webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Cloud_Rain_0396 · Horror
Not enough ratings
102 Chs

Dasar Pintar! Kehilangan Dua, Mendapatkan Satu (Bagian 1)

Di tengah malam yang sunyi, diiringi suara 'sruk-sruk' dari Awan dan para istrinya yang sedang menggali lubang untuk mengubur bubur anggota tubuh mayat Santi dan Mbak Timan, anjing menggonggong. Seperti yang sudah-sudah, Awan selalu memotong-motong tubuh ternak yang mati lalu memblendernya dan kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik dan membuangnya ke belakang rumah, kadang juga dijual untuk ternak babi pada tetangganya. Oleh Pak Awan, plastik-plastik itu dianggap daging sapi yang telah busuk.

Tinggallah mereka bertiga di rumah sepi yang dulu sempat ramai. Awan memutuskan untuk menyegel ruang bawah tanah dengan cara menutup selamanya pintu masuk dengan kayu dan paku. Awan juga menutupinya dengan karpet.

Mereka bertiga di rumah. Dilihat dari dalam maupun luar mereka tampak seperti keluarga yang bahagia. Ya, memang mereka bahagia. Hal baru bagi Mereka harus berpeluh-peluh mencari uang dengan berkebun dan bertani. Mereka lelah. Hal ini pasti lebih melelahkan daripada hanya sekadar mencari uang dengan menjual bayi. Membuat anak dan menjualnya? Seperti melakukan pekerjaan yang menyenangkan bukan? Sudah kodratnya bagi wanita untuk hamil dan melahirkan.

Namun, anehnya semuanya menjadi lebih tenang daripada saat mereka menjual bayi. 'Inner peace', mereka menemukannya saat bekerja keras dengan tanaman-tanaman yang mereka tanam. Hari-hari mereka lewati dengan suka cita. Ratu dan Tari, mereka berdua lebih bahagia dengan keadaan yang sekarang. Mereka berdua juga tidak lupa dengan rekan ternaknya yang telah mati. Mereka sedih dengan kepergian mereka... adalah satu kebohongan. Mereka senang semua ternak yang lain sudah mati. Mereka senang dengan Awan yang kini bisa lebih dan lebih menjadi milik Mereka.

Di pagi buta Awan pergi ke sawah, Ratu Menyiapkan sarapan, dan Tari masih tertidur pulas. Jam 7 pagi, Ratu pergi ke sawah untuk menyusul dan mengantar makanan ke Awan, Sedang Tari baru bangun dan mengerjakan pekerjaan rumah yang lain, Siang hari Tari baru menyusul mereka yang telah berpindah di kebun. Setiap hari kurang lebih begitu kegiatan mereka.

Marie. Kadang Ratu masih mengigau dan terbangun pada waktu malam. Dia masih tidur di kamar yang berbeda dengan Tari dan Awan. Acap kali Ratu menangis jika ingat Marie. Ratu tidak ingin mengingat memori itu lagi. Untuk itu Dia tidak mencoba untuk melupakannya.

Ratu tahu, jika ia berusaha melupakan, maka memori itu akan tetap ada karena ia mengingat untuk melupakan memori tersebut. Maka satu-satunya cara untuk melupakannya adalah dengan tidak berusaha untuk melupakan dan mengisi dengan kegiatan sehari-hari yang sanggup memberi memori yang sama berharganya dengan memori yang ingin dilupakan.

Ingatan manusia itu ada batasnya, ia tidak dapat mengingat semua hal, ia terus menumpuk dan terus menumpuknya hingga memori awal menjadi hilang. Namun, bagi Ratu, Memori Marie masih mengganjal di ingatan bawah sadarnya. Mungkin secara tidak langsung Ratu adalah Ibu bagi Marie. koneksi batin ibu dan anak memang tak bisa lepas begitu saja.

Marie memang tidak pernah menetek (1) pada Ratu, bukan juga merupakan anak kandung Ratu, tapi Ratu merasakan cinta pertama kali saat bertemu dengan Marie. Sedihnya Marie juga menjadi sedihnya saat itu. Meski Ratu hanya merawat anak itu layaknya seorang pembantu ke anak majikannya, tapi Ratu sangat mencintai anak itu seperti pembantu yang tidak pernah membenci anak majikannya, sebagai seorang anak yang pernah dirawatnya sejak dulu.

Pagi hari berkabut menjadi awal waktu bagi Awan untuk mendengar berita dari omongan pendeta yang akan berangkat ke gereja bersama dengan tukang sapu gereja. Awan memang rajin ke gereja. Dia lebih pagi untuk menunjukkan kepada orang yang 'memberinya' sebuah sawah dan kebun bahwa ia orang kristen yang taat.

"Puji tuhan, Dia telah menunjukkan kuasanya. Kepolisian akhirnya bisa menangkap satu lagi penyebab rusaknya dunia, menangkap seorang muncikari." Perkataan Pak Tua Pendeta yang sangat jelas didengar oleh Awan.

Pendeta disana dikenal punya orang dalam, orang dari pemerintahan. Ini juga alasan mengapa Awan sering berangkat ke gereja lebih awal. Ya, itu dilakukannya untuk mendapat informasi. Mereka berdua sedang membicarakan Toko kain milik Sunandar yang berhasil diringkus oleh pihak berwenang.

"Ya, anakku sebenarnya juga bekerja disana, pantas saja Dia uangnya banyak. Aku curiga, apa dengan bekerja di toko kain saja bayarannya sebesar itu? Untung saja sudah ku suruh Dia untuk berhenti, biar pak tua ini yang menyapu disini, mencari uang yang halal." Kata Tukang Sapu yang usianya tidak muda lagi.

"Hahaha uang halal ya pak. Apa iya menyapu gereja adalah pahala bagi muslim seperti bapak?" Tanya Pendeta itu.

Awan masih menguping pembicaraan kedua orang itu. Dia berjalan bersama mereka berdua.

"Halal pak, apa salahnya dengan membersihkan tempat ibadah? daripada ngelonte(2)." Kata tukang sapu tersebut.

Seketika setelah percakapan mereka berdua, persoalan menyapu gereja akan menjadi dosa atau pahala (dalam ajaran Islam) tidak pernah terpikir oleh Awan, tapi Awan kembali ke rumah dengan kepala penuh dengan pikiran. Dia senang Sunandar benar-benar hancur kali ini. Kesenangannya tak bisa Ia sembunyikan, sampai-sampai senyum bahagia Awan tidak dapat Ia sembunyikan.

Namun, kemudian Awan ingat dengan wanita yang akrab dengannya waktu masih aktif berkutat dengan Sunandar, wanita itu adalah Mino. Hati ingin mengambil Mino dari tangan Sunandar. Tak ada hasrat seksual Awan terhadap Mino, tak ada sama sekali. Tapi entah kenapa, menurutnya melihat wanita itu, tidak sama dengan melihat wanita yang lain, ternak yang lain yang pernah Ia temui. Bahkan jika itu Tari dan Ratu.

Sunandar tak jadi pergi ke gereja, dan kembali pulang ke rumah. Tari yang saat itu ada di rumah menanyakan perihal kepulangan suaminya itu. Dia bertanya apakah ada barang yang tertinggal hingga menyebabkan Awan kembali ke rumah. Tapi Awan menggelengkan kepala, dan malah menyuruh Tari untuk memanggil Ratu. Tari bingung, kenapa harus memanggil Ratu. Awan berkata jika Ia ingin berkata sesuatu dengan mereka berdua.

Tari bingung, tapi dia tetap melaksanakan apa yang diinginkan oleh Awan. Tari keluar rumah, untuk menuju ke pasar. Di pasar, Ia bertemu dengan Ratu yang sedang belanja di pasar. Suasana di sekitar Ratu sangat pelik. Ratu sedang menawar harga barang.

"20 ribu aku ambil tiga (ikat) ya pak" Kata Ratu yang sedang menawar bayam.

"Bu, kalau menawar yang ngotak dikit napa(3) bayam harga 15 ribu seikat ibu tawar 20 ribu tiga (ikat)." Kata Penjual.

"Ngotak bagaimana? eh pak, sekarang itu, sudah masuk musim hujan, dimana-mana orang nanam bayam, jadi harganya tidak mungkin segitu." Kata Ratu.

"Bu, anak istri saya juga butuh makan." Kata Penjual.

"jadi gimana pak?" Kata Ratu.

"Belum boleh bu, balik modal saja tidak." Kata Penjual.

"Sudah untung aku mau ambil tiga langsung pak, pak. Sudah, aku tidak jadi beli disini." Ratu (berlagak akan) meninggalkan tempat penjual tersebut.

Baru beberapa langkah Ratu pergi, Ratu dipanggil oleh penjualnya lagi, dan Ratu berhasil memperoleh bayamnya. Ratu baru menyadari disana ada Tari yang melongo melihatnya. Ratu menghampiri Tari dan mereka pun pergi ke rumah. Baru kali ini Tari melihat Ratu berbicara begitu lantang dan berani dengan orang lain.

Mereka memutar gagang pintu dan mulai masuk ke dalam rumah yang gelap. Lampu sengaja dimatikan oleh Awan. Mereka masuk ke dalam dan mulai menyalakan lampu. Hal selanjutnya yang terjadi tak dapat mereka lupakan seumur hidup. Saat lampu hidup, mereka berdua melihat Awan yang duduk diatas sofa dan membaca koran tanpa sehelai pakaian yang melekat di tubuhnya.

(1) Menetek: menyusu; memberi ASI secara langsung -penulis

(2) Ngelonte: menjadi PSK

(3) ngotak dikit: Rasional

(4) dalam ajaran islam, seorang lelaki bisa menikah hingga 4 kali (beristri empat), dasar hukum: Alqur'an (4:3)

Cloud_Rain_0396creators' thoughts