1 Prolog

   8 Mei adalah hari dimana aku dilahirkan, orang tuaku menamakan aku Akira Eiji. Aku merupakan anak ketiga dari keluarga Eiji. Aku mempunyai dua orang kakak yang sangat sayang padaku. Tetapi itu hanya sewaktu aku masih kecil, sekarang kedua kakakku sudah SMA dan aku masih duduk di kelas 3 SMP.

   Saat ini aku hanya tinggal bersama kakak perempuanku, orangtuaku bekerja di luar negeri dan kakak laki-laki ku pergi entah kemana saat aku masih kelas 1 SMP. Sisa tiga bulan lagi aku akan masuk SMA, dan aku menginginkan satu sekolah dengan kakak perempuanku.

   "Eiji, bangun... Ini sudah pagi dan kamu harus bersiap untuk sekolah." Ucap kakakku yang membangunkanku sambil membuka jendela kamarku.

   "Hoam... Pagi kak, sekarang sudah pukul berapa?" Tanyaku yang masih setengah sadar dan mengucak mata.

   "Sekarang masih pukul 05:10, kamu masih mempunyai waktu untuk sarapan." Jawab kakak lalu menepuk pundakku agar segera bangun.

   "Hooh... Baiklah." Ucapku lalu bangun dari kasur dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

   Setelah semua siap, seperti biasa aku berangkat bersama kakak dan kami berpisah di perempatan jalan. Sesampainya di sekolah, aku masuk ke dalam kelas dan membaca novel yang orang tuaku berikan sebelum mereka ke luar negeri.

   "Yo Eiji, kamu datang seperti biasanya ya." Ucap Gin Daichi yang merupakan teman dari kelas 2.

   "Ya, terimakasih." Jawabku dan kembali membaca novel.

   "Baiklah, aku ke kantin dulu." Ujar Gin yang menaruh tasnya lalu keluar dari kelas menuju kantin.

   Gin adalah teman dari kelas 2, dia baik dan juga tampan. Dia merupakan anak ranking 3 di kelas dan itu membuat banyak para wanita menyukainya, tetapi dia menolak semua perempuan yang menyatakan cintanya. Dia juga teman yang sejati dan dia selalu membantuku jika aku tidak mengerti apa-apa.

  Kring!!!

   Bel sekolah berbunyi dan semua murid masuk ke kelas, jam pelajaran pertama adalah pelajaran olahraga dan aku sangat tidak unggul dalam olahraga.

   "Selamat pagi anak-anak." Sapa pak Hinoto.

   "Pagi pak~" jawab semua murid.

   "Saat ini kalian akan berlatih basket di stadium sebelah, dan bapak ingin kalian membuat kelompok." Ucap pak Hinoto.

  "Baik pak!!!" Jawab semua murid yang bersemangat dan menuju ruang ganti di sebelah stadium.

   Ya... Sekolahku adalah sekolah terbesar di kotaku, yang mempunyai semua fasilitas yang dibutuhkan.

   Lalu aku berjalan menuju ruang ganti sendirian, dan saat aku sedang berjalan, tiba-tiba teman sekelasku mendorongku dengan sengaja.

   "Hei! Kamu kalo jalan yang benar dong!" Bentak Hayate.

   "Benar tuh, kalo jalan itu liatnya kedepan!" Ucap Hikaru yang mendorongku hingga jatuh.

   "Apakah kalian buta? Bukankah kalian yang sengaja mendorongku?" Tanyaku.

   "A-apa kamu bilang?! Kamu mengejekku buta? Cih, kamu tidak usah sok benar! Kamu itu tidak bisa apa-apa!" Ejek  Hayate sambil menendang tubuhku.

   "Ya, aku memang tidak bisa apa-apa. Tetapi bukankah aku yang benar? Aku tahu kamu adalah ketua kelas, tetapi pantaskah seorang ketua kelas menjatuhkan temannya sendiri?" Tanyaku yang menahan rasa sakit di pinggangku.

   "Apa kamu bilang!" Bentak Hayate lalu menarik bajuku dan memukul wajahku.

  Lalu aku terjatuh dan hanya diam saja, setelah Hayate memukulku, dia dan Hikaru meninggalkan ku.

   Ya... Sebaiknya aku memfokuskan tujuanku.

   Lalu aku berjalan menuju ke ruang ganti, dan sesampainya disana aku mengganti baju sekolah dengan baju basket lalu mencuci wajahku yang sedikit berdarah.

   Wah! Aku berdarah... Sebaiknya aku bersihkan.

   Setelah aku siap, aku langsung menunju stadium dan berkumpul bersama yang lain.

   "Baiklah semua, silahkan membuat kelompok lalu kita akan mengadakan pertandingan." Ucap pak Hinoto dan menyiapkan basket serta yang lainnya.

   Semua sudah mendapatkan kelompok, dan hanya aku sendiri yang tidak mendapatkan kelompok. Lalu aku berpura-pura pusing kepada pak Hinoto dan aku hanya menonton yang lain bermain basket, serta aku hanya duduk sendirian di bangku penonton.

  Sebaiknya aku melanjutkan membaca novel...

  Saat aku sedang membaca novel, tiba-tiba ada salah satu pemain yang terjatuh dan terdiam lemas. Lalu aku melihatnya dari jarak dekat, tetapi...

   Hayate! Kepala Hayate berdarah!

  Aku terkejut dan yang lain melirik tajam ke arahku.

   "A-ada apa?" Tanyaku.

  BUG!

   satu pukulan mendarat di wajahku.

   "Kamu tidak usah pura-pura! Kamu yang melakukan ini bukan?!" Bentak Kei.

   "Ugh... Hei! Aku tidak bermain bukan? Kenapa kamu menuduhku?" Tanyaku.

   "Hei Kei! Kamu tidak boleh memukul temanmu sendiri!" Bentak pak Hinoto.

   "Tetapi dia yang membuat Hayate seperti ini!" Ucap Kei kepada pak Hinoto.

   "A-apa?!!" Tanyaku.

  "Tunggu sebentar! Yang berada di bangku penonton harap ke ruang guru! Serta kamu juga Kei!" Ucap pak Hinoto dan memanggil tugas kedokteran untuk membawa Hayate ke UKS.

   Yang berada di bangku penonton adalah Kin, Hiro, Muso, dan Jiro serta aku, dan kami menuju ke ruang guru.

    Ke-kenapa aku yang menjadi orang yang dicurigai melakukan itu? Apa karena aku sering bertengkar dengan Hayate?

   Hai-hai, terima kasih sudah mau membaca novel buatanku. Aku masih berusaha buat membuat novel misteri. Btw menurut kalian siapa nih pelakunya? Apakah si Kin? Hiro? Muso? Atau si Jiro? Ya... Kalian tungguin aja ya lanjutannya 👍🏼. Terimakasih 🙂🙇🏻‍♂️😊

avataravatar