webnovel

Bab 1

Kebisingan memenuhi sekolah tingkat atas Trisakti, banyak siswa atau siswi yang bersama papa atau mamanya untuk mengambil raport mereka. Tapi ada beberapa anak yang mengambil raport tanpa wali seperti gadis ini.

''Alhamdulillah. ..nilainya gak buruk-buruk amat. Rata-rata nilainya delapan bulat. Jadi...bisa dipamerin ke ayah gak kena omel bunda karena nilainya merah" gumam gadis cantik berkulit putih susu itu pada diri sendiri setelah menerima raport.

Di sekolahnya memeng raport bisa di ambil oleh siswanya sendiri jika wali tak memungkinkan bisa hadir pada penyerahan raport.

Faiza Putri Anisa yang kerap dipanggil Faisa. Amatlah senang karena nilainya benar-benar memuaskan saat ini. Walaupun ia tak termasuk sepuluh besar tapi itu sudah baik.

''Iza!" Nah itu pasti teriakan sahabatnya. Karena hanya dia yang memanggilnya Iza. Siapa lagi kalau bukan Siewai anak keturunan blesteran cina indo.

''Apa?"

''Gimana? Naik enggak?"

''Naik lah kekelas tiga.'' Jawab gadis berumur lima belas tahun itu.

''Trus..mo liburan kemana?"

''Dirumah aja"

''Ck kau ini..masak dirumah lagi"

''Trus mo kemana emang? Bonyok gak bakal ngijinin liburan kalau gak ama bonyok" sewotnya.

Mereka terus berjalan keluar dari sekolahan Trisakti.

''Eh mampir ke tempat makan favoritku yuk" ajak Siewai.

''Oke. Tapi ai dibeliin ayam goreng aje ye .. yang halal"

'Ck tempat langgananku ini dalam jamin 100% halal. Lha yang jual agamanya islam kok. Engkoh achen namanya. Katanya ia masih keturunan raja-raja terdahulu..''

''Iya...ayo cepat ai udah laper nich"

Lestoran bergaya rumah Cina tradisional dengan pernak pernik cina penuh warna merah. Ditengah-tengah halaman rumah ada kolam Ikan koi yang besar-besar., sebesar lengan orang dewasa. Engkoh achen ini sudah berumur 150 tahun. Ia masih enerjik dan kuat. Katanya ia punya ilmu kebatinan kalau orang jawa katakan. Jadi engkoh achen awet muda. Tapi...umur itu Allah yang menentukan. Kalau engkoh achen berumur pajang emang rezeki dia berumur panjangkan? Iyakan?

Sudah ada lima hidangan cina yang khas untuk makan siang dua gadis cantik itu. Selesai memindahkan makanan yang lezat diperut mereka. Mereka tidak langsung pergi.

''You tau enggak..''

''Enggak"

''Ck diam dulu napa..''

''Ya..ya...lanjutkan"

''Dari semua orang yang ada disini .. gak ada yang betul-betul pernah ketemu ama si engkoh. Jadi...banyak orang berspekulasi kalau cerita engkoh achen itu cuman karangan agar menarik pembeli"

''Emang cerita apa" tanya Faiza yang masih tulalit.

''Ya....ampun...dari tadi kamu kemana aja sich Za....'' sebel Siewai.

''He..he...sorry...''dengan tanda pics.

''Hach...gini. engkoh itu adalah keturunan raja dinasti tang yang telah lama punah. Dan ia adalah keturunan dari salah satu selir kaisar pada waktu itu..selir nenek buyut engkoh itu..selir yang tak dikenal dan tak hidup diistana..jadi ia bisa selamat dari pembantaian dimasa itu. Kamu tau engkoh itu punya ilmu beladiri yang bisa terbang tanpa tali bisa disebut ginggong. Atau ilmu meringankan tubuh" katanya menyakinkan.

''Oke. Trus elu tau dari mana tu engkoh agamanya Islam?"

"Kata orang gitu"

"CK, kata orang di percaya, mana ada gak pernah menampakkan hidungnya depan manusia bisa dikatakan Islam, umur panjang, trus bisa ilmu beladiri yang sakti. Itu sih cuman fiksi doang. Jangan percaya! Sekarang ayo pulang..pasti bunda marah-marah kalau ai ini telat pulang"

"Iya sich....eh Bunda kamu gak asyik"

''Itu bunda yang pengertian dan perhatian ama anak gadisnya" bela Faiza.

Sebelum keduanya keluar dari lestoran setelah membayar bilnya. Mereka berdua dihentikan salah satu pelayan dengan membawa kotak kaca berisikan bola kecil warna warni.

''Maaf mbak. Lestoran kami sedang menyelenggarakan hadiah kejutan berupa liburan ke China gratis tis gak mengeluarkan sepeserpun., tapi itu cuman satu orang saja bagi yang beruntung dari sekian banyak bola disini dan itu satu satunya hadiah yang ada" jelas pelayan itu.

''Gimana Za, mau nyoba? Barangkali kamu yang beruntung. ''

''Gak ah..you aja ai gak mau patah hati"

''Pengecut lo"

Siewai mengambil satu bola yang sebelumnya diaduk-aduk olehnya tapi..bola itu kosong tak ada isinya.'' Yach... belum beruntung dong" lesunya..

''Coba embak yang satunya mungkin beruntung" bujuk pelayan itu.

''Iya Za..coba aja.. gak usah berharap itung-itung cuman iseng" bujuk Siewai.

Karena dibujuk terus akhirnya Faiza mau mengambil satu bola secara acak gak diobok-obok seperti sahabatnya. Dengan malas ia membuka bola itu dan sesuatu kertas emas jatuh dari dalam bola. Siewai yang liat itu bengong dan Faiza kayak orang bodoh yang heboh si pelayan.

''Wach...mbaknya beruntung dapat tiket emas ini" teriaknya heboh menyebabkan pengunjung lainnya menoleh kearah mereka.

Pelayan itu mengambil tiket emas itu dan memberikan ke Faiza.

''Selamat atas keberuntunganmu, sekarang ikuti saya ke kantor tuan achen untuk mengurus liburan anda"

Masih dalam keadaan bodoh Faza mengikuti pelayan itu.

Semua surat-surat sudah diberesi engkoh Achen. Dan uang yang diperlukan sudah disiapkan pokoknya semua biaya sudah beres, tinggal bawa diri aja.

Keluar dari lestoran barulah Faiza sadar dari kebodohannya.

''Apa yang terjadi?" Tanyanya dalam hati.

Ya ampuun Faizaaaa! Udah berapa kali bunda bilangi kalu pakek baju yang bener. Jangan pake baju kekecila kayak gitu " omel bunda Syaifa geram. Melihat pakaian putri atu-atunya yang amburadul.

Bajunya sangat pendek dengan pusar kelihatan juga separo perut ratanya.

Walau baru lima belas tahun Faiza tubuhnya menggoyangkan iman. Jelas bunda Syaifa gak rela tubuh anaknya dipamerkan kayak gitu.

''Apasich bun ..ini baru ngetren"

''Ngetren-ngetren gundulmu kuwi. Cepat ganti baju yang menutup aurat!" Perintah sang bunda yang mengenakan pakaian gamis dan jilbab putih.

''Ck oke oke..dari pada diomeli muluk" Faizapun kembali ke kamarnya tuk berganti pakaian.

Sekarang dia udah ganti pakaian yang bisa di bilang tertutup. Hem kotak-kotak lengan sesiku, panjangnya menutupi perutnya. Dengan celana panjang selutut.

Waktu ia akan keluar, ia melihat tiket emas yang didapat di rumah makan engkoh achen. Iapun mengambilnya dan keluar kamar.

''Yah makan yang banyak biar kuat" kata bunda ke ayah sambil menambahkan nasi dan lauk pauk.

''Kuat apanya bun?" Tanya Arkan jahil dan kedip-kedip mata ke ayah bundanya. Anak pertama dari pasangan Abbas David dan Syaifa Al Firdausi emang terkenal jahil di keluarganya.

''Kuat kerja nyari duwit bayar kuliah kamu?" Sewot bunda.

''Kiraain kuat yang lain"

''Sudah Ar..jangan goda bundamu" lerai David dengan logat yang aneh. Karena dia asli jerman yang jadi mualaf dan menikah dengan bunda dua puluh tahun yang lalu.

''Apa sich yang abang jailin ke bunda yah?" Tanya Faiza duduk dan mencomot pisang goreng milik abangnya.

''Za.! Itu milik abang pisangnyaa"

''Ambil aja lagi kan masih banyak. Tu..''sambil menunjuk dengan dagunya ke piring penuh pisang goreng.

''Tapikan itu pisang paling gedee..''protes Arkan tak terima.''Abangkan suka pisang gede.''lanjutnya.

''WHAAAAT!" Seru tiga orang yang beda gender kompak.

''Lhoh kenapa?"

''Abang suka ama pisang?"

''Ya jelas lah apalagi yang gede lebih mantaap"

''Ayah abang suka batangan berarti pedang-pedangan dong?" ('0')

''Arkaann" tegur sang ayah.

''Aapaan sich yach..makan pisang gede kan mantep makan cuman sebiji udah kenyang, adek aja yang pikirannya error. Kebanyakan liat film fantasi blue sich" lapor si arkan sialan.

''Eeenggak yaaah..itu fitnah" dengan mata berkaca-kaca seperti kucing yang di tindas. Dibawah meja kaki Faiza menginjak kaki Arkan sekeras-kerasnya. Tapi...yang menjerit kesakitan bundanya.

''Ada apa yang.? Apa yang sakit?" Tanya ayah cemas.

''Hiks..hiks..kaki aku di injak Faza yah..bener-bener anak kurang diberi jamu pait. Liat kakiku memarkan jadinya..'' wajah bunda sudah banjir air mata.

''Faiza cepat minta maaf. Dan mulai nanti laptop mu ayah sita"

''Jangan yaah. Iza punya tugas banyak...''

''Banyak dari mana wong baru kenaikan kelas gitu" saut Arkan sambil menahan tawa.

''Ck ditambah gak ada uang jajan selama liburan, karena udah berani boong ke orang tua" finis ayah.

''Tapi yah..Iza mo liburan ke China, ada vocer gratisan ..''melasnya.

''Apalagi liburan jauh kagak ade. Titik"

Final ayahnya. Kalau ayah udah jatuhin hukum gak ada yang boleh menentangnya.

''Bhahaha..sukurin! Hahaha" ledek Arkan sambil jalan kekamarnya.

''Awas ai akan nekat pergi ke China biar kalian tahu rasa!" Ancam Faiza yang hanya didengar Arkan tapi tidak dihiraukannya karena ia menganggap seperti sebelum-belumnya hanya omongan doang. Hanya gertakan Faiza agar kemauannya di turutin

Next chapter