Kadang tangan kuat si bocil meremas pada panggul Apo. Kadang juga memutar pinggangnya dua sampai tiga kali. Apo gerah ingin selesai karena dansa mereka bukan sekedar tarian. Raja bocil ini sering icip-icip menggesek kulitnya di balik baju. Lekukan bokong Apo tidak luput dicoba dengan pijatan kilat. Lelaki carrier itu menahan diri untuk tidak bereaksi (walaupun—entah kenapa—rasanya nikmat disentuh dominan).
Padahal selama hidup Apo tak pernah merasakan sensasi sejauh itu. Dirangkul wanita pun rasa yang terbayang adalah daerah tubuh sensitif mereka. Seperti bibir, leher, payudara, puting, ceruk, selangkangan, dan tentu liang syurgawi mereka—Apo belum pernah membedakan sentuhan sekilas dengan dominan bisa membuat kulitnya mendidih. Diam-diam Apo bahkan ingin lari ke toilet. Dia siap sentuh diri, padahal penisnya saja tidak unjuk gigi. Benda itu masih lemas di dalam celana, hanya saja ada sentilan-sentilan gaib yang merambat di seluruh bagian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com