2 Bab 2 Pertemuan Pertama

Bel sekolahpun berbunyi, siswa kelas X MIPA1 segera membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing. Aisyah, Seza dan Sasmi segera menuju ke parkiran, tempat mobil Bian berada. Seza sudah memberi tahu Bian bahwa temannya akan menumpang saat akan pulang.

"Kita tunggu dibawah pohon itu dulu yah, Kak Bian masih rapat, paling 20 menit udah selesai." Seza mengajak Sasmi dan Aisyah untuk duduk di bawah pohon di dekat parkiran.

"Za, kamu deket banget yah sama Kak Bian?" tanya Sasmi.

"Iya, soalnya pas mama aku sakit dan perlu di rawat di Singapur selama setahun, aku dititipin sama Tante Arini, jadi sampe sekarang aku juga suka main kesana. Kelas berapa yah Ai itu?" tanya Seza pada Aisyah karena sedikit lupa.

"2 SD Za."

"Nah iya, aku umuran 7 tahun kalo nggak salah. Jadi karena Papa nggak mau aku nggak ada yang urus nanti di Singapur, jadi Papa nitipin aku sama Tante Arini selama setahun."

"Oh jadi gitu tah." balas Sasmi sambil menggangukkan kepalanya.

"Tante Arini kebetulan juga nggak punya anak cewek jadi aku tuh udah dianggap sebagai anak sendiri, soalnya Tante Arini udah nggak bisa hamil lagi setelah Kak Bian lahir, karena kondisi fisiknya lemah, padahal sebenernya Kak Bian bakalan punya adik, tapi cuma bertahan dikandungan 3 bulan, habis itu keguguran."

"Sayang banget, mungkin ada yang lebih baik. Siapa tahu nanti mantunya dapet yang baik."

"Aamiin." ucap Aisyah

*****

Tak lama Bian pun terlihat berjalan menuju parkiran, dengan setelan jacket Levi's warna mugito, menggenggam kunci mobil.

"Ayo Za, kita pulang. Kakak udah selesai semua urusannya." ucap Bian pada Seza dan kawan-kawan setelah sampai di dekat mereka duduk.

"Oke, oh iya kak. Ini kenalin temennya Seza, yang ini Sasmi, terus yang ini Ai." Bian hanya menggangguk sambil tersenyum sopan. Sasmi dan Aisyahpun balas menggangguk dan tersenyum juga.

"Ya udah yok, udah mau sore." Merekapun segera berjalan menuju Jeep wrangler all new rubicon tahun 2018 warna hitam.

"Gila, tajir bener sepupunya Seza. Ke sekolah aja pake Rubicon, entah kapan yak aku bisa beli, keknya jual ginjal satu tetep aja kagak kebeli." bisik Sasmi pada Aisyah

"Udah nggak usah dibahas, rezeki udah diatur sama Allah." balas Aisyah

Merekapun segera masuk mobil dan berkendara menuju rumah. Karena rumah Sasmi sebelum rumah Aisyah jadi Sasmi turun terlbih dahulu.

*****

"Kak stop didepan rumah cat kuning itu yah. Rumah Ai disana." tunjuk Seza.

Mobil Bianpun berhenti di depan pagar rumah Aisyah. Lalu Seza menurunkan kaca mobil agar bisa ngobrol dengan Aisyah.

"Makasih ya Kak, Za. Mau mampir dulukah?" tanya Aisyah

"Nggak Ai, kita mau langsung pulang aja." balas Seza

"Ok, hati-hati dijalan yah"

"Iya bye Ai, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumus Salam."

Bian hanyak mengklakson mobilnya sambil mengangguk dari balik kemudi pada Aisyah. Lalu melanjutkan perjalanan kembali ke rumah.

*****

Aisyah langsung memasuki rumah. Dan bertemu Mbok Yah di dapur saat mengambil minum, setelah berbasa basi, ia segera menuju kamarnya di lantai 2 dan mandi karena sudah sore. Saat sedang mengeringkan rambutnya, ponsel Ai berbunyi ada tanda panggilan masuk dari kakak sepupunya, tertera nama Bang Faza di layar handphone.

"Assalamu'alaikum, adek udah di rumah? Abang mau mampir ini, adek mau nitip apa?" tanya orang diseberang panggilan.

"Wa'alaikumus Salam, adek minta beliin ice ream sama martabak telor langganan tempat biasa aja bang." balas Aisyah

"Oke deh siap, nanti Abang bawain, udah dulu yah Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumus Salam Bang". lalu penggilanpun berakhir.

*****

Aisyah sedang duduk di kursi santai balkon kamarnya sambil membaca novel di handphonenya. Mbok Yah memanggil Aisyah dari pintu kamar sambil mengetuk.

"Neng Aisy, ada Den Faza dibawah bawain titipan Eneng, katanya Eneng disuruh kebawah buat makan."

"Iya mbok, Aisy entar kebawah"

"Mbok kebawah yah neng mau lajutin masak makan malem"

"Oke mbok." Mbok Yah langsung turun ke lantai 1 dan memberitahu Faza kalau Aisyah akan turun ke bawah.

Aisyahpun menggunakan hijabnya dan turun ke lantai 1, dan melihat Faza sudah duduk berselonjor disofa sambil menonton TV dan makan camilan. Aisyah yang melihat inipun langsung menggelengkan kepalanya.

"Ih, udah cuci tangan belum sih Abang? langsung makan aja."

"Udah tahu, kan nggak mungkin Abang harus nunggu kamu dulu baru cuci tangan, ibarat kata nih ya dek, ibadahku tak perlu lah orang lain tahu."

"Iya ya." Aisyah lalu duduk di samping Faza.

"Tadi siapa yang nganterin kamu pulang?"

"Seza sama kakak sepupunya Abang."

"Cowok apa cewek sepupunya Seza?" interogasi Faza.

"Cowok"

"Nggak genit kan orangnya? kalo genit-genit sama kamu mau abang pites kepalanya." balas Faza sambil menangkupkan tinjunya ditelapak tangan

"Ih apaan sih, orang biasa aja Bang, orangnya juga selama di jalan diam aja, nggak ngikut ngobrol bareng kita. Tadi juga ada Sasmi."

"Ya syukur kalo nggak goda-goda"

"Ngapain juga dia goda-goda, orang Aisy juga nggak menarik."

"Adek Abang itu cantik tahu, baik, sopan, sholehah, terus pinter."

"Dih, ada maunya pasti ini kalo udah bilang manis-manis gini." balas Aisyah dengan mata menuding.

"Hahaha, adek tahu aja. Abang numpang nginep yah selama 2 minggu disini, eh 1 bulan aja deh." Ungkap Faza seraya cengengesan.

"Kenapa? Tante Aida nyuruh Abang kencan buta lagi? duh kasiannya Abangkuh, mangkanya lepaskanlah status jomblo karatan Abang itu, biar nggak disuruh kencan buta lagi."

"Emang segampang itu apa cari calon istri, Abang tuh nggak neko-neko, maunya yang baik dan sholehah aja dah cukup."

"Mungkin sholehahnya Abang itu terlalu tinggi kali Bang, jadi nggak dapet dapet deh."

"Abang nunggu Bang Faaz nikah ajalah, mungkin entar ketemu di kawinannya dia, kayak Kak Sarah sama Kak Ali."

"Iya nanti dibikin di novel, kutemukan engkau di kawinan saudaraku, hahahaha." Aisyah tertawa renyah. "Oh iya Bang Faaz, dimana yah sekarang? masih dikantor ya Bang Faaznya?" tanya Aisyah.

Faaz dan Faza adalah kakak laki-laki sepupu Aisyah yang nomor 1 dan 2, sedangkan Sarah adalah sepupu Aisyah, cucu pertama perempuan di keluarga Aisyah. Jadi Sepupu Aisyah itu ada 6 orang, yang secara berurutan adalah Sarah umur 27 tahun sudah menikah dengan Ali dan punya restoran seafood terkenal serta punya anak 1 bernama Hisyam umur 2 tahun, Faaz 25 tahun manajer disalah satu perusahaan IT keluarga, Faza 24 Tahun seorang pengacara terkenal, Sakha 22 Tahun masih melanjutkan master di tahun terakhir di Jerman, Hikam 20 Tahun baru menyelesaikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang, Ibra 18 Tahun masih kuliah di ITB, dan yang bontot baru masuk SD kelas 1 bernama Segara berumur 6 tahun.

"Faaz mungkin lagi lembur, udah jam 8 malam juga, mungkin jam 9 dia Bang Faaz kesini dek." sambil menepuk puncak kepala Aisyah, "Kamu nanti mau ngambil kuliah jurusan apa dek?"

"Hemm, mungkin ekonomi? atau bahasa? kedokteran? belum tahu juga Bang mau ambil apa."

"Pikirin dulu mateng-mateng yah, nanti mau ngejar beasiswa ke luar negeri nggak? atau mau di Indo?"

"Aku yang dapet aja Bang"

"Ya udah, belajar yang rajin yah kamunya biar pinter."

"Iya Abangggg kusayang yang jomblonya tahunan, nggak pernah pacaran, yang sering dijodohkan đŸŽ¶đŸŽ”." balas Aisyah sambil bernyanyi

"Adek, yang adek lakuin itu jahat. Sakit dek hati Abang, Abang tuh jomblo Fi Sabilillah tahu jadi wajar kalo udah bertahun-tahun, udah sana kamu tidur gih. Eh temenin Abang maen PS5 aja, kamu udah sholatkan?"

"Udah, yok main." Aisyah langsung mengeluarkan PS5 dari laci meja di dekat TV "Nih pasang sendiri."

*****

Sementara di tempat Seza, Seza sedang berkumpul bersama sepupunya serta Bian.

"Kak Bian, besok habis dari sekolah nggak usah anter Seza pulang yah, soalnya Seza sama Ai dan Sasmi mau ke Toko buku jadi nggak langsung pulang ke rumah."

"Okay." balas Bian

"Tapi jemput sekolah tetep jalan,"

"Iya."

Setelahnya Bian langsung kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas, dan Seza melanjutkan streaming film di kamarnya.

*****

avataravatar