11 Lab Bahasa: Drama Cinderella (2)

Sesampainya di kerajaan, Kereta Labu langsung menurunkan Cinderella begitu saja tanpa dosa (Menjatuhkan).

Cinderella sedikit meringis dan segera menabok Kereta Labunya yang seenak jidat kepadanya.

Segera Cinderella memasuki aula Kerajaan dengan gaya anggun khas seorang Tuan Putri.

Sesampainya Cinderella di aula kerajaan, semua mata mulai memandangnya dengan iri dan benci karena yang datang di Pesta Kerajaan hanya Lady Tremaine, Anastasia dan Drizella.

Selembar Pangeran dan Selapis Adipati baru saja datang dari tangga Istana dengan anggun. Di ujung tangga, Pangeran terhenti sambil mengerjab pelan memandang bagaimana cantik menawannya penampilan Cinderella hari ini.

"LEON SOK-SOK AN GUE MEMANDANG CINDERELLA!?!? GUE MALAH PENGEN MUNTAH INGET ORANG CANTIK DIDEPAN GUE INI HENDRI!!"Batin Jihan menjerit siksa melihat sosok Hendri yang amat cantik didepannya, tapi tetap Fiana yang tercantik.

Pangeran (Jihan) segera mendekat ketempat Cinderella (Hendri) yang malah menundukkan wajahnya.

"Tangan gue gemetaran anjirrr, takut dijambak sama Jihan!"Batin Hendri merinding saat merasakan aura Jihan amat sangat mencengkeram.

Pangeran (Jihan) mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis kearah Cinderella (Hendri) yang malah menatapnya dengan bingung.

"Mau berdansa denganku?"Tanya Pangeran (Jihan) dengan lembut membuat Cinderella (Hendri) langsung menerima uluran tangan Pangeran (Jihan) dengan (tak) senang hati.

"Ini beneran gue dansa sama Hendri gini? Tau gini gue mending culik Ibu Peri nya lalu gue ajak dansa bareng."Batin Jihan ngedumel sendiri sembari melirik sinis Hendri yang sudah berwajah pucat disampingnya.

Pangeran (Jihan) segera menuntun Cinderella (Hendri) untuk menuju ke tengah aula. Musik segera diputar oleh Raja (Ken) yang baru saja memasuki aula.

Dan ini lah musik yang akan digunakan dansa oleh Pangeran dan Cinderella kita.

Dj!

"Ya Allah, sabarkanlah hambamu ini agar tidak mengumpat kasar sekarang juga. Fiana anaknya polos tapi licik bener heran. Untung sayang."Membatin untuk yang kesekian kalinya, Jihan kali ini hanya bisa pasrah, mengikuti alur drama yang Fiana buat untuknya.

Pangeran (Jihan) dan Cinderella (Hendri) mulai berdansa dengan (tak) indah. Lady Tremaine (Deno), Anastasia (Reyhan) dan Drizella (Rivan) kompak menggeram melihat Cinderella (Hendri) yang sudah satu langkah lebih cepat dari mereka.

Setelah acara dansa selesai, Pangeran segera membawa Cinderella ke balkon kerajaan dengan perasaan yang amat (tak) bahagia.

"Jadi? siapa namamu?"Tanya Pangeran (Jihan) dengan senyum manisnya.

"N-namaku Cinderella."Jawab Cinderella (Hendri) dengan gugup.

"MUNGKIN BAGI PENONTON SENYUM JIHAN INI MANIS YEH! KALAU BAGI GUE UDAH KEK SENYUM SETAN PENGEN BUNUH ORANG!!"Masih sibuk bergulat dengan batinnya, Hendri bahkan hampir saja menginjak kaki Jihan menggunakan hak nya. Tapi sebelum itu terjadi, Jihan terlebih dahulu menyela.

"Aku sangat bahagia bisa berdansa denganmu begini, kenapa aku tak pernah melihatmu?"Tanya Pangeran (Jihan) sambil menelengkan kepalanya agar dapat melihat wajah cantik Cinderella (Hendri)

Para siswi mulai memekik girang melihat wajah Jihan yang begitu tampan. Untuk pertama kalinya mereka melihat Jihan bersikap manis seperti ini. Padahal biasanya, garis wajah Jihan udah sangar bak preman.

"A-aku memang tak pernah keluar rumah."Jawab Cinderella (Hendri) sambil membalas senyuman Pangeran (Jihan).

"Bolehkah ak—"

Lonceng pertanda jam 12 malam pun berbunyi. Cinderella segera menegak dan berlari menuruni tangga.

Pangeran mengerjab, dan segera berbalik mengejar Cinderella yang sudah menjauh. Tapi di tengah tangga, Cinderella begitu ceroboh sampai sebelah sepatu kacanya terlepas dari kakinya.

Cinderella terkejut dan segera berbalik untuk mengambil sepatu kacanya. Tetapi setelah mendapat sepatunya, ternyata Pangeran sudah berada diatas tangga ingin mengejarnya kembali.

Karena begitu panik, akhirnya Cinderella melemparkan sepatu kacanya ke wajah tampan Pangeran dan segera berbalik berlari menjauh untuk segera pulang.

Didepan kerajaan, Cinderella langsung melompat kedepan Kereta Labunya dan mengalungkan tangannya dengan erat dileher Kereta Labu yang terkejut setengah mampusss melihat Cinderella yang tiba-tiba melompat kearahnya.

"HENDRI SIALAN INI MAU BUNUH GUE APA GIMANA SEH!?!? YA KALI GUE HARUS GENDONG HENDRI ALA BRIDAL STYLE GINI WOI!"Hanya bisa memprotes dalam hati, Treno dengan pasrah membawa kabur Hendri dari kerajaan.

Tanpa buang waktu, Kereta Labu langsung berlari menuju rumah Cinderella dengan cepat dan tergopoh-gopoh, bahkan hampir sering kali terjengkang kedepan.

Sesampainya didepan rumah Cinderella, Kereta Labu langsung melempar Cinderella tanpa dosa dan mulai menggelindingkan tubuhnya tak karuan kebelakang panggung.

Treno menggelindingkan dirinya sampai dibelakang panggung dengan drama. William dengan sigap langsung menghentikan Treno yang hampir saja menabrak meja.

"Heh goblo! ngapain gelindingin diri begitu seh?"Tanya William dengan kening berkerut.

"Biar dramanya lebih wow!"Balas Treno sambil menunjukkan cengiran khasnya.

Sang Pangeran mengambil sepatu kaca milik Cinderella yang baru saja terlempar ke wajah tampannya. Sedangkan Adipati sudah terduduk di undakan tangga dengan wajah ketakutan.

"VANGKE HENDRI KENAPA HARUS KENA MUKA JIHAN ANJIRRR! BISA MATI MUDA GUE! HENDRI BEGITU BODOH RUPANYA!"Indra dengan wajah yang amat ketakutan itu, mencaci maki nama Hendri didalam hatinya berkali-kali, akibat kebodohan teman satu angkatannya.

Pangeran (Jihan) menatap datar kearah sepatu kaca Cinderella (Hendri) yang baru saja terlempar mengenai wajahnya. Sedikit menggeram memang, tapi Pangeran (Jihan) segera menghela nafas dan memandang sendu kearah sepatu kaca Cinderella (Hendri).

"LIAT AJA LO HENDRI! MAMPUS LO DITANGAN GUE SETELAH INI!"Kali ini terdengar sumpah penuh amarah yang Jihan lontarkan didalam hati, membuat semangatnya membully Hendri semakin berkobar.

"Y-yang Mulia."Panggil Adipati (Indra) dengan gugup sembari mendekat kearah Pangeran (Jihan) yang hanya diam membisu.

"Kita harus menuju Kampung Ampas. Siapa yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini, maka gadis itu akan langsung aku nikahi hari ini juga!"Perintah Pangeran (Jihan) dengan tegas membuat Adipati (Indra) sedikit tersentak dan mengangguk paham.

"Baik Pangeran."

Dirumah Cinderella. Lady Tremaine, Anastasia dan Drizella tengah memarahi Cinderella habis-habisan akibat merusak acara pesta kerajaan—menurut mereka.

Cinderella tak henti-hentinya mengangguk lemah dan menatap sendu kearah keluarga tirinya. Sesekali ia mendapat pukulan dari Ibu ataupun Kakak tirinya.

"GADIS SIALAN!!"Teriak Anastasia (Reyhan) dengan geram sembari mencengkram dagu Cinderella (Hendri) dengan kuat.

"REYHAN KALAU MAU MENGHAYATI PERANNYA YA GAK USAH KUAT-KUAT KALAU CENGKRAM DAGU GUE ANJIRRR!"Batin Hendri sambil meringis saat Reyhan benar-benar mencengkeram dagunya dengan erat.

Drizella (Rivan) menatap remeh kearah Cinderella (Hendri) yang hanya bisa meringis kecil. Sesekali Lady Tremaine (Deno) juga ikut mencaci maki Cinderella (Hendri) dengan kasar.

BRAK BRAK!

Suara ketukan yang tak senonoh terdengar nyaring dari luar rumah Cinderella. Lady Tremaine dengan cepat membukakan pintu dan langsung tersenyum dengan lebar melihat Pangeran dan Adipatinya sudah berdiri tegap dihadapannya.

"Oh Pangeran! silahkan masuk!"Kata Lady Tremaine (Deno) sambil tersenyum dengan manis melihat Pangeran (Jihan) dan Adipati (Indra) yang mulai melangkah memasuki rumah Cinderella (Hendri).

"Wah, ada masalah apakah Pangeran dan Adipati repot-repot menuju rumah kami?"Tanya Anastasia (Reyhan) dengan senyum yang mengembang membuat Drizella (Rivan) juga ikut menimpali dengan antusias.

"Ada pengumuman penting dari Pangeran. Siapa saja yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini, maka Pangeran akan langsung menikahinya hari ini juga."Jelas Adipati (Indra) sambil menunjukkan sepatu kaca yang begitu mengkilat indah.

"Oh, saya mau mencobanya!"Kata Lady Tremaine (Deno) dengan semangat yang langsung menundukkan dirinya dikursi depan Sang Pangeran (Jihan).

Anastasia (Reyhan) dan Drizella (Rivan) kompak ternganga lebar melihat keantusiasan Ibu mereka yang mengalahkan anak sendiri.

Pangeran (Jihan) menatap ragu kearah Lady Tremaine (Deno) yang sudah tersenyum lebar bak orang kesetanan. Segera ia memakaikan sepatu kaca itu dikaki Lady Tremaine (Deno) dengan pelan.

"Gak muat."Kata Pangeran (Jihan) dengan datar membuat Lady Tremaine langsung melemaskan bahunya kecewa.

Anastasia (Reyhan) tersenyum lebar dan segera mendorong Lady Tremaine (Deno) untuk segera menghindar dari hadapan Sang Pangeran (Jihan).

"Sekarang kakiku!"Kata Anastasia (Reyhan) dengan semangat membuat Pangeran (Jihan) menghela nafas dengan lelah.

Pangeran (Jihan) segera memasukkan kaki Anastasia (Reyhan) kedalam sepatu kaca itu.

"Gak cocok."Kata Pangeran (Jihan) dengan datar membuat Anastasia (Reyhan) mencibir kecil.

"Aku! aku!"Kata Drizella (Rivan) dengan riang sembari menendang Anastasia (Reyhan) agar segera menepi dari hadapan Pangeran (Jihan).

Pangeran (Jihan) mendengus kesal merasa menjadi babu diantara 3 keluarga ini. Dengan kesal ia segera memasukkan kaki Drizella (Rivan) kedalam sepatu dengan sedikit kasar.

"MAMPUSSS!! JIHAN HAMPIR MODE KANJENG!"Batin Rivan dengan sesekali tersenyum canggung kearah Jihan.

"Gak bisa."Kata Pangeran (Jihan) dengan dingin membuat Drizella (Rivan) terlonjak kecil dengan bulu-bulu kuduk yang meremang.

"Tak ada yang cocok."Kata Adipati (Indra) dengan datar sembari menoleh dan mendapati Cinderella (Hendri) tengah mencengkram erat pakaiannya sambil menunduk dalam.

"Ah, kau yang disana belum mencoba."Kata Adipati (Indra) sambil menunjuk kearah Cinderella (Hendri) yang menatapnya dengan takut.

"Kemarilah."Kata Pangeran (Jihan) dengan datar membuat Cinderella (Hendri) langsung berlari mendekat tanpa banyak protes.

Pangeran (Jihan) segera memasukkan kaki Cinderella (Hendri) kedalam sepatu kaca itu. Dan itu cocok!

Pangeran (Jihan) tersenyum dengan lebar (Terpaksa) sambil menatap haru kearah Cinderella (Hendri) yang juga tengah menahan senyum lebarnya.

"Kau milikku sekarang!"Tegas Pangeran (Jihan) sembari mengangkat dagu Cinderella (Hendri) agar menatapnya tepat.

Pekikan para siswi semakin menjadi melihat bagaimana kerennya Jihan mengatakan hal romantis seperti itu. Tak tau saja mereka bahwa Jihan mati-matian menahan diri agar tak menggelindingkan tubuh Hendri sekarang juga.

"Y-ya,aku milikmu Pangeran."Balas Cinderella (Hendri) yang langsung masuk kedalam pelukan hangat Sang Pangeran (Jihan).

Dan berakhirlah kisah ini dengan bahagia. Akhirnya Pangeran bisa melepas masa jombelonya dengan menikahi Cinderella sebagai istri tercintanya, hidup dan mati untuk selamanya.

PLOK PLOK PLOK

Suara tepuk tangan yang saling bersahutan menggema di seluruh aula. Semua Anak Lab Bahasa langsung memasuki panggung untuk berfoto bersama.

Jihan sudah melepaskan Hendri dan menatapnya tajam. Sedangkan Pemuda bermata sipit itu sudah berdoa agar bisa kembali pulang kerumah dengan selamat.

Andhra anak yang ikut ujian di kelas 9C segera mengatur tempat untuk berfoto bersama. Jihan sebenarnya tak sudi berfoto disamping Hendri seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi.

"Baiklah gue hitung ya...

1...

2...

3..."

"WUAHHH!!"

Jihan langsung mendorong Hendri, membuat pemuda itu terjengkang kedepan dan dengan cepat ia menarik lengan Fiana untuk mendekat kearahnya sambil menunjukkan jari peace nya.

CKRIKKK

Beberapa anak Lab Bahasa melongo menatap Hendri yang sudah terjengkang kedepan dengan tidak elitnya. Fiana menutup mulutnya sambil menatap garang kearah Jihan yang hanya mengendikkan bahu dengan acuh.

"JIHAN!"

avataravatar
Next chapter