webnovel

Rumput Liar atau bunga mahal?

Part belum di revisi.

Typo bertebaran.

Happy reading.

***

Pikirannya melayang jauh.  Ingatan tentang sosok gadis cantik yang lekat di kepalanya tanpa sadar membuatnya mengehela napas kasar.

"Kau kembali, setelah sekian lama."

Kenzie tersenyum tipis tanpa sadar. Ia sangat ingat bahwa orang-orangnya tak ada yang dapat menemukan keberadaan Ellina satu tahun lalu. Kabar dan keberadaan gadis itu seakan tertutup sangat rapi. Tak ada yang dapat menemukannya meski ia telah mengerahkan orang-orang terbaik. Kini ia tahu kenapa ia memiliki jalan buntu.

"Ernest Avram," gumamnya. "Sejak kapan kau mengenalnya? Kenapa aku tak tahu jika dia mengenalmu?"

Perkiraan Kenzie menuju kebenaran. Jika ia tak memiliki akses sedikit pun tentang keberadaan Ellina satu tahun lalu itu karena ada dua hal kemungkinan. Pertama, gadis itu mati. Kedua, ia bersembunyi di balik orang-orang yang setara dengan keberadaannya. Dan kemunculan Ernest di video itu cukup membuat Kenzie memilih pilihan kedua.

"Kau bersamanya? Kenapa aku tak tahu hal sepenting itu?"

Ekspresi Kenzie kembali berubah dingin. Kejadian dalam video saat Nero dan Ernest saling bertikai dan mencoba melindungi terbanyang. Lalu kehadiran para pria lain yang ia kenal juga membuatnya sadar satu hal.

"Kau bahkan juga mengenal Lykaios dan Alvian?"

Di kota Z ini,  tak ada yang tak mengenal Lykaios. Ia adalah Putera terakhir keluarga Canuto. Keluarga nomor 3 yang berpengaruh di kota Z setelah E. V. dan dirinya. Lalu posisi terakhir di isi oleh keluarga Blade. Kemunculan Lykaios cukup menggemparkan publik saat itu. Di nilai Pangeran paling tampan di keluarga Canuto dan anak terakhir yang tak di akui. Lykaios muncul dengan talenta luar biasa. Hingga akhirnya seluruh hak waris jatuh di tangannya. Ia bahkan telah menyingkirkan dua kakak laki-lakinya yang merupakan calon hak waris yang sama.

Dengan wajah Tampan dan sifat yang seperti tak peduli pada sekitarnya. Terkenal lembut namun penuh dengan kehati-hatian. Semua rencana yang ia susun penuh dengan pertimbangan. Hingga kematian kedua kakak laki-lakinya pun tak ada yang dapat menyelidiki kebenarannya. Di mata publik,  itu terlihat seperti kecelakaan mobil biasa.  Tapi di mata Kenzie itu adalah sebuah rencana yang sangat besar. Dan keberhasilan pun sama besarnya. Di kota Z tak ada yang tak mengenal Lykaios,  karena cara ia bekerja sangat hati-hati namun selalu tepat pada sasaran.

Wajah Kenzie bergeser,  jika kehadiran Ernest cukup membuatnya melangkah hati-hati, namun dengan keberadaan Lykaios,  semua akan menjadi sedikit rumit. Ia tak dapat berpikir,  hal apa yang Lykaios rencanakan hingga pria itu juga menempel pada gadis cantik seperti Ellina. Atau mungkin ....

"Hal apa yang kau tawarkan hingga mereka bisa berada di sekitarmu?"

Wajah Kenzie kian terlihat dingin. Tatapan matanya dalam dengan wajah Alvian yang datang sekilas. Dia adalah sepupunya. Anak tertua dari adik Ayahnya. Yang juga masih berhak mewarisi seluruh kekayaan keluarga Reegan. Namun saat itu, Kenzie sangat ingat, bahwa Alvian mengatakan, ia sama sekali tak tertarik dengan warisan! Hal itu membuat langkahnya kian mudah. Hingga akhirnya seluruh hak waris jatuh di tangannya. Namun kini, ia harus berpikir lebih jauh. Kehadiran 3 orang yang berpengaruh di sisi gadis itu pasti bukan karena tanpa alasan.

Alvian di kenal sebagai Pangeran tampan yang lebih mengarah ke hal yang menyenangkan. Ia terkenal layaknya artis meski ia orang biasa. Sejauh ini, Kenzie tak pernah memperhatikannya. Mereka bahkan sama sekali tidak akrab satu sama lain. Hanya sesekali bertemu dan berlalu dalam sebuah acara keluarga besar Reegan. Atau mereka bisa di katakan, tak pernah bertegur sapa sama sekali. Tapi kehadiran sepupunya di sana mulai membuatnya berpikir. Bahwa semua tak sedangkal yang terlihat.

Lebih dari itu semua, kehadiran dan kedekatan Ernest yang membuanya berpikir lebih jauh. Ia dan Ernest adalah teman dekat dari kecil. Meski pada awalnya pertemanan itu berdiri karena perkumpulan berbagai keluarga kalangan atas yang saling bekerjasama. Dari perkumpulan itu, sebuah keakraban tercipta. Di antara dirinya, Ernest, Lykaios, Aaric dan berbagai anak dari keluarga kaya. Meski terkadang mereka terlihat saling tak mengenal saat berada di sebuah tempat yang sama.

Beralih dari topik tersebut, suasana Kenzie sudah cukup buruk. Namun semua kian memburuk saat sebuah pesan dari handphone di sakunya berdering.

"Jangan lupa, akhir minggu ini acara besar pesta pertunangan kita sebelum pesta resmi pernihakan kita."

Mata Kenzie menyipit dengan deru napas yang dalam. Pesan itu jelas dari Lexsi, calon istrinya. Ia mulai merasa muak dengan semua hal yang Lexsi lakukan. Dari awal, ia tak pernah menginginkan pesta pernikahan ataupun pertunangan.  Dari awal ia sama sekali tak menginginkan Lexsi. Namun semua terjadi karena gadis pilihannya menghilang.

Meski pertunangan itu terjadi pada akhirnya. Itu hanya pemberian cincin yang tak berarti di matanya. Tak ada pesta resmi pertunangan atau pun pesta kecil yang akan mereka adakan. Semua itu terjadi antara dua keluarga dan keluarga Reegan mengkonfirmasi kebenaran saat berita tersebut saat bocor.

Dan karena permintaan yang tak berdasar, gadis itu meminta menggelar pesta pertunangan secara resmi dan mewah. Tak hanya itu,  kabar pernikahan yang akan terjadi dalam waktu tiga bulan ke depan juga telah terkonfirmasi di seluruh media. Selama ini ia hanya diam dan membiarkan Lexsi sesuka hatinya. Namun rasanya, bukankah ia harus meluruskan semuanya? Terlebih gadis itu telah kembali setelah setahun menghilang.

"Memilihmu? Ya, dari awal aku telah memilihmu! Tak peduli jika kau membenci atau menolakku!"

***

Video tentang perkelahian Tuan muda keluarga E. V. begitu cepat menyebar. Dalam waktu singkat, topik itu menjadi pencarian hangat di internet. Lalu topik kedua pencarian tentang data diri Ellina yang di besar-besarkan sebagai kecantikan jurusan IT Hyroniemus University. Berita itu pun telah sampai di rumah utama keluarga E. V. Saat ini, Nyonya besar keluarga E. V. Qianzy Cheverlyn tengah menatap layar telivi dengan wajah dingin. Tak jauh darinya,  Wilton Altherton E. V.  juga menatap layar televisi dengan wajah gelap.

"Panggil Zacheo sekarang!"

Tanpa ada suara, Qianzy langsung menuruti permintaan suaminya. Telepon di tangannya telah tersambung dengan Zacheo.

"Tuan Besar ingin bertemu denganmu,"

Di sebrang telepon, Zacheo mengeluh dengan menggerutu saat teleponnya telah tertutup sebelum ia menjawab. Dengan cepat, ia menaiki mobilnya untuk menuju kawasan Aple Restsident. Tempat di mana keluarga utama E. V. tinggal.

Kedatangan Zacheo langsung di sambut hangat.  Ia berdiri dan menunduk, saat sang Nyonya dan Tuan besar tengah duduk di ruang keluarga dengan menikmati secangkir teh.

"Jelaskan kejadian hari ini," ucap Qianzy dengan meletakkan gelas teh di tangannya. Gerakannya tampak sangat anggun namun sorot mata tajam itu membuat Zacheo menunduk patuh. "Tentu, tidak ada yang harus di simpan."

"Nyonya Besar, Tuan Muda hanya ingin melindungi gadis tersebut. Video yang tersebar tidak berarti apa-apa," jelas Zacheo tegas namun sangat sopan.

"Siapa gadis itu? Dari mana keluarga mana dia berasal?" kini Wilton menatap Zacheo dengan tatapan penuh selidik. Qianzy pun tampak setuju dengan pertanyaan suaminya.

"Itu ... dia adalah gadis yang di selamatkan Tuan Besar satu tahun lalu. Gadis yang tinggal di Maple Villa."

Wajah Wilton bergeser. Terlihat jelas rasa tak sukanya. "Keluarga?"

"Jadi dia hanyalah gadis acak?" timpa Qianzy dengan senyum tipis.

Zacheo terdiam. "Sebenarnya, dia adalah orang yang akan menangani proyek baru E. V. Company."

Mata Qianzy bergeser. Ia menatap Zacheo lama. "Maksudmu?"

Berpikir sejenak. Zacheo bingung harus menjelaskan dari mana. Ini sangat sulit untuknya. Jika ia salah bicara, maka nasib Ellina akan buruk dan dia akan mendapat hal buruk lainnya dari Tuan Mudanya. Jadi,  ia harus mencoba yang terbaik.

"Tuan Besar," panggil Zacheo sopan. Membuat Wilton menoleh. "Apakah Tuan Besar masih mengingat tentang hancurnya dunia peretasan dalam satu malam satu tahun yang lalu?"

Mendegar itu, wajah Wilton berubah. "Tentu saja. Siapa yang tak mengingat malam itu. Saat seluruh dunia gempar dengan kedatangan peretas baik yang membuat semua peretas patah hati."

"White Fox," ujar Zacheo lirih.

Wilton mengangguk. "Benar, bahkan tak sedikit peretas yang mencoba menjadi penggantinya sejak malam itu. Namun sayangnya, semua tak sebanding dengan aslinya."

"Tuan Besar, gadis itu lah White Fox,"

Semenit, dua menit lalu lima menit. Keheningan mendominasi sebelum akhirnya Wilton tertawa keras.

"Jangan bercanda," sela Qianzy tegas.

Zacheo menggeleng. Membuat pandangan dan tawa Wilton terhenti.

"Tuan Muda, telah memasang sebuah iklan dengan mengorbankan keamanan perusahaan. Lalu pada malam itu, White Fox datang dan memenangkannya. Tak lama setelah itu Tuan menjadi sangat terobsesi. Hingga akhirnya memasang iklan kembali namun kala itu penuh dengan persiapan. Bahkan Ethan turun tangan untuk mencari data White Fox."

Qianzy dan Wilton saling berpandangan sesaat. Keduanya tampak mendengarkan kata-kata Zacheo dengan serius.

"Lalu, kami menemukan gadis itu, yang ternyata adalah White Fox. Dia mengalami kejadian buruk dan trauma yang sangat dalam. Hingga kehilangan kesadaran dirinya. Tapi setelah semua membaik, dia kembali muncul di permukaan,"

"Tunggu," sela Qianzy tak percaya. "Maksudmu, gadis itu adalah White Fox yang asli? Dan Tuan Muda kita mendapatkannya untuk perusahaan kita?"

Mendegar pertanyaan itu,  Wilton menatap Zacheo untuk mendengarkan penjelasannya.

Zacheo mengangguk. "Benar. Tuan Muda memanggilnya permata perusahaan E. V."

"Apakah kalian sudah memastikan?" tanya Wilton masih tak percaya.

Zacheo mengangguk mantap.

Tangan Qianzy berhenti diudara. "Tunggu, jika itu benar,  maka aku harus bertemu dengannya."

Wilton mengangguk setuju. "Bawa kami bertemu dengan gadis itu,"

Zacheo tak menjawab. Hingga keduanya merasa kesal.

"Kau tak dengar?"

Zacheo menunduk, "Nyonya Besar, hamba tak berani melangkah tanpa ada Tuan Muda. Terlebih ini menyangkut tentang Nona Ellina."

"Oh, jadi namanya Ellina?" ucap Qianzy lagi. "Bukankah dia tinggal di Maple Villa? Kami akan menemuinya sekarang juga,"

Wajah Zacheo terangkat. Qianzie dan Wilton sudah beranjak dan hendak melangkah. Melihat itu Zacheo langsung menghalangi.

"Tuan, Nyonya. Mohon tunggu."

"Apa lagi?"

"Kau berani menghalangiku?" ucap Wilton dingin.

Zacheo menyingkir sedikit dan menunduk dalam. "Itu, Anda tak dapat mengunjungi Nona Ellina tanpa membuat janji terlebih dahulu,"

Mendegar itu Qianzy tertawa sinis. "Apakah dia orang sepenting itu?"

Mendegar itu Zacheo menghela napas berat. "Itu ... itu karena Maple Villa telah resmi menjadi milik Nona Ellina,"

"Apa maksudmu?" sahut Wilton dingin.

"Miliknya? Lelucon apa yang ingin kau sampaikan?"

Zacheo mulai kesulitan. Ia ingin lari dari sana karena interogasi ini sangat sulit untuknya. "Sebenarnya, itu sebuah pergadaian."

Wilton dan Qianzy menatap Zacheo untuk mendegar penjelasan lebih lanjut.

"Sebagai jaminan agar Nona mau bekerja sama dengan perusahaan E. V. "

Wilton tak habis mengerti jalan pikiran anaknya. Ia kembali duduk dan berpikir. "Apakah itu sebanding?"

"Sebanding? Apakah Papa sadar, apa yang baru saja Papa ucapkan?" kini Qianzy juga kembali duduk dan ingin meminta penjelasan lebih lanjut.

Melihat Tuan Besar tak mengamuk,  Zacheo bernapas lega. "Insiden Reegan World Grup adalah ulah dari Nona Ellina,"

Mata Qianzy dan Wilton bergeser. Itu bukanlah berita kecil. Perusahaan besar Reegan amatlah besar hingga hari itu. Saat seluruh informasi Perusahaan bocor dan saham Reegan anjlok.

Melihat respon yang baik, Zacheo semakin berani. "Nona bahkan telah mengalahkan Ethan. Peretas terbaik di kota Z."

Mendegar itu kesunyian kembali hadir. Ketiganya saling berpikir hingga senyum Wilton melebar.

"Ah, Anakku selalu memiliki mata yang bagus."

Senyum Qianzy pun juga melebar. "Tidak, aku akan memberikan seluruh tas koleksiku jika gadis itu menginginkannya. Oh,  bayi kecilku baru saja menemukan harta karun. Dan ya,  permata selalu berkilauan. Pantas saja dia menjadi gadis tercantik di Hyroniemus."

Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut majikan besarnya, Zacheo terpaku. Ia tersadar satu hal. Bahwa Tuan Mudanya sedikit banyaknya memang mewarisi sifat kedua orangtuanya. Ah, buah yang jatuh memang tak jauh dari pohonnya.

****

Next chapter