webnovel

Kencan

Kevin menatap tampilannya di cermin dan tersenyum melihat tampilannya saat ini yang memakai jaket kulit terlihat berbeda dari biasanya bahkan rambutnya dia buat agak sedikit berantakan. Ini adalah gayanya saat dulu masih di Amerika.

meskipin Varell mengusik pikirannya tapi Kevin tidak mau ambil pusing selama Luna tetap bersamanya.

Ia lantas berjalan keluar menuju garasinya dan membuka penutup motor besarnya.

"Selamat pagi, sahabatku.." Sapa Kevin pada motor kesayangannya itu.

Motor besar berwarna silver itu terlihat mengkilat. Sudah lama sekali sejak dirinya bergabung dengan perusahaan dirinya tidak pernah mengemudikannya lagi.

Kevin lantas menaikinya dengan gagah dan mengendarainya menuju kediaman Luna.

....

Luna baru saja terbangun, jam menunjukan pukul enam pagi, sambil berjalan membuka tirai membiarkan sinar matahari memasuki kediamannya.

"Kamu mau kemana sepagi ini?" tanya Luna dengan mata mengantuknya saat melihat Mia tengah merapikan peralatan memotretnya kedalam tasnya.

"Ini bulan januari, banyak sekali pasangan yang berfoto sebelum menikah jadi pekerjaanku sangat menumpuk." jawab Mia

Luna berjalan kearah Mia dan membantunya merapikan peralatannya, ia mengkhawatirkan kesehatan sahabatnya itu yang bekeeja sangat keras menjadi seorang fotografer.

"Kamu baru kembali semalam, haruskah pergi lagi?" tanya Luna sambil memberikan vitamin kepada sahabatnya itu. Mia mengangguk dan tersenyum.

"Aku tidak seperti dirimu yang memiliki gaji tetap. Jadi aku harus mengambil semua kesempatan yang ada dan bekerja dengan giat." jawab Mia antusia.

"Baiklah cantik.. aku pergi dulu dan mungkin aku tidak akan pulang malam ini." ucap Mia pamit sambil memeluk Luna dan berjalan keluar pintu.

"Jaga dirimu.."pesan Luna tersenyum dibalas senyuman hangat dari Mia.

Luna segera meraih handuknya setelah menutup pintu rapat, ia bergegas agar tidak Kevin tidak lama menunggunya berdadan.

Luna telah selesai mandi dan mulai merias wajahnya saat pintunya ada yang mengetuk.

ini baru jam tujuh pagi, siapa yang datang sepagi ini. Kevin mengatakan jika dirinya akan datang jam sepuluh pagi.

Luna perlahan membuka pintu dsn betapa terkejutnya ia melihat Kevin dengan penampilannya yang terlihat berbeda.

"Pagi cantik.." sapa Kevin ternyum dan melangkah masuk tanpa di perintah membuat Luna berjalan cepat mengikuti.

Ada apa dengan penampilan Kevin saat ini? dan mengapa ia datang sepagi ini?

Baru saja Luna akan bertanya tiba-tiba pintunya kembali ada yang mengetuk.

Luna membuka pintunya dan dua orang pria berdiri dihadapannya.

"Kami dari perusahaan jasa pemasangan pintu tralis." ucap salah seorang pria itu. Luna berfikir sejenak tapi ia tidak memesan jasa itu.

"Mungkin anda salah tempat pak." Jawab Luna dengan sopan. Kedua orang itu nampak bingung sampai Kevin datang menghampiri.

"Aku yang menyuruh mereka.." Ucap Kevin, ia lantas mempersilahkan dua orang pekerja itu melakukan tugasnya.

"Untuk apa semua itu mas?" Bisik Luna pelan, menghampiri Kevin didapur yang tengah membuat omlete.

"Untuk menjagamu, bisa saja Mia mengatakan jika dia pulang secara mendadak. Mas tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu dek." Jawab Kevin, Luna terdiam Kevin memikirkannya lebih dari dirinya sendiri.

"Terimakasih mas.." Ucap Luna tersenyum.

"Kamu buat apa?" tanya Luna mendekat, Kevin kini telah menata omlatenya keatas piring.

"Cobalah.." ucap Kevin menyuapi Luna.

"um.. enak.." puji Luna tersenyum.

"Mengapa penampilamu seperti ini mas?" tanya Luna hati-hati.

"Kamu tidak suka?"

"Tidak, kamu terlihat berbeda.."

Kevin tersenyum saat Luna terus menatapnya tanpa henti.

"Jangan menatapku seperti itu.." ucap Kevin malu.

"Lalu harus kah seperti ini?" Luna menunjukan ekspresi manisnya yang menggemaskan membuat jantung Kevin berdebar lebih kencang. Jika saja tidak ada pekerja yang tengah memasang tralis besi dijendela dan pintu apartemen Luna maka Kevin telah menarik Luna dan menciumnya.

"Kamu terlihat sedikit nakal dengan penampilan seperti itu mas.." Ucap Luna berbisik ia kembali menggoda Kevin.

Kevin meletakam sendoknya dan menunduk malu, perkataan Luna membuatnya tersipu.

"Pak, kami sudah selesai." ucap salah seorang pekerja datang menghampiri.

"Silahkan masukan kode untuk kuncinya.." lanjut sang pekerja, Kevin tersenyum dan membawa Luna bersamanya.

Kevin, mengisi kodenya setelah para pekerja memberitahu caranya dan akhirnya pergi.

"Astaga mas, bukankah ini berlebihan.."

"Hanya cintaku yang berlebihan padamu dek yang lainnya tidak berlebihan."Jawab Kevin tersenyum sambil membelai rambut Luna lembut.

....

Kevin menunggu Luna yang masih menyelesaikan makeupnya yang tadi tertunda dengan sabarnya.

"Mengapa harus menggunakan riasan jika kamu sudah cantik." Tanya Kevin yang duduk dihadapan Luna sambil menatapnya.

"Aku akan terlihat sangat pucat jika tidak memakai riasan."

Kevin tersenyum, wanita dihadapannya ini sangat cantik dan lebih cantik saat dia sedang fokus melakukan sesuatu seperti ini.

"Jangan menatapku seperti itu mas,," Luna sangat gugup saat Kevin terus menatapnya sambil menyanggah wajahnya dengan kedua telapak tangannya membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Lalu seperti inikah?" Kevin mengedipkan matanya yang membuatnya lebih menggemaskan lagi.

"Ayolah mas,, kamu menghilangkan konsentrasiku." Luna tidak dapat berhenti tertawa melihat ekspresi Kevin saat ini.

"Warna ini sangat cantik.. " Kevin meraih sebuah lipstik cair berwarna peach dan membuka tutupnya.

"Bagaimana cara menggunakannya?" Tanya Kevin, Luna tersenyum dan meraih lipstik ditangan Kevin dan memolesnya tipis dibawah bibirnya.

"Oleskan hingga bibirnya tertutup oleh warna lipstiknya." Jelas Luna mencontohkan, Kevin kemudian meraih lipstik itu kembali dan memakainya.

"Apa yang kamu lakukan mas?" Tanya Luna tertawa, Kevin memakai lipstiknya dibibirnya membuatnya bertambah menggemaskan.

"Memakaikanmu lipstik." Jawab Kevin setelah menutup kembali lipstik Luna dan bibirnya menjadi merona kini.

"Memakaikanku lipstik?" Luna tidak mengerti dengan ucapan Kevin, Kevin lantas tersenyum dan mendekatkan wajahnya dan kemudian mengecup singkat bibir Luna.

"Masih belum terlihat jelas." Kevin lantas mengambil kotak rias Luna dan meletakannya diatas meja lalu mendekatkan posisinya dengan Luna.

Kevin mengangkat dagu Luna dan mengecup bibir Luna kembali, Luna hanya bisa mengedipkan matanya saat Kevin terus mengecup bibirnya berkali-kali dengan lembut.

"Apa aku harus menekannya agar lebih terlihat?" Kevin berbisik membuat Luna merinding dan sesaat kemudian Kevin mencium kembali Luna.

Ciumannya perlahan menuntut, Kevin mulai melumat bibir bawah dan atas Luna bergantian dengan lembut. Luna tidak tahan dan akhirnya membalas ciuman yang diberikan Kevin.

"Apa sudah terlihat jelas?"tanya Luna disela ciumannya yang perlahan terlepas tapi Kevin tidak menjawab dan kembali menciumnya lebih dalam lagi.

"Apa kamu menaruh madu dibibirmu?" Tanya Kevin disela ciuman hangat mereka, Luna menggelengkan kepalanya dan membuat Kevin tersenyum.

"Mengapa rasanya sangat manis?"tanya Kevin saat mengambil nafas sejenak dan kemudian kembali mencium Luna hingga Luna perlahan merebahkan tubuhnya diatas sofa kecil miliknya.

Luna membiarkan Kevin menguasai dirinya kini hingga akhirnya Kevin melepaskan Luna.

Kini suasana menjadi canggung bagaimanapun mereka hanya berdua saja ditempat dan mereka sudah dewasa sangat sulit untuk menahan diri.

Tapi semua akan ada waktunya setiap tahapan dan proses tidak boleh dilanggar dengan alasan cinta sekalipun.

Mata mereka bertemu dengan malu dan mereka hanya dapat tersipu.

"Mau jalan sekarang?" tanya Luna ragu-ragu.

Kevin menganggukan kepalanya, tapi kemudian dia melihat penampilan Luna yang feminim dengan gaunnya rasanya akan sulit jika membonceng Luna dengan sepeda motornya jika Luna mengenakan gaun.

"Apa kamu tidak punya celan jeans dek?" Luna menatap Kevin bingung, apa dia sedang mengatur penampilannya? itu menjengkelkan.

"Maksudku, kamu cantik memakai gaun itu tapi sebenarnya aku kemari menaiki sepeda motor." Jelas Kevin tersenyum tipis, ia tidak menayakannya lebih dulu tentang sepeda motornya pada Luna dan sepertinya Luna terlihat kecewa baginya membuatnya merasa sedih tapi kemudian Luna tersenyum cerah.

"Harusnya mas mengatakan sejak awal.." Luna mencubit lengan Kevin manja dan beranjak kekamarnya untuk mengganti pakaian.

Tidak lama kemudian Luna keluar dari kamarnya membuat Kevin menatap tidak percaya, apakan ini wanitanya?

Luna yang anggun berubah seketika, rambutnya ia biarkan terurai dengan scraf yang menutupi tsirtnya yang sedikit terbuka yang mengalung indah dilehernya juga jaket kulit dan celana kulit panjang berwarna hitam membuat kaki jenjangnya lebih terlihat indah tidak lupa dengan sepatu bootsnya.

"Yuk mas.." Luna menghampiri Kevin yang bahkan tidak bisa berkedip.

"Kamu memiliki semua pakaian ini?" tanya Kevin tidak percaya, Luna tersenyum mengangguk.

"Sebenarnya dulu penampilanku seperti ini.." Jawab Luna malu-malu, Kevin tersenyum mereka bahkan memiliki gaya yang sama saat dulu belum bertemu. apakah ini yang dinamakan dengan jodoh.

"Mari berfoto bersama.." ajak Kevin, Luna tersenyum antusias dan mereka mengambil beberapa gambar melalui cermin yang membiaskan penampilan mereka yang sangat serasi dan mengambil gambar menggunakan ponsel masing-masing, terakhir Kevin memeluk Luna dari berakang dan mereka berfoto bersama dengan senyum merekah.

....

Next chapter