webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Cloud_Rain_0396 · Horror
Not enough ratings
102 Chs

Orang Itu Bernama Awan

Titik balik kehidupan Awan dimulai pada saat orang itu menginjak bangku sekolah SMA. Namun, tidak ada yang benar-benar mengetahui hal itu, bahkan jika itu Sang Pandita, orang yang sangat dekat, orang yang dianggap sebagai kenalan, teman, keluarga dan ayah bagi Awan. Awan berniat meninggalkan Indonesia. Dengan cepat, Awan mendaftar untuk memperoleh beasiswa luar negeri. Tak butuh waktu lama baginya Dia berhasil mendapat beasiswa LBI (Lembaga Beasiswa Indonesia)[1]. Awan diterima kuliah di university of Pennsylvania. Dia tidak terlalu peduli dengan jurusan yang diambil. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah Ia sangat ingin keluar dari jangkauan Pandita itu.

Singkat cerita Awan langsung berangkat ke Amerika. Dia berpikir jika pak tua (Pandita) itu sudah menipunya dalam waktu yang lama, Awan menyimpan dendam kepadanya tapi tidak ditunjukkan padanya.

Sebagai orang tua, Sang Pandita peduli pada Awan. Orang tua itu sering meneleponnya. Setiap panggilan yang Awan terima, Ia jawab dan mengatakan jika semuanya baik-baik saja. Awan menyembunyikan sesuatu. Nilainya baik-baik saja dan bahkan hingga Dia menyelesaikan 3 semester dengan indeks prestasi cumlaude, tapi hal ini berbanding terbalik dengan kondisi mentalnya.

Sejak Awan di Amerika, Ia menjadi perokok aktif. Namun, pria jenius itu sekalipun tidak mau menyentuh narkoba. Narkoba membuat idiot. Awan berpikir narkoba hanya membuatnya menjadi orang bodoh. Awan menghibur dirinya dengan diskotek. Gemerlap lampu disertai musik EDM yang punya ketukan menantang membuat Awan melupakan sejenak masalahnya. Awan menganggap hal ini sebagai 'self reward'nya setelah berjuang untuk mendapat beasiswa. Meski begitu Awan tetap tidak meminum alkohol. Dia hanya ingin bersenang-senang disana.

Hari pertama semester 4nya, desas-desus terdengar rumor terdapat dosen baru dari Indonesia. Ia mengajar di fakultas manajemen. Awan tertarik dengan kabar itu dan mencari orangnya. Tak butuh waktu lama, Awan menemukannya. Waktu itu saat tengah hari yang senggang, di tengah taman kota dekat kampus PENN, seorang wanita sedang duduk di kursi taman sendirian. Awan menghampiri dan menyapanya.

"Excuse me?" Tanya Awan dari belakang.

"Yes?" Kata Wanita itu sambil memalingkan muka.

Mereka saling menatap.

"Are you Miss Nanda from Indonesia?" Tanya Awan sekali lagi.

"Oh, yeah, apa kamu yang namanya Awan? Ah duduk dulu di sini." Jawab Wanita itu.

Awan kaget, karena Dia tahu namanya. "Iya saya Awan. Kenapa ibu bisa tahu?" Kata Wanita itu.

"Gak ada orang Indonesia lain yang akan mengambil skripsi di semester 4? mana mungkin ada anak berumur 17 yang bisa melakukannya, hei kau terkenal tahu."

"Oh itu… ahaha." Kata Awan.

Awan kemudian tertawa.

Menurut Awan, Umur mereka terpaut cukup jauh, tapi wanita itu sepertinya tidak mempermasalahkannya. Tak berlangsung lama. Didasari oleh senasib sepenanggungan karena sama-sama merantau di negeri orang, Mereka kemudian sering berhubungan. Lambat laun Pak Awan merasakan ada gelagat di hatinya, dan pemicunya adalah 'wanita' itu.

Dikarenakan iklim lingkungan yang lebih bebas daripada Indonesia, dan ketertarikan antar keduanya, mereka pun sepakat untuk memesan hotel.

Iya, mereka hanya memesan satu kamar.

Iya, mereka tidur satu ranjang.

Iya, Awan sebelum ke hotel pergi ke toko dulu membeli kontrasepsi.

Namun, ada satu masalah yang sangat mendasar.

Mereka mulai dengan berciuman, merasakan tubuh mereka masing-masing. Lalu saat mereka mulai membuka satu per satu helai pakaian yang dipakai oleh tubuh masing-masing, Awan sangat terkejut. Remaja yang baru beranjak usia dewasa itu sangat kaget ternyata Nanda juga punya 'pusaka' seperti Awan.

Awan meloncat dari ranjang, berdiri dengan telanjang begitu melihat milik Nanda. Awan bingung , dan menanyakan sebenarnya Nanda itu laki-laki atau perempuan. Awan tak menyadarinya karena melihat tubuh ramping dan hanya mempunyai sedikit otot.

Begitu pula dengan Nanda, bahkan lelaki tulen itu heran melihat Awan yang heran karena tubuhnya. Nanda bertanya pada Awan perihal kartu tanda pengenalnya. "Apa kau tidak melihat tanda pengenalku?" Kata Nanda sambil menyodorkan tanda pengenalnya. Memang benar, di sana terlihat bahwa Nanda itu seorang laki-laki.

Tak seperti kebanyakan orang normal lain yang lari terbirit-birit setelah tahu jika lawan 'main'nya adalah perempuan jadi-jadian, Awan duduk di ranjang dan menghadap ke belakang (Nanda hanya melihat punggung Awan). Awan merasa pusing. Dia menggeleng-gelengkan kepala. Ia menyesal tentang apa yang akan Ia perbuat.

Nanda menjelaskan kepada Awan. Ia mulai dari mengapa banyak orang yang menganggapnya sebagai perempuan. Kenapa? Tentu itu karena postur tubuh dan selera berpakaiannya. Bahkan sudah jelas di tanda pengenalnya Nanda adalah pria. Sebutan 'miss' atau yang lain tidak lain karena postur dan selera berpakaiannya, meski ada pula yang menyebutnya begitu karena bermaksud mengejek.

Pak Awan tak bisa menerima dirinya sendiri jika Ia akan menjadikan seorang pria menjadi 'friend with benefit-nya'(2). Kemudian Mereka sepakat untuk tidak melanjutkannya di malam itu.

Hari demi hari berlalu sejak kejadian itu. Banyak yang sudah berubah. Apalah itu alam, hewan, dan suasana hati sema orang, tapi mereka berdua tak sedikit pun berubah. Mereka memutuskan untuk berteman. Namun, ada yang Awan tidak sadari. Hal ini adalah perasaan Nanda padanya. Perempuan jadi-jadian itu suka dengan Awan. Sedikit yang diketahui orang banyak, Nanda adalah seorang sapioseksual dan mempunyai kecenderungan untuk menyukai sesama pria. Awan, masuk ke dalam kategorinya.

Pak Awan berhasil lulus dari pendidikan S1nya dan dia memutuskan untuk lebih lama di Amerika. Dia berencana akan melanjutkan pendidikan S2 di kampus yang sama. Sebenarnya ini bukan semata-mata keinginan pribadi Pak Awan melainkan juga dipengaruhi oleh keinginan Nanda. Nanda menjadi orang yang cukup penting dalam kehidupan Pak Awan semasa di kampus. Selain karena Nanda adalah dosen pengampu mata kuliahnya, juga karena Ia adalah orang Indonesia. Alhasil Virus LGBT Nanda juga menular ke Awan. Akhirnya di tahun pertama Awan S2, Dia melepaskan keperjakaannya bersama Nanda.

Kemudian Awan kembali ke Indonesia setelah tahun ke-2. Tahun yang sama ketika Awan menyelesaikan S2nya. Nanda ikut menyertai Pak Awan. Dari sinilah semuanya berasal. Tentang apa yang disebut dengan ternak, istri yang hanya digunakan sebagai perantara pembuatan bayi, serta mekanisme untuk jual beli anak yang sudah terdata (terdata: seorang bayi yang mempunyai akta kelahiran dan KK)

Nyatanya, Pak Awan diberitahu oleh Nanda sesuatu yang tidak diduganya sama sekali. Nanda ternyata memakai identitas palsu saat menjadi dosen; ia adalah seorang biseksual; dan lainnya. Seperti kata Einstein, bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, Pak Awan, dengan segala kejeniusannya, Dia termakan oleh Nanda dan Dia masuk ke dalam bisnis haram nan keji milik Nanda, Pak Sunandar.

Pak Sunandar juga mengatakan salah satu hal yang dirahasiakannya dari semua orang. itu adalah pekerjaannya sebelum menjadi dosen di PENN, yaitu muncikari. Kepiawaian Pak Sunandar dalam memikat wanita ternyata sampai bisa mengantarkannya menjadi dosen di PENN. Meskipun saat itu Sunandar harus membuang semuanya saat Ia memutuskan untuk menjadi dosen. Itu termasuk dengan membuang jati dirinya. Pak Awan bertanya bagaimana Dia melakukan hal itu. Pak Awan penasaran bagaimana seorang manusia bisa beralih profesi secara tajam. Jawaban Pak Sunandar mengejutkan.

"Kau hanya perlu membagi dirimu. Dan menjadikan tubuhmu milik beberapa orang. Dimana masing-masing orang itu adalah dirimu sendiri." Kata Sunandar.

"Apa maksudmu?" Kata Pak Awan.

Jawaban singkat itu terlontar dari mulut Pak Sunandar, "buat kepribadianmu jadi banyak."

Setelah itu, Pak Awan langsung pergi bersama Pak Sunandar. Bersama, mereka kembali ke tempat Pak Sunandar di sebuah tempat di Kabupaten Bojonegoro di kecamatan Sekar. itu adalah tempat yang masih sepi dan jauh dari kata 'kota'. Disanalah Pak Awan memulai semuanya. Mereka membangun sebuah rumah disana di suatu tempat di Kecamatan Sekar dan berjarak sekitar 1 KM dari tempat muncikari milik Pak Sunandar yang juga ada di kecamatan Sekar.

Pada satu waktu, Sunandar adalah pemilik tempat muncikari. Bisnisnya sempat berkembang dengan pesat. Ditengah karirnya sebagai muncikari, Sunandar memutuskan untuk berinvestasi pada kecerdasannya. Ia ingin mencari pengalaman dan pengetahuan. Sunandar memutuskan untuk menjadi Dosen di Luar negeri dan meninggalkan tempat muncikarinya di sini. Dia mungkin kehilangan mata pencahariannya sebagai muncikari, tapi ia sudah dapat uang yang sangat banyak dari bisnis itu, dan dia juga mendapatkan pengalaman dan relasi yang baru (Pak Awan). Dia juga ingin merambah ke bisnis yang lain.

Berdua mereka mulai memburu wanita dengan bujuk rayunya yang luar biasa. Satu, dua, tiga, sampai tujuh wanita mereka dapat. Wanita-wanita itu akan menjadi mesin produksi bayi. Sejauh yang dipikirkan Pak Awan dan Pak Sunandar, mereka akan 'memberikan' bayi itu ke panti asuhan sekitar. Kemudian panti asuhan bayi itu akan mendaftarkan bayi-bayi itu ke dinas yang berwenang. Kemudian Pak Sunandar akan mencuri bayi itu. Memang cara ini sangat berisiko, karena akan membuat kepolisian curiga, tapi Sunandar punya cara tersendiri.

Selain Pak Awan yang akan membuang bayi itu ke Panti asuhan di seluruh pulau Jawa, Sesaat setelah pihak kepolisian curiga dan mencabut izin panti asuhan, Sunandar akan membuat panti asuhan yang baru. Sunandar sudah mempunyai calon pembeli yang mau membeli bayi darinya. Uang dari hasil penjualan Bayi lebih dari cukup untuk membuat panti asuhan yang baru.

Ada beberapa alasan mengapa mereka memutuskan untuk repot-repot membuat panti asuhan dan kartu keluarga bagi bayi-bayi mereka. Pertama adalah permintaan klien. Orang-orang 'gila' itu akan lebih senang jika bayi yang mereka beli ber'lisensi', harganya akan jauh lebih mahal ketimbang bayi biasa. Alasan yang kedua adalah dengan membuatkan bayi-bayi itu kartu keluarga, bayi-bayi itu akan dapat fasilitas kesehatan dari puskesmas atau rumah sakit terdekat, karena bayi itu sudah jelas siapa pengampunya. Alasan yang ketiga adalah Pak Awan menginginkannya. Dia ingin membuat pihak Kepolisian Republik Indonesia merasa tidak berdaya, karena terus menerus terdapat laporan bayi yang hilang.

Kemudian Pak Sunandar memutuskan untuk pindah ke Kota. Kota yang lumayan jauh dari Pedesaan tempat mereka tinggal saat ini. Kota itu adalah Kota Gresik. Bukan apa-apa. Tapi Sunandar memutuskan untuk pindah dengan alasan untuk menyembunyikan bisnis kotor ini. Untuk menyembunyikannya ia perlu membuka bisnis baru untuk menutupi bisnis penjualan anak ini. Itu adalah toko pakaian. Sunandar juga akan membuka tempat prostitusi disitu.

Hingga saat ini bisnis mereka semakin berkembang. Pak Awan sebagai produsen, dan Nanda (Sunandar) sebagai distributor dan kadang sebagai konsumen akhir. Barang yang mereka jual adalah bayi secara utuh dan secara terpisah. Agaknya, semua jenis usaha itu bergantung pada barang yang tersedia untuk dijual. Barang itu adalah bayi serta organ tubuhnya.

[1] LBI: merupakan lembaga yang mengelola khusus dana Beasiswa di Indonesia. Lembaga ini diputuskan untuk berdiri sendiri melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 387/PMK.01/20XX yang memutuskan jika yang awalnya beasiswa ada di tangan LPDP maka sekarang dana beasiswa menjadi tanggung jawab LBI.

(2) Friends with benefits (FWB) is a common type of relationship. It involves two people spending intimate time together without any form of commitment. In other words, it’s a relationship in which two people agree to have sex without commitment. (naijalovetips)

Cloud_Rain_0396creators' thoughts