9 Okta-

.

.

.

.

.

"Rasaku tak menentu. Hati ini berteriak tanpa suara. Ingin rasanya menghilangkan jejak dan berlalu, tanpa ada kecewa. Namun semua tak berpengaruh pada hati yang ingin memiliki"

.

.

.

.

.

-NEVER AGAIN-

.

.

"Mamaaa!!!" Teriak seorang anak perempuan sembari berlari menuju sang mama tercinta.

Rentangan tangan dilebarkan kala sosok itu semakin mendekat pada sang mama. Kemudian dekapan erat dan hangat ia rasakan, menjalar ke dada, menghantarkan kenyamanan dan kehangatan, disertai usapan halus dan cubitan nakal pada pipi chubby sang anak.

"Heyy, princess! Sudah mama bilang jangan berlari hum?, Nanti jatuh dan kau terluka" ucap sendu sang mama.

Ia menatap pipi tembam anaknya yang kemerahan, serta tatapan mata polos berbinar ia dapatkan. Ahh.. mata nya sangat mirip ayahnya, menyisakan sedikit trauma menyiksa yang menyergap relung hatinya.

"Mama! Tadi Nana bertemu teman baru!, Ia bernama wonie!, Pipinya tembam seperti Nana! Hehe" kekeh sang pemilik nama 'nana' itu.

"Oh ya?,bagus lah. Sering-sering lah berbuat baik pada orang lain, nanti Nana juga akan mendapat hal yang sama" ucapan itu dibumbui usapan halus pada Surai kelam nya. Hingga Surai yang di kuncir dua itu berayun pertanda sang empu mendengarkan dengan baik.

"Cha! Ayo kita pergi?, Nana mau apa? Oh! Mama baru ingat! Papa hobi menelpon mama dan bilang ia punya sesuatu" kerlingan nakal diberikan Irene pada sang anak, dan mendapat respon kedipan lucu dari putrinya.

Tangan kecil itu mulai menggalung disekitar leher Irene, Dan setelahnya badan nya serasa melayang. Nana selalu suka itu, dia selalu suka digendong dibelakang, serasa di pesawat pikirnya.

"Apa papa hobi akan membelikan Nana boneka beruang putih besar yang kemarin mama?" Tanya Nana

Irene mengedikkan bahu," entahlah? Papa hobi bilang dia punya sesuatu yang bagus"

"Eunggh kalau begitu Nana akan mendapatkan apa ya ma? Apa Nana akan punya beruang baru? Berati Pong-pong akan ada temannya? Lalu Pong-pong akan---"

Celotehan Nana terdengar riang di telinga Irene, ia hanya merespon dengan tersenyum dan sesekali membalas celotehan bibir kecil menggemaskan itu.

Mereka nampak bahagia, bahagia bagi orang yang tak tahu bagaimana dan sebesar apa lubang menganga dan batu Godam kebencian yang mereka tanggung, bagaimana malu yang mereka rasakan, seberapa banyak air mata berlinangan. Tak ada yang tau, 'Terlihat, belum tentu terasa'.

Irene berlari, sengaja sekali mengoncang-goncangkan badan sang putri, menggoda dan bercanda. Tawa dan kekehan lucu ia dapatkan, sangat mujarab untuk obat pelipur lara. Irene bersumpah, tak akan ada lagi yang menggores luka untuk putri kecilnya, Ia akan bertaruh nyawa hanya untuk mendengarkan putrinya tertawa. Dan tak akan ia biarkan setitik noda tertumpah pada hati suci putri kecilnya.

Karena ia tau, jika semua orang mendengar semua kisah pilu dirinya. Maka bukan hanya dirinya yang menanggung luka, tetapi juga putri nya yang akan mendapat luka hitam berbekas.

Biarlah ia bahagia sejenak, melupakan sejenak. Sejenak bagi nya, sangat berati dan berbekas.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari kelima Youra resmi bekerja pada perusahaan J company. Ia diberi ruang bilik khusus untuk ia dan anggotanya menjalankan prosedur keamanan perusahaan J company. Dan lima hari yang ia lewati, hanya berisi tentang Youra dan Hyunki yang tak henti hentinya berselisih paham. Sungguh kekanakan.

Entah itu karena kopi yang tertukar, atau Chip yang berisi konten porno yang terpampang pada layar monitor saat meeting berlangsung, yang menghasilkan seisi ruangan ricuh dan para petinggi terosohor bermuka merah padam. Entah karena Youra yang salah masuk dan malah melihat Hyunki yang sedang membuka setengah bajunya. Ataupun Youra dan Hyunki yang saling mengumpat di masing-masing bilik toilet yang bersebelahan.

"Huuh.. laparr, aku lapar aku lapar ! Lapar lapar lapar!" Keluh Youra.

"Berhentilah mengeluh sialan, kau sangat berisik" ketus Hyunki.

Plakk

"YA ! APA YANG KAU LAKUKAN!" Teriak Hyunki, kepalanya berdenyut setelah mendapat geplakan sayang dari Youra.

"kau yang mengajakku kesini bajingan ! Dan aku lapar sekarang! Beri aku makan!" Dengan melotot lucu Youra menunjuk muka Hyunki yang memerah.

"Diamlah! Sebentar lagi juga makan, kau tidak lihat disana?, dan jauhkan tangan mu dari wajahku" desis Hyunki tajam.

"Ck, aku laparr"

"Baiklah semuanya, dikarenakan pidato terakhir dari tuan Lee sudah selesai, sekarang adalah sesi makan malam. Diperkenankan pada para hadirin yang terhormat, untuk mengisi aula makan yang kami sediakan, terimakasih" suara berat yang berasal dari podium ruangan, membuat mata Youra berbinar.

Ia menarik Hyunki yang sedang memperhatikan Lee Tzuyu, jelas sekali tatapan mata Hyunki yang seperti laki-laki mesum kurang belaian. Memang sih, Youra mengakui jika Anak dari kolega bisnis Hyunki yaitu tuan Lee terkenal akan kecantikan dan kesopanannya, mata nya yang cantik, badan yang langsing dan berisi, kulit putih dan senyum menawan serta imut disertai aura elegan bersinar darinya.

Youra merenggut, memang apa bagusnya wanita itu? Dia kan juga imut!, Badan nya juga langsing!, Mata nya juga cantik, giginya berderet bersih, meskipun dia agak gemukan, Youra mempout.

kulitnya juga putih! Malahan Youra pikir kulitnya lebih putih bersih dan mengkilap dari ia lahir, meskipun ia tak mandi tiga hari pun Youra tetap wangi tau!.

'Tcih, dasar pria hidung belang', batin Youra.

senyuman nya kan juga manis, dasar Hyunki saja yang buta! Iya kan?. Iyakan saja :)

Hyunki memperhatikan gelagat Youra yang muram, sepertinya ia sangat kelaparan? Pikir Hyunki.

Malam ini Hyunki mendatangi acara pertemuan resmi, disertai pengangkatan pemimpin baru salah satu teman kerja ayahnya, entah angin lalu darimana, sang ayah menitahkan Youra untuk ikut bersama Hyunki.

Setelah sang ayah tau jika Hyunki dan yoongi satu sekolahan, membuat ayah Hyunki semakin gencar mendekatkan mereka, itung-itung sebagai salah satu pelung mengeratkan hubungan kerja sama perusahaan J dan organisasi Youra.

Mereka berdua sangat menawan, balutan Jas hijau lumut kehitaman membalut tubuh Hyunki, sepatu pantofel ia kenakan, senada dengan jas serta aksesoris jam dan perching telinga ia sematkan pada rambut panjang yang ia singkap.

Sedangkan Youra, ia terlihat manis, dengan gaun hitam dengan tambahan belang emas pada lengan dan bagian dada, pinggang ketat dan Rok pendek hitam yang mencetak lekuk tubuh Youra, ditambah dengan  anting panjang serta dada putih yang sedikit perlihatkan saat dua kancing atas ia lepas.

Yang sebenarnya sebelum itu mendapat protes dari Hyunki akan Gaunnya yang ketat.

--------

-Flashback-

"Kau itu memakai baju atau tidak huh? Mau mengumbar lekuk tubuh mu begitu?" Cecar Hyunki saat melihat Youra dengan setelan Gaunnya.

Alis Youra bertaut, " apa maksud mu! Aku hanya punya ini, malas sekali aku mau keluar hanya membeli atau mengganti lagi"

"Lepaskan! Pakai jas punyaku saja!, Balut saja pundak mu dengan jas ku" ujar Hyunki, mendekat dengan membawa satu setel jas.

"Tidak! Panas! Gerah! Gersang! Tak keren! Tidak swag! Kau mau aku membuka baju ditengah acara huh?!" Sentak Youra.

"Disana ber AC bodoh"

"Tidak! Suka suka akulah, toh aku yang memakai!" Sungut Youra.

"Lepaskan saja cepat! Bersyukur aku memberi saran dan mau meminjamkan jasku!"

"Tidak!"

"Lepaskan!"

"Tidak!"

"Ya Youra ! Lepaskan!, Memang nya kau tidak tau? Disana banyak yang Mesum!"

"Ya terus ? Aku tidak peduli!"

"Lepaskan!"

"TIDAKK!!!"

-Flashback end-

--------------

Ya begitulah, hanya karena jas berakhir panjang.

Youra dan Hyunki telah duduk didepan banyak makanan yang tersedia, tidak terlalu banyak tapi juga tidak terlalu sedikit tamu yang datang. Hyunki memperhatikan sekilas Anak gadis para tetua kolega perusahaan yang menatapnya terang-terangan. Disana juga terdapat Nancy Jewel. Anak ketiga dari Park se-jong, salah satu rekan bisnis ayahnya.

Nancy terlihat memperhatikan Hyunki dengan minat, berlagak mencuri pandang dengan dengan gaya malu-malu, dengan pipi bersemu memalingkan wajah kala melihat Hyunki menoleh kearahnya. Padahal Hyunki hanya melihat arsitektur bangunan yang unik pada pertemuan kali ini.

Wajah Youra menajam, kala netranya menangkap nancy yang sedang memperhatikan Hyunki, sumpah mati ia geram sekaligus heran dengan nancy yang menatap minat Hyunki, apa yang istimewa dari lelaki ini? pikirnya. Kenapa semua wanita hanya menatap Hyunki? Kan dia juga cantik disini !, kenapa tak ada yang tertarik? Sekali lagi iya kan saja :).

Makan malam dimulai, Hyunki memakan makanan dengan tenang, begitupun dengan Youra. Sedikit takjub dengan gaya Youra yang seperti sangat mengerti tentang table manner. Membuatnya melanjutkan makan dengan hikmat.

Sampai pada penghujung acara, Hyunki dan Youra memutuskan pulang setelah pamit dan bersalaman pada rekan kerja masing-masing perusahaan.

Terlihat Park se-jong, selaku ayah nancy dan Youra . Memperhatikan Youra secara diam, ia menatap Youra yang seakan-akan tidak tau dan tak kenal padanya. Sungguh, ia sakit. Tetapi fakta telak menaparnya.

Grepp

Cekalan tangan Youra dapatkan pada seorang pria paruh baya, dia Park se-jong. Menghentikan langkah Hyunki yang berada di depan Youra. Hyunki membungkuk sedikit sebagai rasa hormat.

"Ma-maaf nak Hyunki, bisa saya berbicara pada Youra sebentar?" Tanya se Jong.

Alis Hyunki naik, " ahh baiklah, tapi kuharap ini penting, aku dan Youra akan kembali secepatnya"

"Iya, hanya butuh waktu sebentar" ucapnya getir.

"Baiklah"

Se-jong membawa Youra agak menjauh dari tempat, dengan Youra yang masih enggan memandang seolah-olah ia hanya dibawa oleh seseorang yang tak dikenal.

"Apa mau mu" ucapan dingin Youra memecahkan keheningan.

Se-jong menghela nafas, " maafkan appa..." Ucapnya sendu.

Sebelah alis Youra naik," maaf untuk?"

"Kau pasti sudah tau tentang nancy yang--"

"Sudahlah, jangan membahas sesuatu yang tak berguna, semua sudah berlalu, dia sekarang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa, minta maaflah pada istri-istrimu yang tersakiti, begitulah dirimu, hanya memuaskan selangkangan dan serakah akan jabatan" desis Youra tajam.

Se-jong tak tersinggung sama sekali, ini memang kesalahannya. Semua kesalahannya, ia rasanya ingin menangis, merasa malu dan sakit. Nasi sudah menjadi bubur. Tak ada harapan, atau sekedar kesempatan kecil ia dapatkan.

"Jangan membuang waktuku, jika kau hanya ingin membahas sesuatu tak berguna, aku pergi"

"Tunggu!, Minggu nanti, aku ingin kau bertemu dengan nancy dan--"

"TIDAK!, AKU TAK SUDI MENEMUI NYA, JANGAN SEKALIPUN KAU MINTA AKU MENEMUI BINATANG ITU JIKA KAU MASIH INGIN KU ANGGAP 'AYAH' KU!" Teriakan Youra terdengar, meluapkan emosi yang melanda kala mendengar permintaan sang ayah.

Cih, ingin bertemu lagi? Tunggu saja sampai kucing bertelur, mana Sudi ia mau.

Park se-jong menghela nafas, "setidaknya jihoon akan---"

"SHUT THE FUCK UP, dengar pria tua! Jika kau berani membawa jihoon dan ibunya kehadapan istri tersayang mu itu, aku tak segan segan membunuh putri dan istri tercintamu dalam sekali kedip" desis nya tajam.

"Dan aku ingin pringatkan padamu pria tua!, Jika aku masih melihat putrimu menindas jihoon dan berlaku seenaknya serta menginjakkan kaki di mansion dengan tak tahu dirinya, kalian semua akan tau akibatnya" dengan nafas memburu, Youra meninggalkan se-jong dengan mata menggelap. Ia sungguh emosi. Jika ia dibawa hanya untuk membicarakan ini, ia ingin sekali memenggal kepala orang.

.

.

.

.

.

.

.

BUGHH

tinjuan kepalan tangan Youra, ia layangkan pada kamar mandi. Melepaskan seluruh emosi yang ia pendam, setelah pulang dari acara itu. Moodnya sangat buruk, terlebih saat waktu itu ia pernah mendapatkan putri kesayang Park se-jong itu tertangkap basah sedang membully jihoon. Ingin sekali ia menembak mati Medusa itu.

Nafas nya memburu, sekarang ia butuh sandaran. Ingin sekali memeluk boneka nya. Youra sekarang berada di apartemen, bergelung pada selimut yang nyaman, sembari merancang sesuatu yang akan ia lakukan di masa depan. Tunggu saja nanti, pikir Youra.

.

.

.

.

.

.

.

Hyunki menatap TV tak minat, ia berfikir tentang pesta tadi, dimana ia menemukan Youra dengan keadaan tangan mengepal emosi, serta raut wajah kentara sekali menahan amarah yang siap meledak.

Tapi ia rasa itu bukan urusannya, tapi entah kenapa, ia ingin sekali merengkuh pundak rapuh itu. Kala ia melihat bahu Youra bergetar saat dimobil, rapuh sekali. Butuh perlindungan, ia itu bermental baja berhati lembut.

Hyunki menghela nafas dan segera merebahkan diri, ia akan menanyakannya pada Youra nanti, pada waktu yg tepat. Persetan dengan dirinya yang akan dicap sebagai orang yang sangat ingin tau. Atau bahasa gaul nya 'kepo'. Dirinya terlampau penasaran akan Youra yang selalu misterius.

.

.

.

.

.

.

.

.

#alv

Mksh yg mau buat ngeluangin waktu buat cerita gajeku

Luv ya♥️

avataravatar
Next chapter