58 Kau Harus Menjauhi Pria itu, Ella.

Alfred masih terus menggenggam tangan Ella, sedangkan tangannya yang satu lagi masih fokus pada kemudi setir mobil. Mobil itu terus melaju dengan kecepatan rendah, jalanan tidak terlalu ramai. Tapi Alfred memang sengaja memelankan laju mobilnya.

"Apa kau yakin Ella? Kita masih bisa berputar balik." Tanya Alfred, dan Ella menengok ke arahnya, Ella mengenakan sebuah dress formal berwarna cream, dress tersebut memperlihatkan bahu dan bagian atas dada Ella. Tapi masih terlihat sopan, karena menutupi seluruh area vital di bagian dadanya.

"Aku baik-baik saja Alfred, dan aku tau kau sengaja memperlama perjalanan kita bukan."

Alfred pun tertawa kecil, karena Ella tau dia sengaja membuat mereka terlambat untuk datang ke acara pernikahan Edward dan Abigail.

Dan benar saja, Ella dan Alfred tiba setelah tigapuluh menit acara utama berlangsung. Mereka tentunya melewatkan acara inti, dan Alfred sangat senang mengetahui keterlambatan tersebut.

Mereka tiba di sebuah Ballroom hotel yang luas dan megah, hiasan bunga berwarna putih menjadi tema dekorasi tersebut. Alfred berjalan dan masih saja terus menggenggam tangan Ella,

"Kau tidak perlu terus menggenggam tanganku Alfred." Bisik Ella.

"Maaf Ella, kali ini aku tidak bisa menuruti perintahmu."

Edward sedang berbincang dengan tamu undangan, disebelahnya Abigail terlihat ikut menyimak obrolan dua pria tersebut. Tapi Edward tersadar dan terhenti dari pembicaraannya, ketika melihat Ella dan Alfred yang baru saja tiba.

Abigail yang sadar akan hal tersebut, langsung saja meraih tangan Edward dan mengangkat dagunya setinggi yang ia bisa. Alfred dan Ella semakin mendekat ke arah mereka, ke empat mata tersebut saling menatap dalam pemikiran mereka masing-masing.

"Selamat Edward atas pernikahanmu." Ucap Alfred dengan sopan, walaupun ekspresi wajah Edward belum berubah sama sekali.

"Tidak kusangka kau akan datang Ella, dan ku akui kau cukup berani." Sindir Abigail.

"Bagaimanapun, aku pernah bekerja dengan keluarga Huxley. Sangat tidak sopan, kalau aku tidak hadir pada pernikahan kalian." Balas Ella berusaha untuk tidak terpancing emosinya.

"Sepertinya kalian berdua sudah semakin dekat." Ucap Edward kembali dan melihat bagaimana Alfred menggenggam tangan Ella,

"Kau benar Edward, kami semakin dekat. Bahkan aku sudah melamar Ella." Ucap Alfred.

Ella langsung saja melirik kearah Alfred, dan tau dia sengaja mengucapkan hal tersebut.

"Wah...wah... selamat ya buat kalian berdua." Ucap Abigail dengan semanggat.

"Edward.. Ayah sedang mencarimu." Clarissa yang baru saja muncul, langsung terkejut dengan kehadiran Ella.

"Ella..??? Ella... ini benar kau??" Clarissa masih tidak percaya dengan penglihatannya.

"Hai Clarissa, lama sekali kita tidak bertemu." Sapa Ella ramah.

"Hahh... bahkan sekarang kau sudah tidak memanggilku dengan sebutan nona. Kau benar-benar sudah berubah Ella." Ucap Clarissa sinis.

"Edward, ayah menyuruhmu untuk menemui beberapa tamu disana." Tunjuk Clarissa ke arah meja bundar luas. Dan langsung saja Thomas dari kejauhan memberikan aba-aba dari tangannya.

"Maaf, aku tidak bisa menemani kalian. Dan aku harap kalian berdua bisa menikmati acara ini." Ucap Edward, walau matanya masih saja terus memandangi Ella.

Abigail tentunya mengekori Edward, dengan sinis ia meninggalkan Ella dan Alfred. Sedangkan Clarissa menatap dengan bingung dan ikut pergi meninggalkan mereka berdua.

Ella langsung mengendurkan ketegangan di bahunya, bahkan tanpa ia sadari langsung saja ia menghela nafasnya. "Alfred.." Ucap Ella.

"Kau tidak apa-apa Ella?" Alfred mulai khawatir.

"Apa bisa kita pergi dari sini, ternyata aku tidak sekuat yang kupikirkan." Pinta Ella, dan Alfred langsung saja memegangi pinggang Ella, merasa wanita disampingnya menjadi lemah.

"Ella.. itu kau.." Seorang wanita dengan suaranya yang ramah memanggilnya. Emma sudah menghampiri mereka dengan cepat. Dan langsung saja menyapa Ella,

"Ella, sudah lama sekali kita tidak bertemu, dan kau semakin terlihat cantik." Puji Emma, dan langsung melirik ke arah Alfred. "Tunggu, kalian berdua.."

"Mrs. Huxley. Selamat untuk pernikahan Edward dan Abigail, Aku dan Ella turut senang dengan kebahagian mereka." Alfred memberikan senyum ramahnya.

"Oh ya, hari ini aku datang bersama Ella. Aku harap anda tidak berkeberatan." Alfred kembali memegangi tangan Ella. Dan Emma langsung tersenyum lebar, tidak perlu penjelasan panjang Emma sudah tau bagaimana mendeskripsikan hubungan Ella dan Alfred.

"Ahh...baiklah aku paham sekarang. Dan Ella, hal ini baik untukmu. Karena kau tau, kau dan Edward tidak bisa untuk..."

"Mrs. Huxley... Disini kau rupanya" Dan datang lagi seorang wanita menghampiri mereka, Marioline menatap sinis ke arah Ella bahkan ia sama sekali tidak tersenyum ramah.

"Aku rasa kau harus membantu Clarissa, atau kau mau anakmu membuat malu keluarga Huxley." Tunjuk Marioline ke arah tempat dimana Clarissa sedang asik meminum minumannya bersama dengan empat pria asing yang mengelilinginya.

"Ahh.... Alfred, Ella. Sepertinya aku tidak bisa menemani kalian. Dan maaf permisi." Ucap Emma dan langsung berjalan cepat ke arah Clarissa, Emma tidak mau putrinya terlalu banyak minum dan menjadi mabuk.

"Sepertinya aku tidak mengingat mengundangmu untuk datang ke acara pernikahan putriku." Sindir Marioline.

"Ella datang bersamaku, Mrs. Smith. Apa anda berkeberatan akan ini?" Tanya Alfred. Marioline lansung menatap kesal wajah Alfred, yang terlihat ingin menantangnya.

"Hmm... Aku rasa acara ini tidak akan cocok untuk pacarmu. Apa kau tidak tau siapa pacarmu dulu?" Marioline mencoba membuat kesal Alfred dan Ella. Tangan Alfred bergerak, tapi Ella berusaha untuk menahannya.

"Siapapun berhak untuk datang ke acara pernikahan putriku." Seorang pria paruh baya menghampiri mereka bertiga, Marioline memandang Alan dengan dingin dan angkuh.

"Dan itu termasuk kau Ella." Alan melanjutkan ucapannya, "Lama sekali kita tidak bertemu Ella, dan aku senang akhirnya kita bisa bertemu kembali. Dan kau?" Tunjuk Alan ke arah Alfred.

"Hhh!! Aku merasa semakin gerah, dan butuh udara segar. Terlalu mual, jika harus berlama-lama disini." Marioline pun pergi dengan sengaja tanpa berpamitan dengan sopan.

"Halo Mr. Smith, saya sering melihat anda berkunjung di rumah sakit, tapi saya tau anda pasti tidak mengenali saya. Saya Alfred, Alfred Lewis." Alfred berusaha memperkenalkan dirinya dengan sopan.

"Kau dari keluarga Lewis? Kau putra dari Carlton Lewis bukan?" Tanya Alan kembali memastikan. Tapi raut wajahnya tidak seperti orang bertanya ataupun terkejut. Alan seperti sudah mengetahui Alfred cukup lama.

"Anda mengenal ayah saya?" Ucap Alfred bingung, begitu juga dengan Ella.

"Ahh.. tidak aku hanya mengenalnya saja." Jawab Alan berbohong, dan Ella tau akan hal tersebut. "Ella, bisa kita berbicara?" Tanya Alan.

"Saya?? dengan anda Mr. Smith?" Ella balik bertanya, "Ya denganmu, apa kau ada waktu?" Ucap Alan.

"Mr. Smith, sangat tidak sopan jika kau meminta pacarku untuk berbicara hanya berdua denganmu." Alfred pun tampak tidak suka dengan permintaan Alan yang tiba-tiba.

"Kalian berdua? Berpacaran?" Ucap Alan dengan nada yang aneh dan tidak suka. Matanya bergantian menatap wajah Ella dan Alfred. "Ella kumohon, aku hanya butuh bicara denganmu sebentar."

Alfred baru saja ingin memberikan balasan dengan pernyataan tidak, tapi Ella sudah lebih dulu mengutarakan keinginannya.

"Baiklah, Alfred aku tidak akan apa-apa. Aku harap kau bisa bersabar dan menungguku."

Alfred tetap saja memasang wajah tidak sukanya, ketika Ella sudah mengikuti langkah Alan dan seorang pengawal yang berada di belakang Ella.

Kali ini mereka sudah berada di sebuah ruang pribadi milik Alan Smith, satu set sofa terletak berada di ruang tersebut. Dilengkapi dengan fasilitas mini bar, seorang bartender langsung saja menyapa Alan Smith.

"Apa anda ingin segelas applejack Mr.Smith?" Tanya bartender pria tersebut.

"Tentu saja, bisa satu gelas untuk Nona ini juga. Dan tolong sedikit alkohol untuknya." Ucap Alan menunjuk ke arah Ella. Dan mereka pun memilih untuk duduk di area mini bar tersebut.

"Jadi hal apa yang ingin kau bicarakan Mr. Alan?" Tanya Ella dengan nada dingin, dan Alan hanya bisa memberikan senyuman getir padanya.

"Hhh... mengapa aku masih berharap kau memanggilku ayah Ella. Bagaimana kabarmu Ella, kudengar kau keluar dari pekerjaanmu dan bekerja dengan Agensi milik Nancy." Ucap Alan, dan Ella hanya bisa mengernyitkan dahinya mendengar ayahnya mengetahui hal tersebut.

"Kau memata-mataiku!!" Protes Ella, tapi Alan tetap bersikap tenang, bartender tersebut sudah selesai membuat racikan minumannya, dua gelas coctail disodorkan ke arah mereka berdua.

"Aku tidak memata-mataimu Ella, aku hanya meminta Raymond untuk mencari tau perkembanganmu." Alan meneguk minumannya dengan satu kali tegukan, kembali ia berfokus pada Ella yang berada di depannya.

"Tapi aku senang kau sudah tidak bekerja di Fogue, walau aku juga kurang setuju kau bekerja dengan Nancy." Ucap Alan tegas.

"Apa maksud anda?"

"Raymond mengatakan bahwa dulu sekali kau pernah dekat dengan Edward. Maaf sekali Ella, andai aku mengetahuinya lebih awal. Mungkin aku bisa mencegah Marioline untuk terus menjodohkan Abigail dengan Edward."

"Mr. Smith. saya tidak menyangka bahkan anda mencari tau sejarah saya hingga sebegitu detail. Masalah saya dengan Edward, hanyalah sebuah masa lalu." Ella masih menahan kesalnya, bahkan ia tidak meminum minumannya.

"Bahkan saya terheran, anda bisa dengan mudah mencari tau sejarah saya. Tapi anda bisa, tidak mencari tau keberadaan saya dan ibu saya. Apa anda tau berapa banyak kesulitan yang kami alami."

Alan memandangi putrinya dengan wajah simpati dan sesal, "Ella, asal kau tau. Aku bukannya tidak peduli. Tapi ibumu benar-benar menghilang begitu saja, bahkan orang terdekatnya pun menutup mulutnya rapat-rapat." Jelas Alan, tapi Ella tidak peduli.

Dengan sengaja Ella melipat kedua tangannya, dan matanya melirik ke arah rak minuman yang berada disisi kanan Alan.

"Raymond memberitahuku bahwa kau saat ini dekat dengan seorang pria. Tapi aku tidak menyangka pria itu adalah dari keluarga Lewis." Alan terhenti sebentar dari penjelasannya, menatap Ella yang langsung melirik ke arahnya.

"Apa maksud anda Mr. Smith?"

"Kau harus menjauhinya, suka atau tidak suka." Ucap Alan.

"Mr. Smith apa hak anda!! Melarang saya harus berhubungan dengan siapa. Anda tidak berhak atas apa yang saya pilih." Ucap Ella dengan Lantang.

"Ella!! Kau harus mendengarkanku!! Aku adalah AYAHMU!!!"

"APA!! Apa aku tidak salah mendengar!! SETELAH BERTAHUN-TAHUN, Anda sekarang mengatakan bahwa anda adalah ayah saya. Dan setelahnya anda merasa anda berhak untuk memerintahkan apa yang anda mau!!" Ella sudah bangkit dari duduknya, tapi Alan menahan tangan Ella. Membuat Ella kembali duduk dengan kesal.

"Karena aku MEMILIKI ALASANNYA ELLA!! Aku tidak ingin kau terluka atau apapun itu!!"

"Jelaskan!! Jelaskan padaku. Alasan apa yang kau miliki, Jelaskan semuanya Mr. Smith!! Termasuk mengenai ibuku." Ella menatap garang pada Alan, dan pria itu tampak ragu untuk memberikan penjelasan.

avataravatar
Next chapter