3 O N E -03

Nadhif mengunci pintu kamarnya, merebahkan diri di ranjang tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

menutup matanya dengan lengan kanan berharap bisa menenangkan pikiran nya.

namun yang ada justru kilasan memori yang sudah terjadi mampir dengan bergilir tanpa permisi.

dan dengan tidak sopan nya liquid bening merembas melewati matanya yang tertutup dan itu sangat sulit untuk di hentikan.

ia bingung dengan keadaan sekarang, ia tidak tau harus bagaimana harus melakukan apa agar semua hilang dari pikiran nya

entah ia mempunyai kesalahan apa di masa lalu hingga seolah dunia sedang menghukum nya.

ia membenci diri sendiri membenci 'mantan' sahabatnya, membenci orang di sekitarnya dan membenci keluarga nya.

"aku membenci mu"

"aku membenci mu"

"Gue benci Lo nad"

"Gue benci Lo!"

"Pergi Lo dari sini"

"Mati saja sekalian"

"Mereka semua bohong nad, tolong percaya sama aku"

"Bodoh Lo tau gak?!"

"Gue cinta sama Zulfar bukan Lo!"

"Jahat kamu nad"

"Papa kecewa sama kamu"

"Jangan.. jangan pergi" Nadhif terbangun dari tidurnya dengan keringat membanjiri tubuhnya.

Mimpi itu kembali lagi, mimpi yang sudah lama tidak menghantuinya.

Mimpi dimana semua orang membenci nya dan potongan potongan dari masa lalu nya lalu mereka pergi meninggalkan Nadhif seorang diri.

Nadhif bangkit dari tidurnya lalu menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi ia mengambil minuman soda di kulkas mini yang di jadikan nakas samping ranjang.

Berjalan kearah jendela dan membukanya, menikmati semilir angin yang masuk begitu saja setelah jendela terbuka.

Nadhif selalu terbuai oleh angin malam.

Karna menurutnya bisa melupakan masalahnya sejenak.

.

.

.

seperti yang sudah lalu Nadhif selalu mendapatkan banyak sampah di lokernya. dan alasan itulah mengapa Nadhif sangat malas menaruh barang apapun dalam loker jika tidak terpaksa. selalu saja begini, entah mereka memasukan dengan cara apa karna sudah jelas jelas Nadhif selalu mengunci pintu lokernya.

setelah membuang semua sampah yang di dalam loker Nadhif segera mengambil barang yang ia butuhkan dan mengunci rapat pintu loker.

sepanjang jalan menuju ke kelas ia tak luput dari bisikan bisikan kebencian dari 'teman' satu sekolah nya.

meskipun sebal tapi Nadhif tidak peduli. toh mereka tidak tau cerita yang sesungguhnya mengapa ia pindah ke sekolah ini mereka hanya mendengar dari mulut ke mulut yang sudah pasti tiap kata mereka ubah.

setelah sampai kelas ia melihat Haksa sudah duduk di kursinya yang tepat di samping kiri Nadhif

Haksa yang melihat Nadhif segera tersenyum gembira seolah olah ia sudah menanti sangat lama.

"halo nad, nanti pulang gue bareng Lo ya? motor gue mogok tadi di jalan biasa lah minta jajan ke bengkel"

Nadhif hanya bergumam mengiyakan.

mau dia tolak gimana pun Haksa tetap akan memaksa untuk pulang bersama.

pemaksa memang Haksa tuh.

tapi meskipun begitu jujur saja ia sedikit beruntung seenggaknya masih ada yang mau berteman dengan nya mesipun hanya 1 orang, 2 dengan marcell sih.

dan untuk saat ini hanya mereka yang Nadhif percayakan.

.

"bang soto mie Bogor nya 3 yah, jangan lupa nasi jangan ketinggalan" itu Haksa yang sedang memesan makanan di pedagang kaki lima yang jaraknya tidak begitu jauh dari markas mereka.

"oke boss, kerupuknya gak sekalian boss" tanya si penjual

"boleh bang kalo gratis mah" -haksa

"yeee si pencinta gratisan" -si penjual

"apapun akan terasa nikmat jika itu gratis, iya gak bang?" dan mereka hanya mengakak bersama di susul dengan pembeli lain nya yang mendengar candaan Haksa

"makasih ya bang, terharu loh saya di gratisin krupuknya" -haksa

"sama-sama boss, itu upah karna langganan dagangan saya" -si penjual

"anjir upah hahhahaa ups sorry bang hehe, sekali lagi thank you bang" setelah membayar Haksa buru-buru kembali ke markasnya karna Marcell sudah mengirimi pesan jika dia sudah sangat kelaparan.

ck_- cowok emang gampang lapar heran.

tapi sebelum sampai ke markas ia melihat Naya dan juga Zulfar. buru-buru ia mendekati mereka sebelum Nadhif melihatnya.

"oi" panggil Haksa pada Naya dan Zulfar

merasa di panggil mereka menoleh dan melihat Haksa mendekati nya.

"mau ngapain kesini? kalo mau ketemu Nadhif mending pulang, gak bakal mau dia ketemu kalian" -haksa

"enggak kok, kita emang habis main ke daerah sini ada tempat baru tuh disana, kita penasaran tempatnya. dan kebetulan kita ketemu Lo disini, ini kita bawa sedikit bingkisan buat kalian" ucap Naya sambil memberi kantong plastik pada Haksa

"kebetulan kok bawa bingkisan ke kita, sengaja Lo bedua?" Haksa curiga.

zulfar yang mendengar jawaban Haksa memutar matanya malas.

"buat jaga-jaga hak, kalo enggak mau sini balikin"

Haksa buru-buru menyembunyikan ke belakang tubuhnya

"hehe yaelah gitu aja baper Lo" -haksa

"dah kita mau pulang dah sore, bye" Zulfar segera menarik tangan Naya membawanya menuju ke arah motor yang ia parkirkan.

.

.

"halo yurobun cogan kembaran haechan ensiti comeback" teriak Haksa dengan gayanya yang seolah olah haechan nct sungguhan. ck anak ini memang mempunyai tingkat kepedean sangat tinggi makhlum.

"berisik Lo buru sini Lo gak kasian apa sama cacing gue yang kurang belaian"

"belaian makanan" lanjut Marcell

haechan memberikan bungkusan itu pada marcell

"loh katanya beli soto mie Bogor doang sa, ini apa?" tanya marcell

"oh itu dikasih"

"siapa?" tanya Nadhif datar

haksa yang mendengar suara Nadhif sedikit terkejut sebenarnya karna biasanya nadhif tak pernah mempermasalahkan makanan yang ia ataupun Marcell bawa.

haksa tidak mungkin kan menjawab kalau makanan itu dari mereka? bisa bisa langsung di lempar ke tempat sampah oleh Nadhif, kan sayang mubazir. gratis lagi hehe

"ee itu tadi di kasih sama mamang ketoprak habis pulang kampung dia kebetulan gue di kasih karna langganan hehe" harap harap cemas Haksa takut ketahuan berharap Nadhif percaya

melihat Nadhif yang diam saja membuat hati Haksa lega meskipun sedikit.

"kalian aja yang makan gue enggak" -nadhif

"loh kenapa? ini enak loh nad" tanya Marcell dengan mulut penuhnya

"jijik banget sih telan dulu itu mulut" -haksa

"mana bisa mulut di telan dodol" Marcell menoyor kepala Haksa dan di balas pelototan tidak terima dari Haksa

"gue cukup makan ini. buruan habiskan makanan kalian habis ini antar gue suatu tempat"

"kemana?" tanya Haksa

"nanti kalian juga tau" .

avataravatar
Next chapter