1 Bab 1 Mendengar Namamu

"Aisyah, nak ayo sarapan. nanti Ibu antarin ke sekolah ya, kan ini hari pertama kamu masuk sekolah." Panggil Ibu Aisyah, sambil meletakkan piring berisi makanan di atas meja makan.

panggilan tersebut adalah potongan dari nama Aisyah.

"Iya Bu, tunggu sebentar Aisyah sedikit lagi selesai." balas gadis berhijab, pada sang Ibu seraya merapikan isi tasnya yang berisi perlengkapan sekolah, dan langsung menuju ruang makan.

"Aisyah, barangnya udah lengkap?"

"Udah bu, nanti juga palingan nggak dipake." tukas Aisyah pada ibunya

"Ya udah, nanti kalo udah selesai, kamu sikat gigi, sudah itu kita berangkat, ibu ada meeting nanti." Ibu Aisyah langsung merapikan meja makan.

*****

Ibu Aisyah membuka pintu mobilnya, sebuah mobil Volvo S70 tahun sembilan puluhan peninggalan sang suami.

"Aisyah, ayo nak, kunci dulu pintu rumahnya, soalnya Mbok Yah ke rumah, sekitar jam 9 buat beres-beres."

"Iya Bu." Aisyah langsung mengunci pintu rumah dan langsung masuk ke mobil.

*****

Saat diperjalanan, Aisyah merasakan ponselnya bergetar, ada panggilan masuk dari Seza, sahabatnya.

"Assalamu'alaikum Ai, udah berangkat belum? aku nanti tunggu di gerbang ya, malu kalo nanti jalan sendirian". Teman-teman Aisyah biasanya memanggil Aisyah dengan nama Ai, sedangkan keluarga Aisyah memanggilnya dengan nama Aisyah atau Aisy.

"Iya ini udah di jalan, oke deh siap."

"Ya udah, aku tunggu, Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumus Salam."

Aisyah lalu menutup telepon, dan memasukkannya kembali kedalam tas, lalu mengeluarkan earphone, dan meletakkanya ke telinganya, untuk mendengarkan murotal Ad-Dhuha.

*****

Ibu Aisyah memarkirkan mobilnya di depan gerbang sekolah, terlihat beberapa anak sedang berjalan menuju gerbang sekolah, Ibu Aisyah melihat Seza sedang mengobrol dengan Pak Satpam. Aisyahpun mematikan pemutar musiknya, dan melepas earphone.

"Aisy pergi dulu ya Bu, Assalamu'alaikum." sambil mencium tangan sang Ibu, dan bergegas menuju ke tempat Seza berada.

"Belajar yang rajin ya nak"

Ibu Aisyah segera menuju kantornya setelah membunyikan klakson mobil.

*****

"Assalamu'laikum." salam Aisyah

"Wa'alaikumus Salam." balas Seza dan Pak Satpam pada Aisyah. "Ini Pak Saiful Ai." sambil memperkenalkan Pak Saiful yang merupakan Satpam di Sekolah.

"Aisyah Pak." Aisyah menangkupkan tangan sambil mengangguk sedikit

"Oh ini toh Neng Ai, yang ditunggu sama Neng Seza," Pak Saiful tersenyum "Ya udah Eneng Seza sama Neng Ai, masuk aja sekarang, terus ke Papan pengumuman pembagian kelas, tiga puluh menit lagi udah mau bel neng" pungkas Pak Saiful.

"Oke deh Pak, Seza sama Ai masuk dulu ya Pak." Aisyah dan Seza segera menuju ke dalam Sekolah untuk melihat kelas mana yang akan mereka masuki.

*****

"Ai, kita dikelas MIPA1. nih namanya." Seza menunjuk pada kolom pertama di bawah pembagian kelas X.

"Ayo langsung ke kelas, kelasnya ada di Gedung Barat lantai 1, disebelah sana" Aisyah menunjuk ke Barat.

Mereka berdua langsung menuju Gedung Barat, dan menuju kelas yang mereka tuju.

*****

Saat mereka sampai disana, mereka melihat teman-teman sekelasnya sudah mengisi tempat duduk masing-masing, dan hanya menyisakan tempat duduk nomor dua dari belakang di pojok kiri, jadi Aisyah dan Seza segera menuju kesana. karena jumlah murid hanya 32 orang per-kelas jadi setiap baris hanya ada 4 pasang meja dan kursi

"Yah untung kita nggak dapet tempat duduk di belakang banget ya Ai, kalo nggak nanti susah kalo kelupaan bawa kaca mata."

"Iya Za, makanya nanti kaca matanya nggak usah dikeluarin dari tas sekolah biar nggak lupa bawa, kan kamu ada kaca mata lagi, pake yang itu aja kalo nggak di Sekolah."

"Iya ya, kok aku ribet banget."

Aisyah hanya tersenyum, menanggapi Seza yang sedang berpikir sambil merapikan hijabnya. Bel tanda masukpun mulai berdering. Tak lama kemudian wali kelas MIPA1 berjalan masuk ke kelas dan berdiri di depan papan tulis sambil membawa buku.

"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan nama Ibu Anita Herlambang, ibu mengajar Bahasa Inggris sekaligus menjadi wali kelas dari kelas MIPA 1, dan ini nomor Handphone Ibu," sambil menuliskan nama dan nomor Handphone di papan tulis. "Kalo ada urgent, atau mau tanya-tanya silahkan hubungin kesini yah" ucap Ibu Anita sambil tersenyum, "Oh iya satu lagi umur Ibu 23 tahun, dan sudah menikah. Kita absen satu-satu saja yah." Ibu Anita mulai mengabsen nama siswa MIPA1 satu persatu.

"Besok MPLSnya dimulai, nanti ada pemberitahuan dari wakil pendidikan. Mungkin nanti kalian bakalan dikumpulin di Gedung Serbaguna. Sekarang pemilihan perangkat kelas sama penanggung jawab mata pelajaran, yang bersedia silahkan angkat tangan."

*****

Akhirnya terpilih Tomy dan Zahid sebagai Ketua dan Wakil Ketua Kelas, Rahma dan Seza sebagai Sekertaris dan Bendahara, sedangkan Aisyah menjadi penanggung jawab dari mata pelajaran Kimia bersama Sasmi.

"Nah karena sudah terpilih perangkat kelasnya, nanti tolong di ambil yah buku mata pelajaran sama jadwal belajarnya yah ke ruang pendidikan, sekalian sama spidol dan penghapusnya, cukup sampai disini yah, kita mulai tatap muka 3 hari kemudian." Ibu Anita langsung pergi meninggalkan kelas.

*****

"Eh-eh kalian tahu nggak?" ucap Sasmi menghampiri meja Seza dan Aisyah, mereka sudah saling mengenal dikarenakan satu sekolah, di sekolah sebelumnya. "Jadi nih, kalian tahu nggak disini itu ada kakak senior yang ganteng banget, kayak V BTS. Udah itu pinter lagi, suka ikut olimpiade, kakak seniornya dapet student exchange 2 tahun yang lalu, di US. Terus baru pulang tahun kemarin jadi kakaknya ngulang satu tahun disana dan sekarang masih di kelas XII, recomend nih buat jadi alesan buat selalu dateng ke sekolah untuk satu tahun ini, hehehe." Kata Sasmi sambil cengengesan

"Nah aku tahu siapa nama kakaknya, Kak Bian kan yang kamu maksud? ah udah basi itu mah, orang dia juga sepupu aku dari pihak Ibu, yang oleh-oleh cokelat sama kado backpack buat Ai setahun yang lalu, Seza nitipnya minta beliin sama Kak Bian." Sambung Seza

"Iya kamu udah cerita." Pungkas Aisyah

"Wah, parah nih si Seza yang bening-bening kek gitu, malah diumpetin. Kenalin lah ama Abang ganteng." Sasmi memasang muka genit sambil mengedip-mengedipkan matanya pada Seza.

"Ye, apa mata kamu cacingan yah? kalo mau yang bening, sholeh, calon imam yang baik enakan Abang sepupunya si Ai. Kak Bian mah melempem, orangnya pendiem. Ngobrol ama cewek aja mungkin cuma jawab iya atau nggak. Kaku banget kek kanebo kering." ucap Seza

"Kan yang penting Kak Bian orangnya nggak macem-macem, dan bengkok Za, emang udah cetakannya itu." sambung Aisyah

"Iya yah, orang Papanya Kak Bian sama Mas Angga juga kayak gitu, cuma sama Tante Arini aja sama keluarga besar aja, Om Sultan sama Kak Bian kek lagi di musim semi, kalo sama orang lain, beh kek lagi musim dingin. Eh nggak deng, sama Listia Kak Bian cuek banget tuh, mungkin karena hobi mepet-mepet, yah meskipun nggak dilarang dalam agama untuk menikahi sepupu tetep aja bikin enek tuh orang, jadi wajar Kak Bian nggak suka."

"Jadi kapan nih mau dikenalin sama Kak Biannya? kan mayan buat memandang dari dekat sesekali, ndak cuma ngeliat lewat Instagram doang, ya nggak Ai?" Sasmi menaik-naikkan alisnya pada Aisyah.

"Aku nggak ikut-ikutan ya mi, orang yang mau kenalan kan kamu, bukannya Ai."

"Ya nggak papa, kalo ada Ainyakan si Seza pasti mau ngenalin."

"Lah apa hubungannya coba mi?"

"Kan kalian berdua Bestfriend Forever, hehehe." Sasmi tertawa

"Iya entar Seza kenalin, aku pulang ini bareng Kak Bian entar, pas pulang aja yah ikut ke Parkiran nebeng Kak Bian buat pulang aja kaliannya, aku chat dulu orangnya."

"Nah mantep tuh, akukan bisa nyoba duduk dimobil Kak Bian, asekkk."

"Aku nggak ikut aja yah Za, kan rumahnya kita emang searah tapi aku kan masih jauh lagi dari rumah kamunya," ucap Aisyah khawatir merepotkan

"Ih udah atuh ikut ajah Ai, rumah Kak Bian itu ngelewatin rumahnya Aisyah tahu, Seza juga mau main ke rumah Kak Bian, mau bantuin Tante Arini ngabisin kue," balas Seza sambil tersenyum pada Aisyah

"Oke deh, nanti aku ngehubungin Mas Ardhy dulu biar nggak jemput." Aisyah mengeluarkan handphonenya dan mengirim pesan kepada kakak sepupunya untuk tidak menjemputnya nanti saat pulang sekolah.

"Oke sippp, yaudah ayo kumpul di lapangan, itu pengeras suara udah ada pengumuman tuh." Ujar Sasmi, sambil berdiri dari kursi dan mereka segera ke lapangan.

*****

Saat di koridor, Sasmi tidak sengaja menyenggol bahu kakak senior yang sedang membawa tumpukan kertas, sehingga kertasnya berhamburan.

"Maaf kak, maaf." Sasmi meminta maaf sambil mengambil kertas yang berhamburan, Aisyah dan Sezapun ikut membantu.

"Iya dek nggak apa-apa." ucap kakak senior tersebut sambil merapikan kertas yang sudah dikumpulkan. "Makasih yah udah bantuin ngerapiin." ucap kakak senior berambut sebahu tersebut.

"Jangan makasih kak, orang Sasmi yang salah jadi wajar kalo bantuin kakak beresin."

"Oh ya udah, saya ke pergi dulu yah." Kakak senior tersebut lalu segera menghilang di belokan kelas.

"Wah cantik banget tuh, eh iya itu Kak Chealsea, temen sekelasnya Kak Bian, kalo kata orang-orang mereka tuh kek King and Queennya sekolah tahu, sering dijodoh-jodohin pulak." Sasmi berceloteh pada Seza dan Aisyah.

"Nggak mungkin tahu, beda agama." balas Seza

"Ya kali aja entar jodoh, mungkin si Kak Chealsea mau pindah." kata Sasmi

"Nggak bakalan!"

"Bisa aja!"

"Sepupu, sepupu siapa coba? kan Seza lebih tahu tipenya Kak Bian kek gimana, jadi nggak mungkin."

Sasmi yang mau menyela kembali, dihentikan oleh Aisyah.

"Udah udah hayuk, disuruh ke lapangan ini, malah gosip aja." Aisyah menyela perdebatan tersebut dan mengajak mereka ke lapangan.

*****

Sesampainya dilapangan, mereka segera berbaris di kelas MIPA1, dan memperhatikan pengumuman yang sedang diberitahukan oleh guru di depan. Sasmi menyenggol lengan Aisyah, meminta perhatian.

"Ai, besok abis pulang sekolah kamu ada kerjaan nggak Ai?"

"Besok, belum tahu sih ada kerjaan apa nggak. Emang kenapa?"

"Aku mau minta ditemenin ke toko buku."

"Sasmi mau beli apa emangnya?"

"Mau beli buku gambar, sama komik. Tapi nggak tahu kalo misalnya ada lagi yang menarik ya aku pasti beli juga."

"Entar malem atau besok pagi aja aku kasih tahu yah, sekalian ajak aja Sezanya."

"Oke deh, nanti sekalian aku ajak Sezanya." Percakapan mereka berhenti. "Ayok ke kelas, udah mau bubar." Merekapun langsung menuju kelas.

*****

Karena pelajaran masih belum dimulai, kelas mereka hanya melakukan pemvelajaran mandiri, serta mendata siapa saja yang akan mengikuti ekstrakurikuler di sekolah.

"Ai, kamu mau ikut ekskul apa? aku mau ikut musik sama padus. Seza mau ikut Atletik sama OSIS, kamunya apa?" tanya Sasmi pada Aisyah.

"Aku ikut Study Club aja kayaknya."

"Beda nih kalo anak sains, larinya ke study club."

"Lah kamu emang bukan anak sains?" balas Aisyah sambil tersenyum

"Oh iya yah, lupa aku kalo anak MIPA."

"Ini formulirnya, isi gih. Biar nanti bisa langsung di kasih ke Tomy buat dikumpulin ke Ketua OSIS."

"Yah, coba aku tadi nyalon jadi ketua kelas, jadi aku bisa ketemu sama Kak Bian deh di OSIS, entar aku mau bikin cerpen, Ketua OSISku Pacarku." ucap Sasmi sambil berkhayal, dan langsung ditimpuk dengan penghapus oleh Seza. "Ih sakit tahu Za, kamu nggak bisa banget ngelihat orang lagi seneng, aku kan nggak bisa atuh membayangkan ayang ebeb yang di Korea sana, jadi yang versi Indonesianya aja nggak apa-apa. Kamu mah bikin khayalanku ambyar." keluh Sasmi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ngayal aja siang-siang, entar kesambet tahu rasa. Jangan tinggi-tinggi ngekhayalnya atuh, nanti jatoh. Aku mah nggak mau kalo kamu jadi iparku, ituh si Bambang mau kamu kemanain coba?" omel Seza

"Bambang Bambang, namanya tuh Joshua Herlambang tahu, ih kamu mah ganti-ganti nama orang. Joshuakuh tetap dihati dong, dia akan tetep disono, tapi matakukan nggak apa-apa kalo berkelana sekali-sekali."

"Lah emang namanya Bambang, Herlambang, terlalu keren atuh namanya Joshua. Orang dianya orang Indonesia, jadi cintai produk Indonesia." Seza memeletkan lidah pada Sasmi.

"Kalian, berantem mulu. Akurnya bentaran doang. Haduh, ini lagi posisi duduk depan belakang, rame. Isi aja sono formulir Ekskulnya, entar di tagih sama si Tomy, kalian belum kelar." Sela Aisyah.

"Eh kalian udah belum?" tanya Tomy menghampiri meja mereka bertiga.

"Udah nih Tom, titip yah." kata Aisyah

"Tomy mau dibantuin nggak sama Sasmi, buat ngaterin formulir ke OSIS?" tanya Sasmi sambil tersenyum

"Nggak usah Mi, malu aku kalo kamu ngikut bawa-bawa, entar nggak macho lagi. Orang formulirnya enteng kek gini masa cewek ikut ngangkat." tolak Tomy. Seza langsung tertawa terbahak-bahak, sambil mulutnya bergerak 'Mamam tuh' kepada Sasmi, yang dibalas delikan mata oleh Sasmi.

"Yaudah kalo gitu." Sasmi langsung menyerahkan formulirnya pada Tomy. Tomy langsung meninggalkan mereka dan pergi ke OSIS.

"Besok, kamu ada kerjaan nggak Za? Ai sama Sasmi mau ke toko buku kalo nggak ada kerjaan tiba-tiba besok."

"Mau beli apa?" tanya Seza balik.

"Aku mau beli komik, sekalian nongki di mall." balas Sasmi

"Boleh deh, jangan pulang malem yah, sama bawa baju ganti aja. Soalnya nggak enak kalo pake baju sekolah, entar disangkain bolos lagi, padahal nggak."

"Oke siap." balas Sasmi, Aisyah hanya mengangguk.

*****

avataravatar
Next chapter