1 Kematian Fian

Ia pun bergegas mengambil sebuah senter LED yang berada di dalam kamarnya, ia bergerak ke luar dapur lewat pintu belakang, langkahnya begitu cepat dan tak lama ia tersandung akan sesuatu yang menghadang langkahnya, dan ia pun terjatuh.

Kala ia melihat ke bawah ia begitu shock mendapati Fian yang terkapar dengan luka tusukan di perutnya, organ dalam nya nyaris keluar begitu saja.

Laki laki itu tewas dengan cara mengenaskan, Kris hanya menarik nafasnya dalam dalam, ia pun segera membatalkan acara makan malamnya, ia juga bergerak cepat untuk melakukan panggilan ke nomor telepon Detektif Lee agar membantunya untuk meringkus mayat Fian yang terkapar mengenaskan.

Tak lama Detektif Lee, hadir di rumah Djakarta Lloyd itu, ia segera menghampiri Kris yang masih shock.

"Kris, aku sudah membawa ambulan kemari, biar kulihat mayatnya," ucap detektif Lee.

Kris hanya mengangguk. Kala melihat tato di pinggang Fian, Detektif Lee sangat terkejut, ia bergerak menghampiri Kris.

"Kris, rupanya Fian adalah anggota Red circle, sebuah klub motor yang terkenal dengan sebutan singa mengamuk, kamu pernah mendengar nya?" tanya Lee dengan menarik Kris untuk berdiri.

Kris hanya menggelengkan kepalanya. Dan saat itu juga tim ambulan hadir dan memboyong mayat Fian yang dikenal dengan nama Alfiando Setiawan itu.

"Ayolah Kris, sebaiknya tenangkan dulu dirimu, oh ya dimana pacarmu?" tanya Lee yang sontak membuat Kris tersadar ia pun berlari ke kamar di ikuti oleh Lee di belakangnya, beruntungnya ia melihat Nancy yang masih tertidur pulas.

Detektif Lee menyuruh Kris untuk segera membangunkan pacarnya, karena ia juga membawakan makanan untuk Kris dan Nancy. Kris begitu berterima kasih atas kebaikan Detektif Lee, ia pun mulai segera menyuruh Nancy untuk terbangun dan makan malam.

"Sayang, bangunlah, ayo makan dulu, nanti akan ku ceritakan semuanya setelah selesai makan," ucap Kris.

Nancy hanya mengangguk dan pergi ke ruang makan, wajahnya sekarang begitu penuh dengan rasa bersalah entah apa yang membuatnya begitu merasa berdosa seperti itu.

Kris pun mengacuhkan raut wajah Nancy, ia masih begitu shock melihat kematian Fian yang tidak wajar di depan nya. Entah kenapa ia merasa sangat bersalah karena pernah memiliki pikiran buruk mengenai teman seprofesinya itu.

Saat ini ia hanya terbaring di sofa sementara Detektif Lee mulai membuka percakapan dengan nya.

"Kris, kamu tidak apa apa kan?" tanya Lee.

"Aku hanya tidak percaya jika Fian pergi meninggalkan kami semua secepat ini,"

"Yah aku pikir pembunuhnya sudah pasti dari klub motor bernama Black power, karena Red circle dan Black power sering sekali berselisih,"

"Yah, tapi Lee.. kenapa pembunuhnya harus membunuh– ah sebentar Lee, aku baru sadar tadi aku melihat dinding di dapur bergerak seolah ingin runtuh, aku pikir itu hanya halusinasiku, entahlah," ucap Kris.

"Benarkah? Baiklah, aku akan melihatnya," ujar Lee.

Lee pun berjalan mengetuk dinding di dapur, ia mengetuk setiap dinding yang berjejer.

TUK TUK TUK

TUK TUK TUK

TEK TEK TEK

"Ah, kenapa bunyinya berbeda, pasti ada yang tidak beres di dalam dinding ini, aku harus segera memanggil Kris," batin detektif Lee. Ia pun menoleh ke arah kanan dan kiri, ia sempat curiga karena tidak melihat kehadiran Nancy pacar Kris di ruang makan, namun ia masih berpikir jika mungkin gadis itu sedang makan di dalam kamar, sayangnya ia tidak enak untuk menanyakan secara langsung kepada Kris, ia begitu khawatir jika Kris akan berpikiran buruk padanya.

"Kris, besok lusa aku akan mengusulkan pihak kepolisian untuk membongkar dinding di dapur, apakah kamu siap membantuku?" tanya Detektif Lee.

"Tentu saja, rasanya tinggal disini tidak aman, aku takut jika nantinya aku akan dibunuh seperti Fian," ucap Kris dengan penuh kekhawatiran.

"Tidak akan, aku akan mengirimkan beberapa orang untuk berjaga di rumah ini hingga liputan mengenai kematian Utan selesai," ujar Detektif Lee.

"Ah.., terima kasih Lee. Karena sudah banyak membantuku, aku senang akhirnya setelah sekian lama kita bisa berjumpa lagi," ucap Kris yang menatap Lee dengan ramah.

"Tidak masalah, hitung hitung ini adalah sebagai bentuk penyesalan atas buruknya namamu karena salah satu asistenku, saat itu," ucap Lee.

Kris tersenyum kemudian ia kembali memikirkan nasib pilu Fian teman nya tadi, sebelum akhirnya ia kembali mengingat kemana pacarnya kenapa makan malam begitu lama, ia pun bangkit dan mencari Nancy, gadis itu masih duduk diatas kursi sembari menyuap nasi diatas meja makan dengan tidak bersemangat.

"Sayang, habis makan tidurlah. Karena–"

"Iya aku sudah tahu, aku benar benar merasa bersedih atas meninggalnya temanmu, sayang." Ucap Nancy.

"Darimana kamu mendengarnya sayang?" tanya Kris.

"Aku mendengar ucapanmu bersama Lee, tadi." Ucap Nancy singkat.

Kris mengusap rambut gadis itu lembut kemudian ia meninggalkan Nancy sendirian, karena ia harus membahas banyak topik bersama Detektif Lee malam ini.

"Lee, maaf aku baru saja menengok pacarku, aku takut nasibnya sama seperti Fian," ucap Kris menarik nafasnya dalam dalam.

"Tidak masalah, oh ya bolehkah aku bercerita sedikit mengenai sejarah kompleks Djakarta Lloyd ini?" tanya Lee disebelah Kris.

"Tentu saja, ceritakan supaya aku lebih tenang,"

"Baiklah, Djakarta lloyd merupakan inisiasi para pejuang kemerdekaan dari angkatan laut republik Indonesia. Sekitar tanggal 18 Agustus 1950 silam, didirikan perusahan pelayaran nasional pertama dengan nama N.V djakarta lloyd oleh dua orang bernama Mr.Darwis Djamin dan Mr. R.S. Budhyarto, dahulu kompleks disini digunakan sebagai tempat tinggal koloni Belanda dalam melakukan kegiatan ekspor dan Impor ke luar Indonesia," terang Detektif Lee. Kris hanya mengangguk, kemudian ia menceritakan sesuatu yang menimpa pacarnya sore ini.

"Aku mengerti sekarang, itu artinya kompleks ini sudah tidak di tempati cukup lama, lalu kenapa perabotnya masih bagus di dalam sana?" ucap Kris yang membuat Lee terdiam sejenak.

"Itu artinya ada orang lain yang biasa merawat tempat ini, mungkin saja ada yang terbiasa keluar masuk dirumah ini, bisa jadi itu adalah pembunuhnya, karena setahuku kompleks ini memiliki dua sisi, sisi belakang adalah sisi yang lumayan besar penduduknya, sedang sisi depan, sepertinya jarang sekali yang memakai rumah peninggalan Belanda ini, seperti di lokasimu ini. Ini merupakan bagian dari sisi depan, seharusnya tidak ada orang yang menempati rumah ini." Ucap Lee dengan serius.

"Ada yang keluar masuk? Oh ya tadi sore, maaf jika aku mengatakan nya, tadi ada yang meletakkan sperma di dalam kantung plastik dan meletakkan di dalam tas pacarku, kira kira menurutmu apa maksudnya itu?" tanya Kris dengan menghela nafasnya pelan.

"Sperma merupakan sesuatu yang begitu menjijikkan, bisa juga itu lambang sebagai persaingan atas tubuh pacarmu, artinya ada seseorang yang ingin bersaing denganmu dan mengambil alih pacarmu," ucap Detektif Lee yang sontak membuat Kris kesal.

BERSAMBUNG

avataravatar
Next chapter