2 Bab 1

Cip...cip...cip

Terik matahari menerpa wajah seorang gadis yang terlelap. Kicauan burung dipagi hari terdengar merdu bagaikan alunan melodi yang mengiasi indahnya pagi. Deru deru semua orang yang bersiap menjalani hari mereka.

"Ngghhh... "lirih gadis itu yang mencoba menerjabkan matanya. Ia merenggangkan kedua tangannya keatas. Senyuman manisnya terukir diwajahnya.

"Wah.. selamat pagi dunia! "Ucapnya yang menatap kearah jendela kecilnya itu. Senyumnya tak luput dari wajahnya. Tak berapa lama senyuman yang menghiasi wajahnya hilang seketika. Raut wajah khawatir muncul dengan sekejab.

"Ya ampun! pukul berapa ini!? "ucapnya yang bergegas turun dari ranjangnya itu dan kemudian berlari menuju kamar mandi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

tak...bugh..brak

"ya ampunn gimana ini waktuku tidak banyak. "ucapnya yang memakai sepatu dengan tergesa gesa. Dengan cepat ia mengunci pintu apartemennya. Ia berlari menyusuri lorong. Semua orang melihatnya heran. Setelah berada diluar gedung ia segera mencari taksi untuk menuju kantornya itu.

"Aduhh.. gimana ini. "ucapnya cemas. Ia selalu melihat kearah jam tangannya dan berlaku panik. Tak lama kemudian muncul Sebuah mobil biru muda bertuliskan Taksi. Gadis itu melihat taksi itu dengan tatapan senang dengan segera ia masuk kedalam taksi itu.

"Selamat pagi non, Mau kemana ? "Ucap Pak taksi yang terlihat melihat kearah cermin yang terdapat pantulan dari gadis itu.

"Ya ampun pak.. tolong menuju ke Kantor Grazi cepat pak waktuku tak banyak. "Ucap Gadis itu yang terlihat cemas ketakutan. Pak Taksi segera menghidupkan taksinya dan melaju kencang menyusuri jalanan kota ini. Jalanan kota telah banyak masyarakat yang berkeliaran untuk menjalankan aktivitas mereka sehari hari.

"Pakk.. bisa lebih cepat tidak? "ucap gadis itu yang sangat cemas ketika melihat jam tangannya. Pak taksi itu hanya diam tetapi melajukan kecepatan taksinya itu. Tak membutuhkan waktu yang lama mereka telah sampai digedung Grazi tempat gadis itu berkerja.

Gadis itu terlihat membuka tasnya dan mengambil dompet kecilnya. Gadis itu segera mengulurkan tangannya dan memberikan uang kepada pak taksi itu. Setelah itu ia segera pergi dengan cepat.

"NONA! KEMBALIANNYA! "teriak Pak Taksi itu yang menatap uangnya jauh lebih banyak dari yang harusnya diperoleh.

"AMBIL SAJA PAK! "ucap gadis itu yang telah jauh dari taksinya itu. Mobil taksipun terlihat mulai berlalu pergi.

"ya ampun ya ampun Tuhan tolong aku.. "ucap gadis itu yang tergesa gesa memasuki kantornya.

Terlihat setelah ia memasuki kantor itu semua pada langsung tunduk memberi salam.

"Selamat pagi buk Carsie. "ucap mereka yang membungkukkan badan mereka. Gadis itu tak lain adalah Carsie. Ia terlihat tersenyum dan membenarkan rambutnya yang telah kacau akibat berlari.

"selamat pagi semua. Seperti biasa semangatt berkerja! Jan lupa jaga kesehatan kalian. "Ucap Carsie yang tersenyum manis. Para karyawan pria terlihat terpana akan senyuman itu. Ada beberapa karyawan wanita yang menatap sinis carsie dan ada juga yang menatap kagum. Carsie segera melangkahkan kakinya menuju ruangannya yang berada disatu ruangan dengan bossnya.

#Carsie pov on#

Syukurlah aku tidak telat. Untunglah jalanan tadi tidaklah macet. Tuhan..terima kasih..

Aku langkahkan kakiku pelan menuju ruanganku. Setelah tiba disana kubuka pintu ini perlahan.

krieet...

Terlihat seorang pemuda yang menatapku sekilas dan kembali berkerja dengan pekerjaannya itu. Aku segera menundukan badanku cepat.

"Selamat pagi pak. "ucapku hormat kepadanya. Seperti biasanya ia sama sekali tak merespon bahkan berkata 1 katapun sangatlah langka darinya. Aku tak ambil pusing dari itu segera aku berjalan menuju kursi kerjaku.

Jarak antara aku dan bossku tak terlalu jauh. Aku menatap layar laptopku dan kemudian membaca pekerjaanku itu. Aku segera memulai pekerjaanku yang sangat menumpuk ini.

ting...

terdengar dari notif emailku ini. Segera kubuka dengan cepat. Aku menatap email itu. Segera aku menatap bossku yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Permisi boss.. ada beberapa perusahaan yang mengajukan rapat esok lusa. "ucapku seramah mungkin kepadanya. Terlihat anggukan kecil dari bossku itu.

"Baiklah pak. "jawabku cepat. Aku segera mengetikan balasan pada email itu. Setelahnya aku melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk ini. Berjam jam telah berlalu tak terasa pukul telah menunjukan waktu makan siang.

"auchh.. "lirih kecil bossku yang terdengar sampai ditelingaku. Aku segera menoleh kearahnya cemas. Dia terlihat menjadi pucat dan bibirnya memerah cerah. Aku segera mendekatinya perlahan.

"Pak.. sepertinya anda perlu beristirahat dulu.. lihat badan bapak tampak pucat. "ucapku khawatir melihatnya. Ia segera menatapku tajam. 'a..apa itu kenapa iris matanya menjadi merah. 'batinku. Tak lama ia segera menundukan wajahnya dan iris matanya kembali menghitam. Ia segera berdiri cepat dan perlahan menuju ruangan pribadinya. Aku tak terlalu tau didalam ruangannya itu terdapat apa? tapi ia selalu masuk ketika sedang pucat dan ketika jam makan tiba ya mungkin didalamnya ada sebuah kamar.

Aku hanya mengacuhkannya saja. Aku perlahan melangkahkan kakiku dan menuju makan siang.

Aku segera berpikir sejenak.

"Wahh ternyata ini hari sabtu ya? "ucapku yang lupa akan hari. Tak lama terdengar deru dari ponselku ini.

Areta💙

Carrr...

Mobillll...

CARSIEE ADELE ANATASYA

ya ampun gue lupa lo kan lagi kerja..

ya sudahlah...

send at 9.37

apaan sih ret

send at 12.59

Syukurlah lo udh on

Gue mo ngajak lo nih

Bagaimana besok kita jalan ke mall

Terus nonton film The Vampires

So? Mau gak?

Boleh aja

sekalian gue lgi libur

oke jam 9 harus dah siap!!

ok

read at 13.03

Aku segera mematikan ponselku. Aku langkahkan kakiku dan bergegas menuju ruangaanku. Aku sedikit terkejut ketika melihat boss yang kembali berkerja dengan kulit yang tampak tak pucat lagi. Terlihat sedikit noda merah berada dimulutnya.

"Umm.. boss. "ucapku kecil. Bossku menatapku sebentar dan kembali bekerja.

"Apa boss baru minum sirup? ada sedikit bercak merah dibibir bapak. "ucapku kecil yang menatapnya dengan tatapan polos. Ia tampak sangat terkejut mendengar hal itu.

"Hm. "ucapnya datar yang menghapus noda itu dimulutnya. Aku segera berjalan kemejaku dan melanjutkan pekerjaanku.

avataravatar