1 Chapter 1

Introduction: Na Bong Sun adalah seorang asisten koki yang pendiam dan sangat pemalu. Diam-diam, dia menyukai bos sekaligus kepala koki di restoran tempat dia kerja, Kang Sun Woo. Suatu hari, tiba-tiba Bong Sun dirasuki oleh hantu perawan yang suka menggodai para lelaki.

Malam hari, Na Bong Sun berjalan terhuyung-huyung karena kelelahan melewati sebuah ambulance. Ambulance itu kemudian ngebut membawa pasien. Sesampainya di rumah sakit, petugas ambulance langsung melaporkan pada dokter bahwa pasein itu pria berusia 25 tahun yang ditemukan pingsan di diskotik, bagian vitalnya tidak stabil bahkan suhu tubuhnya 25 derajat celcius, sepertinya si pasien terserang Hypothermia.

"Astaga, pasien yang sama lagi?" ujar dokter pertama terheran-heran

"Begitulah, sudah tak terhitung lagi selama bulan ini sejak gelombang panas mulai" kata dokter kedua

Dokter pertama menduga mungkin penyakit ini sama seperti pandemik virus Ebola dulu tapi menurut dokter kedua mungkin ini ada hubungannya dengan obat-obatan terlarang.

Pada saat yang bersamaan di kantor polisi, para polisi sedang mendiskusikan kasus yang sama. Sebelum pingsan, semua korban biasanya selalu bersama wanita. Mereka sudah menyelidiki segala sesuatu tentang wanita-wanita itu dan mereka mendapati bahwa wanita-wanita yang pernah bersama para korban tidak saling berhubungan satu sama lain. Hanya satu persamaan wanita-wanita itu, mereka semua wanita-wanita yang sangat cantik nan seksi.

Para polisi itu benar-benar heran, siapa sebenarnya wanita itu "Dia kan bukan hantu atau semacamnya... atau mungkin dia memang hantu?"

Dalam kilas balik, kita melihat si wanita cantik nan seksi itu tengah bermesraan dengan si pasien sebelum akhirnya si pasien mulai sesak napas dan akhirnya pingsan.

Wanita itu kini tengah berada di sebuah jalan. Setelah melihat ambulance pergi, dia langsung mengeluh kesal (mungkin karena mesra-mesraannya cuma sebentar gara-gara si pria pingsan). Sesaat kemudian, tiba-tiba sebuah roh keluar dari tubuh wanita cantik itu. Dan berlalu pergi meninggalkan si wanita yang kebingungan.

Si hantu yang bernama Shin Soon Ae (Kim Seul Gi) itu kemudian berjalan pergi melewati orang-orang yang menembus tubuhnya dan membuat bunga-bunga yang dilewatinya jadi menghitam.

Tapi ada satu orang yang tidak menembus tubuhnya, dia adalah Bong Sun yang saking lelahnya hampir saja menabrak Soon Ae. Tanpa menyadari kalau dia bisa melihat Soon Ae yang sebenarnya hantu, Bong Sun membungkuk meminta maaf sebelum melanjutkan perjalanannya kembali.

Soo Ae tentu saja heran "Kau bisa... melihatku?"

Pada suatu siang, terlihat orang-orang seliweran di jalan yang udaranya sangat panas. DJ radio mengumumkan betapa panasnya musim panas tahun ini dan apa saja yang sebaiknya mereka lakukan untuk menghadapi panas... misalnya menonton film horor. Si DJ memberitahu bahwa walaupun kebanyakan orang menganggap bahwa hantu itu memakai gaun putih dan berambut hitam panjang dan hanya berada didalam rumah kosong, tapi sebenarnya hantu itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari disisi kita.

3 orang pria pekerja kantoran berjalan keluar makan siang tanpa menyadari bahwa Soon Ae tengah berada di tengah-tengah mereka. Mereka saling mendiskusikan mau makan apa dan Soo Ae langsung ikut-ikutan nimbrung.

Ketiga pria itu ingin makan mie dingin tapi Soon Ae ingin makan nasi. Dia berusaha menyemangati mereka untuk makan nasi tapi ketiga pria itu tidak mempedulikannya sama sekali (haha... ya iyalah mereka kan ga bisa lihat dan dengar Soo Ae) bahkan dengan santainya berjalan menembus tubuh Soon Ae.

Soon Ae langsung menggerutu kesal "Seharusnya kalian mengikutsertakanku. Aku ingin ikut untuk cuci mata tapi kalian tidak memberiku kesempatan. Kalian pikir kalian itu hebat hanya karena kalian tampan!"

Soon Ae bernarasi bahwa dia adalah hantu "Lebih tepatnya, hantu perawan. Hantu yang memiliki dendam paling getir diantara semua hantu. Bayangkan betapa menyakitkannya mati sebagai perawan. Menolak undangan masuk surga, malah bergentayangan di 'dunia lain' ini. Di dunia hantu, aku ini terkenal sebagai ratu pembenci wanita yang berperagai buruk. Tapi aku berharap untuk dimengerti. Aku adalah roh yang penuh penyesalan, menyedihkan. Dan amat sangat bosan"

Soon Ae tampak sangat frustasi saat dia tidak bisa menyentuh sebuah benda. Tapi mood-nya langsung membaik saat dia melihat bayi yang bisa melihatnya. Soon Ae langsung mendekat dan menggodai bayi itu.

Tiba-tiba saja sebuah bola basket melayang dari lapangan basket dekat tempat Soon Ae dan bayi itu duduk, bola itu melayang tepat ke arah si bayi. Refleks, Soon Ae langsung mengulurkan tangannya dan mementalkan bola itu ke samping sebelum mengenai si bayi. Soon Ae tentu saja langsung kaget menyadari dia bisa menyentuh bola itu. Setelah si bayi pergi, Soon Ae yang bosan memutuskan untuk pergi mencari sebuah pemakaman untuk makan.

Si sebuah restoran bernama Sun Restaurant, beberapa asisten koki tengah sibuk memasak. Sous chef (kepala asisten koki) bernama Min Soo sangat amat cerewet saat dia tengah mengawasi masakan para asisten lainnya. Menurut para asisten yang lain, wajahnya Min Soo jauh lebih muda daripada umurnya yang sebenarnya sampai-sampai dia pernah dikira anak sekolahan. Ha!

Sementara asisten yang lain sibuk memuji wajah awet mudanya, seorang asisten bernama Seo Joon malah membuat Min Soo sangat frustasi karena kecerewetan Min Soo tampak tak berarti di mata Seo Joon yang terang-terangan mengacuhkan Min Soo.

Saat itu, tiba-tiba saja mereka mencium bau gosong. Mereka semua langsung keluar dengan panik dan mendapati satu-satunya asisten wanita mereka, Na Bong Sun malah tertidur saat tengah bekerja dan membuat sausnya hangus. Bong Sun langsung ketakutan dan meminta maaf tapi Min Soo tidak terima permintaan maafnya dan terus ngomel-ngomel kesal bahkan mengancam akan memecat Bong Sun.

Tapi kecerewetan Min Soo berakhir dengan cepat saat kepala koki datang, dia adalah Kang Sun Woo (Jo Jeung Seok). Min Soo yang tadinya bersikap sok bossy tadi, langsung tampak gugup dan ketakutan begitu Sun Woo muncul. Apalagi saat Sun Woo menyindir tebalnya asap masakan yang gosong dengan senyum teramat sangat manis.

Tak lama kemudian, Sun Woo dengan nada tenang tapi menusuk hati memarahi Min Soo dan Bong Sun. Min Soo dimarahi karena sebagai sous chef, Min Soo malah menyerahkan urusan membuat saus pada orang seperti Bong Sun. Bong Sun meminta maaf atas kesalahannya tapi Sun Woo tampak tidak sedikitpun mempedulikannya karena yang dia marahi terus-terusan cuma Min Soo seorang.

Setelah Sun Woo pergi, Min Soo langsung mengomeli Bong Sun, kenapa Bong Sun ngantuk terus selama jam kerja? Kenapa dia tidak tidur di malam hari saja? Entah kenapa, Bong Sun tidak menjawabnya.

Saat tengah membersihkan panci, lagi-lagi Bong Sun tak bisa menahan rasa kantuknya. Saat ia tengah berusaha melek, tiba-tiba saja sesosok hantu hitam melayang dihadapannya. Bong Sun tampak ketakutan walaupun sepertinya hal seperti ini bukan sesuatu yang baru baginya.

Saat Bong Sun tengah mengucap doa, tiba-tiba saja dia merasakan sesosok tangan hitam merayap di punggungnya. Bong Sun pun langsung mengucap doanya makin cepat dan saat itulah sosok tangan hitam itu mulai menghilang. (Oh, jadi Bong Sun bisa lihat hantu yah. Hmm... waktu dia hampir nabrak Soo Ae, apa dia sadar kalau Soo Ae itu hantu?)

Bong Sun langsung mendesah lega setelah si hantu itu pergi. Tepat saat itu juga, Bong Sun ditelepon neneknya yang menyadari suara lemahnya Bong Sun. Nenek bertanya cemas bagaimana keadaan Bong Sun? Apa Bong Sun bisa tidur dan apakah para hantu masih saja menganggunya?

Bong Sun dengan mata berkaca-kaca, berbohong menyangkalnya dan berkata bahwa hantu-hantu itu tidak datang lagi akhir-akhir ini dan dia juga bisa tidur dengan nyenyak (Hmm... kayak Ghong Shil di Master's Sun yah). Neneknya Bong Sun langsung lega mendengarnya karena dia tidak ingin Bong Sun hidup dengan menjadi dukun seperti dirinya. Sebelum neneknya menutup telepon, dia berpesan agar Bong Sun membakar dupa di tempat tidurnya.

Sementara itu, Sun Woo tengah bercanda tawa bersama adiknya, Eun Hee. Eun Hee adalah penyandang cacat yang menggantungkan hidupnya di kursi roda dan bekerja jadi kasir di restorannya Sun Woo. Sun Woo dengan nada bercanda menyombong-nyombongkan segala kebaikannya... bahwa dia sangat tampan, pintar masak, jenaka, dll... tapi Eun Hee heran kenapa Sun Woo yang sangat ramah ini malah bersikap tidak bersahabat pada 2 orang wanita?

"Siapa?" tanya Sun Woo

"Bong Sun-ssi" jawab Eun Hee "dia jadi semakin takut-takut sejak oppa jahat padanya"

"Dia hanya tidak cukup bagus. Siapa yang satunya?"

Pertanyaan Sun Woo terjawab saat ibu mereka datang. Hubungan Sun Woo dengan ibunya tampak tidak terlalu baik terihat dari ekspresi tidak suka Sun Woo begitu melihat ibunya masuk dan saat dia menggerutu kesal pada ibunya karena ibunya datang lagi padahal dia sudah pernah bilang pada ibunya untuk tidak datang lagi ke restoran.

"Apa kau merasa dipermalukan olehku? Kenapa aku tidak boleh datang ke restoran putraku sendiri?" protes ibunya Sun Woo

Sun Woo berkata banyak pelanggannya yang bergosip setiap kali melihat ibunya karena sang ibu terlalu muda untuk jadi ibunya, bahkan para pelanggannya banyak yang mengira kalau dia bibinya Sun Woo. Ada pula yang beranggapan dia adalah kekasih rahasianya Sun Woo yang usianya lebih tua.

"Aku melahirkanmu saat aku berusia 19 tahun. Memangnya kenapa? Apa hidupku milik mereka?" protes ibunya Sun Woo

"Karena itulah sebaiknya ibu menjalani hidup ibu saja. Kenapa datang kemari?"

"Wah, dia pasti diajari seseorang bagaimana cara bicara yang menyakitkan"

Walaupun berpendidikan tinggi tapi ternyata ibunya Sun Woo juga mempercayai segala sesuatu yang bersifat takhayul. Dia bahkan memberikan secarik kertas jimat keberuntungan yang baru saja didapatnya dari dukun langganannya untuk Sun Woo. Ibu memberitahu Sun Woo bahwa menurut dukun, akan ada hantu yang menempel pada Sun Woo.

Sun Woo langsung tertawa karena dia sama sekali tidak percaya adanya hantu. Tapi ibu tetap bersikeras memaksa Sun Woo untuk membawa jimat itu bersamanya. Sun Woo menolaknya dengan keras bahkan memprotes kepercayaan ibunya yang tidak masuk akal itu. Tapi tepat saat itu juga, Sun Woo ditelepon seseorang dan langsung untuk menerima telepon itu.

Soon Ae datang ke sebuah pemakaman dan langsung berkumpul di sebuah meja yang isinya hantu semua, lalu mulai memakani makanan sesajen yang tersedia di meja itu dengan lahap. Soon Ae menyapa hantu sebelahnya dengan ramah tapi hantu itu malah membalas sapaan Soon Ae dengan sindiran menyakitkan.

Si hantu itu menyindir Soon Ae pasti sangat kelaparan apalagi Soon Ae tidak pernah mendapatkan sesajennya sendiri. Dan lagi, jarang-jarang ada hantu ada hantu dengan masalah ingatan seperti Soo Ae. Pasti itu akibat dari mati mendadak karena trauma. Jadi jika Soon Ae tidak pernah mendapat sesajen dan tidak bisa berbagi sesajen maka tidak sebaiknya Soo Ae makan sesajen milik hantu lain.

Saat si hantu mulai menyindir keperawanan Soon Ae, saat itulah Soo Ae mulai emosi. Si hantu bahkan mengomentari aksi Soo Ae yang suka merasuki tubuh wanita untuk merayu para pria dan membuat Suhbingo ingin menangkap Soon Ae. Soon Ae tidak terima dengan omelan si hantu dan langsung berteriak protes.

Saat pertengkaran mereka mulai memanas, tiba-tiba saja ada seorang ahjumma yang datang. Ahjumma itu bisa melihat mereka dan begitu melihat kehadiran si ahjumma, para hantu ketakutan dan berlarian pergi menembus tembok. Soon Ae yang masih marah besar pada hantu tadi, tidak ikut melarikan diri karena tidak langsung menyadari kehadiran si ahjumma.

Sepertinya ahjumma itu terkenal di kalangan hantu, bahkan Soon Ae pun langsung menyapa si ahjumma dengan sebutan unnie. (Hmm... dia dukun kali yah?) Karena para pelayat tidak bisa melihat Soon Ae, tentu saja mereka terheran-heran melihat si ahjumma bicara sendiri pada meja kosong.

Soon Ae dengan cepat berusaha melarikan diri dan si ahjumma pun langsung mengejarnya sambil mengayun-ayunkan tongkatnya... dan membuat para pelayat makin bingung melihatnya mengejar udara kosong. Salah seorang pria berusaha menghentikannya tapi si ahjumma langsung menampiknya sambil ngotot kalau dia bukan orang gila.

Soon Ae berlari secepat mungkin sampai ke jalan raya tapi si ahjumma ternyata mampu mengejarnya dengan cepat. Tepat saat itu juga, ada bis lewat dan Soon Ae pun langsung melompat naik ke bis itu. Si ahjumma tidak menyerah begitu saja dan langsung mengejar Soon Ae dengan taksi.

Soon Ae melompat turun di tengah jalan dan berlari sampai ke depan sebuah gedung yang ramai orang mengantri sementara si ahjumma terus mengejarnya.

Dalam pandangan matanya tampak serba hitam putih, Soon Ae celingukan mencari korban sebelum akhirnya pandangannya jatuh pada seorang wanita yang tampak 'berwarna'. Soon Ae pun langsung cepat-cepat masuk kedalam tubuh wanita itu untuk bersembunyi. Saat si ahjumma sampai didepan gedung itu, dia kebingungan karena kehilangan jejak Soon Ae.

Tepat saat itu juga, Sun Woo tiba di gedung yang sama untuk menemui kenalannya. Saat Sun Woo melewati tubuh yang dirasuki Soon Ae, seketika itu juga rohnya Soon Ae keluar. Soon Ae panik dan berusaha masuk ke tubuh wanita itu kembali tapi anehnya dia malah terpental.

Saat itulah si ahjumma akhirnya melihat Soon Ae dan berhasil menangkapnya. Si ahjumma langsung menyeret Soon Ae sambil berteriak-teriak. Tentu saja aksinya itu langsung jadi tontonan heboh orang-orang yang melihatnya dengan pandangan aneh. Tapi si ahjumma sama sekali tidak mempedulikan mereka.

Ternyata keluarnya rohnya Soo Ae dari tubuh si wanita tadi karena didalam saku bajunya Sun Woo ada jimat yang diam-diam diselundupkan oleh ibunya. Saat Sun Woo menemukan jimat itu, dia langsung membuangnya.

Temannya Sun Woo adalah Lee So Hyeong, seorang PD sebuah stasiun TV. So Hyeong memberitahu Sun Woo bahwa saat ini dia tengah mengerjakan sebuah program acara baru, lebih tepatnya acara memasak. Dan dia memanggil Sun Woo kemari untuk menawari Sun Woo ikut dalam episode pertamanya bersama chef Marco.

Tapi Sun Woo langsung menolak tawaran itu, alasannya karena dia tidak mau ikut di episode pertama, dia hanya mau mempertimbangkan kalau acara ini sudah menjadi acara reguler. Lagipula saat ini restorannya lebih butuh perhatian.

Ahjumma membawa Soon Ae ke apartemennya yang tampak penuh dengan berbagai tempelan jimat. Soon Ae langsung pura-pura kesakitan tapi si ahjumma dengan santainya menendang Soon Ae dan menyuruhnya untuk berhenti berakting karena jimat-jimat itu tidak akan menyakiti Soon Ae, jimat-jimat itu cuma menjaga agar Soon Ae tidak bisa pergi.

"Kenapa kau menangkapku?" gerutu Soon Ae

"Karena kau merasuki orang-orang dan berkeliaran membuat para pria pingsan. Ribut sekali di atas sana (err... mungkin dewa-dewa di langit). Mereka tidak akan lagi mau menunjukkan keberuntunganku lagi kalau aku tidak mengurungmu"

"Lalu apa yang harus kulakukan. Aku menyukai pria"

"Tentu saja, kau kan hantu perawan. Dan walaupun begitu, apa kau akan terus merasuki tubuh manusia untuk menggoda para pria yang tidak akan bisa kau miliki?"

Ahjumma dengan sinisnya memberitahu Soon Ae bahwa usaha Soon Ae itu tidak akan berhasil karena tidak ada pria di luar sana yang bisa tahan hawa dingin hantu. Soon Ae tidak percaya, dia pernah dengar ada pria yang kuat.

Ahjumma langsung tertawa sinis karena pria seperti itu hanya ada satu diantara sejuta. Tapi Soon Ae tetap ngotot ingin mencoba menemukan pria itu. Jika Soo Ae telah melewati masa 3 tahun jadi hantu maka dia akan menjadi roh jahat. Karena itulah, sebelum hal itu terjadi dia harus bisa menyelesaikan dendamnya ini dan bisa pergi dengan tenang.

Ahjumma menasehati Soon Ae agar sebaiknya Soon Ae mengakhiri perasaannya ini saja, melupakan dendamnya, menemukan kedamaian dan pergi ke surga. Kalau Soon Ae terus menerus seperti ini bisa-bisa nanti akan terjadi sesuatu yang salah. Jika Soo Ae sampai masuk kedalam tubuh yang punya frekuensi yang cocok dengan Soon Ae maka Soon Ae akan terperangkap dan tidak bisa keluar lagi. Memikirkan itu membuat ahjumma langsung menangis sedih.

Soon Ae jadi terharu melihat air mata ahjumma yang mencemaskannya "Kurasa menyenangkan juga memiliki seseorang yang mencemaskanku. Dan juga, rasanya menyenangkan memiliki seseorang untuk diajak bicara"

Ahjumma langsung memeluknya dengan sedih dan sangat kasihan pada Soon Ae. Tapi begitu melepaskan pelukannya, dia malah ketawa ngakak... karena ternyata si ahjumma licik juga, memanfaatkan sesi pelukan tadi untuk mengalungkan sebuah kalung yang penuh lonceng di lehernya Soon Ae.

"Apa-apaan ini? Apa ini?! Wah, memangnya aku ini kucing atau anjing gitu?"

Ahjumma berkata kalau dia harus memakaikan kalung itu karena dia tidak bisa mempercayai Soon Ae. Soon Ae berusaha melepaskan kalung itu tapi tangannya langsung kesakitan begitu menyentuh kalung itu. Ahjumma memberitahu Soon Ae untuk tidak repot-repot mencoba melepaskan kalung itu karena hanya dia seorang yang bisa menyentuh dan melepaskan kalung itu.

Di restoran Sun, para asisten sibuk berkeliaran mempersiapkan segala sesuatu sebelum restoran buka. Karena malam ini sepertinya mereka bakalan sibuk, mereka mulai berdiskusi agar sebaiknya mereka makan malam lebih awal. Min Soo menyarankan makan nasi mumpung Sun Woo masih belum datang, tapi asisten yang lain cemas karena biasanya Sun Woo lebih suka makan mie.

Seo Joon dengan gaya cueknya memberitahu Min Soo bahwa Sun Woo sebenarnya tidak pernah memaksa mereka makan mie, mereka saja yang ikut-ikutan makan mie. Mereka semua akhirnya memutuskan untuk makan nasi saja dan menyuruh Bong Sun untuk memesan bibimbap. Tapi sayangnya sebelum Bong Sun sempat melakukannya, Sun Woo tiba-tiba datang membawa mie untuk semua orang. Yah... akhirnya terpaksalah mereka semua makan mie lagi.

Setelah selesai makan, Sun Woo mulai memotong ikan salmon yang sangat besar. Tapi begitu melihat banyaknya duri, dia langsung menggerutu kesal. Saat restoran buka dan para pelanggan berdatangan, Sun Woo dan para asistennya langsung sibuk memasak berbagai pesanan.

Ahjumma tengah sibuk berdoa tapi Soon Ae malah dengan sengaja mengganggunya dengan cara berjoget dan menggoyangkan badannya untuk membuat kalung loncengnya berbunyi nyaring tepat di telinga ahjumma.

Ahjumma berusaha menyuruh diam dan saat Soo Ae tidak menuruti perintahnya, ahjumma langsung memukul kepala Soo Ae dengan sangat keras. Soon Ae langsung berteriak kesakitan yang anehnya bisa dirasakan oleh Bong Sun. Hmm... dia kah yang punya frekuensi yang sama dengan Soon Ae?

Setelah restoran tutup, Min Soo berusaha mengajak Sun Woo untuk minum-minum bersama mereka tapi Sun Woo menolaknya. Diam-diam, Min Soo malah senang Sun Woo menolak ajakannya karena dia sebenarnya tidak ingin minum-minum bersama Sun Woo.

Setelah membersihkan dapur, Bong Sun hendak masuk kamar ganti tapi malah melihat para pria sedang ganti baju. Refleks, Bong Sun langsung keluar lagi. Min Soo terus menerus menggerutukan Sun Woo yang dia yakini tidak akan berbaik hati menaikkan gaji mereka walaupun restoran mereka laris manis, karena Sun Woo hanya baik pada adiknya saja.

"Eun Hee itu bukan adik biasa, dia beda. Dulu dia sangat ceria. Dia kehilangan kakinya dalam  sebuah tabrak lari, menurutmu bagaimana perasaan Sun Woo melihat adiknya?"

"Karena itulah, orang bilang surga adil padanya. Dia punya kakak yang hebat dan suami yang baik sebagai ganti (kakinya)

Satu per satu, para pria keluar dari kamar ganti. Seo Joon lah yang terakhir. Dia pula satu-satunya yang tahu kalau Bong Sun sedari tadi bersembunyi menunggu mereka selesai. Sebelum pergi, Seo Joon memberitahu Bon Sun bahwa dia sudah bisa masuk kamar ganti sekarang. Setelah mengganti bajunya, Bong Sun akhirnya bisa pulang.

Dalam perjalanan pulang, Bong Sun mampir membeli berbagai bahan-bahan makanan yang tampaknya cukup berat. Bong Sun tinggal di sebuah kamar kos yang dekorasinya sama dengan apartemennya ahjumma dukun  penuh tempelan jimat, salib bahkan serenteng bawang putih.

Sesampainya di kos, Bong Sun langsung berlatih memasak. Tapi sesaat kemudian, tetangganya masuk dapur dan komplain karena keberisikan yang dibuat Bong Sun. Bong Sun dengan kepala tertunduk takut-takut, membungkuk minta maaf.

Setelah masakannya jadi, Bong Sun langsung memotretnya lalu mempostingnya di blog. Bong Sun mengetik postingannya sambil menyalakan dupa sesuai instruksi neneknya.

Dalam postingannya, Bong Sun mengatakan bahwa masakannya itu adalah bubur kubis yang dulu sering dimasak oleh neneknya karena dia adalah anak yang lemah sejak ia kecil dan sering sekali punya masalah pencernaan. Bong Sun bercerita bagaimana dulu neneknya suka menakutinya dengan akupuntur kalau Bong Sun tidak mau memakan bubur kubis itu.

"Memikirkan nenekku yang tidak hanya melegakan perutku tapi juga hatiku, hari ini aku akan memposting resep bubur kubis ini" ujar Bong Sun dalam postingannya

Keesokan harinya di restoran, seorang blogger makanan datang berkunjung dan memotreti masakan-masakan restoran itu. Si blogger minta Bong Sun untuk menghangatkan mie yang tengah dipotretnya karena mie itu sudah dingin dan membuat hasil fotonya jadi kurang bagus.

Bong Sun ragu melakukannya karena kalau dihangatkan nanti mie-nya jadi lembek. Tapi si blogger dengan gaya arogannya memaksa Bong Sun untuk tetap menghangatkannya. Terpaksalah Bong Sun menuruti perintah si blogger.

Anaknya si blogger minta perhatian ibunya tapi si blogger terlalu sibuk potret sana sini sampai tidak mempedulikan anaknya sama sekali.

Anak itu akhirnya berlarian sembarangan hingga hampir saja menabrak Bong Sun yang baru selesai menghangatkan mienya. Untunglah anak itu tidak apa-apa karena kuah panas mie itu hanya tumpah ke tangannya Bong Sun dan membuat tangan Bong Sun terbakar.

Tapi si blogger langsung emosi lalu memarahi Bong Sun habis-habisan, mengatainya ceroboh saat tengah membawa makanan panas yang bisa saja membuat anaknya terbakar. Bong Sun langsung minta maaf berkali-kali tapi si blogger tidak mempedulikan maafnya dan terus saja ngomel-ngomel.

Sun Woo muncul dan langsung memarahi si anak karena berkeliaran sembarangan. Saat si anak mengakui kesalahannya, si blogger jadi tambah emosi dan tidak terima dengan omelan Sun Woo.

"Anda marah karena saya mendisiplinkan anak anda? Saya juga marah karena anda mendisplinkan pegawai saya" ujar Sun Woo

"Kenapa menyalahkan orang yang tidak bersalah kalau anda sendiri yang tidak bisa mengontrol anak anda?" omel Sun Woo

"Situasi menggelikan macam apa ini?" dengus si blogger kesal

"Aku tahu, memang menggelikan kan. Menyuruh supnya dihangatkan padahal jelas-jelas mienya bisa jadi lembek. Dan saat mienya jadi tidak enak, anda..."

Eun Hee langsung menyela untuk memperingatkan Sun Woo tutup mulut tapi Sun Woo tidak peduli. Sun Woo tidak terima si blogger menyalah-nyalahkan orang yang tidak bersalah padahal jelas-jelas si blogger sendiri yang tidak bisa mengontrol anaknya.

Saat pertengkaran mereka jadi semakin memanas, Eun Hee berusaha menenangkan si blogger. Tapi begitu melihat keadaan Eun Hee, kali ini si blogger benar-benar kelewat batas "Huh, sepertinya tidak ada orang normal di tempat ini"

Seketika itu pula, terlihat jelas kemarahan Sun Woo makin memuncak. Bahkan para asisten pun langsung menyadari kesalahan besar yang diucapkan si blogger.

Sesaat kemudian, Sun Woo menendang wanita itu keluar dari restorannya sembari memberitahu si blogger bahwa restorannya hanya melayani pelanggan yang 'normal'. Si blogger berlalu pergi dengan sangat amat emosi sambil meneriakkan berbagai macam ancaman sementara Bong Sun terus menerus membungkuk meminta maaf pada si blogger.

Sun Woo jadi tambah kesal melihat sikap Bong Sun. Terlebih lagi setelah meminta maaf pada si blogger, Bong Sun malah minta maaf lagi padanya.

Saat Sun Woo membawanya ke belakang untuk diomeli, Bong Sun tampak gemetaran hebat dan lagi-lagi membungkuk meminta maaf dan menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab insiden tadi.

"Kau tahu apa yang tidak kusukai darimu? Sikapmulah yang membuatku kesal" gerutu Sun Woo

Bong Sun selalu saja meminta maaf dan menyalahkan dirinya sendiri dalam keadaan dan situasi apapun baik dia bersalah ataupun tidak. Bersikap seperti itu bukan berarti Bong Sun berbuat baik, justru sikapnya ini malah membuat orang lain disekitarnya jadi tampak jahat.

Tapi Bong Sun tampaknya tetap saja tidak mengerti inti omelan Sun Woo karena lagi-lagi dia tergagap meminta maaf sampai membuat Sun Woo mendesah frustasi.

"Dapur bukanlah tempat yang mudah. Tempat ini adalah medan perang. Hanya orang-orang yang kuat saja yang mampu bertahan. Kau tidak akan punya kesempatan jika kau terus menerus membuat dirimu jadi orang lemah"

Sun Woo menasehati Bong Sun untuk berpikir baik-baik tentang apakah Bong Sun sebenarnya cocok berada di dapur atau tidak, daripada bersikap bodoh dan keras kepala dan membuat orang lain jadi muak.

Saat Sun Woo kembali ke restoran, ia melihat Eun Hee sudah menunggunya dengan cemas. Dia berusaha membela Bong Sun karena Bong Sun tidak bersalah lagipula menjadi baik kan bukan suatu kejahatan.

"Menjadi baik adalah sebuah kejahatan" sahut Sun Woo

"Ngomong-ngomong, apa kita akan baik-baik saja. Wanita itu tadi blogger yang cukup berpengaruh"

"Memangnya blogger itu semacam jabatan resmi apa?" gerutu Sun Woo "Akhir-akhir ini blogger jauh lebih menyebalkan daripada reporter. Siapa mereka berani memberi rating? Atas dasar apa penilaian mereka? Memangnya siapa yang ingin dia bohongi?"

Tepat saat itu juga, Sun Woo menerima pesan undangan reuni SMA-nya. Tapi Sun Woo langsung menghapusnya. Hmm... kenapa Sun Woo menghapus pesan itu?

Let's go to flashback,

Saat Sun Woo masih SMA ternyata ia sama seperti Bong Sun sekarang. Seorang anak yang sering dibully dan sering sekali mengucapkan kata maaf. Bahkan saat ada siswa lain yang tak sengaja menabraknya karena siswa itu tidak lihat jalan, siswa langsung memarahi dan menyalah-nyalahkan Sun Woo. Sun Woo mengucapkan maaf dengan tergagap ketakutan.

Hari itu adalah hari ultahnya Sun Woo. Tapi pulang dari sekolah, ternyata tidak ada orang sama sekali. Cuma ada secarik pesan dari ibunya yang meminta maaf karena walaupun hari ini ultahnya Sun Woo, ibu tetap saja tidak bisa pulang cepat dan menyuruh Sun Woo untuk pesan kimbab saja untuk makan malam. Sun Woo mendesah sebelum akhirnya mengacuhkan pesan itu lalu memasak air untuk membuat pop mie. (Ternyata karena ini yah Sun Woo tidak menyukai Bong Sun, karena Bong Sun sama seperti dirinya yang dulu)

Kembali ke masa kini,

Omelan Sun Woo tadi benar-benar membuat Bong Sun jadi semakin ketakutan bahkan saat ia melihat Sun Woo lewat pun, dia langsung mundur bersembunyi.

2 orang polisi baru saja selesai makan malam di sebuah warung. Lalu setelah itu, salah satu diantara mereka membayar tagihannya sambil menelepon seseorang dan memberitahu bahwa dia akan datang sebentar lagi. Polisi itu adalah Choi Sung Jae (Lim Ju Hwan), seorang polisi baik hati dan selalu tersenyum ramah. Bahkan saat kembalian yang diberikan pemilik warung padanya kelebihan, Sung Jae langsung mengembalikannya. Tak lama kemudian, Sung Jae tiba di restoran Sun untuk menjemput Eun Hee karena dia adalah suaminya Eun Hee.

Sun Woo mendatangi sebuah pembukaan restoran yang dijalankan oleh salah satu hoobae-nya. Setelah mengelilingi dapurnya si hoobae dan berkomentar kalau dapur itu mirip dapurnya, Sun Woo mulai mencicipi masakannya hoobae. Hoobae dan yang lainnya langsung tegang saat Sun Woo butuh waktu cukup lama untuk berpikir sebelum akhirnya menjawab...

"Kau tidak akan bangkrut (masakanmu enak). teksturenya bagus dan rasanya enak"

Hoobae tentu saja langsung senang dengan penilaian Sun Woo. Tapi saat ia mulai bertanya-tanya apakah sekarang dia sudah bisa disejajarkan dengan Sun Woo, Sun Woo langsung protes keras karena dia adalah dewa yang masakannya memiliki citarasa surga sementara mereka hanyalah manusia biasa.

"Hei, tidak semua orang bisa mendengar nasehatku jadi dengarkan baik-baik. Jangan main-main dengan makanan. Apa yang kalian taruh di atas piring bukan cuma makanan tapi juga wajah (nama baik) kalian"

Bong Sun pulang ke kamar kosnya dan hal pertama yang langsung dilakukannya adalah membakar dupa (untuk mengusir roh jahat). Tapi baru sedetik, bapak kos tiba-tiba muncul. Bong Sun pun langsung mematikan dupanya dan meminta maaf. Tapi bapak kos langsung mengomel kesal karena dia sudah berkali-kali memberitahu Bong Sun untuk tidak menyalakan dupa, tapi Bong Sun tetap saja tidak mendengarkannya. Tempat ini tidak punya ventilasi yang baik jadi kalau Bong Sun menyalakan dupa terus maka para penghuni yang lain tidak akan merasa nyaman. Sudah cukup dia mentoleransi Bong Sun dan karenanya dia meminta Bong Sun untuk mencari tempat tinggal lain saja.

Bong Sun tentu saja langsung sedih. Ia kemudian mengeluarkan sebuah scrapbook yang mana isinya adalah guntingan artikel-artikel majalah tentang Sun Woo. Bong Sun makin sedih saat ia kembali teringat ucapan Sun Woo yang menyuruhnya untuk memikirkan baik-baik tentang apakah dia benar-benar cocok berada di dapur atau tidak. Ia lalu merobek kertas dan menulis sebuah surat.

Seorang wanita cantik datang ke acara pembukaan restorannya si hoobae. Semua pria menyambutnya dengan senang, terutama hoobae yang kemudian memperkenalkan wanita itu pada Sun Woo dan chef-chef yang lain. Berbeda dengan hoobae, Sun Woo tampak menatap wanita itu dengan pandangan tidak suka.

Wanita itu berkata bahwa minggu depan adalah ultahnya, dia ingin membuat pesta dan meminta Sun Woo untuk menangani bagian makanannya karena semua teman-temannya adalah fans-nya Sun Woo. Saat Sun Woo dengan nada bercanda berkata bahwa bayarannya cukup mahal, wanita itu dengan santainya menjawab bahwa dia bersedia membayar berapapun yang Sun Woo minta. Mendengar itu membuat Sun Woo semakin menatap wanita itu dengan pandangan tidak suka.

"Kau bisa minta sangat banyak. Dia putri pemilik Young Chang Group" ujar hoobae

"Sebenarnya aku ingin menerimanya karena kau cantik. Tapi sepertinya aku ada janji hari itu. Maaf" tolak Sun Woo

Lalu setelah itu, Sun Woo cepat-cepat membuat-buat alasan untuk pergi. Saat hoobae mengantarkannya pergi, Sun Woo menyerahkan seamplop uang bantuan untuk bisnis barunya hoobae dan berpesan agar hoobae tidak terlalu dekat dengan si putri konglomerat itu.

Setelah dari restorannya hoobae, Sun Woo jalan-jalan ke pasar ikan. Sun Woo tampaknya sudah jadi langganan tetap yang terkenal diantara para ahjumma penjual ikan.

Setelah menulis suratnya, Bong Sun berjalan kembali ke restoran dengan langkah lesu. Karena saat itu larut malam, tidak ada seorangpun di sana. Sesaat, Bong Sun tampak memandangi restoran gelap itu dengan raut wajah sedih sebelum akhirnya menaruh suratnya di meja.

Ia hendak pergi saat Sun Woo tiba-tiba datang dengan membawa sekotak belanjaan ikan. Sun Woo tentu saja langsung heran melihat Bong Sun tengah malam begini, apa Bong Sun barusan datang atau baru mau pulang?

"Saya barusan datang. Ah tidak, saya mau pulang..." gumam Bong Sun gugup. Ia lalu membantu Sun Woo membawa kotak belanjaan itu ke ruang penyimpanan sebelum Sun Woo melihat surat yang ditinggalkannya di meja.

Sesampainya di rumah, Sun Woo membuat semangkok ramen lalu menggoogling namanya sendiri (Pfft!). Ia langsung kecewa begitu mendapati namanya turun jadi nomor 3 di bawah nama chef Marco. Sun Woo lebih kesal lagi saat dia mendatangi blog-nya chef Marco dan mendapati banyak postingan foto selfie chef Marco bersama berbagai selebritis terkenal. Sun Woo yakin chef Marco melakukan hal ini karena sebenarnya kemampuannya kurang.

Sun Woo lalu membuka sebuah blog yang bernama 'You're My Sunshine' yang memposting resep bubur kubis (Blog itu milik Bong Sun pastinya walaupun Sun Woo tidak mengetahuinya). Sun Woo berdecak kagum begitu membaca motto blog itu "Kebahagiaan hidup, memimpikan meja yang hangat"

Saat ia mulai membaca postingan resep bubur kubis, Sun Woo semakin kagum pada si blogger karena dia bisa merasakan ketulusan si blogger dalam postingan blognya. Sun Woo bertanya-tanya apakah si blogger ini seorang chef? Ia lalu meninggalkan sebuah komentar... "Sunshine-nim, masakanmu selalu mengandung kebahagiaan yang bisa dirasakan lewat citarasa. Aku adalah fan mu. Fighting!"

Sementara itu, Bong Sun memandangi gedung restorannya dengan sedih, mengingat semua kenangannya sejak ia bekerja di restorannya. Bagaimana dulu Sun Woo menyambut kedatangannya sebagai pegawai baru dengan wajah kakunya tapi walaupun begitu Bong Sun tersenyum amat bahagia. Betapa takutnya ia melihat Sun Woo saat Sun Woo marah-marah pada salah satu asisten yang masakannya tidak enak. Dan saat Sun Woo memeluknya dari belakang untuk mengajarinya cara mengiris bawang dengan benar dan hal itu langsung membuatnya gugup tapi bahagia.

Dalam suratnya, Bong Sun berterima kasih pada Sun Woo dan mengakui bahwa apa yang Sun Woo katakan memang benar, ingin melakukan sesuatu dan bisa melakukan sesuatu adalah 2 hal yang berbeda. Bong Sun meminta maaf pada semua orang di restoran lalu menutup suratnya dengan ucapan selamat tinggal.

Tapi ada kata-kata yang tidak bisa Bong Sun katakan didalam suratnya "Aku belajar satu hal lagi berkatmu, chef. Perasaan manusia itu seperti demam. Sekali dimulai, seberapa banyakpun kau berusaha untuk bertahan agar tidak sakit. Pada akhirnya hal itu hanya akan berakhir setelah kau mengalami sakitnya. Aku ingin menjadi chef seperti dirimu. Aku merasa gelisah dan bahagia karenamu. Aku terluka karenamu... lagi dan lagi. Aku sudah melewati rasa sakitnya jadi sekarang aku akan pergi. Bagi orang yang abnormal sepertiku, restoran Sun sudah seperti rumah sendiri. Dan walaupun dunia mungkin akan mendorongku lagi tapi aku akan pergi. Selamat tinggal, chef"

Bong Sun membungkuk hormat pada gedung restorannya sebelum melangkah pergi.

Keesokan paginya, Sun Woo masih tidur saat dia ditelepon asistennya yang memberitahunya tentang Bong Sun. Sun Woo langsung cepat-cepat kembali ke restorannya dan membaca surat pengunduran diri Bong Sun. Eun Hee sedih karena Bong Sun bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal langsung pada mereka.

"Dia mungkin tidak berani mengingat kepribadiannya yang seperti itu. Berikan gaji tiga bulan untuknya" ujar Sun Woo

Tepat saat itu juga, Min Soo muncul dengan panik karena kunci tempat penyimpanan makanan menghilang dan mungkin kuncinya dibawa Bong Sun. Sun Woo langsung kesal tapi dia berusaha tenang saat dia mulai memerintahkan para asisten untuk berbagi tugas. Ji Woong berusaha menghubungi Bong Sun tapi tidak diangkat sementara Seo Joon pergi mencari tukang kunci.

Sementara itu, Bong Sun tengah berusaha mencari tempat tinggal baru yang ada jendelanya. Tapi dia langsung menunduk lesu begitu mengetahui mahalnya harga kamar berjendela. Ji Woong meneleponnya tapi Bong Sun tidak mengangkatnya karena sepertinya dia pikir Ji Woong menelepon untuk menanyakan pengunduran dirinya dan bukannya hal lain. Saat itu, tiba-tiba saja suara keras berdengung di telinga Bong Sun yang membuatnya sakit kepala hebat.

Suara keras itu ternyata suara teriakan Soon Ae yang masih terkurung di rumah dukun ahjumma "Aaaaaaaah... aku booooosaaaaaan!!! Aku sangat bosan sampai mau gila rasanya"

"Ah, diam!" gerutu ahjumma dukun

"Aku sangat bosan. Kau tidak punya pelanggan"

"Itu salahmu. Kau yang menghalangi keberuntunganku"

Mendengar itu, Soon Ae langsung merayu ahjumma dukun untuk melepaskannya. Soon Ae berjanji jika ahjumma dukun melepaskannya maka dia akan hidup dengan diam-diam seperti orang mati. Haha... Soon Ae kan memang sudah mati, ahjumma dukun mengingatkan. Ahjumma dukun tidak percaya ucapan Soon Ae. Bahkan sekalipun keadaan mereka terbalik Soon Ae pasti juga tidak akan mempercayai ucapannya.

Tepat saat itu juga, bel pintu berbunyi. Pesanan makanan ahjumma dukun sudah datang dan Soon Ae langsung berteriak kegirangan. Sesaat ahjumma bertengkar dengan si pengantar makanan gara-gara kupon. Tapi saat dia berpaling kembali ke Soon Ae, dia langsung panik menyadari Soon Ae sudah menghilang.

Soon Ae melarikan diri secepat mungkin dan ahjumma dukun mengejarnya tanpa kenal lelah. Saat Soon Ae melihat banyak orang di halte bis, dia langsung celingukan mencari korban hingga ia melihat aura berwarna seorang wanita yang tengah terduduk lesu. Wanita itu adalah Bong Sun yang tampak terkantuk-kantuk di bangku halte.

Soon Ae langsung masuk ke tubuh Bong Sun. Dan tentu saja ahjumma dukun kehilangan jejak Soon Ae. Dia yakin Soon Ae masuk tubuh seseorang makanya dia langsung celingukan mencari orang yang dirasuki Soon Ae sementara Soon Ae dalam tubuh Bong Sun berusaha untuk bersikap tenang agar tidak dicurigai.

Tepat saat itu juga, Seo Joon melihat Bong Sun di halte dan langsung menyuruh Bong Sun naik motornya. Soon Ae tentu saja bingung apalagi saat Seo Joon tiba-tiba menariknya naik motornya dan langsung ngebut. Saat itu ahjumma dukun tampaknya mulai menyadari Soon Ae berada dalam tubuh wanita yang barusan pergi itu.

Sesampainya di restoran Sun, Seo Joon langsung menyeret masuk Soon Ae yang kebingungan. Sesampainya didalam, semua orang langsung memandanginya sampai membuatnya tambah bingung. Sun Woo mengulurkan tangan minta kunci tapi Soon Ae yang tidak mengerti mengira Sun Woo mau jabat tangan maka dia pun langsung menjabat tangan Sun Woo.

Sun Woo langsung menampik tangan Soon Ae dengan kesal dan menyuruh Soon Ae menyerahkan kuncinya sekarang juga. Soon Ae yang tidak mengerti apa-apa, tentu saja jadi tambah bingung. Karena Soon Ae cuma diam saja, Sun Woo langsung meraba-raba tubuhnya untuk mencari kunci. Sontak, Soon Ae jadi marah dan langsung memelintir Sun Woo dan mendorongnya sampai jatuh dan membuat semua orang terkejut.

avataravatar
Next chapter