1 Prolog

Sreek...

Terdengar suara gorden terbuka, sinar mentari pagi masuk menerjang mata lentik gadis cantik berusia 17 tahun.

"Dayanaaa..., udah jam berapa ini? Kamu belum bangun juga, ini hari pertama kamu masuk sekolah baru, nanti kamu terlambat. Cepat bangun!" teriak wanita paruh baya berusia 45 tahun.

Yah gadis itu bernama Dayana, Dayana Mahaeswari lengkapnya. Gadis cantik, pintar, mandiri namun sederhana, dan selalu manja bersama kedua orang tuanya dan juga kakaknya.

"Udah jam berapa ini bunda?" tanyanya, sambil tangan kanannya meraih jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 06.05.

"Astaga bunda... kenapa nggak bangunin Day..?" dia segera lari masuk ke kamar mandi.

"Bunda udah bangunin kamu dari tadi, kamu aja yang nggak mau bangun" jawab bunda, yang nggak terdengar oleh Dayana di balik pintu kamar mandi.

Setelah beberapa menit Dayana selesai mandi, lalu siap-siap, tak lupa dia juga memakai pelembab dan lipbalm. Sebenarnya dia nggak pakai make up juga cantik, karna sudah cantik dari sananya.

"Bunda... Ayah... Dayana berangkat yah" pamitnya sambil mencomot sepotong roti dan minum segelas susu.

"Nggak usah buru-buru, duduk dulu" ucap ayah.

"Dayana udah telat Yah.." jawabnya sambil lari keluar rumah, "Dadah.. Bang Sat" pamitnya pada kakak laki-laki satu-satunya.

"Sarapannya nggak di habisin dulu" teriak bunda.

"Kebiasaan banget tuh anak, hari pertama masuk sekolah aja udah telat." ucap Satria.

🌿🌿🌿🌿

Setelah berjalan sekitar lima menit keluar komplek perumahan tempat tinggalnya, masih sekitar 50 meter lagi baru sampai ke halte bus.

"Bang... tunggu Bang..." teriak Dayana yang nggak mungkin terdengar oleh sopir bus

"Ada acara tali sepatu lepas lagi" ternyata tali sepatunya lepas, buru-buru dia jongkok mengikatnya kembali. Setelah sampai di halte bus, Dayana melihat nenek-nenek yang mau menyebrang tapi kesusahan karena macet saking banyaknya kendaraan, nggak heran sih ini jamnya orang-orang masuk kantor.

"Nenek mau nyebrang? Sini saya bantu" Dayana mendekati sang nenek, "Makasih ya Nak" ucapnya, "Sama-sama Nek" balas Dayana disertai senyum manisnya.

Dayana menyebrang jalan dengan hati-hati karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.

Setelah sampai di seberang jalan, Dayana berbalik badan, ternyata bus yang Dayana tunggu sudah melaju. Dengan cemas, Dayana menerobos kendaraan yang lalu lalang, tanpa peduli bunyi klakson dari kendaraan yang melintas, karena memang kondisi jalanan sangat ramai, bahkan ada kendaraan yang mengerem mendadak hampir menabrak Dayana.

"Kalo menyebrang hati-hati dek!!" teriak sopir mobil yang hampir menabraknya.

"Maaf Pak," jawabnya sambil menunduk. Dia berjalan mendekati tempat duduk halte. "Ketinggalan bus lagi deh, beneran telat nih." ucapnya sambil terduduk lemas.

Tanpa Dayana sadari ternyata ada mobil yang sedari tadi memperhatikannya.

"Bahaya sekali anak itu, menyebrang tidak hati-hati" kata sopir mobil yang sedari tadi memperhatikan Dayana.

"Kenapa Pak?" tanya pemuda yang duduk di kursi belakang.

"Itu ada anak SMA yang nyebrang nggak hati-hati, hampir ketabrak tadi"

"Kasihan dia, karena membantu nenek-nenek nyebrang jadi ketinggalan bus." tambahnya.

Pemuda tersebut mengangkat kepala memalingkan buku yang ia baca mengikuti arah yang di tuju sang sopir.

"Ayo jalan lagi Pak! nanti terlambat ke sekolah" perintahnya.

Tanpa memalingkan pandangannya, pemuda tersebut terus memperhatikan gadis yang di halte bus. Meskipun mobil sudah melaju pelan, gadis itu tak lepas dari pandangannya.

"Menarik" gumamnya dalam hati.

avataravatar
Next chapter