webnovel

Bab 1 Pernikahan Politik

Bab 1 Pernikahan Politik

Suasana bahagia sedang dirasakan oleh semua orang yang berada di Ibukota Kekaisaran karena Pangeran mereka yang sering dipanggil "dewa perang" akan menikah dengan seorang Putri dari Negara Federasi yang berada tepat diperbatasan utara Kekaisaran. Pernikahan ini memiliki tujuan politik yang sangat penting, beberapa waktu lalu Pangeran dari Kekaisaran memenangkan pertempuran pada wilayah selatan Kekaisaran, akibatnya Negara yang berbatasan langsung dengan Kekaisaran harus memilih antara menyerang Kekaisaran yang baru saja mengalami pertempuran atau membantu Kekaisaran untuk mendapatkan keuntungan politik.

Negera Federasi memilih untuk membantu Kekaisaran karena menurut para Mentri Federasi, keuntungan politik lebih menjamin daripada keuntungan materi, dengan cepat Negara Federasi membuat penawaran pada Kekaisaran untuk beraliansi dengan cara menikahkan Putri tertua mereka dengan putra sulung, Pangeran Kekaisaran!

Berita pernikahan Pangeran Kekaisaran dengan Putri tertua Federasi tersebar dengan cepat, tapi orang yang akan melakukan pernikahan belum mendapatkan informasi apapun, Pangeran dan Putri tidak tahu bahwa undangan pernikahan mereka sudah tersebar hingga ke pelosok negri. Walau rasanya sudah sangat terlambat, Kaisar Albert pemimpin Kekaisaran memangil putra sulungnya untuk menghadapnya di ruang tahta, ketika putranya itu masuk terlihat jelas bahwa gerak-gerik berjalannya menandakan bahwa ia sudah tahu apa yang akan ayahnya itu sampaikan.

"Yang Mulia Kaisar, saya datang menghadap untuk memenuhi perintah" kata Pangeran dengan tegas

"Baik, tinggalkan kami berdua" kata Kaisar pada semua pengawal yang berada di ruang tahta, para pengawal segera meninggalkan ruang tahta.

"Ehem, Kaisar apakah saya boleh bertanya sebentar" tanya Pangeran serius

"Tidak perlu formal lagi, semua orang sudah pergi juga" kata Kaisar dengan santai

Wibawa dan kebijaksanaan Kaisar tiba-tiba menghilang entah kemana ketika tidak ada pengawal lagi di ruang tahta, gaya bicaranya berubah 180 deKaisart, bahkan ekpresi Kaisar terlihat amat santai ketika berbicara dengan Pangeran.

"Kenapa ayahanda tidak memberitahu tentang pernikahan itu!" teriak Pangeran kesal

"Bagaimana menjelaskannya... ceritanya panjang" jawab Kaisar berdiri dari singgasannya mendekati putranya

"Padahal aku baru saja pulang dari pertempuran! Dengan seenaknya ayahanda melakukan perjodohan! Aku tidak menyetujui pernikahan ini" gumam Pangeran marah

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja, karena undangan pernikahan itu sudah tersebar mau tak mau kamu harus menikah" kata Kaisar sambil menepuk pundak Pangeran dengan ekspresi sedih

"Kenapa ayahanda bersedih seolah aku yang melakukan kesalahan itu! Pernikahan ini ulah ayahanda bukan!?" tanya Pangeran kesal

"Yah ceritanya panjang... tapi yang jelas kamu harus menikah dengan Putri dari Negara Federasi itu" jawab Kaisar

"Pokoknya aku akan segera menceraikan Putri itu setelah menikahinya nanti!" gumam Pangeran

"Boleh kok, sebenarnya yang menyarankan pernikahan itu adalah Ibundamu, ayahanda hanya menyetujuinya saja" kata Kaisar meletakan mahkotanya di atas meja dekat singasana, tiba-tiba saja Ibunda datang dan langsung menyela pembicaraan Kaisar dan Pangeran.

"Kaisar!" kata Ibunda dengan keras

"Baik" jawab Kaisar spontan, ekpresi wajah tiba-tiba berubah menjadi takut seakan bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya.

Ibunda mendekati Kaisar perlahan-lahan, kemudian ia mengambil mahkota dari atas meja, selanjutnya ia memasangkan mahkota itu kepada Kaisar, Kaisar tidak melawan sedikitpun ia hanya terdiam berdiri tegak dengan rasa cemas dan khawatir

"Mahkota ini tidak boleh dilepas kalau Kaisar sedang berada di ruang tahta, bukankah hal ini sudah aku bilang berkali-kali" gumam Ibunda

"Baik Ibunda!" jawab Kaisar cepat

"Jangan panggil aku 'Ibunda' saat berada di istana kamu harus memanggilku 'Ratu' paham!" balas Ratu

"Ibunda! Bukan maksudku Ratu! Kenapa saya tiba-tiba dijodohkan dengan Putri dari Negara Federasi!" kata Pangeran serius, berbeda dengan ayahnya Pangeran bisa bersikap formal walaupun sedang bicara pada anggota keluarga KeKaisaran sekalipun

"Ceritanya panjang... hal sepele seperti itu tidak usah kamu pikirkan. Tenang saja Pangeran, Putri dari Federasi terkenal akan kecantikan dan kebaikan hatinya, dia adalah wanita yang cocok untukmu" balas Ratu melihat kearah Pangeran

"Tidak! Aku tidak ingin bersama dengan orang yang tidak aku cintai! Pokoknya aku akan menceraikannya setelah pernikahan nanti" kata Pangeran

"Cerai? Kenapa? Kamu tidak perlu bersama dengannya ketika pernikahan ini selesai, kalian boleh hidup terpisah. Tenang saja pernikahan ini hanya sebatas pernikahan politik" balas Ibu tersenyum

"Lagipula, kamu sebentar lagi akan mengantikan ayah menjadi seorang Kaisar, pernikahan politik seperti ini akan sering kamu alami nanti" kata Kaisar

Pangeran tidak merespon perkataan kedua orang tuanya itu, perlahan ia berbalik badan dan berjalan menuju pintu keluar ruang tahta seakan ia menerima perintah pernikahan dirinya dengan seorang Putri dari Federasi itu. Ketika Pangeran keluar ekpresi wajahnya terlihat sangat kesal, hal seperti ini bukanlah yang pertama kali Pangeran memang sering diperintahkan sepihak oleh orang tuanya atau lebih tepatnya ibundanya, tidak terpikir oleh Pangeran bahwa ia bisa saja tidak mematuhi perintah ibundanya karena tidak ada orang yang memberitahu hal tersebut. Ibundanya yakin bahwa putranya itu tidak akan berani menceraikan Sang Putri karena Pangeran tidak punya nyali untuk melanggar peraturan.

Beberapa hari kemudian...

Rombongan Putri dan perwakilan delagasi politik dari pihak Federasi telah memasuki Ibukota mereka datang dengan menggunakan kereta kuda, tidak banyak pasukan yang melindungi sang Putri tapi siapapun akan tahu bahwa pasukan yang mengawal Tuan Putri bukanlah pasukan biasa, pasukan tersebut adalah pasukan khusus yang diperintahkan langsung oleh Kaisar Welburg, pemimpin negera Federasi.

Kedatangan rombongan tersebut disambut hangat oleh warga ibukota, mereka bersorak untuk merayakan kedatangan Sang Putri, dibalik kerumunan yang sangat padat itu ada sekelompok orang menyusup ke ibukota, pasukan yang berjaga di depan gerbang ibukota lengah ketika rombongan Putri datang, kesempatan ini dimanfaatkan oleh para penyusup tersebut.

Kereta kuda yang membawa Sang Putri berhenti di depan istana keKaisaran sementara itu kereta yang lain berhenti di dekat kastil dekat pintu gerbang istana. Ketika kereta kuda yang membawa Putri berhenti di depan gerbang istana para penjaga segera mengejek, apakah benar kereta kuda tersebut membawa Sang Putri selain itu penjaga juga memeriksa kereta kuda lainnya yang berada di kastil. Setelah pemeriksaan selesai beberapa penjaga mendorong pintu gerbang istana, pintu selebar 3 meter itu terbuka dan segera ditutup kembali ketika kereta kuda yang membawa Sang Putri masuk.

Seorang penjaga keluar dari kereta kuda kemudian ia menyambut tangan Sang Putri ketika keluar dari kereta kuda. Siapapun akan tersipu malu melihat Sang Putri, parasnya memancarkan kecantikan, senyuman kecilnya yang manis, matanya sangat indah, ia memakai gaun berwarna putih yang sangat sesuai dengan warna rambutnya yang putih perak ditambah mahkota yang membuatnya terlihat sebagai seorang Putri yang sempurna.

Karpet merah telah disiapkan untuk Sang Putri, penjaga yang membantunya turun tadi adalah pengawal pribadinya atau bisa juga disebut tangan kanannya. Putri berjalan diatas karpet merah bersama dengan penjaga pribadinya itu, mereka diperintahkan oleh Kaisar Welburg (Kaisar Federasi) untuk langsung menuju ruang tahta ketika sampai di Ibukota Kekaisaran.

Sesampainya di ruang tahta terlihat Kaisar, Ratu dan Pengeran sedang duduk di singasananya masing-masing. Sang Putri memberi salam khas bangsawan, ia menundukan kepalanya sedikit dan mengangkat gaunnya sedikit kemudian mengucapkan "Η καλοσύνη να είναι μαζί σας" yang artinya "semoga kebaikan menyertaimu" saat mengucapkan salam tersebut penjaga yang berada di belakang Putri beersujud memberi hormat kepada Kaisar. Kaisar membalas salam yang diberikan Putri dengan perkataan yang sama.

"Saya Putri kedua dari Kaisar Welburg Von Darte III, Mitia Von Darte datang untuk menyapa, Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Ratu dan Yang Mulia Pangeran" kata Putri

"Putri Mitia Von Darte, kamu pasti kelelahan karena menempuh perjalanan yang sangat jauh, bukan? Pangeran akan mengantarkanmu ke ruang istirahat" kata Kaisar Albert

"Ehem, Kaisar" kata Ibu pelan

Kaisar Albert melihat Ratu dengan senyuman, senyuman itu mengisyaratkan bahwa Kaisar lupa perihal apa yang harusnya ia sampaikan pada Putri. Tapi Kaisar tahu bahwa istrinya akan membantu dirinya, isyarat senyuman Kaisar langsung diterima oleh Ratu, wajar saja jika Kaisar Albert lupa akan beberapa hal penting karena usianya yang sudah tak muda lagi.

"Putri Von Darte sebelum kamu pergi untuk beristirahat, ada yang ingin bertanya sesuatu padamu" kata Ratu melihat putranya, orang yang ingin bertanya kepada Putri adalah Sang Pangeran

"Baik Yang Mulia Ratu, saya akan menjawab sebisa mungkin" jawab Putri

Tiba-tiba saja Pangeran berdiri dari singasananya, perlahan ia berjalan mendekati Putri Mitia. Pangeran mempertahankan kontak mata dengan Putri Mitia, ia tidak berkedip sama sekali, sorot matanya tajam seperti seekor harimau yang sedang mengintai mangsanya.

"Untuk para penjaga tinggalkan ruangan ini sekarang" kata Pangeran

Seluruh penjaga keluar dari ruang tahta, tapi penjaga pribadi Putri Mitia tidak ikut pergi karena ia harus berada di samping Tuan Putri dalam keadaan apapun. Pangeran tak menghiraukannya, sorot mata tajam Pangeran kepada Sang Putri tiba-tiba berubah menjadi sangat santai dan terlihat ramah.

"Perkenalkan saya Pangeran dari Kaisar Albert Von Warlin IV, Louis Von Warlin" kata Pangeran tersenyum, Putri Mitia terlihat sangat gugup sekali ketika Sang Pangeran berada di dekatnya, ia berusaha keras untuk mempertahankan citra seorang Putri di depan Kaisar, Ratu dan Pangeran.

Pangeran menutup matanya dan menghirup nafas sebentar, sepertinya ia sedang menyiapkan mentalnya untuk bertanya pada Putri Mitia, dengan wajah yang berseri-seri Pangeran bertanya kepada Putri Mitia "berapa ukuran dada Putri Mitia?"

Pengawal pribadi Putri Mitia adalah seorang perempuan, ia tersipu malu ketika mendengarkan ucapan yang tidak senonoh keluar dari mulut Sang Pangeran di depan Kaisar dan Ratu. Berbeda dengan pengawal pribadinya, Putri tampaknya tidak tersipu malu.

PLAK!

Tiba-tiba saja tangan Putri Mitia menampar wajah Pangeran Louis, senyuman Pangeran masih tetap bertahan walau Sang Putri sedang menampar wajahnya.

"Aaapa maksudmu, me-menanyakan per-pertanyaan itu" kata Putri Mitia terbata-bata karena ia sangat malu ketika Pangeran bertanya soal ukuran dadanya, wajahnya yang tadinya tegang berubah menjadi sangat merah karena malu, tangannya gemetaran setelah menampar Pangeran Louis.

Beberapa saat kemudian Putri Mitia sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan besar dengan menampar Pangeran Louis, Pangeran Louis bisa saja menolak pernikahan politik ini dan mendeklarasikan perang dengan Federasi karena Putri Mitia telah melakukan serangan kepada Pangeran, dalam dunia politik kekerasan bisa memicu kekesaran lainnya yang pada akhirnya berakhir dengan penyesalan orang pertama yang berbuat kekerasan tersebut, oleh karena itu keputusan yang paling tepat untuk Putri Mitia saat ini adalah meminta maaf kepada Pangeran sebelum dia mengecam Putri telah melakukan kekerasan padanya.

"Pangeran!, maafkan aku, apa yang sudah aku lakukan, maafkan aku, aku tidak sengaja menamparmu" kata Putri Mitia cemas

"Pangeran Louis bawa Putri Mitia ke tempat istirahatnya" kata Ratu

Pangeran Louis mendekati Putri Mitia kemudian ia mengendong paksa Putri Mitia, Pangeran Louis perlahan berjalan keluar dari ruang tahta, pengawal pribadi Putri Mitia mengikuti Pangeran Louis dari belakang, ketika keluar dari ruang tahta para penjaga langsung memberikan hormat pada Pangeran yang sedang mengendong Putri Mitia.

"Apa yang kamu lakukan, turunkan aku!" kata Putri Mitia menahan malu

Pangeran Louis tidak mendengarkan perkataan Putri Mitia hingga mereka sampai ke ruang istirahat barulah Pangeran Louis menurunkan Putri Mitia. Pengawal pribadi Putri Mitia tidak ikut masuk ke ruang istirahat, ia berjaga di depan pintu ruang istrirahat. Pangeran bergegas keluar dari ruang istirahat untuk membiarkan Putri Mitia beristirahat, sementara itu Putri Mitia tidak bisa beristirahat dengan tenang karena ia masih kepikiran dengan perbuatannya yang tidak sengaja menampar wajah Pangeran Louis.

Pernikahan Pangeran Louis dan Putri Mitia akan dilaksanakan besok siang di ruang tamu istana, sebenarnya dekorasi untuk pernikahan mereka nanti sudah siap sedia, karena pernikahan ini adalah pernikahan politik yang artinya hanya ada beberapa orang penting saja yang akan hadir.

Next chapter