webnovel

Goresan Itu

"Puas kamu menghancurkan hidupku? Sekarang apa lagi yang kamu mau? Pasti belum cukup kan sampai disini? Kamu permalukan aku di depan keluargaku dan di depan calon mertuaku!". tut .. tut. suara telphon ditutup begitu saja di seberang sana tanpa kalimat izin dan salam.

Seperti diatas angin, mungkin saat ini aku adalah daun yg diterpanya. Lembut dan tidak terlihat tapi tetap saja aku hanya sehelai daun kering yang mudah gugur bahkan walau hanya dengan tiupan sekalipun. "Calon mertuaku". kalimat itu. Haha. Pikiran apa ini. Cerita apa ini ? Hatiku, jaga dirimu. Bertahanlah, biarkan si otak mencari kebenarannya dulu.

Next chapter