14 Vanue-

.

.

.

.

"Daun berguguran, hujan mengguyur malam, setapak mengalirkan deras air, menjadikan ku tergugu menatap kosong semua luka yang terdapat di tubuhku"

.

.

.

.

-NEVER AGAIN-

.

.

.

.

Warn ! : flashback-

Anak kecil bergender laki-laki itu berlarian, melompat, menunduk,merayap, dan berlari. Tanpa mengenal lelah, tertawa dengan riang, pekikannya menjadi sumber energi siapa saja yang mendengarnya. Anak itu suka sekali berlari, sangat aktif dan tak mau mengalah, sangat persis sang ayah.

Cklek..

Blam..

Pekikan itu berhenti, terganti dengan suara melengking tersirat rindu, berlari tergesa menemui sang pria gagah, sang pahlawan, pelindung, dan sosok panutannya. Ia berjanji pada dirinya, jika ia besar, ia akan seperti sang ayah, tak mengenal lelah untuk membahagiakan keluarganya, mungkin untuk saat ini saja.

Happ..

Pria itu mengangkat tubuh kecil sang anak, membiarkan tubuh nya melayang ringan, seirama dengan gendongan sang ayah yang menyerupai pesawat terbang.

"Haloo jagoan, sudah makan?"

"Cudah appa!"

Pria itu mengusak rambut anak nya sayang, "pintar sekali"

Dua buah gigi kelinci menyembul, menampakkan senyum termanisnya, mengangkat seluruh beban sang ayah yang menumpuk, senyuman itu selalu berhasil menjadi obat penawar baginya. Menghantarkan semangat dan kehangatan hati, sayang sekali pada anak lelakinya.

"Dimana eomma?"

Dengan masih menggendong sang anak si pria bertanya sembari mengusal lembut pada pipi tembam sang anak yang sibuk berceloteh random, "ung? Tidac tau appa, ukiie tak melihat eomma caat ukiie bangun, hanya Yoo nonna caja"

Aksen cadel nya kentara, menghasilkan senyuman tipis, setengah sakit dan memiliki perasaan tersembunyi darinya.

'eomma mu selalu begitu Hyunki, appa kecewa'

--------

Hyunki berjalan angkuh di koridor sekolah nya, dengan berpakaian urakan, baju setengah dikeluarkan, pearching di telinga kanan, dengan di sisi sebelah kanan dan kiri terdapat Jimin dan taehyung yang sama penampilannya dengan Hyunki.

Mendapat tatapan takjub sekaligus takut, hal biasa bagi mereka, Hyunki, Taehyung, dan Jimin. Siapa yang tak kenal mereka? Meskipun sekarang mereka menginjak di junior high school, tapi mereka cukup ditakuti di luar sekolah, dan sangat berkuasa di sekolah nya.

Bisa dilihat di ujung koridor Miss Nana melipat baju sembari memegang tongkat, ia mengayun kan tongkat, memberi gestur 'kemari', Bu guru dengan berbadan gempal, riasan tebal, serta bibir merah darah nya. Membuat Hyunki dkk, menelan Saliva bulat-bulat.

"Hyunki, Jimin, Taehyung! Kemari kalian!"

Hyunki, Jimin dan taehyung berhenti

Dan segara menatap dengan cengiran konyol mereka.

"A-ahhh, Miss. Ada apa memanggil kami?" Taehyung dengan senyuman kotak nya bertanya.

Miss Nana mengacungkan tongkat nya,"hey! Sudah kubilang pada kalian! Jangan menggunakan pearching!, Hyunki ! Baju mu masukkan!, Taehyung! Berhenti mewarnai rambutmu!, Jimin ! Berhenti mengoyak celanamu! Jangan berpikir jika yang kalian lakukan itu sangat baik dan keren!" Teriakan Miss Nana dibarengi dengan tongkat nya yang menunjuk anggota badan sang murid, memberi gestur memerintah sembari mengoceh.

Hyunki, Jimin, dan taehyung saling berpandangan, Jimin memberi isyarat kepada Taehyung, membuat Hyunki menyeringai.

"A-ahh Miss, bolehkah kami ke toilet sembentar?" Tanya Jimin.

"Tidak! Kalian akan terkena hukuman dan detensi 3 jam!, Bersihkan ruangan perpustakaan dibagian rak buku sejarah Korea!"

"Ohh shit, mengelak Jim!" Bisik Hyunki.

"Ah? Eh.. maaf Miss, kami sudah tak tahan ! Aduhh aku ingin pipis" ucap Taehyung.

"Aku ingin boker" ucap Jimin sembari memegang pantat semoknya.

Dan Hyunki memegang kepalanya,"aduhh Miss, kepala ku sakit mendengar ocehan mu, kami permisi dulu ya Miss".

"Hey! Kurang ajar! Kemari kalian!" Ucap guru berbadan gempal itu.

"Lari boy!" Cicit Jimin.

Dan mereka berlari dengan nafas berantakan, tertawa disela-sela berlari dan kemudian terbatuk, dan tertawa lagi. Tak memusingkan akan guru gempal itu yang sibuk berteriak tak tahu tempat memanggil mereka, menghasilkan kernyitan heran dan gelengan maklum dari para guru yang melihat. Mereka itu langganan BK asal kau tau.

------

BRAKK!!

Bangku meja makan terlempar, menghasilkan nafas seseorang yang menahan amarah semakin memburu, gejolak amarah mulai menguasainya. Menghasilkan seringaian geli dari sang wanita yang baru datang setelah dua hari tak ada kabar, menghasilkan mendatangi rumah dengan pakaian berantakan dan bau alkohol menyengat.

"KAU! BERANI SEKALI MEMBANTAHKU, APA MAU MU HAH? AKU SUAMIMU, BERHENTILAH BERSIKAP TAK SOPAN PADAKU" teriakan marah dari sang pria terlontar, menghasilkan dengusan remeh dari sang wanita.

"Apa? Mau memarahiku? Berkaca terlebih dahulu sebelum kau pantas memarahiku!" Wanita itu membalas memekik, menatap tajam pria dihadapannya.

Nafas pria dihadapannya menderu,menghasilkan tatapan mengerikan terpampang dari wajahnya, menunjuk kasar wajah sang wanita dengan rahang mengerat.

"Kau.. jika kau masih mau ku anggap istriku BERHENTILAH MEMBANGKANG PADAKU!" Bentakan itu terdengar, berbarengan dengan hantaman keras terdengar. Menghancurkan meja kaca yang berada di samping sang pria.

Sang wanita hanya memejamkan mata, berusaha menetralkan emosi dan air mata, membuka mata dan menatap kecewa dan terluka suami yang ia percaya dan pemilik hati nya.

"Dasar pria tak tahu diri! Jangan berpura-pura sok suci dihadapanku, jangan kau berfikir jika aku tak tahu semua kebusukan yang berusaha kau sembunyikan dariku dan juga anak ku! Jangan kau kira aku tak tahu jika kau menduakan ku di dua bulan pernikahan kita !--" ia menarik nafas sebelum Melanjutkan.

"--Jangan kau kira aku tak tahu jika wanita biadab yang menjadi simpanan mu mengandung anak haram hasil benih sialan mu! JANGAN BERFIKIR JIKA AKU TAK TAHU!" Teriakan marah itu menggelegar, menatap marah pria di hadapannya,

benci,kecewa,amarah,sedih,air mata dan dendam tertumpuk pada tatapan tajam dan dingin nya.

Membekukan badan pria di hadapannya, seluruh emosinya lenyap, hilang sudah akal sehat nya, terlampau terkejut atas semua ungkapan wanita yang mengandung anaknya ini. Ia tak menyangka jika akan begini akhirnya.

"B-bagaimana kau--"

"DIAM! jangan aku tak tahu jika kau menghamili PELACUR RENDAHAN YANG SENGAJA TAK MEMAKAI PENGAMANNYA HANYA UNTUK MENDAPATKAN DAN MENGAIS SISA BENIH MILIK MU YANG TERTANAM DI RAHIM BUSUKNYA"

Pancaran amarah terlihat, membanting semua benda di dekatnya dan meraung, menatapi nasibnya, kenapa ia bisa begini. Nasib nya buruk sekali ya tuhan!!.

Rahang pria itu bergemelatuk, "itu karena kau yang sering tak pulang kerumah! Membiarkan anak lelaki mu bermanja ria pada pembantu yang bahkan ia seperti tak membutuhkan mu!"

"DIAM BAJINGAN! KAU MENGHAMILINYA TEPAT SAAT AKU MELAHIRKAN JESSICA!, Lihat lah hiks.. seberapa lama ia mengandung hiks.. sekarang h-hiks, anak itu sudah lahir hiks, DAN ITU SEMUA KARENA MU!--"

"Dan Jessica ku yang malang hiks, anakku hiks. Harus menjadi korban akan dirimu !!!" Teriakan marah serta wajah memerah dengan tangan yang menunjuk nunjuk wajah sang pria dihadapannya.

Menghancurkan sang pemilik mata doe tajam memikatnya, bersembunyi dibalik gelapnya tiang rumah, menyaksikan pertengkaran hebat yang menjadi santapan hari-harinya serta suatu fakta baru yang berhasil menghancurkan telak seluruh batinnya, jiwanya.

Menghilangkan dirinya yang lama, meremat seonggok kertas dengan nama bertuliskan 'JEON HYUNKI, JUARA PERTAMA OLIMPIADE MATEMATIKA SE-PROVINSI KOREA', berlalu dengan nafas memburu dan mata menggelap.

Dengan memandang foto bayi perempuan lucu, Hyunki meremat dan mencium hati-hati foto itu, menganggap sebagai suatu permata yang indah, satu-satunya kenangan baginya.

"Kakak, aku merindukanmu, appa dan eomma bertengkar lagi, tapi kali ini mereka membuka suatu fakta baru, ada darah appa yang mengalir di manusia lainnya, hati ku sakit, kukie sakit kak". Mata Hyunki memanas, merasa sesak menghimpit dada, menjadikan ia menangis dalam diam sembari memeluk foto seorang bayi perempuan yang sedang tertawa dengan memegang Godam kecil.

(flashback bersambung)

-------

-TBC-

#alv

avataravatar
Next chapter