8 8
Aleya masi membeku di tempatnya berdiri setelah apa yang dilihatnya.
"Maaf, teman gue gak sengaja al" ujar akla dan mengambil buku Aleya yang jaguh di genangan air
Seketika aleya langsung sadar dengan lamunannya dan mengambil bukunya dari tangan akla
"Itu buku catatan ya? Biar gue catat ulang sebagai tanda maaf gue" ucap dejun
Dara dan Dilla kebingungan melihat sikap aleya yang dilihatnya sekarang. Tidak seperti aleya yang biasanya dengan cwo sangat cetus, apalagi cwo itu nyenggol dia seperti tadi, langsung di semprot deh tu cwo dengan omongan Aleya. Namun kini berbeda, aleya hanya diam terpaku.
"Gak perlu! Lo kalau jalan pake mata dong!" Cetus Aleya dan berlalu begitu saja
Mendengar perkataan Aleya barusan segerombolan lelaki itu hanya diam dengan ekspresi datar. Berbeda dengan Dejun, Dejun tampak kaget dengan apa yng di dengarnya barusan. Tidak pernah seorang cewek ngomong dengan nada sekeras itu kepadanya.
Dara dan dila pun pergi meninggalkan lelaki itu dan menyamakan langkah dengan Aleya
"Ternyata Aleya nggak berubah juga ya ra" bisik Dilla sambil berjalan disamping Dara, hanya dibalas dengan anggukan oleh dara.
"Bro, jangan kaget ya. Si Aleya itu orang nya memang gitu" ujar Akla menepuk pundak Dejun.
"Orang nya memang jutek gitu. Tapi sebenarnya dia baik kok" sambung Arsen
"Iyaa, gue aja tadi pagi udah kena gas sama dia" ucap Daren
"Ha, ngapa lo? Baru juga hari pertama sekolah" tanya Arsen
"Jadi awalnya tu gue bangun tidur kan, terus gue langsung mandi tidak lupa menggosok gigi"
"Habis mandi ku tolong ibuuu membersihkan tempat tidurku~" potong Akla dan bernyanyi
"Gak jelas lo!" Ujar Arsen. Mereka pun berjalan menuju kelas
"Iya gue cerita betul ni, dengerin dong" ucap Daren dan mencoba menyamakan langkah dengan ke tiga temannya yang meninggalkan nya
Dejun hanya tertawa kecil melihat tingkah teman-temannya itu.
*******
Kring kringggg
Bel tanda pulang pun berbunyi.
"Al, lo di jemput Bang Leo? Gak mau bareng gue aja?" Tanya Dara sembari memasukkan buku kedalam tasnya
"Enggak deh Ra, gue nunggu aja" jawab Aleya
"Gue gak di tawarin gitu" ucap Dila memasang muka sedih
"Percuma gue nawarin lo, lo aja setengah jam bel pulang mau bunyi sopir lo dah nungguin" ucap Dara dan hanya dibalas senyum malu-malu oleh Dila
Mereka pun melangkah meninggalkan kelas menuju gerbang depan sekolah. Aleya menunggu di kursi taman depan sekolah, sedangkan teman-temannya sudah pulang duluan
Bang Leo
Today
Abang gak lupa kan jemput leya? |
15.30
Read
| Eh abang lupa
| Abang lagi di kampus Al
| Lagi bikin tugas
15.36
Ngapa gak bilang dari tadi |
15.37
Read
| Kan lupa
15.37
Enak banget ya bilang lupa |
Trus leya pulang sama siapa dong |
15.38
Read
| Gojek
| Bus
| Angkot
| Atau jalan kaki aja dek
15.38
*Bang Leo *
Atau jalan kaki aja dek
:) |
15.38
Read
| Udah dulu ya, abang mau lanjut ni
15.39
Aleya merasa begitu sangat kesal dengan abang nya.
"Hari pertama sekolah gue kok gini gini amat dah. Gak sesuai ekspetasi" gerutu aleya dan berjalan menuju halte bus depan sekolahnya
"Mendung pula lagi. Tapi gapapa udah lama juga gue gak mandi hujan" batin Aleya
Aleya pun duduk di kursi halte tersebut sambil memainkan hp nya, hanya tinggal dia yang belum pulang,
Rata-rata siswa lain sudah dijemput atau pulang dengan bus pertama.
Ternyata dugaan aleya benar, hujan turun begitu derasnya tanpa ada tanda gerimis sedikit pun. Aleya tampak begitu sangat bahagia. Ia memasukkan hpnya ke dalam tas, meletakkan tasnya di kursi halte dan melangkah mendekati curahan hujan.
Aleya menutup mata dan mengulurkan kedua tangan nya seperti menampung air hujan yang jatuh dari atap halte tersebut, dan tanpa ia sadari percikan air yang mengenai tangannya membasahi sweater yang dikenakannya. Ia tak peduli akan hal itu, karna ia sangat menyukai hujan, tetapi takut akan petir. Untungnya hujan kali ini tidak mengeluarkan petir.
Tiba tiba seorang lelaki berdiri disebelahnya melakukan hal yang sama yang dilakukan Aleya.
Saat Aleya membuka mata, Aleya dengan spontan melihat orang yang disampingnya itu.
"Lo ngapain disini" ujar Aleya kaget melihat sosok Kafka yang berdiri disebelahnya masi mengenakan pakaian sekolah lengkap hanya baju yang dikeluarkan
"Gue gak sengaja lewat, trus gue nampak lo disini ya gue samperin" jawab Kafka
" Gue anter pulang yok" ajak Kafka
"Enggak. Gue nunggu bus aja"
" Hujan sederas ini mana ada bus. Apalagi sekarang udah pukul set 5"
Aleya melihat jam yang ada ditangannya "Benar juga" batinnya
" Gue janji gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok"
Aleya masi terdiam memikirkan apakah dia menerima tawaran kafka atau tidak
"Rumah kita juga dekatan Al" ujar kafka
"Sok tau lo" cetus Aleya
"Lah kemarin kan jumpa di komplek"
Aleya hanya diam mendengar perkataan Kafka
"Ayo buruan keburu magrib lama lama disini, hujan nya gak bakal berhenti" ujar kafka yang membawa tas Aleya menuju mobilnya
Mau tidak mau Aleya harus mau, kalau tidak dia bakal pulang dengan berjalan kaki
******
@aleya house
Mobil kafka berhenti tepat dipagar besar rumah aleya, aleya bingung dari mana kafka tau letak betul rumahnya, secara mereka hanya bertemu ditaman komplek.
"Kok Lo bisa tau rumah gue yg mana? Lo pernah ngikutin gue ya?!" Tanya aleya mengintimidasi kafka. Kafka hanya tersenyum kaku, seharusnya dia bertanya saja atau pura pura tidak tau dahulu.
"Ya maaf Al, ga sengaja aja gue ikutin kemaren" ujar kafka.
Aleya menghela nafas kasar mendengar alasan kafka yang tidak masuk akal.
"Yaudah, gue turun, makasih tumpangannya" ucap aleya, membuka pintu mobil dan mengambil tasnya.
"Sama-sama Al, besok Lo mau nggak gue jemput?"
"Ga perlu, gue sama Abang gue aja" ujar aleya lalu pergi tanpa melihat kafka yng masih setia menatap punggung aleya.
Kafka menarik nafas pelan, hatinya tak karuan saat bersama aleya, ini baru awal dan dirinya juga baru kenal, namun langsung tertarik.
"Ini suka beneran atau suka sementara?"
********
Aleya masuk kedalam rumahnya dengan malas, jujur dia tak nyaman saat satu mobil dengan kafka. Aleya baru mengenalnya, kesan pertama yang aleya dapatkan dari kafka adalah dia lelaki yang annoying dan aleya tidak terlalu suka.
"Baru pulang dek? Lama amat?" Suara Leo tiba-tiba terdengar, aleya dengan cepat mengedarkan pandangannya mencari si pemilik suara.
"Sumpah ya! Lo dari tadi dirumah? Tugas?" Tanya aleya dengan kesal.
"Alibi doang, hahaha males gue keluar, males nyetir intinya" ujar Leo dengan senyum merekah tanpa bersalah.
Aleya dengan cepat melempar sweater basahnya kearah Leo dan tepat mengenai muka Leo.
"Rasain Lo! Belagu bener jadi Abang!" Ujar aleya lalu meninggalkan Leo yang masih ayok dengan ulah aleya barusan.
"Kurang asam Lo leyaaaa!!! Muka ganteng gueee!!" teriak Leo.
*******
Rumah akla selalu menjadi basecamp para teman-temannya, setiap pulang sekolah dan setiap weekend. Akla tinggal bersama kakak laki-lakinya, yang kini tengah sibuk bekerja diluar kota.
"Kla, ini makanan mana? Laper woii!!" Teriak Daren sambil memegang perutnya.
"Beli sendirilah, ya kali gue sumbang kasih makanan ke Lo pada" ujar akla yang masih asik memainkan game di ponselnya.
"Pesen aja deh, biasa nasgorr" usul arsen yang sibuk videocall dengan adik bungsunya.
"Mantep tu. Kla tolong dipesan dan dibayar" ujar Daren dengan semangat.
"Tai Lo pada"
Seorang pria yang kini tengah asik memainkan gitarnya tak perduli dengan apa yang dilakukan temannya. Dia rindu suasana seperti ini sebenarnya, kembali berkumpul dengan teman-temannya. Dejun, Namanya Dejuna Anggara Dirgana, anak tunggal dari keluarga Dirgana yang sedari kecil tinggal bersama neneknya dibandung.
Dejun mengenal akla saat SD kelas 3 begitu juga dengan yang lainnya. Wajar jika mereka akrab dan menyambut hangat kedatangan dejun disekolah mereka.
"Lo mau makan apa Jun?" Tanya akla yang akan memesan makanan.
"Samain aja" ucap dejun pelan.
Dejun kembali menatap hamparan gedung tinggi, sembari memetik gitar dengan alunan lembut, seketika dejun teringat dengan gadis yang tak sengaja iya tabrak. Untuk pertama kalinya dejun bertemu dengan perempuan seperti itu.
"Besok kita ketemu lagi kan?" Batin dejun
