1 Pertemuan Pertama

Dorr ...

Tembakan yang tepat, pas mengenai dada kiri Bryan yang tengah bertarung melawan 3 laki-laki yang mengepung dirinya. Seketika saja, laki-laki berusia 28 tahun itu ambruk ke tanah. Dengan pistol di tangan kanannya yang belum ia sempat tarik pelatuknya.

"Kakak ..." ucap histeris seorang gadis yang tengah berdiri di balik pintu.

Ia menyaksikan bagaimana sang laki-laki berpakaian setelan jas hitam yang biadap itu menembak kakaknya dengan tanpa perasaan bersalah sedikit pun.

Teriakan darinya malah membuat Reyvaldo Orlando menoleh pada Stella, gadis cantik dan menawan yang tengah memandang sedih pada jasad kakak laki-lakinya yang sudah bersimbah darah itu.

Stella menoleh pada Rey, derap langkah dari pria itu membuatnya bergidik ngeri. Tatapan setajam pisau menghunus ke dalam matanya. Stella masih bergeming, ia takut, tapi ia tak bisa lagi kabur ataupun menghindar. Saat ini ia hanya pasrah dan menunggu saja apa yang akan di lakukan oleh Rey.

Rey mendekati Stella dengan gaya angkuhnya. Ia mengenali gadis cantik nan manis ini. Lagi pula siapa pun pasti mengenalnya.

Adalah Aristella Miranda nama lengkapnya. Seorang Entertainer yang berprofesi sebagai model. Klan dari keturunan Bouston, namun ia hanyalah anak dari pernikahan William Bouston dengan wanita selingkuhannya.

Sedangkan Bryan yang Rey tembak tadi adalah saudara Stella dari ibu yang berbeda.

"Akhirnya aku dapat melihat wajah dari keturunan Bouston tak berdaya seperti ini. Hahaha ..." Tawa horor dari Rey terdengar menggema di ruangan ini.

"Ucapkan permintaan terakhirmu gadis manis!" Rey berkata bagaikan algojo yang siap mengeksekusi, ia membelai pipi mulus Stella dengan ujung pistol yang tengah ia pegang. Membuat gadis itu mendongakkan wajahnya menatap benci ke arah Rey.

"Jangan memperlambat kematianku, Rey! Aku tak mempunyai permintaan apa pun pada seorang biadap sepertimu!"

Rey tersenyum sarkas. Dalam hatinya, gadis ini sungguh berani dan tak takut padanya. "Bagaimana kalau aku tak ingin membuatmu mati? Bagaimana kalau aku hanya ingin menyiksamu saja, hmmm?"

Wajah Rey menyeringai. Sungguh bagaikan iblis di mata Stella. Ia tak pernah melihat laki-laki setampan ini yang memiliki aura iblis di dalamnya.

Stella tak gentar sedikit pun. Ia menatap tajam kepada Rey seolah tanpa takut sedikit pun.

"Lakukan apa pun yang kau suka! Aku ingin melihat sebatas mana kekejaman manusia iblis sepertimu!"

"Hahaha ..." Tawa Rey pecah memenuhi seluruh ruangan ini. Stella bagaikan memberi lelucon padanya. "Menarik! Kau sungguh menarik ..."

Tawa itu tiba-tiba terhenti. Rey melotot lagi ke arah Stella.

"Bawa dia!" Perintah Rey. "Dan singkirkan mayat Bryan beserta mayat yang lainnya juga!"

Rey melepaskan Stella. Lalu berlalu dari hadapan gadis itu begitu saja. Membuat Stella dapat bernafas lega karena sebelumnya ia menahan nafas sejak tadi sebab berhadapan dengan Rey.

'Dasar laki-laki sialan! Iblis, setan! Lihat saja kau nanti ...' umpat Stella dalam hati begitu ia di giring anak buah Rey untuk masuk ke dalam mobil.

avataravatar
Next chapter