2 Rencana Persiapan Pernikahan

"Kamu sudah mengumpulkan informasi yang saya minta . Saya harap jangan sampai ada kesalahan . Saya tidak mau menunggu lagi " ujar Aditya pada seseorang diujung telfon. " Saya tunggu email Anda paling lambat malam ini, atau Anda akan menerima sendiri akibatnya ." ancamnya .

Aditya mengakhiri telfonya dengan sekali ketukan . Ia pun beralih ke laptopnya dan membuka beberapa informasi . Satu jam berlalu begitu singkat baginya di dalam sebuah ruang kerja berfasilitas lengkap dengan segala kemewahannya . Di ruangan itulah ia mendapatkan akses privasi dimana tidak ada yang bisa mengusiknya sekalipun itu adalah Nyonya Besar itu sendiri.

Tuan Aditya Wijaya, bahkan ia bukan hanya sekedar seorang sekretaris pribadi, namun ia juga pejabat CEO sementara sebelum dilantiknya Tuan Muda Karan . Ia adalah puncak dari segala keputusan di Lyn Group, keputusannya adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat . Bahkan ia juga telah mengemban posisi yang sama sebelumnya, meskipun segala keputusan harus melalui persetujuan sang ayah, namun tetap tak ada yang pernah meragukan keputusannya terhadap perusahaan .

Mungkin hatinya memang sedikit terluka saat ini , terlebih setelah kepergian sang ayah seolah tak ada lagi yang menganggapnya penting . Sekalipun ia adalah dalang dibalik kemajuan perusahaan beberapa tahun belakangan . Namun tetap saja yang akan dikenang hanya Ayah sang pemimpin perusahaan . Ia tetaplah hanya sebuah boneka . Dan kini, setelah ia kehilangan kedua orang tuanya ia harus merelakan harga dirinya kembali diinjak-injak sebagai boneka dari sanh CEO Muda .

Mungkin Karan sang adik memang menghargainya lebih dari apapun. Tetapi tetap saja, jika ada keputusan atau hal yang akan merugikan tuan muda maka ia harus siap membalasnya dengan nyawa. Sama seperti mendiang ibunya yang harus kehilangan nyawa karena menyelamatkan Tuan Muda yang hampir tenggelam karena terjatuh dari kapal pada saat wisata . Bahkan setelah ibunya melompat masuk dan menolong tuan muda , tidak ada satu tangan pun yang terulur untuk membantunya keluar dari laut, hingga akhirnya ia harus tenggelam dan tinggal nama dan itu pun tanpa harus dikenang oleh siapapun selain dirinya sebagai putra .

Itu adalah luka terbesar yang terukir di hatinya setelah dipermalukan sebagai anak haram hasil perselingkuhan selama hidupnya . Ia harus hidup dengan luka dan penderitaan selama hidupnya , namun ia bahkan tidak bisa menolak karena itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup . Ia harus tetap hidup dan bertahan demi kedua orangtuanya dan demi memperbaiki martabat orang tuanya yang telah tercoreng selama hidup mereka .

Pukul 02.00 pagi, dan Aditya masih berkutat dengan laptop di hadapannya ketika sebuah e-mail masuk berisikna data seorang gadis di dalamnya . Ia membaca data pribadi sang gadis dengn teliti, latar belakangnya dan segala yang berhubungan dengannya . Ia adalah seorang gadis manis penerima beasiswa dari perusahaannya. Ia adalah seorang gadis yatim piatu yang jika terjadi apa-apa tidak akan ada yang menuntutnya atas kehilangan maupun ganti rugi . Pilihan terbaik menurutnya , karena gadis itu nanti akan menjadi boneka baru sang nyonya . Dan jika hal buruk terjadi, maka tidak akan merugikan banyak pihak . Dan gadis itu pun tidak harus menanggung penderitaan sehebat dirinya , fikirnya .

Aditya pun mengacak nomor kontak di dalam ponselnya Ia menscroll berulang kali hingga akhirnya menemukan nomor yang ia cari . Ia menelfon orang tersebut dan memberikan instruksi singkat namun telak ." Bawakan dia ke hadapanku esok pagi! Siapkan aula pernikahan bertema outdoor di Bali , jangan lupa sebarkan udangan kebeberapa tamu penting , selesaikan semuanya dengan sempurna dan cepat . Saya ingin pernikahan dilangsungkan dalam waktu tiga hari ." Aditya langsung menutup telfonnya tanpa memberikan kesempatan bagi lawan bicaranya untuk menjawab.

"Sekarang waktunya , semua harus berada dalam kendaliku . " ujarnya tersenyum licik.

Ia pun menutup laptopnya dan beranjak dari singgasananya hendak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri . Namun belum sempat ia beranjak ponselnya kembali berdering . Ia meraih ponsel tersebut dan menjawab telfonnya dengan cepat .

"Katakan! " ujarnya dingin tanpa basa-basi.

"Hak perwalian?" ujarnya dengan sedikit senyuman terukir di bibirnya. " Buat atas nama ku . Usiaku kini sudah menginjak tiga puluh lima tahun, dan gadis ini baru berusia enam belas tahun. Apa salahnya jika aku menjadi ayah yang sah untuknya." balasnya penuh makna.

" Istri? Aku tidak membutuhkan istri untuk mengadopsi anak bukan? Pastikan saja aku yang menjadi wali sahnya saat menikah .Buat anak itu terikat denganku selama hidupnya , ia akan bahagia menjadi putriku kelak." ia langsung mematikan ponselnya dan melemparkannya ke atas tempat tidur bersamaan dengan tubuhnya .Ia pun mulai tertidur dan larut dalam mimpi indahnya yang begitu singkat .

Pukul 05.00 , Perumahan Lyn Regency . Aditya telah siap dengan setelan lengkapnya begitu sang nyonya besar menggedor pintu kamarnya berulang kali. Dengan sedikit memaksakan senyum ia pun berlalu dan membukakan pintu kamarnya sekaligus ruang kerja yang tidak kalah mewah dengan milik Karan sang Tuan Muda .

" Apa yang bisa saya bantu Nyonya , hingga Anda mencari saya sepagi ini?" ujarnya ramah penuh senyuman.

" Kau mendapatkannya? Kita harus segera menikahkan anak itu, sebelum pemegang saham mengambil alih. " ujarnya sang nyonya geram.

" Tenang saja, saya sudah memepersiapkan segalanya . Percetakan pun telah bekerja keras semalaman , sore ini juga undangan akan segera disebar Nyonya ." ujarnya lagi-lagi penuh senyuman .

" Aku tidak membicarakan perihal undangan , tetapi masalah pengantin. Bagaimana bisa anak itu menikah tanpa pengantin wanita !" hardiknya .

"Saya telah mengurus segalanya Nyonya , kurang dari tiga puluh menit lagi gadis itu akan datang ke lokasi pemotretan prewedding di Bali. Perihal Tuan Muda , saya sendiri yang akan membawanya kesana. Pesta pernikahan akan dilangsungkan besok lusa di lokasi outdoor tepi pantai di daerah Bali. Untuk itu kita perlu memastikan bahwa akad nikah akah dilangsungkan besok." jelasnya.

" Anak pintar, aku harap aku akan selalu bisa memanfaatkanmu . Pastikan itu jika ingin bertahan ".ujar Nyonya Jessica sambil menepuk-nepuk pipi Aditya bak majikan yang menyanjung sang anjing peliharaannya yang begitu pintar dan penurut.

"Oh ya, bagaimana dengan gaunku?" ujar sang nyonya bersemangat.

" Saya telah menghubungi penjahit, dan gaun Anda akan diantar malam ini juga . Saya juga telah mengatur penerbangan Anda ke Bali malam ini , dengan jadwal yang berbeda dengan Tuan Muda ."

" Kau bertindak begitu cepat rupanya , bahkan aku sama sekali belum berkemas . "

" Anda tidak perlu khawatir Nyonya, saya sudah meminta asisten Anda untuk menyiapkan segalanya. Anda hanya perlu menyiapkan diri Anda untuk datang ."

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengunjungi spa hari ini. Aku bahkan tidak boleh kalah cantik dari menantuku nanti . "

" Silakan nikmati waktu Anda Nyonya, tapi saya harap Anda tidak akan ketinggalan penerbangan Anda ."

" Kau sudah berani mengaturku ternyata . Apa kau sudah terlalu lama menjabat? Tak apa, bersenang-senanglah tidak lama lagi kau akan kembali menjadi anjing penjaga yang penurut. " ujar sang nyonya menepuk-nepuk bahu Aditya dan langsung mengelapnya seakan ia telah menyentuh kotoran.

avataravatar
Next chapter