4 4

Bandung.

Aleya dan yang lainnya sudah tiba dibandung siang tadi. Kini aleya tengah duduk santai diteras rumah neneknya menikmati semilir angin yang menerpa rambut luar yang tak ikut terikat. Membiarkan sang angin menyentuh pipinya dengan lembut sambil sesekali memejamkan mata menikmati apa yang sedang dia rasakan.

Mata aleya terarah pada taman yang tidak terlalu jauh dari rumah neneknya. Ada rasa ingin pergi kesana. Dengan cepat aleya pamit pada neneknya yang sedang bersiap untuk pergi kesawah menyusul Leo dan dara yang sudah lebih dulu disana.

"Nenek, leya ke taman itu ya nek" izin aleya pada nenek yang tengah menjinjing tas berisi kopi dan roti.

"Jangan lama lama ya, liat hari mulai mendung" ujar nenek mengizinkan.

"Oke nek, leya pergi ya" ucap aleya lalu beranjak pergi.

Aleya berjalan pelan menuju taman, agar lebih terasa sensasi kampungnya. Dulu aleya pernah diajak oleh kedua orang tuanya tinggal bersama neneknya, namun aleya menolak dengan alasan remaja labil dulu.

Kini, tanpa di ajak, dia ingin tinggal disini.

Aleya sudah sampai ditaman ini, terlihat sedikit ramai, ada taman buka ditengah dan diujung taman, terlihat beberapa kursi taman yang diduduki oleh orang orang.

Aleya berjalan mencari kursi kosong untuk iya duduki, terasa nyaman disini karna taman ini berhadapan langsung dengan sungai kecil yang cantik.

"Hah, coba aja dijakarta ada kayak gini, seru pasti" ujarnya sambil memasang earphone.

Sungguh kali ini aleya tengah menikmati liburan yang sebenarnya, jauh dari suara kendaran untuk beberapa saat, tempat ini mampu membuat aleya bisa menetralkan pikirannya dan juga batinnya.

********

Sawah.

Dara kini tengah membantu Leo menanam padi di kubangan yang sudah dibajak oleh mereka sebelumnya. Ada rasa bahagia karna dirinya bisa full dengan leo.

Dara akui jika dirinya memiliki rasa suka terhadap Abang sahabat nya itu, dan dia juga sudah memberi tau hal ini pada aleya dan aleya tidak mengambil pusing tentang itu.

Namun satu yang menjadi gundah untuk dara, leo sudah memiliki kekasih, yang membuat nya mau tak mau tidak bisa terlalu dekat atau terlalu berharap pada leo.

Namun cinta tidak bisa ditentukan, bukan keinginan dara menyukai leo, namun hatinya tiba tiba menyukai leo. Itu tidak salah kan?

Dara menatap leo dengan intens, membayangkan jika kini dirinya yang berada diposisi kekasih leo, betapa bahagianya dara.

"Dar? Kok bengong? Itu dikit lagi" ucapan leo membuat dara tersentak dari lamunannya.

"I..iya bang, ini dilanjutin" ujar dara kaku.

Leo hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dara yang selalu seperti itu.

"Tuhan, bisakah kau berikan dia padaku? " Ujar dara dalam hatinya.

******

Aleya kini tengah menulis apa yang terlintas dipikirannya, sudah hampir setengah lembar yang ia tulis. Tiba-tiba tetesan air mengenai bukunya, aleya mendongakkan kepalanya dan wajahnya terkena tetesan air yang sama pada bukunya.

"Yah.. hujan lagi" aleya dengan cepat berlari mencari tempat berlindung.

Aleya berlindung dibawah pohon yang cukup besar dan mungkin bisa melindunginya dari air hujan.

Hujan semakin deras, suara musik aleya tidak lagi terdengar, membuat aleya sedikit gelisah karna dia sedikit takut dengan hujan, bukan karna pada akhirnya ia basah. Tapi, terkadang hujan juga mengeluarkan suara gemuruh dan kilat yang sangat menakutkan. Kini rambut dan jaket yang dikenakan aleya sedikit basah oleh tetesan air yang jatuh dari daun pohon tersebut. Aleya berusaha melindungi buku catatannya dengan memasukkannya kedalam jaketnya dan memeluknya erat-erat.

Mata aleya tak sengaja bertemu dengan seorang pria yang juga berteduh dibawah pohon yang sama dengannya. Aleya menatap pria itu dari ujung ekor matanya, jaket hitam dan berkaus didalamnya, sama sama menggunakan earphone.

Aleya merasa ada yang aneh dengannya, ntah lah dia tidak ingin memalingkan matanya dari pria yang ada disampingnya ini, seolah ada daya tarik yang menarik aleya untuk terus melihat pria ini.

Tak terasa hujan sudah tak lebat lagi, aleya bersyukur akhirnya dia bisa pulang karna sekarang sudah masuk waktu magrib. Pria yang bersamanya tadi melangkah cepat saat melihat hujan sudah mulai reda, aleya penasaran kemana arah pria itu pulang.

Aleya melihatnya dengan seksama tak terlewatkan satu langkah pun. Ia pun terkejut melihat pria itu berjalan kearah daerah rumah neneknya.

"Dia tinggal di daerah rumah nenek?" Tanya aleya dalam hatinya.

Tanpa ragu aleya juga melangkahkan kakinya untuk pulang kerumah neneknya. Pria itu melewati rumah nenek dan hanya berbatas 4 rumah. Terlihat saat dia menaikan kupluk Hoodienya ada inisial disana.

"DJN??" Tanya aleya bingung.

Pria itu menghilang masuk kedalam rumahnya. Sungguh aleya penasaran dengan pria itu, sebelumnya dia tak pernah sepenasaran ini terhadap seseorang siapapun itu. Namun kali ini berbeda, aleya penasaran dengannya.

"Gue harus cari tau! Kenapa jadinya gini? Baru juga liat udh bikin penasaran aja?" Ujarnya sendiri.

"HEIIIII!!!!!!"

"kskdbidekbdieb" kaget Aleya.

"apaan sih!? gak lucu lo!" lanjut Aleya yang masi dengan ekspresi begitu syok dan memegang dadanya yang berdetak dengan kencang.

Leo dan yang lainnya hanya tertawa melihat ekspresi Aleya kini

"Lo sih, ngelamun depan pagar. Kesambet baru tau lo!" ujar Leo yang masi tertawa akan kejadian tadi.

"Lo kemana aja Al?" tanya Dara

"gue tadi neduh di pohon dekat taman. terus gue pulang duluan karna gue fikir lo, bang Leo dan nenek udah duluan" jelas Aleya

"udah yuk masuk. ganti pakaian kalian. ntar kalian sakit lagi" ujar nenek

Mereka pun masuk ke dalam rumah dan membersihkan diri.

****

"Taraa makanan sudah siap" ujar leo sambil membawa masakan yang dibuatnya bersama nenek menuju meja makan.

Aleya dan dara sedang menyiapkan piring dan perlengkapan makan lainnya dimeja makan.

"Waahhhh buruan makan bang, aku udah laper nii" ujar Aleya yang begitu semangat dan langsung mengambil posisi

"Hemm kalo soal makan cepet. Coba disuruh kerja mana mau. Tadi kamu kemana? Ngapa gak bantuin nanam padi?" Kesal leo

"Yaa maaf, tadi rencananya cuman sebentar ke taman itu ehh ternyata nyaman yaa malas beranjak dari sana hehehe" jawab aleya sambil tersenyum lebar

"Sudah-sudah. Coba sehariiii saja kalian tidak bertengkar. Ayo kita makan" ujar nenek memutuskan perdebatan aleya dan leo.

Dara hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka, karena sudah biasa bagi dara melihat mereka seperti tadi.

avataravatar
Next chapter