2 O N E -02

setelah sampai depan rumah naya.

"nay sorry lagi ya karna gue Lo juga jadi di benci sama Nadhif"

Naya menggeleng "enggak jul gue juga salah di kasus ini. dan gue enggak bakal menyerah untuk mengembalikan semua seperti dulu, kita harus bisa ya jul?"

zulfar mengangguk dan tersenyum pada Naya.

.

.

.

keesokan nya seperti biasa Zulfar menjemput Naya untuk ke sekolah bersama.

mereka 1 kelas dan juga 1 meja. mereka sudah seperti upin-ipin yang tak terpisahkan . dimana ada Naya pasti ada Zulfar. bahkan banyak yang menyimpulkan jika mereka tidaklah sekedar hanya teman namun lebih.

tapi baik Naya maupun Zulfar tidak memperdulikan terserah mereka mau beranggapan bagaimana hubungan Naya dan Zulfar . toh tak ada guna nya juga meladeni mereka. membuang buang waktu saja. sedangkan masalah mereka saja tidak kelar-kelar.

saat jam istirahat Naya dan Zulfar pergi ke kantin untuk menenangkan cacing cacing di perut mereka yang seperti sedang protes karna belum juga di beri jatah.

zulfar memesan bakso sedangkan Naya memesan gado-gado. saat sedang menyantap makanan tiba-tiba seseorang menghampiri meja mereka tanpa meminta izin terlebih dahulu dengan seenak pantatnya seseorang itu duduk di sebelah Naya dan makan dengan tenang.

Naya menoleh begitupun dengan Zulfar yang duduk di depan Naya.

Naya mendesah dengan tatapan sinis pada seseorang di sebelahnya. seseorang itu Marcell dan hanya nyengir ketika di tatap sinis oleh Naya.

Marcell 1 sekolah dengan Naya dan Zulfar, hanya berbeda kelas. dulu Nadhif juga satu sekolah dengan mereka bahkan 1 kelas tapi ketika kejadian itu Nadhif terpaksa pindah sekolah dimana ada Haksa disana.

"Lo bikin nafsu makan gue hilang tau gak!" ucap Naya tapi masih memakan gado-gado nya dengan lahap

Marcell hanya menaikkan bahunya tidak peduli, ia hanya masih ingin menikmati soto Lamongan kesukaan nya tanpa di ganggu gugat.

setelah mereka menghabiskan makanan masing masing Zulfar mulai bertanya pada marcell

"Lo beneran belum punya cara cell biar Nadhif mau dengerin kita?"

Marcell menggeleng "dia terlalu sakit hati bro, gue jadi bingung bantu kalian gimana"

sebenarnya tanpa sepengetahuan Nadhif Marcell diam diam ingin membantu agar persahabatan mereka kembali utuh. karna Marcell pun tau kejadian sesungguhnya bagaimana mengingat dia satu sekolah dengan mereka.

dia berada di pihak Nadhif bukan berarti ia membela Nadhif tapi hanya ingin membantu persahabatan yang sudah di bangun sejak lama kembali utuh.

dulu sebelum dia memutuskan bergabung dengan Nadhif dan Haksa dia bukan lah siapa-siapa mereka hanya sekedar rekan satu sekolahnya saja tidak lebih, siapa sih yang tidak mengetahui dengan kedekatan Nadhif Zulfar dan Naya yang seperti persahabatan bagai kepompong? jangan kan murid murid disini para guru pun tau dengan kedekatan mereka. dan itu membuat sebagian murid di sekolah merasa iri. termasuk Marcell .

Marcell dan Haksa adalah teman dekat meskipun berbeda sekolah tapi mereka adalah tetangga di komplek perumahan nya. dan semenjak tau Nadhif di keluarkan dari sekolah dan memutuskan untuk pindah ke sekolah yang kebetulan ada Haksa ia menyuruh Haksa untuk mendekati Nadhif dan berteman dekat dengan nya.

Marcell menceritakan kejadian yang hampir dua tahun itu pada Haksa, Haksa paham maka dari itu ia menyetujui Marcell untuk dekat dengan Nadhif dan look! berhasil bukan? bahkan mereka sudah mempunyai markas sendiri di suatu tempat.

sebenarnya Marcell itu baik mesipun kadang suka menyebalkan di mata Naya. toh buktinya dia mau membantu mereka dengan menjaga Nadhif agar dia baik baik saja dan memberinya kabar jika terjadi sesuatu pada Nadhif.

"dah gue balik ke kelas dulu ya, ngantuk gue"

mereka hanya menanggapi dengan ekspresi-_- sudah biasa mendengar Marcell suka tidur dalam kelas meskipun ada guru sekalipun. bebas dah cucu yang punya sekolah mah.

"bubay anay....yang" Marcell segera berlari sambil memberikan flying kiss pada Naya yang di balas pura-pura muntah. zulfar hanya ngakak melihat kebiasaan mereka yang suka sekali berantem tanpa alasan. kkkkkkkk.

.

.

.

"kita ke markas mereka lagi enggak?" tanya Naya

"kayanya kita libur kesana dulu nay, percuma juga kita kesana kalau ujung-ujungnya enggak dapat hasil juga kaya hari hari sebelum nya. mending kita mikir lebih matang matang gimana caranya biar kita enggak sia-sia datang kesana iya kan?"

Naya hanya mengangguk mengiyakan sambil berfikir bagaimana caranya agar Nadhif mau bertemu dengan mereka.

"gak usah di pikirkan dulu, mending kita Timezone yuk sebelum sibuk sama belajar untuk persiapan ujian yang bentar lagi datang. gimana?"

dengan senang hati Naya menyetujui.

.

.

.

"bro, Lo serius enggak kangen mereka?" tanya Marcell

saat ini mereka - Nadhif , Marcell dan Haksa - sedang berada di 'markas' .

seperti hanya sebuah gubuk tua tak berpenghuni tapi jika sudah masuk ke dalam siapapun akan menganga melihatnya.

bagaimana tidak, di dalam terdapat banyak sekali permainan layaknya berada di Timezone, ada pula play station yang saat ini sedang Nadhif mainkan bersama Haksa.

bahkan terdapat sofa dan single bad yang cukup besar, kamar mandi dan juga dapur tempat mereka menyimpan berbagai makanan juga camilan.

mereka memang suka menghabiskan waktu di sini ketimbang di rumah masing-masing ataupun di luar sana.

menurut mereka 'markas' ini lebih dari nyaman dari manapun.

mereka sengaja tidak memodif ulang bagian depan ketika Marcell sengaja membeli 'markas' ini dari pemilik nya agar tidak banyak orang tau jika tempat ini masihlah layak di tempati. mereka hanya memodif ulang bagian dalam agar terasa nyaman dan lebih hidup.

jangan tanya kenapa Marcell bisa membeli tempat ini sedangkan dia masih seorang pelajar.

ingat jika Marcell adalah cucu dari pemilik sekolah yang dia tempati untuk mencari ilmu.

keluarga nya termasuk keluarga terpandang dan cukup berpengaruh di Indonesia.

itu sebabnya ia sulit mempunyai seorang teman yang tulus dan hanya memanfaatkan kekayaan nya saja dan pula sebabnya ia cukup iri melihat persahabatan mereka.

selain untuk membantu dan karna dia naksir pada Naya dia juga berharap akan ada ruang kosong untuk menjadi bagian dari mereka. jahat memang memanfaatkan keadaan yang ada. tapi itulah Marcell .

'brak'

Marcell dan Haksa terkejut melihat Nadhif yang tiba-tiba membanting stik PS nya. padahal di layar monitor memperlihatkan jika nadhiflah yang menang. lalu apa masalahnya?

"LO BISA GAK SIH ENGGAK USAH NGOMONGIN MEREKA LAGI? OH ATAU KALIAN BERDUA SEKOKONGKOL DENGAN PENGKHIANAT ITU IYA?!"

marcell buru buru menggeleng "enggak nad. sorry gue kan cuma nanya"

Haksa mencoba menenangkan Nadhif tapi di tepis oleh Nadhif dan segera pergi meninggalkan tempat itu.

"duh kok Lo bisa sih ngebahas mereka lagi cel?" tanya Haksa

"gue kan nyoba sa pengen liat reaksi dia gimana, gue gatau dia bakal semarah itu"

"yaudah buruan ayok kita susul keburu dia ngelakuin hal yang enggak-enggak"

dan mereka buru-buru menyusul Nadhif yang masih terlihat dari pandangan mereka.

avataravatar
Next chapter