18 Menuju Perjalanan

Ken merapikan tas punggung miliknya sembari bersenandung kecil lantaran suara musik yang ia putar di speaker bluetooth. Setelah serasa semua perlengkapannya sudah selesai, pemuda jangkung itu meraih tas punggung berwarna biru tua itu untuk dibawa ke teras rumah, sebelumnya ia sempat mematikan speaker yang di sambungkan dengan bluetooth ponselnya.

"KAK!"

"ASTAGFIRULLAH ANAK AYAM DIGONDOL TUYUL!"Latah pemuda itu sembari mengusap kasar dadanya yang terasa naik turun akibat keterkejutannya.

"Dih! gitu aja latah!"Hina seorang gadis yang baru saja berjalan dengan langkah ringan menuju teras rumah bersama Ken. "Sialan lo! gak punya sopan sama gue yah!"Omel pemuda jangkung itu sembari mengusap kasar rambut adik perempuannya.

"Ya gue kan cuma manggil aja, siapa tau lo lupain gue dan tiba-tiba gue ditinggalin, kan gak lucu!"Oceh gadis itu yang diketahui bernama Kyara Kael Quantavius.

"Bagus dong kalau gue tinggal! lo bakalan ditemenin sama mbak Kunti!"Gelak Ken sembari berlari menjauh dari adik perempuannya itu.

"ENGGAK! GUE GAK MAU DITINGGAL SENDIRIAN DIDALAM RUMAH! GUE GAK MAU KETEMU SAMA MBAK KUNTI!"Teriak Kyara terdengar heboh yang mulai mengejar langkah lebar Ken.

"SEKALI-KALI DONG REUNI SAMA MBAK KUNTI! NANTI GUE LEHA-LEHA DI PANTAI! SEDANGKAN BUNDA SAMA AYAH KERJA!"

"KAK KEN JAHAT SAMA GUE!"

"BODO AMAT! EH MBAK KUNTINYA KELIATAN NOH!"

"BUNDA!! KAK KEN JAHAT SAMA KYARA!!"

"KEN QUANTAVIUS! KYARA KAEL QUANTAVIUS! BERHENTI DITEMPAT ATAU BUNDA LEMPAR HIGH HEELS KEARAH KALIAN BERDUA!?"

Sontak kedua putra-putri Quantavius itu berhenti ditempat. Mereka saling merapatkan diri dan menatap penuh ketakutan kearah Jamonica—atau biasa dipanggil Bunda Nica itu.

"Yah, bunda galak deh,"Celetuk Kyara tanpa filter yang pada akhirnya dibekap oleh Ken. Pemuda jangkung itu meringis kecil sembari tersenyum penuh arti kearah Nica. "Bunda maaf ya, tadi Ken gak sengaja bikin Kael takut, makanya Kael kejar Ken tadi, maaf ya Bunda."Rayu Ken sembari tersenyum penuh makna.

Kyara yang berada di dekapan Ken hanya manggut-manggut setuju saja, Kakaknya ini memang selalu berguna bila mereka berdua ingin dimarahi oleh Bunda Nica mengingat jiwa-jiwa modus non jutsu milik Ken ini begitu ampuh untuk melawan bocah remaja ataupun orang yang sudah berumur.

Hm multifungsi sekali Ken ini.

"Yaudah, cepat kalian masuk kedalam mobil, kalau lama-lama takutnya kalian ditinggal lagi."Peringat Nica yang segera dibalas anggukan singkat oleh Ken dan Kyara.

Mereka berdua sontak saling bekerja sama mengangkut beberapa barang memasuki bagasi mobil, ya walaupun bawaannya cuma 1 tas punggung. Kyara sesekali menabok lengan Ken akibat Kakak Laki-lakinya itu kerap kali hampir membiarkannya tertimpa tas miliknya yang cukup berisi.

"Kalian semua sudah siap?"Tanya Marlin—Sang Kepala Keluarga sembari menatap penuh teliti kearah bagasi mobil. "Sudah, cuman Kyara nya aja yang masih ingin berlama-lama dirumah, katanya mau reuni dulu sama mbak Kunti."Cerita Ken yang pada akhirnya mendapatkan jeweran kuat ditelinga kanannya.

"Ngomong lagi! Bunda buang kamu kedalam kerdus yah!"Ancam Nica yang berhasil membuat Ken mati kutu. Kyara tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya yang terasa nyeri akibat dirinya yang tak terkontrol.

"Sudahlah, jangan bertengkar dulu, nanti saja kalau sudah sampai dirumah Jihan, kalian gelud aja tempatnya juga makin luas."Balas Marlin dengan tawa meledeknya yang dibalas anggukan antusias Kyara. "Iya tuh! nanti Kyara dukung Bunda! Kak Ken gak perlu!"

"ADEK GAK TAU DIRI!"

"YA BODOAMAT SIH!"

Marlin geleng-geleng kepala tak percaya, dia jadi heran sendiri kenapa bisa memiliki Keluarga bobrok seperti ini, bukan hanya kedua Anaknya, bahkan Ibunya dan dirinya sendiri juga jadi ikutan bobrok khas anak muda.

Benar-benar Keluarga Quantavius yang langka:')

"Nanti aja ya geludnya, sekarang dipending dulu, nanti kalian terlambat."

[•]•[•]•[•]

"HALLO MAI PREND! NGE LAIP IG KUY!"Ajak Treno yang baru saja datang bersama Kakak Perempuannya—Jessa Ariel Langdon.

"Malu-maluin bener lo njir!"Omel Jessa sembari menabok kasar kepala Treno. Pemuda itu meringis kecil lantaran merasakan denyutan nyeri dibagian belakang kepalanya.

"Ya ngapain lo malu? yang gerak gue kok padahal."Protes Treno tanpa memperdulikan umpatan kasar yang Jessa lontarkan kepadanya, ia sibuk menyalakan ponselnya dan memulai Live IG dadakan.

"IKUTAN ANJERRR!"Hendri melompat dan mendarat tepat disamping Treno membuat pemuda itu refleks membagi ruang kepada Hendri agar masuk kedalam acara Live IG nya. Jessa mencibir kecil melihat sifat pecicilan Treno dan Hendri yang sama sekali tak pernah hilang dimanapun dan kapanpun.

"GUE JUGA DONG!"Treno dan Hendri kompak sedikit menunduk agar Juna yang berada dibelakang mereka terlihat dilayar ponsel.

Mereka bertiga sibuk berceloteh ria didepan kamera yang menampakkan live ig. Bermacam-macam komentar dari para netijen pun memenuhi kolom komentar membuat Hendri, Treno dan Juna kadang kompak ber julid bersama.

Di menit yang ke 30 menit. Hendri dan Juna beradu argument karena komentar dari para netizen. Treno yang berada diantara keduanya hanya bisa tersenyum kaku tak dapat bergerak bebas.

Dan berakhir Treno menjauh dari duo bocah yang masih saja bergelud itu. Ia sibuk mengucapkan kata perpisahan sebelum mengakhiri Live Ig nya.

"Loh? Juna juga ikutan ya?"

Juna berhenti mendadak saat dirinya ingin mendorong kening Hendri dengan kepalan tangannya. Ia menoleh dan mendapati seorang gadis berponi rata tengah melambai riang kearahnya.

"Kak Falisa? hehehehe iya nih Kak, aku memang ikut ke Pantai."Jawab Juna sembari menunjukkan senyum lebarnya yang terlihat khas seperti anak kecil.

"OMO!"Pekik Fiana sembari menutup mulutnya saat melihat wajah menggemaskan milik Juna. Sedangkan Jihan yang baru saja datang cengo sendiri melihat senyum lebar yang begitu tulus dari seorang Juna Malden Norville.

Padahal biasanya Juna lebih sering menunjukkan cengiran bodohnya dari pada senyum tulus khasnya yang terlihat menggemaskan. Entah kenapa bocah itu malah jadi salah server hari ini.

"JUNA MALDEN NORVILLE! JAUH-JAUH DARI KAKAK GUE KAMPRET!"Teriak Ziano yang langsung menerjang Juna agar menjauh dari Kakak Perempuannya.

"Sepertinya gue peka akan keadaan ini."Celetuk Geon yang baru saja ikut bergabung bersama Jihan dan Fiana. "Oh, sekarang gue faham, yang bikin Juna rada pintar tadi Kakaknya Ziano kan? kek nya Juna naksir deh."Timpal Jihan yang dibalas anggukan setuju dari Geon.

"E-eh Ziano! udah cukup! jangan gelud gini! gak enak kan diliatin banyak orang!"Protes Kakak Perempuan Ziano—Falisa Floreal Harrison sembari menarik kuat kerah jaket Adiknya.

"Yah Kak! Juna pen modus sama Kakak!"Balas Ziano yang pada akhirnya mendapat jeweran maut dari tangan Kakaknya. "Lo ini kenapa sih? ngebantah mulu? nurut aja napa!"

"DUH! MAAF KAK!"

Falisa melepaskan jewerannya dan beralih menatap kearah Juna yang masih terjatuh di tanah. Gadis berponi itu mengulurkan tangannya dan segera disambut antusias oleh Juna. "Jangan formal gitu, bicaranya santai aja kalau sama gue ya,"

"Iya Kak!"

"Buset, entah kenapa wajah Juna kayak ada filter blink-blink nya gitu."Celetuk Arfan yang baru saja tiba di lokasi.

"WOI KAK FAL! JANGAN MAU DIMODUSIN SAMA JUNA KAK! DIA ITU BUAYA!"Gelak Arfan yang sedetik kemudian langsung berlari menghindari kejaran Juna.

"HEH! TUH MULUT MINTA DI PLESTER YAH!?"

"YA KAN GUE NGOMONGNYA FAQTA JUNAAAAAAA!"

"SINI LO ARPAN!!"

"ZIANO! HELP MEH!"

"Udahlah, mendingan kita segera siap-siap buat masuk ke bus pribadi Keluarga Caldwell."Ajak Jihan yang segera dicegat oleh Fiana. "Bus pribadi Keluarga Caldwell?"

"Fiana Alarice Grissham, kita ke pantai naik Bus pribadi keluarga gue, jadi kita gak perlu nunggu jemputan Bus datang, tuh Bus udah stay di halaman belakang rumah."Kekeh Jihan sembari berjalan ringan menuju belakang rumahnya, mengecek apakah semua persiapan sudah siap.

"Ha...? HAH!?"

"Woy!"Tegur Geon saat Fiana dengan tiba-tibanya berteriak nyaring didekat telinganya. Dikira Geon gak bisa budeg apa ya?

"JADI KITA NAIK BUS PRIBADI KELUARGA CALDWELL!?"Teriaknya lagi yang kali ini membuat sekujur tubuh Geon merinding karenanya.

"Iya Fiana..."Jawab Leon yang baru saja bergabung bersama adiknya. Leon hanya masih penasaran saja dengan Fiana yang belum terbiasa dengan kekayaan Keluarga Caldwell.

"Hallo!"Sapa Fiana dengan riang sembari melambai riang kearah Liona.

"H-hallo Kak,"Balas gadis itu sembari menunduk dalam. "Huwaaaa lucu sekali Adek Leon!"Pekik Fiana tak tertahankan yang pada akhirnya memeluk erat Liona dari samping.

"Namanya siapa?"Tanya Fiana dengan lembut tanpa melepaskan pelukannya. "Liona Averil Filbert, kalau Kakak sendiri?"Tanya balik gadis itu dengan tatapan menunduk.

"Fiana Alarice Grissham."

BRUK!

Geon hampir saja jatuh terjengkang akibat tabrakan seorang pemuda bertubuh mungil dibelakangnya. Ia menghela nafas dan berbalik ingin menyumpah serapahi siapapun bocah yang berani menabraknya.

"Lo...!?"Geon menggantungkan kalimatnya saat melihat seorang pemuda berwajah imut menatapnya dengan takut-takut. Fiana yang sempat melihat kejadian itu ternganga lebar dan menahan rasa gemasnya.

"CASHEL! KEMARI LO BOCAH!"

Pemuda bernama Cashel tersebut refleks berwajah panik dan bersembunyi dibelakang tubuh jangkung Geon. Sedangkan Leon segera menarik kerah baju Reyhan dan Rivan yang baru saja ingin berlari cepat kearah Cashel.

"LEPASIN GUE LEON!"

"WOY! GUE PENGEN HAJAR TUH BOCAH DULU!"

"BERISIK! DIEM GAK!?"Gertak Leon yang berhasil membuat Reyhan dan Rivan terdiam ditempat. Mereka saling pandang dan akhirnya mengalah.

"Iya-iya, udah gue berhenti nih."Ucap Reyhan dengan wajah penuh tak ikhlas nya membuat Leon segera menjitak kepalanya tanpa ampun.

"Cashel! balikin cemilan gue cepet!"Kata Rivan penuh penekanan yang membuat Cashel lebih menyembunyikan diri dibalik tubuh Geon. "Kalian ini apa-apaan sih? kasihan tau dia!"Bela Fiana yang masih dalam keadaan memeluk tubuh Liona.

"GAK USAH KASIHAN SAMA DIA FIN! TUH BOCAH GAK ADA AKHLAK NYA SAMA SEKALI! GAK PERLU DIKASIHANI!"Protes Reyhan yang baru saja bisa melepaskan diri dari hajaran Leon.

"Gue kan ada alasannya kenapa bisa ngambil cemilan Bang Reyhan sama Bang Rivan."Cashel akhirnya berani membuka suaranya dengan wajah yang amat menggemaskan.

"LIHAT! DIA BEGITU MENGGEMASKAN! KALIAN TEGA SEKALI MENYALAHKAN CASHEL!"Bela Fiana yang kali ini menarik Cashel untuk ia lindungi.

Reyhan dan Rivan sudah membeku ditempat, sepertinya Cashel sekarang memiliki pelindung dengan memanfaatkan wajah imutnya itu.

"Padahal tadi aku hanya mengambil satu cemilan milik Bang Reyhan dan Bang Rivan untuk kucing liar yang berada didepan gerbang rumah Bang Jihan, tapi aku malah kena kejaran mereka."Adu Cashel sembari menunjuk kearah Reyhan dan Rivan yang sudah mati kutu ditempat.

"KALIAN BERDUA! BERANI-BERANINYA MEMBUAT CASHEL KETAKUTAN SEPERTI INI!"

"TUNGGU SEBENTAR FIANA!"Teriak Reyhan yang berhasil menghentikan Fiana yang ingin menjambak dirinya dan juga Rivan.

"Ada apa!?"Sewotnya sembari berkacak pinggang, kali ini Geon dan Leon hanya diam menonton dengan sesekali tertawa lirih melihat bagaimana nistanya duo bekembar itu.

"CASHEL WINCHELL IVES! LO ITU ADEKNYA SIAPA SIH ANJERRR!? ADEK GUE APA ADEKNYA FIANA!?"

Fiana terdiam ditempatnya sembari menelengkan kepalanya menatap dalam kearah Reyhan.

"CASHEL ADEK ELO!?"

"IYA FIANA!"

"KOK GAK MIRIP!? ADEKNYA IMUT-IMUT ABANGNYA AMIT-AMIT!?"

"YAELAH JAN NGEHUJAT GUE GITU JUGA KALE!"

"KAN GUE NGOMONG FAKTA! ADEK LO CUTE GITU IH GEMEZ! LAH ELU? BURIK BENER!"

"SUDAH CUKUP! JANGAN MENISTAKAN DIRIKU LAGI YANG MULIA RATU!"

Geon dan Leon sudah tertawa meledek melihat bagaimana nistanya Reyhan akibat komentar Fiana. Sedangkan Rivan masih berusaha mendekat kearah Cashel yang berdiri disamping Liona.

"Kak Leon~"Panggil Liona saat dirinya menjadi penengah antara Cashel dan Rivan. Kakak laki-laki Liona itu langsung naik pitam dan menerjang Rivan agar menjauh dari adiknya.

"JANGAN BIKIN ADEK GUE KETAKUTAN BAJINGAN!!"

"GUE GAK SENGAJA LEON!!"

"Sumpah deh, gue kayaknya punya temen gak ada yang punya urat malu."Komentar Ken yang baru saja turun dari mobil bersama Kyara. "Yaelah, tau gitu bantuin lerai apa gimana kek."Protes Kyara yang sama sekali tak mendapatkan tanggapan dari Kakak laki-lakinya.

"Udahlah, capek gue, males urusan sama mereka, entar yang ada gue malah ikutan gelud akibat kebodohan mereka."Ken merapikan jaket tebalnya sembari berjalan mendekat kearah Geon yang masih menonton acara Fiana dan Reyhan.

"Bagus gak siaran live nya?"Tanya Ken yang baru saja berdiri sejajar disamping Geon. "Bagus banget, Fiana mulutnya halus tapi nusuk."

"Lah? Cashel? ngapain lo disini?"Tanya Kyara saat melihat Cashel sedari tadi lengket kesamping Geon. "Gue? mau mulung cecan disini."

BLETAK!

"SEENAK JIDAT LO KALAU NGOMONG!"Amuk Kyara yang baru saja menjitak kuat kepala Cashel. Gadis itu menepuk telapak tangannya dan menatap penuh selidik kearah sahabat rasa musuhnya itu.

"Gue ngikut Bang Reyhan, katanya mau diajak ke Pantai gitu."Jawabnya sembari mengusap kepalanya pelan. "Gitu kek dari tadi, jawabnya gak harus melenceng jauh kayak doi."

"BUCHEN!"Teriak Ken dan Cashel secara bersamaan membuat Kyara berjengkit kaget dan refleks menggenggam erat tangan kiri Geon.

"GAK USAH MODUS ANJER!"Ken menarik kuat lengan Kyara agar berdiri tepat disampingnya, sedangkan Geon hanya diam saja tanpa berkomentar.

"APA SIH!? GUE REFLEKS!"Teriak Kyara dengan tak terimanya disamping telinga Ken membuat pemuda jangkung itu meringis kecil.

"Maaf Kak, aku tadi gak sengaja."Ucap Kyara sembari menatap memelas kearah Geon. "Iya gak papa, nama lo siapa? biar gue enak manggilnya, gak mungkin kan gue panggil adeknya Sai,"

Kyara tertawa lirih saat mendengar ucapan Geon. "Kyara Kael Quantavius, Kakak sendiri siapa?"Tanyanya balik yang dibalas dengusan geli oleh Geon. "Geon Haidar Evencio."

"Udah-udah, ayo cepet masuk bus pribadi Keluarga Caldwell."Ajak Ken yang segera menggenggam erat tangan Kyara agar mengikutinya. Gadis itu mengikuti saja dan tak banyak berkomentar.

"Bang Geon! gue sama lo aja ya, gue ogah sama Bang Reyhan."Ucap Cashel yang dibalas usapan kasar dikepalanya oleh Geon. "Hm, cepat sana."Balas Geon yang segera diangguki antusias oleh Cashel.

"Rey! adek lo sama gue!"

"IYADAH! BAWA AJA! GUE JUGA MALES BAWA BOCAH TENGIK KAYAK DIA!"

"REYHAN! SINI LO! GUE JAMBAK RAMBUTNYA! SEENAK JIDAT BILANG CASHEL BOCAH TENGIK! DIA ITU IMUT TAU!"

"MAAFIN GUE FIANA!"

avataravatar
Next chapter