16 Kedatangan radit

Semua orang datang ke depan pintu untuk menyambutnya. Acun baru saja turun mobil, Nona pun langsung mengabaikan amarah tadi, lalu menyambut ramah. "Kak Acun, Kamu sudah datang…" Sapa Nona ramah.

"Sayang sudah menunggu lama kan!" Balas Acun tersenyum.

Setelah itu, Acun pun segera berjalan ke halaman atas sambutan orang-orang. "Aku dan Nona tunangan, ada membawa beberapa hadiah dari rumah, semoga nenek mau menerimanya. Semuanya adalah barang-barang yang tak berharga, semoga Nenek tidak menolaknya." Ucap Acun santai.

Setelah itu, Acun pun segera berjalan ke halaman atas sambutan orang-orang. "Aku dan Nona tunangan, ada membawa beberapa hadiah dari rumah, semoga nenek mau menerimanya. Semuanya adalah barang-barang yang tak berharga, semoga Nenek tidak menolaknya." Ucap Acun santai.

"Tidak kok…" Oma tertawa puas hingga terbahak-bahak, anak-anak muda disana langsung mendekat dan membuka hadiah yang dibawakan oleh keluarga Roger.

"Sebuah liontin Blue Water Jade dari Jade Jewelry! setahuku liontin itu seharga delapan ratus juta rupiah!"

"Satu set perhiasan Tiffany & Co. Ini juga seharga dua ratus jutaan…"

"Wah, hadiahnya sangat banyak, kalau ditotalkan seharga satu miliar lebih. Keluarga Roger sangat kaya. Hadiah yang seharga satu miliar lebih hanya dibilang barang biasa."

Anak-anak muda mulai bersorak riuh. Mendengar ucapan ini, senyumin yang terukir diwajah Oma semakin dalam.

Tapi hati Nona masih saja agak murung.

Awalnya Acun ingin membelikan Ren Old Jade yang seharga dua puluh enam miliar dari Jade Jewelry untuk Nona. Tapi karena gagal bekerja sama dengan perusahaan Morning Group, jadi mereka hanya bisa menghabiskan uang satu miliar lebih untuk membeli hadiah.

Meskipun begitu, acara tunangannya ini juga lebih baik dari saat Dinda menikah dulu.

Melirik Dinda dan Andi yang berada di sampingnya, hati Nona pun penuh dengan amarah.

Meskipun kejadian mobil illegal tadi tidak ada kaitan dengan Andi, tapi Nona masih saja mengaitkan masalah ini kepada mereka sekeluarga. Siapa suruh Andi adalah seorang pembawa sial!

Ia sengaja berjalan ke samping Dinda, "Kak Dinda, hubungan kita berdua sangat harmonis. Kamu tadi memberiku sebuah kalung biasa sebagai hadiah pertunanganku. Aku suka membalas kebaikan orang lain, tadi Acun memberi sepuluh tas Gucci kepadaku, nanti kamu pilihlah satu, anggap saja hadiah dariku." Ujar Nona meremehkan.

Dinda terpaku dengan wajah canggung dan hanya terdiam.

"Kak Dinda, jangan salah paham ya. Aku tidak punya dendam kepadamu. Lagipula uangmu harus dipakai untuk membiayai kak Andi. Hahaha." Gumam Nona sambil tertawa sinis.

Dinda lagi-lagi dipermalukan.

Acun mengerutkan alisnya, "Aku lihat kamu sangat sombong di perusahaan Morning Group kemarin. Kukira kamu sudah mendapatkan pekerjaan, tak sangka bahwa kamu masih membutuhkan Dinda untuk membiayaimu?" ucap Acun meremehkan.

"Ia ada pekerjaan kok. Beres-beres rumah, masak, cuci piring kan juga termasuk pekerjaan. Hahaha…" ucap Nona melirik Andi kurang senang dan menyindir.

Semua orang tertawa Dinda merasa sangat canggung sekali.

"kebetulan hotel keluargaku ada lowongan untuk membersihkan toilet. Jika Kamu mau, Kamu boleh pergi mencobanya. Kamu itu kakak ipar Nona, aku tentu akan memperlakukanmu dengan baik. Setiap bulan mendapat gaji sebanyak dua belas juta ditambah komisi. Bagaimana menurutmu?" ucap Acun menawarkan dengan nada meremehkan.

Ia sama sekali tidak baik hati, memberikan pekerjaan untuk Andi, melainkan ingin membuktikan bahwa sampah ini hanya pantas bekerja untuk dirinya!"

"Acun, untuk apa petugas kebersihan mendapat komisi?" Tanya Nona terkekeh.

"Mendapat komisi dengan melayani orang! Setiap melayani satu orang, aku akan memberi komisi dua ribu untuknya!" Jawab Acun merendahkan.

Semua orang terbahak-bahak.

Andi hanya terdiam dan tak berbicara.

"Andi, jangan bilang kita tidak baik kepadamu. Lowongan hotel kak Acun sangatlah dikit." Nona mendesaknya dengan bangga.

"Maaf tidak tertarik." Andi menggelengkan kepalanya.

"padahal tidak ada kemampuan, tapi harus berpura-pura terlihat kaya, sebaiknya kamu bercermin dulu deh!" ujar Nona dengan sinis.

"Siapa yang memberi tahumu bahwa aku tidak tidak ada kemampuan?" Tanya Andi tertawa pelan.

"kemampuan apa yang kamu miliki? Dihadapan Acun, bagian apa yang bisa kamu banggakan? Bagian mana yang menunjukkan bahwa kamu lebih baik dari Acun?" Nona balik bertanya.

"Jangan berbicara seperti itu, Nona. Kak Andi memang ada sesuatu yang lebih hebat dariku, dia lebih tebal muka dariku, hahaha!" sambung Acun tertawa.

"Hahaha, benar katamu!"

"Ia hanya hebat dalam hal itu!"

"Hahaha, aku ramal ia selamanya tidak akan pernah memiliki satu persen dari kekayaan Tuan Muda Acun!"

Semua orang pun tertawa karena kata-katanya.

Dinda sekeluarga terdiam direndahkan habis-habisan.

Tapi Andi tidak terlihat marah, "Kalian jangan melihat dari kulitnya saja. Kehidupan masih Panjang, ada beberapa orang yang terlihat kaya sekarang, tapi siapa tahu suatu hari mereka akan jatuh miskin. Ada juga beberapa orang yang terlihat kurang mampu sekarang, tapi siapa tahu suatu hari mereka akan jadi kaya raya!" Ucap Andi bijak dan tertawa.

Acun memeluk perutnya, "Hahaha, kamu hebat sekali dalam menghibur diri, hahaha. Aku kurang tahu untuk orang lain. Tapi orang yang sepertimu, tidak akan pernah kaya hingga mati!" gumam Acun tertawa.

Andi tersenyum tipis, tidak berbicara dan berpikir dalam hati. 'Seharusnya Radit akan tiba sebentar lagi?'

Di halaman depan rumah kediaman keluarga Siregar, datang sekelompok iringan mobil mewah.

Acun tercengang, lalu melirik Nona sekilas. Iringan mobilnya sudah tiba sejak tadi, hadiahnyapun telah dibuka, lantas siapakah sekelompok mobil mewah ini?

"Kak Acun, ini hanyalah tunangan, bukan pernikahan. Mengapa kamu begitu serius? Membagi dua kali iringan mobil untuk mengirim hadiah." Ujar Nona pelan.

"Tuan Acun terlalu sungkan. Nona sangat beruntung menikah denganmu." Sambung Oma senang.

Acun tertawa ringan dan juga malu untuk memberitahu mereka, tetapi hatinya merasa curiga.

Semuanya berjalan ke luar pintu dan melihat iringan mobil Rolls-Royce yang berhenti di halaman depan. Seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam berjalan keluar dari mobil.

"Gila, semua delapan belas mobil adalah Rolls-Royce. Mobil yang paling depan memiliki logo emas yang merupakan edisi terbatas. Mobil itu seharga enam puluh miliar!"

"Wah! Satu mobil ini saja bisa mengalahkan delapan Bantley milik Acun?"

"Benar! Bisa membeli ratusan mobil Bantley miliknya!"

"Mantap sekali! Tokoh besar darimanakah ini?!"

Delapan belas pintu mobil Rolls-Royce terbuka secara bersamaan. Puluhan Pria yang memakai setelan jas hitam berdiri dengan tegak di kedua sisi pintu mobil!

Suasananya sangat serius dan auranya sangat kuat!

Akhirnya Radit sudah tiba!

Pintu mobil Rolls-Royce edisi terbatas terbuka.

Radit dengan setelan Tang berbenang emas turun dari mobil.

Pandangan semua orang terpusat kepadanya, tanpa kedip sama sekali.

Jantung Acun berdetak kencang.

Darimana mereka datang? Tidak ada satupun orang yang dari Kota Z bisa membentuk formasi seperti ini kan? Ia sungguh menakjubkan…

Setelah turun mobil, Radit pun melambaikan tangannya kepada orang-orang setelan hitam tanpa ada ekspresi.

Radit melangkah besar masuk ke dalam halaman rumah keluarga Siregar.

Orang-orang di sekitar tercengang, sambil melihat hadiah yang dibawa ke dalam halaman, lalu hadiah-hadiah itu pun membentuk sebuah puncak kecil.

Mereka tidak perlu membuka kotak hadiahnya, mereka pun sudah mengetahui bahwa harga barang-barang di dalam kotak tersebut tidaklah murah.

Bahkan kertas yang hanya dipakai untuk membungkus kotak hadiah adalah foil emas benang perak. Kertas foil emas ini dilelehkan saja juga bisa dijual sebanyak puluhan juta.

Setelah Radit masuk ke dalam, ia melirik ke arah Andi tanpa meninggalkan jejak. Tapi setelah melihat Andi menggelengkan kepalanya pelan, ia pun langsung menarik Kembali pandangannya.

avataravatar
Next chapter