webnovel

Mas Afnan Dhabit

Afnan Dhabit. Nama yang indah. Aku sangat mengaguminya. Matanya yang sayup itu sangat teduh dipandang siapapun yang melihatnya. Perawakan tinggi dengan rambut yang selalu rapi. Kulitnya yg bersih itu semakin membuatnya sempurna. Astagfirullah, aku memang pernah tidak sengaja menatapnya waktu pertemuan kami di aula muktamar saat rapat kepengurusan pesantren. Waktu itu Dia sedang memberikan pidato serah terima kepengurusan periode lama kepada pengurus periode baru. Aku yang kebetulan tahun itu juga mendapat amanah menjadi ketua pengurus Pesantren putri berada di bangku paling depan bersama sederet pengurus lainnya. Jadi waktu mas Afnan, begitu aku memanggilnya sekarang, maju untuk memberikan pidato aku sempat melihatnya walaupun segera aku menunduk karena takut terjadi zina mata.

"...Antara sanggup dan tidak sanggup. Mampu dan tidak mampu. Kami yang tepat satu tahun lalu dilantik menjadi pengurus Pondok Pesantren Al-Ikhlas menjalani amanah yang ada di pundak kami semampu yang kami bisa. Dan tentunya masih dengan merangkak dan tertatih kami menjalankan organisasi..."

Mungkin itu sedikit kalimat yang aku dengar dari apa yang disampaikan mas Afnan waktu itu. Selebihnya entahlah, aku hanyut dalam lamunan.

Oh iya aku hampir lupa. Namaku Sabrina Azzahra. Insya'Allah ini tahun ke-6 sejak aku memutuskan masuk ke pesantren ini sejak kelas 3 smp. Waktu itu ayahku yang sangat over protectiv sangat khawatir denganku yang menginjak usia remaja. Dengan tanpa persetujuanku ayahku langsung memboyongku dari surabaya menuju pesantren di daerah Jombang, Pesantren Salafi Yang didirikan oleh Abah KH. Zahid Al Ikhlas yang diberi nama Pesantren Al Ikhlas. Awalnya aku memberontak. Tapi kurasa semua akan percuma ketika aku memberontak dengan ayahku. Pada akhirnya keputusannya akan berada padanya. Dengan berat hati, aku meninggalkan oraganisasi OSIS yang sebentar lagi pindah kepengurusan, exskul English Debate yang selama ini aku tekuni, PMR, PERPUSTAKAAN. Aku memang aktif di beberapa organisasi. Dan itu sangat membentuk diriku menjadi pribadi yang sangat keras atas pendirianku. Kecuali keputusan orang tuaku, aku angkat tangan soal restu orang tua. Yaaah gimana lagi. They are number one in my live.

Saat ini sedang duduk di bangku kuliah semester satu. Aku mengambil prodi pendidikan pemasaran karena sesuai dengan jurusanku waktu SMK. Entah karena apa aku sangat menyukai dunia bisnis. Saat ini sambil menjalankan kuliahku, aku juga menjalankan beberapa bisnis kecilku, seperti "kuliahku berduit". Itu sebenarnya hanya diawali dengan keisenganku sama bisnis online yang mencoba coba berjualan. Aku tidak punya barang jualan. Hanya mecoba menjual barang orang lain yang menurutku bisa dijual kembali sebagai dropshipper. Dan ternyata menarik sekali bisnis ini. Sampai saat ini aku menekuninya dan kolaborasi dengan mahasiswa dari teknik jaringan sebagai advertiser dan pengelola website. Iyups sekarang walaupun dagnganku adalah milik orang lain, aku sudah punya iklan sendiri. Dan sudah ada sekitar 30 mahasiswi dan mahasiswa di kampus kami yang bergabung sebagai admin penjualan. Dan aku sendiri posisiku masih belum jelas. Haha terkadang aku masuk sebagai admin penjualan saat yang lain kuwalahan menangani customer yang membludak. Kadang juga sebagai advertiser merangkai tampilan website terbaru dengan para advertiser. Yang lain menyebutku sebagai owner. Tapi aku tidak setuju karena itu berlebihan. Kita membangun bersama, berusaha bersama, dan kita nikmati bersama. Bagiku kita adalah team.

Diluar kesibukanku untuk kuliah dan membangun bisnis, aku juga masih di pesantren mengabdi kepada Ibu Nyai dan Ndalem. Di siang hari aku kuliah seharian penuh dan mengurus bisnisku. Di malam hari aku belajar bersama putri putri kecil yang sangat imut imut di madrasah pesantren Al-Ikhlas. Itu seperti hiburan tersendiri buatku. Setelah seharian penat dengan aktivitasku, malam harinya selalu ada obat dari keceriaan mereka.