Obat Yang Diberikan Ibu Tiriku

Menikah untuk membayar hutang? Sepenggal kalimat yang banyak sekali kisah di dalamnya. Inilah pernikahan yang awalnya menurutku sangat absurd dan hanya memikirkan sebuah keuntungan besar. Saat Keynan, pria bergelar suami itu menyatakan perjanjian dengan imbalan luar biasa kalau aku menyetujuinya. Janji agar aku dan dia sama-sama merahasiakan pernikahan ini dari khalayak umum meski dalam ikatan yang sah secara agama dan negara. Ya, aku menyetujuinya karena aku juga tak pernah ada rasa padanya walau seujung kuku. Hingga sebuah insiden mengejutkan terjadi, di malam pertama kami Keynan merenggut semuanya. "Ka-kamu, kenapa kita tidur seranjang? Apa yang terjadi semalam?" tanya Keynan beruntun. "Lupakan saja, caramu semalam benar-benar brutal," jawabku enteng. Seperti tak terjadi apa-apa. Aku tahu, semua itu terjadi karena obat yang sengaja diberikan oleh Ibu tiriku. Wanita licik yang hanya gila harta itu selalu menghalalkan segala cara agar bisa dengan mudah mengeruk harta Keynan, termasuk mengorbankan aku dalam perjodohan ini. Lambat laun aku tak bisa menahan hati. Aku mengingkarinya, setiap hari tinggal sekamar dengan Keynan, nyatanya itu menimbulkan benih cinta yang lama-lama tumbuh dan berbunga. Perjanjian akan berpisah setelah kekasih Keynan kembali sudah di depan mata. Akankah aku tetap bertahan memperjuangkan cintanya Keynan, atau aku harus pergi dengan kepingan hati?