webnovel

Namsan Tower part 3

Jung Kook mulai jongkok. Ia tahu Hana akan minta digendong lagi. Hana mulai bergelayut manja di punggung Jung Kook.

Jung Kook berdiri. Ia mulai menuruni anak tangga satu persatu.

"Kookie ... Gomawo ..." Hana berterima kasih.

Aku yang seharusnya berterima kasih ke Noona.

Karena Noona mau menerimaku yang masih muda ini, yang masih banyak kekurangannya.

Dibandingkan mantan-mantan Noona, apalah diriku ini dibandingkan mereka.

Yoon Gi Hyung itu music genius.

Tae Hyung itu face genius.

Nam Joon Hyung itu brain genius.

Sedangkan aku ...

Mengakui Kiki aja aku nggak sanggup.

Seandainya saat itu aku mau mengakui kesalahanku di depan ayah dan ibu, Noona dan Kiki tak akan menderita.

Wajah Hana mendekat ke leher Jung Kook. Mencium aroma di sana.

Kookie ...

Akhir-akhir ini aku selalu ingin menghirup aroma tubuhmu.

Selalu ingin berada di dekatmu.

Berada dalam dekapanmu.

Apa ini yang namanya cinta?

Tak terasa mereka sudah sampai di anak tangga terakhir. Hana turun dari punggung Jung Kook. Mereka menuju ke tempat di mana mereka memarkirkan mobil.

Di mobil ...

Dalam perjalanan pulang menuju ke apartemen Yoon Gi ...

Kiki sudah tertidur di baby seatnya karena kelelahan.

"Hana ... Aku ingin bertemu mamamu." Yoon Gi memecah keheningan.

"Mamaku?"

"Aku ingin bertanya tentang ibu kandungku," ucap Yoon Gi lagi.

Saat Hana menemukan mamanya, ibu kandungnya, ia memberitahu Yoon Gi. Tapi Yoon Gi hanya diam. Saat itu ia tak ingin mengetahui asal-usulnya. Siapa orang tua kandungnya. Masih hidup ataukah sudah meninggal? Atau hal yang berhubungan dengan keluarga sedarahnya. Keluarga yang sudah membuangnya, buat apa ia harus tahu.

Tetapi sekarang ia ingin mengetahuinya. Karena itu ia ingin bertemu mama Hana. Ia sudah menyiapkan hatinya.

"Besok aku antar Hyung ke rumah mama," kata Jung Kook.

"Atau mau sekarang?"

"Jam segini mama masih di tempat kerjanya. Besok pagi mungkin mama masih di rumah. Aku kabari mama dulu. Ia ada di rumah jam berapa."

Hana mengirim pesan ke mamanya. Belum ada jawaban.

"Oppa ... Nanti aku kabari jam berapa kita ke rumah mama."

Mobil Jung Kook berhenti di depan area apartemen Yoon Gi.

"Gomawo, oppa. Udah bantu jagain Kiki."

"Sama-sama. Kabari aku begitu ada kabar." Yoon Gi turun dari mobil. Ia pun masuk ke dalam gedung apartemennya.

🌼🌼🌼

Pesan masuk dari mama Hana <Mama ada di rumah jam 9 pagi>

Hana : <Besok aku mau bawa Yoon Gi oppa ke sana>

Mama : <Mama tunggu>

"Mama ada di rumah jam sembilan pagi." Hana memberitahu Jung Kook.

"Kita berangkat jam delapan. Rumah mama jauh."

Hana pun mengirim pesan ke Yoon Gi

<Oppa>

<Jam 9 pagi>

<Kita berangkat jam 8>

Yoon Gi menjawab singkat <ok>

Yoon Gi sedang menyiapkan hatinya. Entah apa yang akan didengarnya dari mama Hana. Berita baik. Atau berita buruk.

🌼🌼🌼

"Noona ... Aku latihan dulu." Jung Kook pamit.

"Ikut." Kiki yang terbangun ingin ikut ayahnya.

"Hari ini Kiki jagain eomma dulu, ya. Eomma baru sembuh."

Jung Kook mengecup kening Hana dan mencium pipi gembul Kiki.

"Appa pergi dulu, Ki."

Kiki melambaikan tangannya ke Jung Kook. Jung Kook pun menuju ke tempat latihannya walaupun saat di Namsan tower ia sudah berlatih dengan menggendong Hana.

Kemudian ia berlatih pukulan dan tendangan lalu beristirahat sejenak. Mengambil kotak bekal berisi buah dari Hana di dalam tas ranselnya.

Jung Kook melihat sebuah amplop di atas kotak bekalnya.

Harum ... ~ Aroma wangi amplop berdesain pohon sakura yang sedang mekar masuk ke dalam hidungnya.

Surat dari Noona?

Jung membuka amplop itu. Ia membuka kertas surat berwarna pink yang juga berdesain pohon sakura dengan kelopak yang berjatuhan. Khas musim semi.

Ia pun mulai membaca surat tulisan tangan Hana. Air matanya mulai menetes.

[pic]

Kookie ...

Terima kasih untuk semua hal yang sudah kau lakukan untukku.

Terima kasih sudah menjadi suami terbaik untukku.

Terima kasih sudah menjadi ayah terbaik untuk Kiki dan anak-anak kita selanjutnya.

Bagi kita awalnya memang buruk tapi mari kita akhiri dengan baik dan indah.

Yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting adalah saat ini dan masa depan.

Sama seperti bunga Sakura yang mengawali musim semi dan mengakhiri musim dingin, aku pun ingin membuka lembaran baru bersamamu. Mengisinya dengan cerita tentang cinta kita berdua.

Aku ingin selalu bersamamu.

Aku ingin selalu berada di dekatmu.

Seumur hidupku.

Maafkan aku yang baru menyadari rasa cintamu yang besar kepadaku sekarang.

Terima kasih sudah mau menungguku selama ini.

Kookie ...

Ayah dari anak-anakku ...

Kookie ...

Saranghae ...

Dari :

Wanita yang paling beruntung di dunia ini karena telah memilikimu.

Next chapter