webnovel

Ancaman Randi

Sesampai mereka di rumah, Kasih buru-mengemas belanjaannya ke kamar dan lari ke dapur, Randi segera menangkapnya.

"Kamu mau kemana? " katanya sambil memegang tangan kasih.

"Sebentar lagi waktunya makan malam , aku akan memasak" jawabnya.

"Gak usah... kita makan malam di luar hari ini. Sana... mandi dulu. " Kata Randi.

"Benarkah...? " Tanya Kasih gembira.

"Iya.. " Jawab Randi senang karna kasih ternyata menyukai ajakannya.

Mereka makan malam di luar.

"Apa Mas Randi gak capek? " Tanya Kasih.

"Gak.. aku malah senang kamu mau ku ajak ke luar. " Jawabnya.

Hari ini, mereka pergi ke luar.

Kasih memakai pakaian santai yang sesuai dengan usianya, melihat pakaian Kasih, Randi menukar pakaianya kembali, karna dia memakai pakaian terlalu rapi alias semi formal, sehingga jika mereka pergi berdua akan kelihatan kayak Om yang lagi bawa ponakannya jalan-jalan.

Kasih memilih Makan di warung sederhana yang bersih dari pada harus masuk restoran mewah.

" Kamu mau makan di sini? " tanya Randi kurang yakin.

"Iya.. enak lo Mas, cobain ntar ya!" Bujuknya.

"Kamu mau makan apa? " Tanya Randi ketika. melihat menu.

"Bebek bakar " Dia langsung menjawab dengan semangat.

"Minuman? "tanya Randi lagi.

"Aku mau teh panas aja" jawab Kasih.

"Teh? Gak mau jus gitu? " Tanya Randi lagi.

"Gak.. soalnya guru ku bilang, sehabis makan gak boleh minum es, lemak makanan yang kita makan tadi bisa langsung membeku, dan itu bisa mendatangkan penyakit , baik jantung maupun kanker. " terangnya.

"Serius? " Tanya Randi.

"Iya.. kata guru ku sih.. " Jawabnya lagi.

"Kenapa kamu bisa tau tempat ini? " Tanya Randi penasaran.

"Randa yang bawa aku ke sini, waktu itu kami pergi berkeliling, trus kelaparan, mampir deh, ternyata makanannya enak, jadi.. sekali-sekali kami kesini lagi " jawab kasih.

"Kalian pergi kemana lagi? " Tanya Randi penasaran.

"Ke taman.. trus main di time zone , kadang kalau lagi bokek cuma putar-putar mall, kadang kami ke pantai juga" jawab Kasih jujur, dia gak sadar, asap udah keluar dari kepala suaminya.

"Trus.. pergi pake apa? " tanya Randi. Dia berusaha menahan emosinya

"Pake motornya Randa" jawabnya sambil menerima makanannya yang sudah datang.

"Pake motor? " Tanya Randi kaget, karna dia ngebayangin Kasih duduk di belakang sambil meluk Randa. nafasnya jadi sesak.

"Iya, soalnya kakek belum ijinin Randa bawa mobil" jawabnya cuek sambil menggigit makanannya.

"mmmm enak.. cobain deh Mas! " katanya santai, dia gak sadar kalau Randi sudah kehilangan selera makan.

"Kalian sering jalan bareng? " Tanya Randi cemburu.

"Iya, sering.. soalnya kami bosan di rumah " jawabnya polos.

" Randi amat kesal, karna Adiknya mengajak kencan istrinya selama dia tak di rumah.

" Besok ada pesta penyambutan ku di kantor, kamu harus datang" kata Randi.

Kasih memandang dirinya dan berkata..

"Apa Mas gak malu? " Tanya cemas.

"Malu? kenapa? " Tanya Randi heran.

"Tengok penampilanku!, Tubuhku gak seperti mbak-mbak kantoran itu, aku kurus banget.. trus... " Kata kasih sedikit malu, dia gak punya pakaian yang bisa dibawanya untuk pesta formal seperti itu.

gak usah khawatir.. besok aku akan membawamu ke suatu tempat untuk merubah penampilanmu.

Setelah selesai makan malam, Randi bertanya kepada Kasih.

"Kita pulang? atau mau jalan dulu? "

"pulang aja Mas... aku capek banget.. Mas juga pasti capek kan? " tanya nya lagi.

"Baiklah kita pulang " Kata Randi sambil membelai kepala kasih.

Akhirnya mereka pulang, sebenarnya Randi ingin mengajak Kasih berkeliling, tapi dia tau mungkin Kasih memang capek, karena tadi siang gadis ini telah berkeliling dengan adiknya.

Sesampai di rumah, Alya menelfon lagi, sebenarnya Randi enggan untuk menerima panggilan itu, tapi perempuan itu tak mau menyerah, dan selalu membuat panggilan baru.

"Ya? " Kata Randi singkat.

"Kamu dimana? kok gak ada di rumah? " tanyanya merajuk.

"Aku udah pindah" Jawab Randi singkat.

"Pindah? pindah kemana? " Suara perempuan itu terdengar sedih.

Kasih hanya melihat Randi sepertinya gadis itu sedang memikirkan sesuatu.

Lalu dia berlari ke kamarnya, Randi melihat hal itu dan membuntuti gadis itu. Kasih sedang duduk di meja belajarnya dan menulis sesuatu.

Randi tersenyum, awalnya dia mengira gadis itu akan ngambek, ternyata baik-baik saja, dia merasa sedikit kecewa juga, Istrinya ini tak punya rasa cemburu sedikitpun padanya. Akhirnya dia duduk di ruang keluarga, menghidupkan acara kesukaan Kasih kemaren.

Tak lama kemudian, Kasih mendekatinya dan berkata..

"Mas Randi, aku tau Mas Randi terpaksa nikah ma aku karena permintaan kakek, oleh karna itu aku telah memikirkan jalan terbaik untuk kita berdua. Mas Randi nantinya bisa bersama orang yang Mas sukai. Ini... aku udah membuat sesuatu." Katanya sambil menyodorkan sebuah kertas. Randi menerimanya dengan takut

Randi membacanya, baru membaca judul surat itu saja bola mata Randi hampir melompat keluar karna kaget.

...

"SURAT PERJANJIAN PERCERAIAN"

dia memandang kasih yang sedang berdiri, lalu melanjutkan membacanya.

"Yang bertanda tangan di bawah ini

Pihak Pertama

NAMA. : KASIH FITRIANISA

USIA. : 17 tahun

STATUS. : ISTRI

Pihak ke Dua

NAMA. : RANDI LEO PERMANA

USIA. : 24 tahun

STATUS. : SUAMI

Dengan ini kami melakukan perjanjian perceraian dengan syarat -syatar sebagai berikut.

1. Kami akan bercerai 5 tahun yang akan datang

2. pihak pertama akan menyerahkan harta yang di berikan kakek untuk istri Pihak ke dua

3. Tidak boleh ada sentuhan fisik

4. Pihak ke dua di izinkan dekat dengan wanita lain

Demikianlah surat perjanjian ini kami buat, dan tidak boleh di langgar, jika terjadi pelanggaran, maka akan di batalkan." Kata Randi membaca surat itu dengan kesal.

lalu melihat ke arah tanda tangan yang harus di tanda tanganinya.

Randi mendongak ke atas dan memandang kasih dengan kesal, dan merobek-robek surat itu.

Dia berdiri, merangkul pinggang kasih dengan sebelah tangan dan tangan yang lain menahan leher bagian belakang kasih dan mendaratkan ciuman mesra di bibir Istrinya itu untuk beberapa saat. kasih tampak kaget karna perlakuan Randi yang tiba-tiba itu.

Randi melepas ciuman dan pelukannya itu perlahan dan berkata..

"Aku sudah melanggar poin ke tiga. Sekali lagi kau membuat perjanjian konyol itu, aku berjanji akan menidurimu meski kau belum berusia 20 tahun" nadanya lembut namun terdengar mengancam.

Kasih tampak ketakutan mendengar ancaman Randi, mata nya membulat karna cemas. lalu dia langsung lari ke kamarnya dan mengunci pintu kamar itu.

Randi menghempas kan badannya kembali ke sofa itu.

"Apa yang ku katakan? " katanya menyesal karna membuat istrinya itu ketakutan, padahal dia sudah bersusah payah menjinakkannya kemarin.

Next chapter