian tersadar bahwa dia masih memiliki orang tua yang walaupun dia tidak pernah tahu apakah mereka masih hidup ataukah mereka telah bertemu dengan neneknya di surga.

Karena itu dia memutuskan untuk mengambil langkah maju membuat namanya terkenal dengan produk ciptaannya agar jika orang tuanya melihat maka mereka akan menyadari, bahwa mereka memiliki seorang anak perempuan yang di tinggalkan di kampung halamannya.

Lalu waktu yang di tunggu telah tiba, kota ini akan mengadakan sebuah acara bagi mereka yang menciptakan sesuatu untuk di publikasikan kedunia.

Waktubya adalah esok hari, sebuah acara akan di adakan dimana orang orang kota ini akan menampilkan karya mereka.

Dan dia saat ini membuat sebuah robot tetapi harus memiliki sebuah pilot, artinya seseorang harus memakainya untuk menampilkan kebesarannya.

Karena dia adalah seorang yang akan selalu tinggal di dalam bengkel dan hanya akan keluar jika makanannya habis dia akhirnya tidak memiliki teman.

Hal itu pula yang membuat dirinya sendiri sebagai pilot untuk mengendarai ciptaannya.

Setalah lama mengerjakan dan mengecek segalanya karyanya akhirnya stabil dia kemudian mengambil nafas dalam dalam lalu membuangnya.

Dia kemudian bangkit ke arah pintu untuk pergi ke dalam kamarnya, tidak lama kemudian dia keluar kembali membawa sebuah tikar.

Setelah mengatur tikar di lantai dekat dengan karyanya dia kemudian kembali ke dalam kamar lalu keluar dan kali ini dia membawa bantal dan guling.

Mungkin karena takut seseorang akan mencuri hasil buatannya atau dia sudah tidak sabar untuk pertunjukan di siang hari.

Meletakkan bantal dia kemudian merebahkan badannya untuk berbaring di tikar sebelumnya.

Tetapi walaupun dia berusaha untuk tertidur tetapi dia tidak bisa karena dia merasa bahwa sebuah kejadian besar akan di alaminya esok hari dan membuatnya menantikan itu.

Tanpa sadar waktu telah berlalu dan matahari kemudian menanjak naik menandakan pergantian hari telah terjadi.

Dan hari ini adalah hari yang di tunggu tunggu olehnya.

Adapun nama wanita itu adalah Tabane Shinonono.

...

..

.

Ray saat ini sedang duduk di sebuah bar di pinggiran kota.

Karena dia telah melakukan bolak balik memindahkan makanan dari toko dan kereta.

Bertanya dimana dia mengambil uang untuk membeli semua itu?? ya Pada saat dia dalam perjalanan dari pulau kesepian dia menemukan sebuah kapal bajak laut.

Karena itu dia memutuskan untuk mencuri... tidak... meminta uang dari mereka tetapi tanpa sepengetahuan sang bajak laut.

Dari sana dia mendapatkan 5 juta belly, awalnya dia merasa bahwa dengan memiliki uang sebanyak itu dia bisa melakukan segalanya akan tetapi setelah membeli beberapa dia akhirnya menyadari bahwa itu semua terlalu sedikit.

Dan disini dia memutuskan untuk mencu... tidak... meminta lebih banyak kepada bajak laut yang kebetulan di lihatnya di jalan nantinya.

Haha ... dan disini saya menciptakan sebuah karakter baru karena saya merasa bahwa menciptakan tim baru lebih baik daripada mengambil tim orang lain.

Ada yang pernah melihat orang ini??

..

..

..

Apakah ada saran ??

Noob_Kingcreators' thoughts
Next chapter