68 Kau Terbiasa Melewati Malammu Tanpa Istrimu, Alfred

"Calvin, apa yang sedang kau lakukan disini?"

Ella baru saja tiba diruang tamu, kepalanya sudah dingin setelah perdebatannya dengan Alfred. Tapi sepertinya situasi sekarang ini tidak begitu mendukung, ketika melihat sahabatnya yang baru saja tiba. 

Raut wajah Calvin sudah mengatakan bahwa ia sudah dibuat terkejut dengan kehadiran Alfred yang sedang duduk berada di hadapannya.

Terkejut! Bahwa pria itulah yang telah menyambutnya di pintu utama.

Seorang pelayan wanita bertubuh kecil membungkuk hormat, seraya membawa nampan berisikan secangkir minuman.

"Sudah lama sekali tidak berjumpa denganmu, Calvin. Aku harap aku masih menjaga kesopananku." Ucap Alfred.

Mata Calvin bergantian memandangi Ella dan Alfred secara bergantian, "Ella, aku pikir kau sedang sakit. Karena hari ini Nancy mengatakan kau tidak masuk kerja." Calvin sangat jelas tidak peduli dengan sambutan dari Alfred.

"Hmm... Calvin mengenai itu aku bisa menjelaskannya kepadamu, seharusnya kau menghubungiku terlebih dahulu." Ella bingung bagaimana dia harus menjelaskan.

"Wahh... wah... aku rasa aku harus berterimakasih denganmu, Calvin. Karena kau sangat peduli dengan istriku, selama aku tidak ada." Potong Alfred sekaligus sindiran halus yang diberikan.

"Alfred, seharusnya kau yang lebih peduli dengan istri yang baru saja kau nikahi! Bukan pergi begitu saja tanpa ada kabar," balas Calvin kesal.

"Mmmm...? " Alferd hanya bergumam sambil menyeringai.

Baru saja Alfred ingin beradu mulut dengan Calvin, tapi Ella sudah memotong perdebetan mereka berdua.

"Calvin, maaf membuatmu menjadi khawatir dan Alfred cukup dengan semua kejutan di hari ini." Ucap Ella seraya menuju pintu keluar.

"Apa kau tidak ingin bersama dengan suamimu malam ini, Ella? oh.. bukan Mrs. Lewis?" Sindir Alfred, dan melihat Calvin mulai mengekori istrinya.

"Bukankah kau sudah terbiasa melewati malammu tanpa istrimu, Mr. Alfred Lewis." Ella balik membalas sindiran suaminya.

"Ella.!. Tunggu..!" Pekik Calvin yang ikut keluar dan mengejar Ella yang berjalan cepat. Langsung saja menyambar pergelangan tangan Ella. 

"Ella... tunggu!"

"Calvin!! Apa maumu sekarang?" Ucap Ella, tapi matanya melihat ke arah pintu yang baru saja ia lewati. Alfred sedang berdiri diam memandang ke arah mereka berdua, Ella langsung saja mengalihkan wajahnya ke arah Calvin yang masih tampak cemas.

"Ella, lebih baik kau ikut aku sekarang. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Tidak, Calvin. Benar apa katamu. Aku lebih baik kembali ke apartemenku, dan kumohon aku butuh waktu untuk sendiri saat ini," ucap Ella.

"Ini mengenai ibumu. Kumohon Ella. Ikutlah denganku dan aku sendiri yang akan mengantarmu ke apartemenmu."

***

Ella akhirnya memutuskan untuk ikut bersama Calvin, sekarang ia sangat penasaran dengan apa yang ingin Calvin sampaikan padanya. Apalagi mengenai kisah ibunya.

Calvin mengajak Ella untuk menghabiskan waktu mereka di sebuah restoran kecil yang terletak disudut jalan.

Walaupun hidangan makanan dan minuman sudah tersedia dihadapan mereka. Ella tampak hanya menyentuh sesekali makanannya.

"Apa bisa kau ceritakan sekarang, Calvin?" Pinta Ella, ia sudah meletakkan sendok dan garpunya di sisi piring. Matanya yang bulat menatap lurus ke arah sahabatnya.

"Mungkin, seharusnya kau yang bercerita terlebih dahulu. Mengenai Alfred..?"

"Haa...? Serius Calvin? Kau masih saja ingin membahasnya?" Ella tampak sangat kesal.

"Sungguh aku ingin tahu, Ella. Setidaknya kapan dia kembali pulang ? Apa dia sudah berbuat jahat kepadamu? dan apa selama ini dia memberitahu kondisinya kepadamu? Melihat wajah tidak bersalahnya, rasanya ingin sekali aku menghajarnya tadi." Calvin menerangkan secara gamblang dan jelas. 

"Calvin! Aku tidak tahu apapun kalau dia akan datang kemarin malam. Segala sesuatunya sudah membuatku terkejut, dan tiba-tiba dia juga pulang membawa ibunya."

"Apa, ibunya?! Kau yakin, Ella?" Tanya Calvin penasaran.

"Yaa... Alfred memperkenalkan wanita itu sebagai Ibunya. Hanya saja ada yang aneh dengan wanita itu. Aku tidak bisa menjelaskannya. Aku belum yakin, Calvin." Ella jelas bingung bagaimana menyebutkan kondisi Vivian Lewis.

"Apakah ini ada kaitannya dengan posisi dia saat ini?" Ucap Calvin, dan Ella langsug saja menegakkan wajahnya.

"Apa yang kau tahu, Calvin?"

"Ella, seperti yang kau tahu. Aku sudah kembali bekerja dengan perusahaan ayahku saat ini. Sedikit demi sedikit, aku mencoba mencari beberapa informasi."

"Ibumu Laras memang benar bekerja sebagai model di peruhaan Fogue, karirnya saat itu sangat bagus. Dari informasi yang aku dapatkan, saat itu ibumu menjalin kasih dengan Alan Smith – ayahmu." Calvin terhenti sebentar dan meminum sedikit air yang berada disamping kanannya.

"Aku rasa kau juga sudah tahu bukan, saat itu Alan Smith memang sudah memiliki seorang istri. Marioline, akhirnya mengetahui kisah asmara antara ibumu dan Alan Smith."

"Ibumu dan Ayahku ternyata tidaklah sepaham, dan akhirnya ibumu mengundurkan diri dan memilih untuk mandiri tanpa ada bantuan koneksi dari Fogue. Dan dari informasi yang aku dapat, ibumu mendapatkan kontrak besar dengan majalah fashion terbesar, DeParis."

"Dan apa hubungannya dengan majalah tersebut, Calvin?" Potong Ella tidak sabar.

"Ella dengarkan ceritaku terlebih dahulu." Ucap Calvin tidak suka Ella memotong pembicaraannya.

"Dari informasi yang aku dapatkan. Tiba-tiba saja kontrak ibumu dibatalkan oleh pihak DeParis." Jelas Calvin dengan mendramatisir. Ella sedikit mendenguskan napas beratnya.

"Alasan kenapa kontrak ibumu dengan DeParis dibatalkan, akupun belum tau. Tapi... Malam itu, malam dimana kejadian ibumu dan Carlton Lewis (ayah Alfred) ditemukan di hotel. menurut pengakuan ibumu, jika dia sedang berada disebuah acara malam amal."

"Acara tersebut dihadiri oleh beberapa para petinggi, pejabat, dan juga termaksud CEO dari DeParis."

"Menurut informasi yang aku dapatkan, ibumu memberikan informasi kepada pihak kepolisian bahwa ia berada di acara tersebut. Sayangnya ibumu tidak bisa membuktikannya. Semua bukti mengarah, kalau Ibumu bersama dengan Carlton Lewis masuk kedalam hotel bersamaan." Jelas Calvin.

"TIDAK, Calvin! Tidak mungkin. Ibuku mengatakan bahwa ia tidak membunuh siapapun." Potong Ella kembali, bahkan ia sedikit memukul sisi meja dan membuat meja itu bergetar kecil.

"Kau tau kenapa ayahku... katakan saja tidak begitu menyukaimu, Ella?" Tanya Calvin, dan Ella menggeleng saja karena dia memang tidak tau alasan Aaron prime begitu tidak menyukainya.

"Carlton dan ayahku adalah sahabat baik, dulu sekali ternyata terjadi kisah cinta segitiga antara ayahku, Vivian, dan Carlton." Jawab Calvin.

"Hahh..?" Ella sedikit terkejut pada bagian tersebut.

"Kau tahu kenapa hubunganku dengan ayahku tidak baik?" Tanya Calvin kembali. Dan kembali Ella menggeleng dengan cepat.

"Usiaku dua tahun saat itu, tentu saja aku belum mengerti apapun pada saat usia seperti itu. Semakin besar, aku semakin menyadari bahwa ayahku tidak terlalu peduli padaku dan ibuku. Ayahku lebih sering untuk tidak berada dirumah, dan sangat sering melewatkan makan malam kami."

"Sampai akhirnya ibuku meninggalpun, ayahku tidak berada disamping ibuku." Calvin tampak sedih pada saat menjelaskannya, dan memegangi erat tangan temannya. "Maafkan aku Calvin." Ucap Ella berusaha menyemangati.

"Aku tumbuh jadi pembuat onar, tapi itu kulakukan hanya untuk mendapat perhatian ayahku. Bahkan dengan sengaja aku membuat hancur nilai pelajaranku. Kau tahu kan, aku ini tinggal kelas selama dua tahun." Calvin menyeringai dengan puas.

"Tapi tetap saja, ayahku tampak tidak peduli. Aku ingin sekali dia marah padaku, setidaknya menunjukkan bahwa ia peduli. Justru dia malah mendiamkanku."

"Hmm... ternyata selama ini ayahku sibuk mengurus Vivian, yang aku dapatkan dari iformanku. Vivian mengalami gangguan kejiwaan, saat kejadian tersebut Alfred pun masih kecil. Apalagi John, yang masih bayi. Tampaknya, kehilangan Carlton telah membuat Vivian teramat depresi."

"Jadi itulah sebabnya Vivian terlihat sangat aneh tadi pagi." Ucap Ella.

"Calvin, berarti aku harus tau siapa orang yang ingin ibuku temui di malam amal itu. DeParis?" Ella tampak sangat berpikir. "Aku sempat mengirim email kepada Sarah, dia adalah manager ibuku dulu."

"Apa ada balasan?" Tanya Calvin penasaran.

"Tidak. Tidak ada.".

"Jadi Carlon dan Ayahmu adalah sahabat baik, tapi mengapa Ayahmu tidak pernah terlihat bersama dengan Alfred selama ini. Kalau memang ada kedekatan diantara mereka?" Ella semakin penasaran.

"Mereka tidak sedekat seperti yang kau bayangkan Ella, Justru yang aku dengar ketika Alfred sudah cukup umur dan dewasa. Dia sendiri yang memutuskan, dengan siapa dan harus bagaimana ibunya diberikan perawatan."

"Dan satu lagi Ella, aku tidak tau apakah ini ada kaitannya atau tidak."

"Apa itu Calvin?" Ella yang semakin penasaran.

"Ternyata Carlton Lewis, adalah orang yang saat itu akan bekerja sama dengan perusahaan milik keluarga Huxley. Sayangnya karena kematiannya, kerja sama tersebut dibatalkan. Dan Justru yang aku dengar, Wade Huxley – adik dari Thomas Huxley yang lebih diuntungkan dalam kondisi tersebut." Jelas Calvin.

Ella terdiam, ia masih mencoba menyusun, merangkai, dan mengkaitkan semua informasi yang ia dapatkan dari Calvin. 

Kenapa tiba-tiba ada nama Keluarga Huxley, dan Wade Huxley? Seumur-umur Ella bekerja pada keluarga Huxley dia belum pernah melihat orang tersebut datang kerumah keluarga tersebut.

"Arggghhhh.... semua ini membuatku bingung, Calvin." Teriak Ella kesal, tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya. Ella memegani pelipisnya dengan kuat.

"Ella, sudahlah. Sebaiknya hari ini kau beristirahat. Aku akan mengantarmu pulang ke apartement." Calvin mencoba menenangkan.

"Terimakasih Calvin."

Baru saja mereka berdua merapikan diri masing-masing, segerombolan orang sudah berada dekat dengan meja mereka. Bahkan mereka mengelilingi meja makan mereka.

"Mrs. Ella Lewis?" Ucap salah satu pria berkulit cokelat pekat dan bertubuh tinggi besar. Suaranya pelan dan berat, tapi mampu terdengar dengan nyaring.

"Ada apa ini?" Tanya Calvin tidak suka.

"Ya, Ada apa? Dan siapa kalian?" Tanya Ella juga.

"Silahkan ikut kami sekarang juga." Ucap pria besar tersebut. "Mr. Alfred memerintahkan kami untuk menjemput anda pulang saat ini."

"ALFRED...?!" Ucap Ella dan Calvin bersamaan.

"Benar sekali, Tuan Alfred yang mengutus kami.  Jadi kau harus ikut bersama dengan kami," ucap pria itu dengan sikap yang tegas. 

avataravatar
Next chapter