3 3

......

Bola basket mengenai tangan Aleya lagi dan lagi.

"Es krim gue... Dua kali" ujar Aleya dengan nada sedikit sedih.

Aleya mengambil bola basket yang menggelinding tak jauh darinya. Alega memperhatikan bola basket yang ada ditangannya dengan seksama, ternyata itu bola basket yang sama, yang tadi pagi sudah mengenai eskrimnya. Ia masi ingat dengan bola basket itu, karna saat ia melihat nya untuk pertama kali ada tanda tangan dan nama bertulisan Kafka.

Dugaannya benar, pemilik bola basket itupun menghampiri Aleya dan Dara.

"Emm hai. Maaf lagi" ucapnya yang begitu kikuk.

" lo lagi?!" Ujar dara dengan nada agak meninggi.

Aleya hanya terdiam sambil melihat sepasang mata laki laki pemilik bola basket ini dengan perasaan kesal.

" Nih ambil" ujar Aleya sambil melempar bola basket itu kearah lelaki itu. Dengan tidak sengaja Aleya melemparnya begitu kuat dan mengenai perutnya yang membuat lelaki itu mundur beberapa langkah dan terjatuh sambil memegang perutnya

"Ma-maaf gue gak sengaja. Lo gapapa? Gue gak sengaja serius" Aleya begitu khawatir melihat lelaki itu terjatuh. Aleya pun berlutut disebelahnya. Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Aleya, ia hanya memegang perutnya dan mengerang kesakitan.

Teman lelaki itupun berlarian meuju ke arah Aleya dan lelaki itu dengan raut wajah yang begitu khawatir

"Kaf, lo gapapa kan?" Tanya salah satu temannya

" Iyaa, gue gapapa. Tenang aja" jawab lelaki itu dengan terbata bata karena menahan sakit

"Maaf gue gak sengaja" Aleya semakin khawatir melihat lelaki itu kesakitan. Aleya merasa sangat bersalah, hingga ia tak berani untuk menatap wajah lelaki di depannya ini, ia hanya menundukkan kepalanya pertanda penyesalannya.

" Gue gapapa Al" lelaki itu mulai menenangkan Aleya. Lelaki itu sadar bahwa Aleya menyesal akan perbuatannya.

Aleya melihat kearah lelaki yang ada dihadapannya, kini kontak mata mereka bertemu, waktu seketika terasa terhenti. Seketika pertanyaan muncul di pikiran Aleya

"Dari mama dia tau nama gue?" Gumam Aleya di dalam hatinya.

"Gue rasanya ngelemparnya nggak begitu kuat. Lo juga, ngapa gak nangkap bolanya" ujar Aleya dengan nada yang masih begitu menyesal

Lelaki itu hanya diam membeku melihatku

"Gini kakak. Eh apalah itu gue gak tau manggil kakak apa. Jadi gini, dia kemarin ikut turnamen basket, terus pas tanding dia kecelakaan. Terus perut si kafka ini terbentur tiang ring basket karena dorongan lawan, mangkanya sampe sekarang perut si kafka masi sakit kak" jelas teman lelaki itu kepadaku

Mendengar penjelasan itu Aleya semakin merasa bersalah. Tapi seketika juga muncul difikirkannya bahwa cowok ini  udah dua kali jatuhin eskrimnya. Ia mengesampingkan  permasalahan itu dulu. Saat ini lebih parah dari eskrim, ia sudah membuat anak orang kesakitan begini.

Lelaki itu pun mencoba untuk berdiri yang dibantu oleh temannya. Aleya pun berdiri dan membersihkan rumput yang menempel di celananya.

"Kafka" lelaki itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum begitu tulus.

Aleya tak membalas uluran tangannya. Aleya bungkam beberapa detik melihat uluran tangan lelaki ini. Ia tidak gampang untuk berkenalan dengan orang baru, apalagi dengan cara begini.

"Aleya" Aleya pun membalas jabatan tangan lelaki di hadapannya sekarang. Dengan cepat ia langsung melepas jabatan tangannya.

Lelaki yang ada dihadapan Aleya kini cuman tersenyum lebar yang memperlihatkan giginya yang begitu rapi tersusun. Terdengar seperti godaan dari teman-temannya, begitu juga dengan Dara yang ikut-ikutan.

Merasa tidak nyaman dengan yang terjadi, Aleya pun pergi meninggalkan orang orang itu, ia melupakan Dara.

"Al, tungguin" teriak dara sambil menyamakan langkahnya dengan Aleya.

"Aleya!" Teriak Kafka dari Arah belakang Aleya. Spontan Aleya pun melihat kearah suara itu berasal.

"Kita bakal jumpa lagi kan?" Sambung nya

Aleya tidak memperdulikan apa yang dikatakannya, Aleya melangkah pergi dengan raut wajah yang kesal.

*****

*Dara 💜*

                                 Today

Ra, lo jadi nginap dirumah gue kan? |

                                                                      19.14

                                                                       Read

| Jadi dong

| Nanti sekitar pukul 8 gue otw rumah lo ya

19.24

                    Okey ra. Kabarin gue yaw |

                                                                     19.24

                                                                     Read

| Wokeh al

19.24

Setelah melihat chat dara aleya berbaring di tempat tidurnya sambil memperhatikan langit-langit kamarnya. Seketika ia teringat kata cowo tadi "kita bakal jumpa lagi kan?"

"Apaan sih! Gue gak mau jumpa dia lagi. Dalam sehari dia udah 2 kali jatuhin es krim gue" kesal leya dan menutup mukanya dengan bantal yang ada di atas kepalanya.

"Dek, buruan turun makan malam dulu" teriak leo dari balik pintu kamar Aleya.

"Oke kapten" semangat Aleya dan berlari menyusul bang leo.

Dirumah Aleya tidak ada pembantu rumah tangga. Kalau seperti ini, mamanya tidak ada dirumah, Leo lah yang bertugas masak, Aleya tugasnya seperti biasa bersih-bersih rumah. Mereka hanya memiliki tukang kebun, namanya pak joko. Ia tidak tinggal dirumah Aleya, ia bekerja dari pagi hingga sore untuk membersihkan seluruh perkarangan rumah Aleya.

"ENAK!!!" Aleya merasa bahagia setelah mencicipi masakan Leo. Leo sangat jago masak. Berbeda dengan Aleya, ia hanya jago makan saja.

"Kalau enak dihabisin nih" Leo menambahkan cuminya ke piring Aleya

"Kapan sekolah dek?" Tanya Leo

"Minggu depan bang"

"Bagus lah"

"Lah kok bagus? Aku mau nambah libur malah"

"Dasar pemalas, udah libur panjang juga"

"Iyaa tapi masi terasa kurangg"

Leo tak menghiraukan perkataan Aleya. ia sibuk menyantap makanannya.

Setelah selesai makan malam, sekarang giliran Aleya untuk bersih-bersih peralatan makan dan masak tadi. Leo tengah menonton televisi di ruangan keluarga.

*Ting tong*

"Bang tolong bukain pintu dong, mana tau itu dara. Dia mau nginap disini" teriak Aleya dari arah dapur

Leo tak membalas perkataan Aleya. Ia langsung berdiri dan menuju pintu depan

"Aleyaaa" teriak seseorang dari ruang tamu berjalan menuju dapur.

"Oik. Lo udah  makan Ra?" Tanya Aleya pada dara. Aleyabmasi sibuk mencuci peralatan

"Udah kok" jawabnya sambil berdiri disamping Aleya memperhatikan gerak gerik Aleya.

Setelah selesai bersih-bersih, mereka pun langsung pergi menuju kamar Aleya

"Ngapain dulu kita nih?" Tanya Aleya yang tengah duduk di tempat tidurnya.

"Hemmm ngapain yaa" ucap dara yang sedang memperhatikan lemari buku Aleya.

Menunggu keputusan dari Dara, Aleya pun menidurkan badannya dikasur sembari memainkan hpnya.

"Oh iya al, ternyata kafka itu baru pindahan ke komplek sini" ucap dara yang kini berbaring juga di sebelah Aleya

"Kafka mana"

"Kafka Al, yang tadi loo yang kenalan sama lo tadi"

"Ooo itu. Biar ajadeh"

"Lah, gak nyambung lo"

Aleya hanya diam tidak menggubris pembicaraan dara lagi. Asal mendengar nama kafka ia teringat es krimnya yang jatuh. Bikin kesal aja.

Jujur jika bisa aleya tidak ingin mendengar nama cowok itu lagi. Namun itu mustahil, mendengar nya pindah dikomplek ini saja, bisa dipastikan jika Aleya dan dia akan bertemu setiap hari.

*********

06.00 WIB

Aleya sudah bangun dari tidurnya, hari ini dia akan pergi kerumah neneknya yang ada dibandung, mumpung masih libur aleya menyempatkan dirinya untuk mengunjungi neneknya.

"Udh siap Al? Si dara jadi ikut?" Tanya leo sambil menuruni anak tangga dan berjalan kearah meja makan.

"Jadi bang, lagi siap-siap dia, kita nginap?"

"Enggak, besok gue kuliah, jadi kita pulangnya sore aja" jawab Leo dibalas anggukan oleh aleya.

Tak berselang lama, dara turun dari kamar aleya, dengan tas kecil miliknya.

"Makan dulu dar" ujar Leo saat melihat dara turun dari kamar aleya.

"Iya bang" ucap dara dengan malu.

Aleya yang melihat itu hanya tersenyum, melihat dara tersenyum malu saat abangnya mengajaknya makan bersama.

"Tapi aku bawa baju ganti deh bang. Takutnya nanti aku disana mandi hujan atau apa kita gak tau kan" jelas Aleya

"Siapin baju gue juga" jawab Leo singkat sembari menyantap sarapannya

"Siapin sendiri" ujar Aleya ketus

"Lo ya sebagai adik..!!!"

"Waaaa gak baik bertengkar di depan makanan kata mama gue!" Teriak Dara memotong perkataan Leo

"Lo sih!" Leo bersuara kecil ke Aleya

"Lo duluan!" Balas Aleya

Dan pada akhirnya Aleya pun ngalah, ia menyiapkan peralatan yng dibutuhkan untuk Leo dan ia nantinya. Begitu juga dengan Dara.

avataravatar
Next chapter